D1051191032
RESUME MATERI 3: SIPAT DATAR
Sipat datar adalah salah satu metode pengukuran beda tinggi dalam proses
pelaksanaan survei dan perpetaan. Sipat datar merupakan metode yang cukup penting untuk
dipelajari mengingat bahwa pengukuran sipat datar banyak digunakan dalam perencanaan
suatu wilayah dan juga seorang surveyor harus menguasai pengukuran sipat datar. Pengukuran
sipat datar terbagi atas profil memanjang dan profil melintang.
2.4 Patok
Patok berfungsi sebagai sebuah tanda pada titik ukur atau sebagai titik bantu untuk
menempatkan titik waterpass. Patok dapat terbuat dari besi atau kayu. Bisa juga digantikan
penggunaannya dengan paku.
2.5 Waterpass
Waterpass adalah alat yang berfungsi untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau
lebih. Waterpass merupakan alat yang wajib tersedia untuk mengukur suatu objek dan objek
lainnya. Hal ini bertujuan untuk menyelaraskan objek sehingga menjadi sejajar. Jika suatu
objek tidak lurus, hal ini akan sangat berpengaruh pada pengukuran.
Apabila jarak antara dua buah titik yang akan diukur berjauhan (melebihi batas
optimum, yaitu 40-60 m) maka dilakukan pengukuran sipat datar berantai atau disebut juga
differential leveling. Dimana, pengukuran beda tinggi tidak cukup dilakukan satu kali jalan
melainkan dilakukan pengukuran pergi-pulang dengan pelaksanaan dalam satu hari (seksi)
yang dimulai dan diakhiri pada titik yang tetap (sama). Gabungan dari beberapa seksi kemudian
dinamakan trayek.
Pada gambar di atas, titik A dan B adalah titik yang akan dicari beda tingginya. Karena
jarak cukup jauh, maka dibuat beberapa slag. Beda tinggi antara A dan B adalah kumulatif dari
beda tinggi setiap slag, yaitu sebagai berikut.
∆H A1 = b1 – m1 dengan,
∆H 12 = b2 – m2 b : jumlah pembacaan rambu belakang
∆H 23 = b3 – m3 b : jumlah pembacaan rambu muka
b. Profil Melintang
Profil melintang diperlukan untuk mengetahui profil lapangan pada arah tegak lurus
garis rencana atau untuk mengetahui profil lapangan ke arah yang membagi sudut sama besar
Meity Anggraini
D1051191032
antara dua garis rencana yang berpotongan. Apabila profil melintang yang dibuat mempunyai
jarak pendek (± 120 m), maka pengukurannya dapat dilakukan dengan cara tinggi garis bidik.
Apabila panjang, dilakukan seperti profil memanjang. Dalam profil melintang skala jarak sama
dengan skala tinggi.