Anda di halaman 1dari 7

Fransisca Ervin

F0218042

BAB 19

Manajemen Keuangan Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang terlibat dalam produksi dan penjualan
barang-barang dan jasa-jasa lebih di lebih dari satu negara. Biasanya perusahaan
multinasional lebih banyak melakukan investasi langsung di luar negeri (direct foreign
investment). Ciri khusus manajemen keuangan untuk perusahaan multinasional adalah
menyangkut lebih dari satu mata uang

A. Motivasi Perusahaan Melakukan Go Internasional.


Perusahaan multinasional awalnya adalah perusahaan domestik, dengan tingkat
pertumbuhannya yang semakin tinggi, peluang pasar yang dihadapi semakin besar,
maka perusahaan akan melakukan ekspansi ke negara lain atau go internasional.
Adapun motivasi perusahaan go international meliputi: (1) Memperluas pasar ; (2)
Penggunaan bahan baku dari negara asing ; (3) Penggunaan teknologi asing ; (4)
Peningkatan efisiensi produksi ; (5) Menghindari hambatan politik dan peraturan
pemerintah ; (6) Fluktuisasi foreign exchange market ; dan (7) Diversifikasi
international
B. Perbedaan Manajemen Keuangan Multinasional dengan Manajemen Keuangan
Domestik
Perbedaan manajemen keuangan multinasional dengan manajemen keuangan
domestik terletak pada skup bisnis yang dilaksanakan. Perbedaan tersebut menjadi inti
munculnya kondisi-kondisi yang tidak terdapat pada manajemen keuangan domestic
seperti:
1. Perbedaan denominasi mata uang. Aliran kas dari anak perusahaan di berbagai
Negara terdiri atas mata uang yang berbeda. Dengan demikian analisis nilai tukar
dan pengaruh perubahan nilai mata uang harus diperhatikan
2. Ramifikasi legal dan ekonomi, setiap negara dimana perusahan beroperasi
mempunyai institusi ekonomi dan politik yang berbeda, dan perbedaan ini
menimbulkan masalah yang serius bagi holding company.
3. Perbedaan bahasa, kemampuan berbahasa yang baik memungkinkan untuk
melakukan penetrasi pasar dengan mudah
Fransisca Ervin
F0218042

4. Perbedaan budaya, perusahaan multinasional harus mempertimbangkan faktor


budaya terutama dalam penentuan tujuan, ketenaga kerjaan, dan kemampuannya
untuk memperoleh profit yang wajar.
5.     Peranan pemerintah, memilki peran dalam menciptakan aturan dasar dan partisipasi
yang minim. Kondisi seperti ini mudah dijumpai di beberapa negara maju, tetapi
dibanyak negara berkembang peran pemerintah begitu besar dalam transaksi
international.
6.     Risiko politik, adalah kumungkinan bahwa perusahaan multinasional diambil alih
oleh negara dimana perusahaan itu berada.
C. Exchange rate
Exchange rate (nilai tukar), menunjukkan banyaknya unit mata uang yang dapat dibeli
atau ditukar dengan satu satuan mata uang lain. Nilai tukar bisa dikoutasikan menjadi
2(dua) yaitu: (1) Koutasi langsung (direct question) menunjukkan banyaknya dolar
Amerika yang diperlukan untuk membeli satu unit mata uang asing dan (2) Koutasi
tidak langsung (indirect question) menunjukkan banyaknya mata uang asing yang
dapat dibeli dengan satu dollar Amerika.
D. Perdagangan Foreign Exchange
Perdagangan foreign exchange pada nilai tukar mata uang selain memiliki kuotasi
langsung dan tidak langsung, dalam perdagangannya memiliki harga (rate) yaitu spot
rate dan forward rate. Dimana spot rate menunjukkan besarnya nilai tukar dengan
penyerahan segera atau on the spot dan forward rate menunjukan besarnya nilai tukar
yang disepakati sekarang dimana transaksinya akan dilakukan pada tanggal tertentu.
Jika seseorang dapat memperoleh mata uang asing lebih banyak untuk setiap dollar di
forward market daripada di spot market, maka forward currency menjadi lebih kecil
nilainya disbanding dengan spot currency, dan forward currency dikatakan dijual
dengan discount. Sebaliknya jika setiap dollar dapat membeli lebih sedikit mata uang
asing di forward daripada spot market, maka forward currency dikatakan dijual
dengan premium.
E. Pasar Modal Internasional
Akibat globalisasi pasar modal dunia maka aliran dana dari satu Negara ke Negara
lain menjadi semakin mudah. Berbagai kesempatan investasi di luar negeri pun
semakin bertambah seperti dalam Eurodollar. Eurodollar adalah dollar yang di
depositokan di luar Amerika Serikat; meskipun disebut Eurodollar karena berasal dari
Eropa. Bank yang menerima deposito dolar di luar Amerika misalnya cabang Citibank
Fransisca Ervin
F0218042

