Anda di halaman 1dari 7

1 PENGARUH PEMBERIAN Indigofera zollingeriana DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT

2 POTONG BOBOT KARKAS DAN BOBOT NON KARKAS ITIK PEKING


3
4 THE EFFECT OF Indigofera Zollingeriana ON SLAUGHTER WEIGHT, CARCASS WEIGHT,
5 AND NON CARCASS WEIGHT OF PEKING DUCK
6
7 Mas Meidi, Rr Riyanti, Rudy Sutrisna, dan Dian Septinova
8
9 Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of Lampung University
10 Soemantri Brojonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145
11 e-mail : masmeidi1@gmail.com
12
13
14
15 ABSTRACT
16
17
18This study aimed to determine the effect of Indigofera zollingerianan on slaughter weight, carcass
19weight, and non carcass weight of peking duck. This study was conducted from February through April
202018 in Integrated Laboratory Department of Animal Husbandry, Faculty of Agriculture, University of
21Lampung. Ducks used in this study was 2 weeks old peking duck totaling 20 birds. This study used a
22completely randomized design (CRD), consisting of 5 treatments and 4 replicationses with flour treatment
23Indigofera zollingeriana R0: 0%; R1: 4%; R2: 8%; R3: 12%; and R4; 16%. Data were analyzed using
24ANOVA with a level of 5%, significantly different results in a further test using the least significant
25difference (LSD). The results showed that slaughter weight, carcass weight, and non carcass weight
26peking duck had no significant (P> 0.05) which means that the provision of Indigofera zollingerianan 4-
2716% in the diet resulted in slaughter weight, carcass weight, and non carcass weight relative same.
28
29Keywords: Iindigofera zollingeriana, pPeking duck, rations, , Sslaughter weight, Ccarcass weights, Nnon
30 carcass weights.
31
32
33 ABSTRAK
34
35
36Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Indigofera zollingerianan dalam ransum
37terhadap bobot potong, bobot karkas, dan bobot non karkas itik peking. Penelitian ini dilakukan pada
38bulan Februari- April 2018 di Laboratorium Terpadu Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
39Lampung. Itik yang digunakan pada penelitian ini adalah itik peking berumur 2 minggu berjumlah 20
40ekor. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas 5 perlakuan dan 4
41ulangan dengan perlakuan tepung Indigofera zollingeriana R0: 0%; R1:4%; R2:8%; R3: 12%; dan R4;
4216%. Data yang diperoleh dianalisis ragam dengan taraf 5%, hasil berbeda nyata diuji lanjut
43menggunakan beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot potong, bobot
44karkas, dan bobot non karkas itik peking berbeda tidak nyata (P>0,05) yang bermakna bahwa pemberian
45Indigofera zollingerianan 4—16% dalam ransum menghasilkan bobot potong, bobot karkas, dan bobot
46non karkas yang relatif sama.
47
48Kata kunci: Indigofera zollingeriana, Itik pPeking, Ransum, Bobot Ppotong, Bobot Kkarkas, Bobot nNon
49 kKarkas.
50
51 PENDAHULUAN 56salah satunya yaitu berasal dari ternak itik
52 57peking. Usaha peternakan itik peking sangat
53 Sejalan dengan meningkatnya 58potensial untuk dikembangkan, itik peking
54kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai gizi 59memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan
55seperti protein yang bersumber dari hewani, 60daging yang lebih enak serta sumber protein
61hewani yang baik dibanding jenis itik yang lain, 119Materi
62dimana masa pemeliharaan sampai tahap panen 120 Itik yang digunakan pada penelitian ini
63itik peking membutuhkan waktu 40 -- 45 hari. 121adalah 20 itik peking berumur 14 hari tanpa
64Salah satu yang memengaruhi produktivitas itik 122memisahkan jenis kelamin jantan dan betina
65peking adalah pakan yang berkualitas. 123dengan bobot rata-rata (313 ± 37 gram) dengan
66 Pakan yang berkualitas berguna untuk 124koefisien keragaman 8,6%. Peralatan yang
67pemenuhan gizinya, sebab pakan dengan 125digunakan dalam penelitian ini adalah kandang
68kandungan zat nutrisi yang seimbang akan 126postal ukuran 50x50 cm, timbangan kapasitas 3
69memberikan hasil yang optimal. Kenyataan 127kg, 5 kg, dan 100 kg, tempat pakan dan minum
70sekarang ini harga pakan komersial di pasaran 12820 buah, termohigrometer, sekop, peralatan
71sangat mahal, sehingga pakan merupakan 129analisis proksimat, ember, gelas ukur, , kompor,
72komponen terbesar dalam usaha peternakan 130panci, nampan, dan pisau serta alat tulis untuk
73unggas. Biaya pakan ini dapat mencapai 60- 131mencatat data.
