Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PELAKSANAAN PEMBERIAN IMMUNISASI


DAN KEJADIAN IKUTAN PASCA IMMUNISASI
SERTA PENCATATAN DAN PELAPORAN

Guru Pembimbing:
Bunda Dahliana, SKM., M.Kes

Kelompok :
1. Rani Amelia
2. ResaJamiatul Gina

POLTEKKES KEMENKES RIPALEMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan setitik cahaya


penerang sehingga berbagai permasalahan yang ada dapat diatasi dan rahmatnya
penulis diberi kesehatan dan keselamatan untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul PELAKSANAAN PEMBERIAN IMUNISASI DAN KEJADIAN IKUT
PASCA IMUNISASI SERTA PENCACATAN DAN PELAPORAN dapat
terselesaikan.
Makalah ini tidak terlepas dari keikhlasan dan kesabaran hati dari berbagai
pihak yang telah banyak membantu oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada Dosen pembimbing Askeb Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra
Sekolah yaitu Bunda Dahliana, SKM., M.Kes telah banyak memberikan
bimbingannya.
Penulis menyadari begitu banyak terdapat kesalahan pada penyusunan
makalah ini diluar dari kemampuan penulis, penulis memohon kritik dan saran
guna penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhirnya dengan kerendahan hati
kepada semua pihak untuk memaafkan semua kesalahan penulis semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman.

MuaraEnim, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................1

DAFTAR ISI.......................................................................................................2

BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................3

A. LatarBelakang..............................................................................................3

B. Rumusan Masalah........................................................................................3

C. Tujuan..........................................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................4

1. Pelaksanaan pemberian immunisasi...........................................................4


a. Penyuluhan sebelum dan sesudah immunisasi.....................................4
b. Melakukan skrining dan pengisian register..........................................4
c. Konseling pemberian immunisasi.........................................................5
d. Pemberian immunisasi..........................................................................5
2. Kejadian ikutan pasca immunisasi.............................................................5
a. Pengertian KIPI...................................................................................
b. Penyebab KIPI.....................................................................................
c. Kelompok resiko tinggi KIPI...............................................................
d. Pemantauan KIPI.................................................................................
e. Evaluasi kebijakan KIPI.........................................................................
f. Penanggulangan KIPI...........................................................................
3. Pencatatan dan pelaporan..........................................................................
a. Pencatatan pelaksanaan immunisasi..................................................
b. Pelaporan pelaksanaan immunisasi.......................................................

BAB III. PENUTUP..........................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BAB II
PEMBAHSAN

A. Pelaksanaan pemberian imunisasi

Keberhasilan program imununisasi sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan


imunisasi oleh petugas imunisasi. Dalam hal ini akan memberikan penjelasan
tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan pada saat memberikan pelayanan
imunisasi.

1. Penyuluhan sebelum dan sesudah pelayanan imunisasi


Penyuluhan yang perlu anda berikan adalah tentang manfaat imunisasi,
konseling, keluhan yang mungkin terjadi setelah imunisasi dan cara
penanggulangannya serta jadwal pelayanan imunisasi berikutnya.

2. Melakukan Skrining dan pengisian register


a. Skrining
Setiap petugas yang melaksanakan imunisasi, harus melakukan skrining
mengenai kondisi sasaran, riwayat penyakit, dan kontra indikasi sebelum
pemberian tiap dosis vaksin.
b. Pemeriksaan sasaran
Setiap sasaran yang datang ke tempat pelayanan imunisasi, sebaiknya
diperiksa sebelum diberikan pelayanan imunisasi. Tentukan usia dan status
imunisasi terdahulu sebelum diputuskan vaksin mana yang akan diberikan
dengan langkah sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi usia bayi
2) Mengidentifikasi vaksin-vaksin mmana yang telah diterima oleh bayi
3) Menentukan jenis vaksin yang harus diberikan
4) Kontraindikasi terhadap imunisasi
5) Imunisasi untuk bayi sakit atau mempunyai riwayat kejang demam
sebaiknya di konsultasikan kepada dokter spesialis anak
c. Pengisian Buku Register
Pada setiap kegiatan sangatlah penting melakukan dokumentasi. Dalam
pelayanan imunisasi, instrumen yang digunakan untuk dokumentasi adalah
buku register yang dapat membantu dalam pelaksanaan imunisasi dan
memonitor pelayanan imunisasi yang diberikan kepada sasaran