di Indonesia, Paris atau Tokyo. Perbedaan antara Eurodollar deposits dengan deposito
dolar di Amerika Serikat adalah hanya masalah geografis saja. Akhir-akhir ini tidak
hanya dolar Amerika saja yang disimpan di luar negara asalnya, tetapi juga mata uang
lain seperti mata uang negara-negara Eropa. Mata uang tersebut disebut dengan
Eurocurrencies.
Tingkat bunga Eurodollar biasanya ditentukan atas bunga standar yang dikenal
dengan LIBOR (London Inter Bank Offered Rate). Eurodollar market merupakan
short-term market, karena hamper semua pinjaman maupun deposito akan jatuh
tempo dalam waktu kurang dari satu tahun.
Salah satu alasan melakukan investasi di berbagai sekuritas asing adalah untuk
memperoleh diversifikasi global. Garis pasar modal akan bergeser ke atas karena
adanya opportunity investment yang lebih baik. Kesempatan investasi ini menjadi
semakin besar karena adanya pasar modal global.
F. Penganggaran Modal Perusahaan Multinasional
Penganggaran modal perusahaan multinasional pada dasarnya sama dengan
perusahaan domestic. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penganggaran
modal perusahaan multinasional adalah:
1. Estimasi aliran kas, perusahaan multinasional memiliki anak perusahaan atau
subsidiary di berbagai negara. Masing-masing subsdiary memiliki memililki
pembukuuan yang terpisah dengan induknya uang di denominasi dengan mata
uang negara dimana negara subsidiariesnya berada.
2. Konversi nilai mata uang induk perusahaan. Aliran kas yang dibawa pulang ke
induknya harus dikonversikan dalam mata uang induk perusahaan.
3. Pajak ganda. Beberapa negara melarang adanya aliran kas besar-besaran ke
negara lain.
4. Penentuan discount rate yang tepat akan lebih sulit bagi perusahaan
multinasional. Penentuan cost of capital untuk investasi di negara lain
mungkin berbeda dengan cost of capital di dalam negeri,karena risiko
investasi yang dihadapi lebih tinggi. Resiko tersebut disebabkan paling tidak
ada 2 (dua) factor yaitu : (1) Exchanged Rate Risk dan (2) Political atau
Country Risk.
G. Manajemen Modal Kerja Perusahan Multinasional
Manajemen modal kerja perusahan multinasional perusahaan multinasional pada
prinsipnya sama dengan perusahan domestik, secara umum memilki tujuan:
Fransisca Ervin
F0218042

1. Mempercepat pengumpulan piutang dan memperlambat pembayaran


kewajiban jangka pendek, sehingga diperoleh net float yang maksimum.
2. Mengalokasikan dana secara optimal dari bagian yang kurang membutuhkan
ke bagian yang membutuhkan.
3. Memperoleh profit yang maksimum untuk investasi kelebihan dana jangka
pendek.
Permasalahan manajemen modal kerja perusahaan multinasional meliputi: (1)
manajemen kas yang dihadapi berkaitan dengan adanya perturan dari negara
perusahaan subsidiraiesnya tentang batasan dana yang dapat di transfer ke perusahan
induk dan batasan dana yang dipergunakan untuk membeli bahan baku atauperalatan
ke negara dimana perusahaan induk berada. (2) Manajemen piutang dimana adanya
risiko nilai tukar terutama berkaitan dengan melemahnya nilai tukar mata uang yang
mendenominasi penjualan kredit yang telah dilakukan. (3) manajemen persediaan
berkaitan tentang lokasi secara geografis berbeda
Manajemen persediaan perusahaan multinasional menghadapi permasalahan
menyangkut tentang lokasi secara geografis berbeda. Misalnya : perusahaan
pengeboran minyak dari Inggris mempunyai subsidiary di Indonesia. Tempat
penyimpanan minyak yang merupakan persediaan perusahaan tersebut tentunya
mempertimbangkan ke pasar terdekat, strategi ini diharapkan dapat meminimumkan
biaya persediaan.
Fransisca Ervin
F0218042