7470% dari total biaya produksi (Tilman et al., 132
751991) sehingga sangatlah penting untuk dicari 133Rancangan Percobaan
76alternatif lain dalam ketersediaan bahan pakan 134 Penelitian ini adalah metode eksperimental
77untuk ransum. Upaya untuk mengatasi masalah 135dengan menggunakan metode Rancangan Acak
78pakan dengan jalan memanfaatkan potensi 136Lengkap (RAL) terdiri atas 5 perlakuan 4
79bahan pakan lokal yang ada, salah satunya 137ulangan. Masing-masing ulangan terdiri atas
80dengan memanfaatkan Indigofera zollingeriana. 138dua ekor itik.
81 Indigoferazollingeriana adalah jenis 139Adapun perlakuan yang digunakan yaitu
82tanaman leguminosa yang banyak tumbuh di 140R0 : ransum kontrol;
83Indonesia karena sifatnya yang tahan kering, 141R1 : ransum dengan tepung Indigofera
84tahan genangan air, dan tahan terhadap salinitas 142 zollingeriana 4%;
85(Hassen et al., 2007). Indigoferazollingeriana 143R2 : ransum dengan tepung Indigofera
86saat ini di wilayah Lampung terutama di daerah 144 zollingeriana 8%;
87pringsewu mulai diperkenankan dan 145R3 : ransum dengan tepung Indigofera
88dibudidayakan guna sebagai pakan alternatif 146 zollingeriana 12%.
89bagi ternak. 147R4 : ransum dengan tepung Indigofera
90 Indigofera zollingeriana dikenal 148 zollingeriana 16%.
91sebagai bahan pakan sumber protein yang tinggi 149
92(26--31%). Tarigan et al. (2010) menyatakan 150Peubah
93bahwa produksi bahan kering tanaman 151 Peubah pada penelitian ini yaitu :
94Indigofera zollingeriana yang dipotong umur 60 152 1. Bobot Potong setelah itik peking
95hari dengan tinggi 1 m adalah 31,2 ton/ha/tahun. 153 dipuasakan 8 jam dan sudah berumur 7
96Kemudian umur pemotongan 60 hari dihasilkan 154 minggu
97protein kasar yang lebih tinggi dibandingkan 155 2. Bobot karkas setelah dilakukan prosesing
98dengan umur pemotongan 90 hari atau 30 hari. 156 pemotongan tanpa kepala, ceker, dan
99Sampai saat ini pemanfaatan indigofera hanya 157 jeroan.
