Guru Pembimbing:
Bunda Dahliana, SKM., M.Kes
Kelompok :
1. Rani Amelia
2. ResaJamiatul Gina
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................1
DAFTAR ISI.......................................................................................................2
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................3
A. LatarBelakang..............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan..........................................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
4. Pemberian imunisasi
Dalam pelaksanaan pemberian imunisasi dengan mengunakan vaksin yang
tepat dan aman, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Vaccine Carrier
Letakkan Vaccine Carrier di meja yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung.
b. Sebelum pelaksanaan imunisasi
1) Memeriksa label vaksin dan pelarut
2) Memeriksa tanggal kadaluwarsa
3) Memeriksa VVM
4) Jangan gunakan jika vaksin tanpa label. Kadaluwarsa dan dengan status
VVM telah C atau D
c. Penyuntikan yang aman
Alat suntik yang bisa digunakan untuk menyuntikan vaksin adalah sebagai
berikut:
1) Mengunakan alat suntik Auto-Dissable (AD)
Alat suntik Auto-Dissable (AD) adalah alat suntik yang setelah satu kali
digunakan secara otomatis menjadi rusak dan tidak dapat digunakan
lagi.
2) Mengunakan alat suntik Prefilled Injection Device (PID)
Alat suntik Prefilled Injection Device (PID) adalah jenis alat suntik
yang hanya bisa digunakan sekali pakai dan telah berisi vaksin dosis
tunggal dari pabriknya. Alat suntik ini digunakan terutama untuk
Hepatitis B pada bayi baru lahir.
d. Melarutkan vaksin
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melarutkan vaksin adalah:
1) Pelarut tidak boleh saling bertukar
2) Gunakan pelarut dari pabrik yang sama dengan vaksin
3) Pelarut harus sama suhunya sebelum dicampur dengan vaksin
4) Jangan mencampur vaksin dengan pelarut sebelum sasaran datang
5) Anda harus membuang vaksin dengan yang telah dicampur dengan
pelarut setelah 3 jam untuk vaksin BCG dan setelah 6 jam untuk vaksin
campak
6) Sewaktu pelayanan imunisasi, menyimpan vaksin yang telah dicampur
dengan pelarut ataupun vaksin yang sudah dibuku diletakkan diatas
bantalan busa yang ada di dalam Vaccine Carrier.
Kelompok risiko adalah anak yang mendapat reaksi simang pada imunisasi
terdahulu dan bayi berat lahir rendah. Jadwal imunisasi bayi pada bayi kurang
bulan harus memperhatikan: titer imunititas pasif melalui transmisi maternal lebih
rendah dari pada bayi cukup bulan, apabila berat badan bayi kecil (<1000 gram)
imunisasi ditunda dan diberikan setelah bayi mecapai berat 2000 gram atau
berumur 2 bulan, kecuali untuk imunisasi hepatitis B pada bayi dengan ibu yang
HBs Ag positif.
4. Pemantauan KIPI
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer yang dapat anda lakukan adalah persiapan dan pada
saat melakukan pelaksanaan imunisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:
b. Evaluasi KIPI
Kejadian Ikut Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan kejadian medic yang
diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian ini berupa reaksi vaksin,
kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan atau berhubungan kausal
yang tidak dapat ditentukan. Pada saat dilakukan pemberian imunisasi
dalam jumlah banyak pada kuru waktu tertentu, akan muncul laporan KIPI
yang meningkat. Untuk itu perlu persiapan kegiatan yang sistematik dan
terencana baik harus dilakukan serta peningkatan keterampilan petugas
dilapangan dalam kondisi adanya kasus diduga KIPI terjadi dilapangan,
pertemuan ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan koordinasi dan
peningkatan kinerja petugas dalam rangka penanganan dan pelayanan
terhadap kasus yang di duga karena Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI).
7.
RANGKUMAN
1. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.
DAFTAR PUSTAKA