Reading 6

Perspektif Politik Organisasi tentang

Persaingan Intra-firm di Perusahaan Multinasional

A. Perspektif IB tentang Persaingan Intra-firm (dan Coopetition)


Persaingan antar perusahaan adalah masalah yang semakin penting dalam perusahaan
multinasional. Ini sebagian disebabkan oleh kuatnya merger dan akuisisi sebagai
mode pertumbuhan perusahaan multinasional (Wortmann 2008), yang mengarah pada
kelebihan kapasitas dan tumpang tindih yang cukup besar dalam produk, pasar dan
teknologi dalam perusahaan multinasional.
1. Objek Persaingan Intra-firm
Persaingan antar perusahaan adalah tentang persaingan anak perusahaan untuk
sumber daya kantor pusat, posisi sistem, mandat dan pelanggan. Aspek
pertama mengacu pada persaingan untuk sumber daya kantor pusat, yang
meliputi modal, teknologi, peralatan, sumber daya manusia khusus, pelatihan,
pengetahuan, informasi, dll. Aspek kedua mengacu pada kompetisi di antara
anak perusahaan untuk meningkatkan atau mempertahankan posisi sistem
mereka. Aspek atau pandangan ketiga tentang persaingan intra-perusahaan
berkisar pada konsep mandat atau charter anak perusahaan.
2. Faktor-faktor Penentu Persaingan Dalam Perusahaan
a. Kondisi Lingkungan. Variabel lingkungan ditekankan, misalnya, oleh
Birkinshaw dan Lingblad (2005). Mereka menyarankan bahwa
persaingan intra-perusahaan kuat di industri dewasa atau homogen,
sementara itu dianggap lemah dalam industri baru lahir atau heterogen
di mana variasi dan tumpang tindih diperlukan untuk tetap kompetitif.
b. Kondisi Organisasi. Pengaruh organisasi pada kompetisi intra-
perusahaan diasumsikan ada pada tingkat MNC keseluruhan, tingkat
anak perusahaan serta pada tingkat hubungan kantor pusat-anak
perusahaan.
c. Kondisi terkait objek. Mengikuti lagi Cerrato (2006), persaingan intra-
perusahaan lebih mungkin muncul ketika charter didasarkan pada
sumber daya terikat non-lokasi dan diasumsikan lebih kecil
Fransisca Ervin
F0218042

kemungkinannya jika pengetahuan yang dipertaruhkan bersifat diam-


diam dan spesifik konteks.
3. Kompetisi dan Kerjasama Intra-firm
Persaingan antar perusahaan tidak mengesampingkan kerja sama antar
perusahaan. Bahkan, telah diperdebatkan bahwa persaingan dan kerja sama
mungkin sering hidup berdampingan dan harus ditempatkan pada dua dimensi
yang berbeda daripada dianggap perilaku yang berlawanan pada kontinum
yang sama. Luo (2005) telah menangkap ini sebagai 'coopetition' dalam
konteks IB dan mendefinisikannya sebagai "pola pikir, proses atau fenomena
menggabungkan kerjasama dan persaingan". Ini melibatkan "bekerja sama
untuk membuat kue bisnis yang lebih besar, sambil bersaing untuk
membaginya".
4. Aktor dan Aktor Rasional dalam Kompetisi Intra-firm dan Coopetition
Perilaku dan dasar pemikiran kantor pusat dalam kompetisi intra-perusahaan
misalnya dibahas dalam studi empiris oleh Birkinshaw dan Ridderstråle
(1999). Secara keseluruhan, kantor pusat dianggap sebagai aktor kunci yang
dapat membentuk dinamika persaingan dan koopetisi intra-perusahaan dengan
menempatkan struktur, proses, dan sistem yang berbeda. Literatur IB tentang
peran dan perilaku anak perusahaan dalam kompetisi intra-perusahaan bahkan
lebih langka daripada di kantor pusat. Seperti disebutkan sebelumnya, anak
perusahaan dapat merangsang kompetisi intrafirm dengan mengembangkan
mandat yang ada atau mengambil inisiatif untuk mandat baru.
B. Menuju Kerangka Analitik untuk Perspektif Politik tentang Persaingan Intra-firm
Menggambar pada Herbert Simon, Friedberg (1992) berpendapat, bahwa para aktor
'terikat rasionalitas' berdiri di jalan untuk datang ke semua rasionalitas yang
mencakup semua dalam organisasi. Sebaliknya, organisasi mengembangkan logika
perilaku lokal yang mencerminkan situasi dan pengetahuan lokal mereka. Kekuatan
dari pendekatan politik organisasi adalah bahwa ia mencapai keseimbangan antara
determinisme struktural dan kesukarelaan perilaku aktor. Untuk aktor dipandang
sebagai aktor otonom bahkan di bawah kondisi kendala struktural organisasi.
Kontribusi mani Weber, mendefinisikan kekuasaan sebagai "probabilitas bahwa satu
aktor dalam hubungan sosial akan berada dalam posisi untuk melaksanakan
kehendaknya meskipun ada perlawanan, terlepas dari dasar di mana probabilitas ini
berada". Mengikuti Weber (1947) dan Crozier dan Friedberg (1977), kami juga
Fransisca Ervin
F0218042

melihat kekuasaan dibentuk oleh hubungan yang memungkinkan pertukaran sumber


daya. Namun, sementara kami juga menolak gagasan kekuasaan sebagai properti,
kami mengakui bahwa sumber daya yang dipertukarkan mungkin berbeda jenis dan
bahwa ketersediaan sumber daya dan kemampuan untuk terlibat dalam hubungan
pertukaran sumber daya dalam organisasi bukanlah suatu kebetulan melainkan posisi.
tergantung dan terstruktur oleh konteks internal dan eksternal organisasi seperti yang
telah disarankan oleh tubuh besar literatur tentang kekuatan intra-organisasi dan juga
teori pertukaran sosial.
C. Menerjemahkan Kerangka Kerja ke Konteks Kompetisi Intra-firm
1. Aktor yang Relevan dan Aktor Kunci dalam Persaingan Intra-firm
Kami berpendapat bahwa para pelaku yang relevan pada prinsipnya adalah
semua yang dapat terlibat dalam hubungan pertukaran sumber daya untuk
mempengaruhi proses persaingan antar perusahaan demi kepentingan mereka.
Menggambar di Hill dan Jones (1992), Mitchell et al. (1997, hal. 871) melihat
manajer sebagai aktor kunci karena mereka adalah simpul pusat “di mana
manajer memiliki tanggung jawab untuk merekonsiliasi kepentingan yang
berbeda dengan membuat keputusan strategis dan mengalokasikan sumber
daya strategis dengan cara yang paling konsisten dengan klaim dari kelompok
pemangku kepentingan lainnya. ”
2. Strategi Mobilisasi Sumber Daya Manajer Anak Perusahaan dan Lokasi
Struktural
Sementara hubungan pertukaran sumber daya merupakan sarana atau
kemampuan aktor untuk bertindak, orientasi strategis aktor dipandang sebagai
tujuan yang digunakan sarana. Kami menyebutnya mode penyelarasan karena
orientasi strategis tertentu mungkin saja muncul dari kemampuan untuk
terlibat dalam hubungan pertukaran sumber daya karena jenis hubungan
pertukaran sumber daya yang dimobilisasi dapat diinformasikan oleh orientasi
strategis. Kami menyarankan di sini bahwa meskipun manajer anak
perusahaan harus dilihat sebagai aktor kunci, mereka tidak mengikuti strategi
mobilisasi sumber daya yang homogen dalam persaingan antar perusahaan. Ini
karena hubungan pertukaran sumber daya dan orientasi strategis mereka vis-à-
vis anak perusahaan mereka mungkin berbeda berdasarkan letak struktural
mereka dalam hal jalur karir, posisi dan aspirasi mereka.

Anda mungkin juga menyukai