100sebatas sebagai pakan ternak ruminansia, 158 3. Bobot non karkas bobot bagian kepala,
101sebagian unggas seperti unggas petelur, dan 159 ceker, dan jeroan kosong
102belum banyak digunakan untuk bahan pakan 160
103ternak unggas pedaging. 161
104 Berdasarkan hal di atas maka perlu 162
105dilakukan suatu penelitian tentang pengaruh 163
106penggunaan Indigofera zollingeriana dalam 164
107ransum terhadap bobot potong, bobot karkas, 165
108dan bobot non karkas itik peking. 166
109 MATERI DAN METODE 167 HASIL DAN PEMBAHASAN
110 168
111Waktu dan Tempat 169Pengaruh Pemberian Indigofera
112 Penelitian ini dilakukan pada Februari 170zZollingeriana dDalam Ransum tTerhadap
1132018 sampai dengan April 2018 di 171Bobot Potong
114Laboratorium Terpadu, dan analisis proksimat 172
115dilakukan di Laboratorium Nutrisi, Jurusan 173 Berdasarkan hasil analisis ragam
116Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas 174menunjukkan bahwa pemberian Indigofera
117Lampung. 175zollingeriana dengan persentase kandungan
118 176dalam ransum sebesar 0%, 4%, 8%, 12%, dan
17716% berpengaruh tidak nyata (P>0,05) tehadap 228membedakan warna ransum yang ditimbulkan
178bobot potong itik peking umur 7 minggu. Hal 229oleh penambahan Indigofera zollingeriana
179ini bermakna bahwa pemberian Indgofera 230dalam ransum. Lewis dan Morris (2006)
180zollingeriana dalam ransum R1, R2, R3, dan 231menyatakan bahwa unggas sensitif terhadap
181R4 menghasilkan bobot potong yang sama jika 232panjang gelombang 415, 455, 508, dan 571 nm
182dibandingkan dengan pemberian ransum R0 233(warna kuning—merah).
183komersil. Pemberian Indigofera zollingerina 234 Aroma ransum pada perlakuan
184sampai dengan 16% dalam ransum itik peking 235Penambahan Indigofera zollingeriana (R1, R2,
185umur 2—7 minggu memiliki potensi untuk 236R3, dan R4) lebih harum sementara ransum R0
186meningkatkan bobot potong dengan kandungan 237beraroma ransum biasa karena tidak ada
187protein yang sama yaitu 18%. Hasil penelitian 238penambahan Indigofera zollingeriana di
188terhadap bobot potong itik peking umur 7 239dalamnya. Dalam penelitian ini aroma tidak
189minggu yang diberi pakan ransum berbentuk 240memengaruhi konsumsi ransum hal ini
190mash dengan kandungan Indigofera 241bermakna bahwa konsumsi ransum tidak
191zollingeriana disajikan pada Tabel 5. 242berbeda nyata sehingga bobot potong pun relatif
192 243sama pada setiap perlakuan.
193Tabel 5. Bobot potong itik peking 244 Hasil penelitian ini mengindikasikan
194 245bahwa pemberian Indigofera zollingeriana
Perlakuan 246dalam ransum (R1, R2, R3, dan R4)
Ulangan R0 R1 R2 R3 R4 247memberikan kontribusi yang relatif sama dalam
------------------------- g -------------------------
248peningkatan bobot potong dibandingkan dengan
1 960 825 740 780 1515
2 815 1120 700 1290 1220 249ransum komersil (R0). Hal ini karena
3 - 930 1420 895 1130 250Indigofera zollingeriana memiliki kandungan
4 1115 1090 1240 990 1105 251asam amino esensial dan kandungan vitamin
Rata-rata 963,33 991,25 1025 988,75 1242,5 252yang lengkap untuk kebutuhan pertumbuhan.
±122,49 ±138,70 ±360,13 ±218,41 ±188,25
195 253Seperti yang dinyatakan pada penelitian Palupi
196Keterangan : 254et. al. (2014) tepung Indigofera zollingeriana
197R0 : Ransum kontrol; 255memiliki kandungan viamin A, D, E, dan K
198R1 : Ransum dengan tepung Indigofera 256serta bahan aktif berupa β-karoten yang
199 zollingeriana 4%; 257berpotensi sebagai antioksidan bagi ternak.
200R2 : Ransum dengan tepung Indigofera 258Indigofera sp juga memiliki asam amino yang
201 zollingeriana 8%; 259lengkap.