3. Konseling pemberian imunisasi


Klien mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan imunisasi.
Petugas klinik berkewajiban melakukan konseling sehingga klien dapat
mengambil keputusan secara arif dan benar :
Empat pesan penting yang perlu disampaikan kepada orang tua, yaitu :
1) Manfaat vaksin yang diberikan
2) Tanggal imunisasi dan pentingnya buku KIA disimpan secara aman dan
dibawa saat kunjungan berikutnya
3) Efek samping ringan yang dapat dialami dan cara mengatasinya serta
tidak perlu khawatir
4) Lima imunisasi dasar lengkap untuk melindungi anak sebelum usia 1
tahun

4. Pemberian imunisasi
Dalam pelaksanaan pemberian imunisasi dengan mengunakan vaksin yang
tepat dan aman, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Vaccine Carrier
Letakkan Vaccine Carrier di meja yang tidak terkena sinar matahari secara
langsung.
b. Sebelum pelaksanaan imunisasi
1) Memeriksa label vaksin dan pelarut
2) Memeriksa tanggal kadaluwarsa
3) Memeriksa VVM
4) Jangan gunakan jika vaksin tanpa label. Kadaluwarsa dan dengan status
VVM telah C atau D
c. Penyuntikan yang aman
Alat suntik yang bisa digunakan untuk menyuntikan vaksin adalah sebagai
berikut:
1) Mengunakan alat suntik Auto-Dissable (AD)
Alat suntik Auto-Dissable (AD) adalah alat suntik yang setelah satu kali
digunakan secara otomatis menjadi rusak dan tidak dapat digunakan
lagi.
2) Mengunakan alat suntik Prefilled Injection Device (PID)
Alat suntik Prefilled Injection Device (PID) adalah jenis alat suntik
yang hanya bisa digunakan sekali pakai dan telah berisi vaksin dosis
tunggal dari pabriknya. Alat suntik ini digunakan terutama untuk
Hepatitis B pada bayi baru lahir.
d. Melarutkan vaksin
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melarutkan vaksin adalah:
1) Pelarut tidak boleh saling bertukar
2) Gunakan pelarut dari pabrik yang sama dengan vaksin
3) Pelarut harus sama suhunya sebelum dicampur dengan vaksin
4) Jangan mencampur vaksin dengan pelarut sebelum sasaran datang
5) Anda harus membuang vaksin dengan yang telah dicampur dengan
pelarut setelah 3 jam untuk vaksin BCG dan setelah 6 jam untuk vaksin
campak
6) Sewaktu pelayanan imunisasi, menyimpan vaksin yang telah dicampur
dengan pelarut ataupun vaksin yang sudah dibuku diletakkan diatas
bantalan busa yang ada di dalam Vaccine Carrier.

5. Uji kocok (Shake Test)


Pembekuan merusak potensi vaksin dari DT, TT, Hepatitis B, dan DPT/HB.
Apabila di curigai bahwa vaksin pernah beku, perlu dilakukan uji kocok
(shaketest) untuk menentukan apakah vaksin tersebut layak di pakai atau tidak
6. Cara meningkatkan keamanan suntikkan
Dalam melakukan suntikkan supaya aman perlu di perhatikan hal berikut:
a. Melakukan Bundling yaitu tersedianya suatu kondisi dimana: Vaksin
yang disediakan mutunya terjamin dan pelarutnya sesuai, alat suntik
yang ADS (Auto- Disable Syringe), tersedia kotak pengaman limbah
alat suntik
b. Menyiapkan lokasi suntikkan dengan tepat dan bersih
c. Jangan membiarkan jarum terpasang di bagian paling atas di tutup
botol vaksin
d. Ikuti petunjuk khusus tentang pengunaaan, penyimpanan dan
penanganan vaksin
e. Ikuti prosedur yang aman untuk mencampur vaksin
f. Gunakan alat suntik dan jarum baru untuk setiap anak
g. Posisi anak harus benar, sesuai umur, lokasi penyuntikan. Anatisipasi
jika terjadi gerakan mendadak selama dan setelah penyuntikan.

B. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi


1. Pengertian KIPI
KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan imunisasi baik
berupa reaksi vaksin, reaksi suntikkan, efek farmakologis, kesalahan
prosedur, koinsiden atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan.
2. Penyebab KIPI
Menurut komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan (KpmNas-PP
KIPI (Kemenkes RI,2015) mengelompokkan etiologi KIPI dalam 2
klasifikasi yaitu:
a. Klasifikasi lapangan (untuk petugas di lapangan)
Sesuai dengan manfaat dilapangan maka Komnas PP-KIPI memakai
kriteria World Health Oganization (WHO) Western Pacific (1999) yang
memilah KIPI dalam 5 kelompok berikut:
1) Kesalahan prosedur (program)/ teknik pelaksanaan (programmatic
error)
Kesalahan prosedur meliputi kesalahan prosedur penyimpanan,
pengelolaan dan tata laksana pemberian vaksin. Kesalahan tersebut
dapat terjadi pada berbagai tingkatan prosedur imunisasi, misalnya,
dosis antigen terlalu banyak, lokasi dan cara penyuntikan, sterilisasi
syringre dan jarum suntik, jarum bekas pakai, tindakan aseptik dan
antiseptik, kontaminasi vaksin dan peralatan suntik, penyimpanan
vaksin, pemakaian sisa vaksin, jenis dan jumlah pelarut vaksin, tidak
memperhatikan petunjuk produsen
2) Reaksi Suntikan
Reaksi suntikan langsung, meliputi rasa sakit bengkak, dan
kemerahan pada tempat suntikan. Adapun reaksi tidak langsung,
meliputi rasa takut, pusing, mual, sampai sinkop
3) Induksi Vaksin (Reaksi Vaksin)
Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya secara klinis
biasanya ringan. Namun demikian, dapat juga terjadi gejala klinis
hebat seperti reaksi anafilaksis sistematik dengan resiko kematian.
Untuk lebih jelasnya reaksi vaksin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel reaksi Vaksin

Reaksi Rasa nyeri di tempat suntikan, benngkak, kemerahan di


Lokal tempat suntikan (10%), bengkak pada daerah suntikan DPT
dan tetanus (50%), BSG scar terjadi minimal setelah 2 minggu
kemudian ulcerasi dan sembuh setelah beberapa bulan.
Reaksi Demam (10%), kecuali DPT (hampir 50%) malaise, gejala
Sistematik sistemik. Pada MMR dan campak reaksi sistemik demam atau
ruam konjugtivitis (5-15%) dan lebih ringan dibandingkan
infeksi campak. Pada mumps terjadi pembengkakan kelenjar
parotis, rubella terjadi rasa nyeri sendi (15%) dan
pembengkakan limfe. Pada oral polio bisa terjadi diare (<1%),
pusing dan nyeri otot.
Reaksi Kejang, trombositopeni, anafilaksis Encselofati, dll
vaksin berat
4) Reaksi kebetulan (koinsiden)

Salah satu indikatorfaktor kebetulan ini ditandai dengan


ditemukannya kejadian yang sama pada saat bersamaan pada
kelompok papulasi setempat dengan karakteristik serupa, tetapi
tidak mendapat imunisasi.

5) Penyebab tidak diketahui


Apabila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum dapat
dikelompokkan kedalam salah atu penyebab.

b. klasifikasi kausalitas (untk telaah Komnas KIPI)

Pada tahun 2009, WHO merekomendasikan klasifikasi kausalitas baru


berdasrkan 2 aspek, yaitu waktu timbulnya gejala (onset time) dan
penyebab lain yang dapat menerangkan terjadinya KIPI.

