MITIGASI BENCANA
Di susun oleh :
Bencana
Pertolongan
Peringatan
Bencana
Mitigasi
INSTANSI YANG
LANGKAH
No. BERTANGGUNG RUJUKAN
PENAGANAN
JAWAB
a. Memastikan bangunan Dep. PU, LIPI, Peta Rawan Gunung
harus dibangun dengan Kementrian Ristek, Api, Peta Risiko
konstruksi tahan Pemda Prov, Bencana.
getaran/gempa. Kab/Kota
b. Memastikan perkuatan Dep. PU, Pemda Prov, Rencana Tata Ruang
bangunan dengan Kab/Kota Wilayah.
mengikuti standar kualitas
bangunan
c. Pembangunan fasilitas Telkom, PLN, Bangunan fasilitas
umum dengan standard Pertamina, PAM, yang aman terhadap
kualitas yang tinggi Pemda Prov, letusan Gunung Api.
Kab/Kota
d. Memastikan kekuatan Dep. PU, Pemda Prov, Bangunan penahan
bangunan-bangunan vital Kab/Kota lahar SABO, Bunker.
yang telah ada. Terowongan Air
untuk mengurangi
volume air di kawah.
e. Rencanakan penempatan DDN, Dep. PU, Dep. Peringatan dini dan
pemukiman untuk Sos, Pemda Prov, status aktivitas
mengurangi tingkat Kab/Kota gunung api. Data
kepadatan hunian di kejadian letusan
daerah rawan bencana Gunung Api.
f. Penerapan zonasi daerah Dep.ESDM, Teknologi terapan
rawan bencana dan Kementerian Ristek, yang tepat dan
pengaturan penggunaan BPPT, LIPI, Pemda berhasil guna untuk
lahan Prov, Kab/Kota mencegah,
mengurangi dampak
bencana letusan
Gunung Api.
h. Membangun rumah Dep PU, Dep. Sos, Peta Rawan
dengan konstruksi yang Pemda Prov, Kebakaran
aman terhadap gempa Kab/Kota Pemukiman, Peta
bumi Risiko Bencana.
i. Kewaspadaan terhadap DDN, Dep ESDM, Rencana dan
resiko gempa bumi Kementrian Ristek, bangunan fasilitasi
BPPT, LIPI, Pemda yang aman terhadap
Prov, Kab/Kota Kebakaran
Pemukiman.
2. Mintigasi Tsunami
a. Tsunami
Bencana alam tsunami bisa menimbulkan korban lebih banyak dibandingkan
gempa, hal ini karena tsunami terjadi setelah adanya gempa sehingga korban dan
kerugian harga benda dapat berlipat ganda. Berbagai cara yang dapat dilakukan
untuk mengurangi jatuhnya korban akibat bencana tsunami adalah sebagai
berikut:
1. Perlindungan Garis Pantai
Perlindungan garis pantai dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Penetapan peraturan tentang pembangunan wilayah pantai.
b. Membangun tembok- tembok penahan dan pemecah air laut.
c. Melestarikan hutan mangrove, menanamnya di pesisir dengan baik, dan
tidak menebang sembarangan, atau tidak mengubah lahan mangrove
menjadi tambak.
d. Tidak mencemari sungai dengan limbah karena akan merusak laut.
2. Sistem Peringatan Dini
Sistem peringatan
dini perlu dibangun
untuk mendeteksi,
menentukan lokasi,
dan besaran potensi
tsunami yang muncul
sebagai akibat gempa
bumi atau getaran-
getaran lainnya.
Sistem ini selanjutnya
memberikan informasi dan peringatan kepada pihak-pihak yang terkait dan
kemudian kepada penanggung jawab di tingkat lapangan atau masyarakat
yang mungkin terkena bencana. Informasi ini disebarluaskan lewat radio dan
televisi.
a. Struktur Pantai (Coastal Structures)
b. Penatataan Wilayah (City Planning)
c. Sistem yang terpadu (Tsunami Prevention System)
3. Pendidikan dan Pembelajaran
Mempelajari dan memahami tsunami, baik penyebab, tanda-tanda, maupun
sifat tsunami, dapat dilakukan dengan penyuluhan terhadap warga melalui
pertemuan RT, mencari, memperoleh, dan berbagi informasi dari berbagai
sumber, termasuk kisah korban tsunami, buku, media elektronik, dan lain-lain.
4. Kemitraan
Menjalin kemitraan dengan pihak-pihak dalam dan luar negeri yang dapat
memberikan bantuan jika terjadi bencana tsunami.
5. Pemetaan kawasan rawan dan tempat evakuasi
Memetakan daerah yang paling rawan serta daerah yang layak untuk menjadi
tempat evakuasi dan rute penyelamatan jika terjadi bencana.
6. Penyiapan posko bencana
Posko (pos komando) harus selalu ada dan siap, terutama di daerah yang
rawan bencana tsunami. Tim satgas dan tim kesehatan harus selalu siap di
posko yang telah disediakan. Dalam posko harus disiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam kondisi darurat.
7. Satgas penanganan bencana
Satgas terdiri atas unsur-unsur perangkat desa/ kelurahan, tentara, polisi, dan
relawan dari masyarakat yang berpengalaman dalam menangani bencana.
b. Tabel koordinasi mitigasi tsunami
INSTANSI YANG
LANGKAH
No. BERTANGGUNG RUJUKAN
PENAGANAN
JAWAB
a. Peningkatan kewaspadaan DDN, Departemen Peta Rawan bencana,
dan kesiapsiagaan ESDM, BMG, Peta Risiko Bencana
terhadap bahaya tsunami. Pemda Prov, Tsunami.
Kab/Kota
b. Pendidikan kepada DDN, BMG, Rencana Tata Ruang
masyarakat tentang Kementrian Ristek, Wilayah, Zona aman
karakteristik dan LAPAN, Pemda Tsunami.
pengenalan bahaya Prov, Kab/Kota
tsunami.
c. Pembangunan tsunami DDN, Telkom, PLN, Renacana bangunan
Early Warning System. Pertamina, PAM, fasilitas yang aman
Pemda Prov, terhadap Tsunami.
Kab/Kota
d. Pembangunan tembok Dep. PU, Dep. Hub Bangunan Pemecahan
penahan tsunami pada (Perhubungan Laut), Ombak, penahan
garis pantai yang beresiko. Dep.Kelautan dan gelombang.
Perikanan, Pemda
Prov, Kab/Kota
e. Penanaman mangrove TNI.AL (Dinas Peringatan dini.
serta tanaman lainnya Oceanografi), BMG,
sepanjang garis pantai Pemda Prov,
meredam gaya air tsunami. Kab/Kota
f. Pembangunan Dep. PU, Dep. Sos, Teknologi terapan yang
tempattempat evakuasi Pemda Prov, tepat dan berhasil guna
yang aman di sekitar Kab/Kota untuk mencegah,
daerah pemukiman. mengurangi dampak
Tempat/ bangunan ini bencana Tsunami.
harus cukup tinggi dan
mudah diakses untuk
menghidari ketinggian
tsunami.
g. Peningkatan kewaspadaan DDN, Kementrian Peta Rawan bencana,
dan kesiapsiagaan Ristek, BMG, Peta Risiko Bencana
terhadap bahaya tsunami. LAPAN, Pemda Tsunami.
Prov, Kab/Kota
h. Pembangunan Sistem DDN, BMG, Pemda Kesadaran masyarakat
Peringatan Dini Tsunami, Prov, Kab/Kota akan kemungkinan
khususnya di Indonesia bencana Tsunami dan
cara penanganannya.
i. Pembangunan rumah yang Dept. PU, Dep Sos, Rencana kedaruratan
tahan terhadap bahaya Pemda Prov, dalam menghadapi
tsunami Kab/Kota Tsunami.
j. Mengenali karakteristik BMG, Ristek, BPPT, Terciptanya sistem
dan tanda-tanda bahaya Pemda Prov, informasi dan
tsunami di lokasi Kab/Kota komunikasi yang baik
sekitarnya diantara stakeholders
untuk menunjang
keberhasilan
Koordinasi Penanganan
Bencana.
k. Memahami cara Dept. Kes, BMG, Sarana Kesehatan yang
penyelamatan jika terlihat Pemda Prov, berfungsi adalah
tanda-tanda tsunami. Kab/Kota Yankes.
l. Meningkatkan DDN, BMG, Terciptanya sistem
kewaspadaan dan LAPAN, Ristek, informasi dan
kesiapsiagaan dalam Pemda Prov, komunikasi yang baik
menghadapi tsunami. Kab/Kota diantara stakeholders
untuk menunjang
keberhasilan
Koordinasi Penanganan
Bencana.
m. Memberikan laporan BMG, Ristek, Terciptanya sistem
sesegera mungkin jika LAPAN, Pemda informasi dan
mengetahui tanda-tanda Prov, Kab/Kota komunikasi yang baik
akan terjadinya tsunami diantara stakeholders
kepada petugas yang untuk menunjang
berwenang : Kepala Desa, keberhasilan
Polisi, Stasiun radio, Koordinasi Penanganan
SATLAK PB dan lain-lain Bencana.
n. Melengkapi diri dengan Pemda Prov,
alat komunikasi Kab/Kota
Sumber :
https://www.kemhan.go.id/badiklat/wp-content/uploads/2017/12/HANJAR-PENCEGAHAN-DAN-
MITIGASIREVISIutk-PDF.pdf
https://bpbd.karanganyarkab.go.id/?p=603
https://www.gitews.org/tsunami-
kit/en/E6/further_resources/national_level/peraturan_menteri/Permendagri%2033-
2006_Lampiran.pdf