202R3 : Ransum dengan tepung Indigofera 260 Penelitian ini didapatkan hasil rata-
203 zollingeriana 12%; 261rata bobot potong 963,33 -- 1242,50 gram pada
204R4 : Ransum dengan tepung Indigofera 262umur 7 minggu hasil ini di nilai lebi rendah
205 zollingeriana 16%. 263jika di bandingkan dengan peneltian Scott dan
206 264Dean (1991) yang menunjukkan hasil 3113--
207 Pemberian Indigofera zollingeriana 2653279 gram pada minggu ke 7. Hal ini dapat
208dalam ransum menjadikan warna dan aroma 266terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa
209khas pada ransum. Warna pada ransum menjadi 267faktor yang ada seperti kesehatan, keadaan
210hijau pada perlakuan R1, R2, R3, dan R4, 268lingkungan, manajemen pemeliharaan, dan
211disebabkan adanya pigmen Indigofera 269kandungan pakan. Hal ini didukung oleh
212zollingeriana. Ransum R0 berwarna coklat 270pernyataan Wahju (1997) bahwa pertumbuhan
213karena tidak ada penambahan Indigofera 271ternak dipengaruhi oleh faktor bangsa, jenis
214zollingeriana. Hasil penelitian ini menunjukkan 272kelamin, umur, kualitas ransum, dan
215bahwa warna pada ransum tidak memengaruhi 273lingkungannya.
216konsumsi ransum itik peking. Dampaknya dari 274
217konsumsi yang relatif sama pada R0, R1, R2, 275
218R3, dan R4 menyebabkan bobot potong yang 276Pengaruh Pemberian Indigofera
219relatif sama. Murtidjo (2003) menyatakan 277Zzollingeriana dDalam Ransum tTerhadap
220bobot potong erat kaitannya dengan konsumsi 278Bobot Karkas
221ransum, dengan meningkatnya konsumsi maka 279
222bobot potong didapat semakin meningkat 280 Berdasarkan hasil analisis ragam
223demikian sebaliknya. Selanjutnya Amrullah 281pemberian Indigofera zollingeriana dalam
224(2004) menyatakan bahwa bobot potong 282ransum berpengaruh tidak nyata terhadap bobot
225dipengaruhi oleh jumlah ransum yang 283karkas (P>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
226dikonsumsi dan kualitas dari ransum. Hal ini 284seluruh kandungan nutrisi pada semua
227menunjukkan pula bahwa itik tidak 285perlakuan dialokasikan relatif sama terhadap
286bobot karkas. Rata-rata bobot karkas dari itik 337untuk pembentukan jaringan otot (NRC,1994).
287Peking yang diberikan ransum dengan 338Otot merupakan sumber daging yang utama,
288kandungan Indigofera zollingeriana dapat 339sehingga akan berpengaruh dominan pada
289dilihat pada Tabel 6. 340dada, paha dan sayap yang kemudian
290 341berpengaruh terhadap bobot karkas (Yuwanta,
291Tabel 6. Bobot Kkarkas iItik pPeking 3422004).
292 343 Pemberian protein 18% pada
Perlakuan 344penelitian ini dinilai memiliki potensi yang
Ulangan R0 R1 R2 R3 R4 345sama antara perlakuan satu dengan yang lain.
------------------------- g -------------------------
346Maka jika dilihat dari penelitian ini pemberian
1 516 460 408 447 865
2 476 664 397 746 690 347Indigofera zollingeriana dalam ransum dengan
3 - 502 804 488 647 348protein yang sama menghasilkan bobot potong
4 656 671 748 507 618 349dan bobot karkas yang relatif sama. Ramina
Rata-rata 549,33 574,25 589,25 547 705 350(2001) menyatakan bahwa dengan
±77,17 ±109,06 ±216,89 ±135,00 ±110,69
293 351meningkatkan kandungan protein dalam
294Keterangan : 352ransum secara nyata dapat meningkatkan berat
295R0 : Ransum kontrol; 353karkas
296R1 : Ransum dengan tepung Indigofera 354
297 zollingeriana 4%; 355Pengaruh Pemberian Indigofera
298R2 : Ransum dengan tepung Indigofera 356zZollingeriana dDalam Ransum tTerhadap
299 zollingeriana 8%; 357Bobot Non Karkas
300R3 : Ransum dengan tepung Indigofera 358
301 zollingeriana 12%; 359Hasil analisis ragam pada penambahan tepung
302R4 : Ransum dengan tepung Indigofera 360Indigifera zollingeriana terhadap bobot non