3. Kelompok risiko tinggi KIPI

Kelompok risiko adalah anak yang mendapat reaksi simang pada imunisasi
terdahulu dan bayi berat lahir rendah. Jadwal imunisasi bayi pada bayi kurang
bulan harus memperhatikan: titer imunititas pasif melalui transmisi maternal lebih
rendah dari pada bayi cukup bulan, apabila berat badan bayi kecil (<1000 gram)
imunisasi ditunda dan diberikan setelah bayi mecapai berat 2000 gram atau
berumur 2 bulan, kecuali untuk imunisasi hepatitis B pada bayi dengan ibu yang
HBs Ag positif.

4. Pemantauan KIPI

Pemantauan KIPI merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari penemuan,


pelacakan, Analisi kejadian, tindak lanjut, pelaporan dan evaluasi. Tujuan utama
pemantauan KIPI adalah untuk mendeteksi dini, merespon KIPI dengan cepat dan
tepat, mengurangi dampak negatif Imunisasi terhadap kesehatan individu dan
terhadap imunisasi.
5. Penanggulangan KIPI

Penanggulangan KIPI dibedakan 2 yaitu:

a. Pencegahan primer
Pencegahan primer yang dapat anda lakukan adalah persiapan dan pada
saat melakukan pelaksanaan imunisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel persiapan sebelum pada saat melakukan pelaksanaan imunisasi

1. Tempat Ruangan khusus untuk penanggulangan KIPI,


misalnya ruang UKS atau ruangan lainnya.
2. Alat dan obat Tensimeter, infus set, alat suntik steril.
Adrenalin 1:10.000, deksametason suntik, cairan
infus NaCl 0,9%.
3. Fasilitas Fasilitas kesehtan milik pemerintah dan swasta
Rujukan yang sudah dikordinasikan dalam jejaring fasilitas
kesehtan.
4. Penerima vaksin Perhatikan kontra-indikasi dan hal-hal khusus
(resipien) terhadap imunisasi tertentu.
5. Mengenal gejala Gejala lokal dan sistemis sertareaksi laiinya.
klinik KIPI Makin cepat terjadinya KIPI, makin berat
gejalanya.
6. Prosedur Mencuci tangan sebelumnya dan sesudah
pelayanan penyutikan,membersihkan kulit di daerah suntikan
imunisasi dengan air matang, jika kotor harus menggunakan
lkohol 70%, bacalah label pada botol vaksin,
kocoklah vaksin jika terdapat perubahan warna
atau gumpalan, gantilah dengan vaksin lain,
tempat suntikan yang dianjurkan pada bayi bagian
paha sebelah luar (di antara garis tengah bagian
depan paha dan tepi paha), pada anak di lengan
kanan atas di daerah pertengahan muskulus
deltoideus, observasi pasca imunisasi minimal 30
menit.
7. Pelaksana Tenaga kesehatan yang terlatih dan ditunjuk oleh
kepala puskesmas serta dibekali surat tugas.

b. Evaluasi KIPI
Kejadian Ikut Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan kejadian medic yang
diduga berhubungan dengan imunisasi. Kejadian ini berupa reaksi vaksin,
kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan atau berhubungan kausal
yang tidak dapat ditentukan. Pada saat dilakukan pemberian imunisasi
dalam jumlah banyak pada kuru waktu tertentu, akan muncul laporan KIPI
yang meningkat. Untuk itu perlu persiapan kegiatan yang sistematik dan
terencana baik harus dilakukan serta peningkatan keterampilan petugas
dilapangan dalam kondisi adanya kasus diduga KIPI terjadi dilapangan,
pertemuan ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan koordinasi dan
peningkatan kinerja petugas dalam rangka penanganan dan pelayanan
terhadap kasus yang di duga karena Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
(KIPI).

c. Penanggulangan medis KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)


Penanggulangan kasus KIPI yang ringan dapat diselesaikan di puskesmas
dan jika kasus tergolong berat harus segera dirijuk. Kasus yanng berat
masih dirawat, sembuh dengan gejala sisa perlu evaluasi ketat dan apabila
diprlukan koda PP-KIPI segera dilibatkan.

7.

RANGKUMAN
1. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami
sakit ringan.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai