21 Mei 1998
21 Mei 1998
19Shares
/
Facebook
Twitter
Google+
Email
Copy Link
Kepada Nurcholish atau Cak Nur, Soeharto meminta cendekiawan Muslim itu
menjadi ketua. Ditampik, lalu ditawar jadi anggota. Cak Nur tetap tak mau.
“Jika orang yang moderat seperti Cak Nur tak lagi mempercayai saya, maka
sudah saatnya bagi saya untuk mundur,” kata Soeharto kepada para undangan
seperti dikutip Ahmad Gaus AF dalam Api Islam Nurcholish Madjid: Jalan Hidup
Seorang Visioner.
Di tempat lain, Rabu 20 Mei pukul 17.00, Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita
menyampaikan ke Wakil Presiden BJ Habibie, via telepon, bahwa dirinya dan 13
menteri lain tak bersedia duduk di Kabinet Reformasi. Ginandjar Cs saat itu
menjabat di Kabinet Pembangunan VII yang segera habis masa tugasnya.
"Saya sangat terkejut dan meminta agar segera dapat berbicara dengan Pak
Harto. Permintaan tersebut tidak dapat dikabulkan, dan ajudan Presiden
menyatakan akan diusahakan pertemuan empat mata dengan Pak Harto di
Cendana besok pagi sebelum ke Istana Merdeka," tulis Habibie.
Pertemuan itu tak pernah terjadi. Pada 21 Mei pukul 09.00, di Ruang Credential
Istana Merdeka, Soeharto menyatakan mundur.