303 zollingeriana 16%. 361karkas itik peking berpengaruh tidak nyata
304 362(P>0,05). Hal ini diduga karena konsumsi
305 Ransum yang baik adalah ransum yang 363ransum itik pada setiap perlakuan yang sama.
306memiliki nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan 364Hasil penelitian terhadap bobot non karkas itik
307ternak. Protein adalah salah satu unsur utama 365peking yang diberi ransum dengan kandungan
308dalam ransum untuk memenuhi kebutuhan 366Indigofera zollingeriana dapat dilihat pada
309pertumbuhan dan produksi bagi ternak. 367Tabel 7.
310Kandungan protein yang tidak sesuai dengan 368
311kebutuhan akan menghambat pertumbuhan, 369Tabel 7. Bobot non karkas itik peking
312dalam penelitian ini ransum dengan campuran 370
313Indigofera zollingeriana menggunakan Perlakuan
314kandungan protein sebesar 18%. Ulangan R0 R1 R2 R3 R4
315 Protein dalam ransum sangat penting -------------------- g --------------------
316untuk bobot karkas karena di dalam protein 1 339 298 269 240 388
2 244 332 255 380 328
317mengandung asam amino yang pentig bagi
3 - 308 394 355 333
318pertumbuhan seperti valin unuk membantu 4 301 301 297 343 314
319dalam pertumbuhan otot dan leusin yang Rata-rata 294,67 309,75 303,75 329,5 340,75
320meningkatkan sintesis hormone pertumbuhan. 371 ±39,04 ±15,41 ±62,64 ±61,62 ±32,51
321Namun pemberian protein dalam ransum tidak 372Keterangan :
322boleh lebih dari kebutuhan ternak karena protein 373R0 : Ransum kontrol;
323hanya akan terbuang lewat menur pada unggas 374R1 : Ransum dengan tepung Indigofera
324dan tidak di gunakan untuk pertumbuhan 375 zollingeriana 4%;
325maupun produksi. 376R2 : Ransum dengan tepung Indigofera
326 Bobot karkas berkaitan dengan bobot 377 zollingeriana 8%;
327potong, semakin tinggi bobot potong maka 378R3 : Ransum dengan tepung Indigofera
328bobot karkasnya tinggi dan semain rendah 379 zollingeriana 12%;
329bobot potong maka bobot karkas juga rendah. 380R4 : Ransum dengan tepung Indigofera
330Bobot karkas dapat dipengauhi oleh nutrisi 381 zollingeriana 16%.
331ransum yang diberikan salah satu nutrisi yang 382
332berperan dalam bobot karkas pada ransum yaitu 383 Armissaputri et al. (2013) berpendapat
333protein. Protein dalam pakan yang dikonsumsi 384bahwa besar dan panjangnya organ saluran
334akan dipecah dan dirombak di bagian 385pencernaan dipengaruhi oleh pakan yang
335proventiculus dan usus menjadi asam amino 386dikonsumsi. Hal lain yang berpengaruh
336(Wahju,1992). Asam amino akan digunakan 387terhadap bobot non karkas adalah aktivitas
388yang terjadi pada organ. Murawska et al. 446digunakan untuk pembentukan tulang dimasa
389(2011) menyatakan bahwa kondisi organ 447awal pertumbuhan unggas pedaging. Pada
390internal seperti gizzard dipengaruhi oleh 448penelitian ini kandungan Ca dan P dapat dilihat
391komposisi dan struktur pakan yang diberikan. 449pada (Tabel 4) dan Standar Nasional Indonesia
392 Ransum yang digunakan pada 450(2006) menentukan untuk itik pedaging
393penelitian ini berbentuk mash dalam hal ini 451kebutuhan Ca 0,90-1,20% dan P 0,40%.
