Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN BENCANA

MITIGASI BENCANA

Di susun oleh :

Aminatu Sa’diah (201714201003)

PRODI PENDIDIKAN NERS

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN SATRIA BHAKTI NGANJUK


TAHUN AKADEMIK 2019/2020
A. Mitigasi Bencana
Mitigasi Bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana).
B. Tujuan Mintigasi Bencana
1. Mengurangi dampak yang ditimbulkan bencana, khususnya bagi penduduk
2. Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi
dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan
aman
C. Peta Konsep Mintigasi Bencana

Bencana

Pertolongan
Peringatan
Bencana

Penilaian Resiko Pembangunan

Mitigasi

D. Pencegahan Mintigasi Bencana


1. Mintigasi Gempa Bumi
a.  Sebelum Gempa
1. Mendirikan bangunan dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di
daerah rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan
hunian di daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi
dan cara-cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan
pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
b. Ketika Gempa
Tindakan Pencegahan jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini
terdapat 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan dimanapun anda berada
1. Di dalam rumah
Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda
harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke
bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda
tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang
menyalakan kompor maka matikan segera untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
2. Di sekolah
Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau
buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak
yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung,
tiang dan pohon.
3. Di luar rumah
Lindungi kepala anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-
kaca dan papanpapan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan
tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
4. Di pusat perbelanjaan
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti
semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
5. Di dalam lift
Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika
anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah
semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan
mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
6. Di kereta api
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan
terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah
mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi
petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
7. Di dalam mobil
Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda
mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan
dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka
keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
8. Di gunung atau pantai
Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah
langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami.
Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah
mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri Pertolongan
Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi
gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan
mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan
pertolongan pertama kepada orang-orang berada di sekitar anda.
10. Dengarkan Informasi
Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya.
Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan
bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh
informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas lainnya.
Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Tindakan Pencegahan Gempa Bumi lainnya adalah:
c. Setelah Gempa
1. Cepat keluar dari bangunan. Gunakan tangga biasa
2. Periksa sekitar Anda. Jika ada yang terluka, lakukan pertolongan pertama.
3. Hindari bangunan yang berpotensi roboh.
d. Tabel koordinasi mitigasi gempa bumi

INSTANSI YANG
LANGKAH
No. BERTANGGUNG RUJUKAN
PENAGANAN
JAWAB
a. Memastikan bangunan Dep. PU, LIPI, Peta Rawan Gunung
harus dibangun dengan Kementrian Ristek, Api, Peta Risiko
konstruksi tahan Pemda Prov, Bencana.
getaran/gempa. Kab/Kota
b. Memastikan perkuatan Dep. PU, Pemda Prov, Rencana Tata Ruang
bangunan dengan Kab/Kota Wilayah.
mengikuti standar kualitas
bangunan
c. Pembangunan fasilitas Telkom, PLN, Bangunan fasilitas
umum dengan standard Pertamina, PAM, yang aman terhadap
kualitas yang tinggi Pemda Prov, letusan Gunung Api.
Kab/Kota
d. Memastikan kekuatan Dep. PU, Pemda Prov, Bangunan penahan
bangunan-bangunan vital Kab/Kota lahar SABO, Bunker.
yang telah ada. Terowongan Air
untuk mengurangi
volume air di kawah.
e. Rencanakan penempatan DDN, Dep. PU, Dep. Peringatan dini dan
pemukiman untuk Sos, Pemda Prov, status aktivitas
mengurangi tingkat Kab/Kota gunung api. Data
kepadatan hunian di kejadian letusan
daerah rawan bencana Gunung Api.
f. Penerapan zonasi daerah Dep.ESDM, Teknologi terapan
rawan bencana dan Kementerian Ristek, yang tepat dan
pengaturan penggunaan BPPT, LIPI, Pemda berhasil guna untuk
lahan Prov, Kab/Kota mencegah,
mengurangi dampak
bencana letusan
Gunung Api.
h. Membangun rumah Dep PU, Dep. Sos, Peta Rawan
dengan konstruksi yang Pemda Prov, Kebakaran
aman terhadap gempa Kab/Kota Pemukiman, Peta
bumi Risiko Bencana.
i. Kewaspadaan terhadap DDN, Dep ESDM, Rencana dan
resiko gempa bumi Kementrian Ristek, bangunan fasilitasi
BPPT, LIPI, Pemda yang aman terhadap
Prov, Kab/Kota Kebakaran
Pemukiman.

j. Sumber api, barangbarang Dep. Hub (Telkom), Rencana dan


berbahaya lainnya harus Departemen ESDM kesiapan fasilitas
ditempatkan pada tempat (PLN, Pertamina), yang aman terhadap
yang aman dan stabil Dep. PU (PAM) LIN, Kebakaran
Pemda Prov, Pemukiman.
Kab/Kota
k. Ikut serta dalam pelatihan Pemda Prov, Standar design /
program upaya Kab/Kota konstruksi tahan api.
penyelamatan dan
kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi
l. Pembentukan kelompok Pemda Prov, NSPM, pencegahan
aksi penyelamatan Kab/Kota kebakaran.
bencana dengan pelatihan
pemadaman kebakaran dan
pertolongan pertama
m. Persiapan alat pemadam Pemda Prov, Terciptanya
kebakaran, peralatan Kab/Kota komunikasi yang
penggatian, dan peralatan baik diantara
perlindungan masyarakat stakeholders untuk
lainnya menunjang
keberhasilan
Koordinasi
Penanganan Bencana
n. Rencana kontingensi/ Pemda Prov,
kedaruratan untuk melatih Kab/Kota
anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi

2. Mintigasi Tsunami

a. Tsunami
Bencana alam tsunami bisa menimbulkan korban lebih banyak dibandingkan
gempa, hal ini karena tsunami terjadi setelah adanya gempa sehingga korban dan
kerugian harga benda dapat berlipat ganda. Berbagai cara yang dapat dilakukan
untuk mengurangi jatuhnya korban akibat bencana tsunami adalah sebagai
berikut:
1. Perlindungan Garis Pantai
Perlindungan garis pantai dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Penetapan peraturan tentang pembangunan wilayah pantai.
b. Membangun tembok- tembok penahan dan pemecah air laut.
c. Melestarikan hutan mangrove, menanamnya di pesisir dengan baik, dan
tidak menebang sembarangan, atau tidak mengubah lahan mangrove
menjadi tambak.
d. Tidak mencemari sungai dengan limbah karena akan merusak laut.
2. Sistem Peringatan Dini
Sistem peringatan
dini perlu dibangun
untuk mendeteksi,
menentukan lokasi,
dan besaran potensi
tsunami yang muncul
sebagai akibat gempa
bumi atau getaran-
getaran lainnya.
Sistem ini selanjutnya
memberikan informasi dan peringatan kepada pihak-pihak yang terkait dan
kemudian kepada penanggung jawab di tingkat lapangan atau masyarakat
yang mungkin terkena bencana. Informasi ini disebarluaskan lewat radio dan
televisi.
a. Struktur Pantai (Coastal Structures)
b. Penatataan Wilayah (City Planning)
c. Sistem yang terpadu (Tsunami Prevention System)
3. Pendidikan dan Pembelajaran
Mempelajari dan memahami tsunami, baik penyebab, tanda-tanda, maupun
sifat tsunami, dapat dilakukan dengan penyuluhan terhadap warga melalui
pertemuan RT, mencari, memperoleh, dan berbagi informasi dari berbagai
sumber, termasuk kisah korban tsunami, buku, media elektronik, dan lain-lain.
4. Kemitraan
Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak dalam dan luar negeri yang dapat
memberikan bantuan jika terjadi bencana tsunami.
5. Pemetaan kawasan rawan dan tempat evakuasi
Memetakan daerah yang paling rawan serta daerah yang layak untuk menjadi
tempat evakuasi dan rute penyelamatan jika terjadi bencana.
6. Penyiapan posko bencana
Posko (pos komando) harus selalu ada dan siap, terutama di daerah yang
rawan bencana tsunami. Tim satgas dan tim kesehatan harus selalu siap di
posko yang telah disediakan. Dalam posko harus disiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam kondisi darurat.
7. Satgas penanganan bencana
Satgas terdiri atas unsur-unsur perangkat desa/ kelurahan, tentara, polisi, dan
relawan dari masyarakat yang berpengalaman dalam menangani bencana.
b. Tabel koordinasi mitigasi tsunami

INSTANSI YANG
LANGKAH
No. BERTANGGUNG RUJUKAN
PENAGANAN
JAWAB
a. Peningkatan kewaspadaan DDN, Departemen Peta Rawan bencana,
dan kesiapsiagaan ESDM, BMG, Peta Risiko Bencana
terhadap bahaya tsunami. Pemda Prov, Tsunami.
Kab/Kota
b. Pendidikan kepada DDN, BMG, Rencana Tata Ruang
masyarakat tentang Kementrian Ristek, Wilayah, Zona aman
karakteristik dan LAPAN, Pemda Tsunami.
pengenalan bahaya Prov, Kab/Kota
tsunami.
c. Pembangunan tsunami DDN, Telkom, PLN, Renacana bangunan
Early Warning System. Pertamina, PAM, fasilitas yang aman
Pemda Prov, terhadap Tsunami.
Kab/Kota
d. Pembangunan tembok Dep. PU, Dep. Hub Bangunan Pemecahan
penahan tsunami pada (Perhubungan Laut), Ombak, penahan
garis pantai yang beresiko. Dep.Kelautan dan gelombang.
Perikanan, Pemda
Prov, Kab/Kota
e. Penanaman mangrove TNI.AL (Dinas Peringatan dini.
serta tanaman lainnya Oceanografi), BMG,
sepanjang garis pantai Pemda Prov,
meredam gaya air tsunami. Kab/Kota
f. Pembangunan Dep. PU, Dep. Sos, Teknologi terapan yang
tempattempat evakuasi Pemda Prov, tepat dan berhasil guna
yang aman di sekitar Kab/Kota untuk mencegah,
daerah pemukiman. mengurangi dampak
Tempat/ bangunan ini bencana Tsunami.
harus cukup tinggi dan
mudah diakses untuk
menghidari ketinggian
tsunami.
g. Peningkatan kewaspadaan DDN, Kementrian Peta Rawan bencana,
dan kesiapsiagaan Ristek, BMG, Peta Risiko Bencana
terhadap bahaya tsunami. LAPAN, Pemda Tsunami.
Prov, Kab/Kota
h. Pembangunan Sistem DDN, BMG, Pemda Kesadaran masyarakat
Peringatan Dini Tsunami, Prov, Kab/Kota akan kemungkinan
khususnya di Indonesia bencana Tsunami dan
cara penanganannya.
i. Pembangunan rumah yang Dept. PU, Dep Sos, Rencana kedaruratan
tahan terhadap bahaya Pemda Prov, dalam menghadapi
tsunami Kab/Kota Tsunami.
j. Mengenali karakteristik BMG, Ristek, BPPT, Terciptanya sistem
dan tanda-tanda bahaya Pemda Prov, informasi dan
tsunami di lokasi Kab/Kota komunikasi yang baik
sekitarnya diantara stakeholders
untuk menunjang
keberhasilan
Koordinasi Penanganan
Bencana.
k. Memahami cara Dept. Kes, BMG, Sarana Kesehatan yang
penyelamatan jika terlihat Pemda Prov, berfungsi adalah
tanda-tanda tsunami. Kab/Kota Yankes.
l. Meningkatkan DDN, BMG, Terciptanya sistem
kewaspadaan dan LAPAN, Ristek, informasi dan
kesiapsiagaan dalam Pemda Prov, komunikasi yang baik
menghadapi tsunami. Kab/Kota diantara stakeholders
untuk menunjang
keberhasilan
Koordinasi Penanganan
Bencana.
m. Memberikan laporan BMG, Ristek, Terciptanya sistem
sesegera mungkin jika LAPAN, Pemda informasi dan
mengetahui tanda-tanda Prov, Kab/Kota komunikasi yang baik
akan terjadinya tsunami diantara stakeholders
kepada petugas yang untuk menunjang
berwenang : Kepala Desa, keberhasilan
Polisi, Stasiun radio, Koordinasi Penanganan
SATLAK PB dan lain-lain Bencana.
n. Melengkapi diri dengan Pemda Prov,
alat komunikasi Kab/Kota

Sumber :

https://www.kemhan.go.id/badiklat/wp-content/uploads/2017/12/HANJAR-PENCEGAHAN-DAN-
MITIGASIREVISIutk-PDF.pdf

https://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603

https://www.gitews.org/tsunami-
kit/en/E6/further_resources/national_level/peraturan_menteri/Permendagri%2033-
2006_Lampiran.pdf

Anda mungkin juga menyukai