394bentuk dan struktur ransum sama sehingga 452Namun, dapat kita ketahui jika dilihat pada
395kondisi organ intenal pada itik relatif sama. 453(Tabel 7) kandungan Ca dan P pada ransum
396kandungan serat kasar pada penelitian ini 454perlakuan tidak memengaruhi pembentukan
397semakin tinggi pada setiap perlakuan. Namun, 455tulang dan juga tidak berpengaruh terhadap
398dengan kandungan serat kasar pada kisaran 456bobot non karkas itik peking.
3993,22—4,95 tidak memengaruhi bobot non 457
400karkas itik peking antar perlakuan. Tidak ada 458
401perbedaan yang nyata pada bobot non karkas 459 KESIMPULAN DAN SARAN
402karena bobot potong dan bobot karkas antar 460
403perlakuan tidak berbeda nyata. 461Kesimpulan
404 Bobot non karkas terbagi menjadi 3 462 Berdasarkan hasil penelitian dapat
405komponen utama yaitu kepala, ceker, dan 463disimpulkan bahwa:
406jeroan. Pada penelitian ini berdasar hasil rata- 4641. pemberian tepung Indigofera zollingeriana
407rata bobot jeroan dari R4, R3, R2, R1, dan R0, 465 dalam ransum seluruh perlakuan yang
408relatif sama. Hasil penelitian menunjukkan 466 diberikan ke itik peking dari umur 2 -- 7
409bobot jeroan R1, R2, R3, dan R4 lebih tinggi 467 minggu dengan persentase 0%, 4%, 8%,
410dibandingkan dengan R0 diduga karena 468 12%, dan 16% tidak berpengaruh nyata
411kandungan serat kasarnya yang lebih tinggi 469 (P>0,05) terhadap bobot potong, bobot
412dibandingkan R0. Namun, dengan kandungan 470 karkas, dan bobot non karkas.
413serat kasar yang berbeda pada ransum setiap 4712. Penggunaan tepung Indigofera
414perlakuan menunjukkan hasil jeroan tidak 472 Zollingeriana sampai batas 16%
415berpengaruh terhadap bobot non karkas. 473 menghasilkan peningkatan bobot potong,
416 Kandungan serat kasar yang tingi pada 474 1242,50±188,25, bobot karkas
417ransum yang dberikan Indigofera zollingeriana 475 705,00±110,69, dan bobot non karkas itik
418R1, R2, R3, dan R4 mengakibatkan laju digesti 476 peking 340,75±32,51.
419menjadi lambat karena serat kasar yang tinggi 477
420pada ransum. Laju digesti yang lambat 478Saran
421memungkinkan enzim menghidrolisis zat 479 Penulis menyarankan untuk melakukan
422makanan lebih lama sehingga dapat 480peneltian lebih lanjut dengan tepung Indigofera
423meningkatkan kapasitas organ pencernaan 481zolingerianan dengan persentase 16% dan
424tetapi tidak berpengaruh terhadap bobot non 482kandungan protein lebih dari 18%.
425karkas. Strukie (1976) menyatakan bahwa 483
426unggas yang diberi ransum berserat kasar tinggi 484
427cendrung memiliki saluran pencernaan yang 485 DAFTAR PUSTAKA
428panjang dan besar. 486
429 Komponen yang lain dari non karkas 487Amrullah, I.K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.
430seperti kepala dan ceker berkembang sesuai 488 Lembaga Satu Gunung Budi. Bogor.
431dengan genetik itik. Selain gen pakan juga 489Armissaputri, N.K., Ismoyowati dan S.
432berperan dalam pemenuhan mineral dalam 490 Mugiyono. 2013. Perbedaan Bobot dan
433pembentukan tulang seperti Ca dan P. Dalam 491 Persentase Bagian-Bagian Karkas dan
434penelitian ini Ca dan P yang terkandung dalam 492 non Karkas pada Itik Lokal (Anas
435ransum dapat dilihat pada (Tabel 4). Perlakuan 493 plathyrincos) dan Itik Manila (Cairina
436R0 tidak berbeda nyata dengan perlakuan R1, 494 moschata). Jurnal Ilmiah Peternakan. 1
437R2, R3, dan R4 diduga karena kandungan Ca 495 (3) : 1086 -1094
438dan P pada ransum relatif sama. 496Hassen, A., N. F.G. Rethman., Van Niekerk., T.
439 Mineral seperti kalsium dan fosfor 497 J. Tjelele. 2007. Influence of
440pada ransum sangat berperan dalam 498 Season/Year and Species and
441pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan 499 Chemical Composition and in vitro
442Rasyaf (1992) bahwa unsur nutrisi yang penting 500 Digestibility of Five Indigofera
443dalam pertumbuhan seperti pada kaki dan 501 Accessions. Anim. Feed Sci. Technol.
444kepala yaitu mineral dimana didalamnya 502 136: 312—322.
445tekandung unsur kalsium dan fosfor yang
503Lewis,P., T. Morris. 2006. Poultry lighting the
504 theory and practice. Northcot,
505 Hampshire. journa J of Animal
506 Sciences. 144: 377-378.
507Murawska D, Kleczek, Wawro, Michalik. 2011.
508 Age-related changes in the percentage
509 content of edible and non-edible
510 components in broiler chickens. Asiaan-
511 Australasia journa J of Animal Sciences
512 Sci. 2011; 24: 532-539
513Murtidjo, B.A., 1996. Pedoman Meramu Pakan
514 Unggas. Kanisius, Yogyakarta.
515NRC. 1994. Nutrient requirement of poultry.
516 The 9 th ed. National Academic,
517 Washington D.C
518Palupi, R., Abdullah, Astuti, dan Sumiati. 2014.
519 Potensi dan Pemanfaatan Tepung
520 Pucuk Indigofera sp. sebagai Bahan
521 Pakan Substitusi Bungkil Kedelai
522 dalam Ransum Ayam Petelur. JITV
523 19 (3) : 210-219
524Ramina, I.K. 2001. Suplementasi Probiotik
525 dalam Ransum Berprotein Rendah
526 Terhadap Bobot dan Komposisi Fisik
527 Karkas. Karya Ilmiah. Majalah Ilmiah
528 Peternakan. Fakultas Peternakan.
529 Universitas Udayana. Denpasar. (3). 82-
530 86
531Rasyaf, M. 1992. Memelihara Ayam Buras.
532 Kanisius, Yogyakarta.
533Scott, M. L. and W. F. Dean,. 1991. Nutrition
534 and Management of Duck. , M. L. Scott
535 of Ithaca, Ithaca.
536Sturkie RD. 1976. Avian physiology.3rd ed. New
537 York (USA): Springer Verlag
538Tarigan, A, L. Abdullah., S.P. Ginting., I.G.
539 Permana. 2010. Produksi Dan
540 Komposisi Nutrisi Serta Kecernaan In
541 Vitro Indigofera sp Pada Interval dan
542 Tinggi Pemotongan Berbeda. JITV.
543 15;188-195
544Tillman, A. D. 1991. Komposisi Bahan
545 Makanan Ternak Uuntuk Indonesia.
546 Gadjah Mada University Press.
547 Yogyakarta.
548Van Der Muelen, S.J. and G.D. Dikken. 2004.
549 Duck keeping in the tropics. Second
550 edition. Agromisa Foundation.
551 Wageningen. Netherland.
552Wahju, J. 1997. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas.
553 Gadjah Mada University Press,
554 Yogyakarta.
555Yuwanta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas.
556 Kanisius. Yogyakarta
557
558

Anda mungkin juga menyukai