Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PANCASILA

SOAL

1. Jelaskan 7 tipologi korupsi menurut Hussein alatas dan contohnya ?


2. Analisa kasus korupsi yang ada di sekitar kalian (yang sudah ada putusan
pengadilan/belum)?

JAWABAN

 1. KORUPSI TRANSAKTIF. Korupsi yang menunjukan adanya kesepakatan timbal


balik, antara pihak yang memberi dan pihak yang menerima, demi keuntungan bersama.
Kedua pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut.
Contohnya: Suap dari calo TKI liar, Menyuap lembaga pengawas seperti BPKP dan
Bawasda, dll.

2. KORUPSI EKSTROAKTIF. Korupsi yang mertakan bentuk-bentuk koersi(tekanan)


tertentu dimana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegahkerugian yang
mengancam diri, kepentingan,orang-orangnya, atau hal-hal yang di hargai.
Contohnya: Meminta uang komisi/pelicin pada saat pengurusan KTP, Surat Raskin, dll. 

3. KORUPSI INVESTIF. Korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jasa


tanpa adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Keuntungan
diharapkan akan diperoleh dimasa yang akan datang.
Contohnya: Mengunakan dana kas desa atau proyek untuk men”service” pejabat yang
meninjau, dll.

4. KORUPSI NEPOTISTIK. Korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada


teman atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan
publik. Dengan kata lain, perlakuan pengutamaan dalam segala bentuk yang bertentangan
dengan norma atau peraturan yang berlaku.
Contohnya: Menentukan kerabat dekat harus mendapatkan bantuan walaupun
sebenarnya tidak layak untuk menerima bantuan, dll.

5. KORUPSI AUTOGENIK. Korupsi yang dilakukan individu karena mempunyai


kesempatan untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas
sesuatu yang hanya diketahu sendiri.
Contohnya: Mark up harga barng dan jasa, Kualitas pekrjaan dibawah standar bestek,
Discount yang tidak dilaporkan, Penggunaan biaya yang melebihi ketentuan, Pungutan
tambahan, misalnya pada proyek raskin, dll.
6. KORUPSI SUPORTIF. Korupsi yang mengacu pada penciptaan suasana yang
kondusif untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak korupsi.
Contohnya: Kades mengetahui ada korupsi tapi tidak melaporkan, dsb.

7. KORUPSI DEFENSIF. Suatu tindak korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangka


mempertahankan diri dari pemerasan.
Contohnya: Memperlancar pengambilalihan tanah milik rakyat karena takut dengan
atasan, dll.
PENDAHULUAN

Begitu banyaknya kasus pelanggaran atau kecurangan seperti korupsi terjadi di


Indonesia.Bukan hanya melibatkan pegawai biasa, bahkan saat ini pelaku korupsi merupakan
orang – orang yang memiliki jabatan tinggi atau kekuasaan tertentu bahkan dibagian departemen
milik pemerintah.Suatu bentuk tanggung jawab yang diberikan oleh masyarakat kepada
seseorang pemegang jabatan baik pada instansi milik negara maupun swasta hendaknya
dikerjakan dengan baik dan penuh amanah, bukan dijadikan sebagai sebuah kesempatan untuk
mencari keuntungan bagi pihak yang tidak bertanggung jawab.Korupsi juga menjadi pintu masuk
berkembang suburnya terorisme dan kekerasan oleh sebab itu kesenjangan sosial dan ketidak
adilan masih berlanjut berlangsung sementara sebagian kecil masyarakat dapat hidup lebih baik,
lebih sejahtera, mewah ditengah kemiskinan dan keterbatasan masyarakat pada
umumnya. Munculnya aksi-aksi teror disebabkan oleh menganganya kesenjangan dan ketidak
adilan dalam masyarakat.
Hal yang sering disadari oleh pelaku-pelaku korupsi, tindak pidana korupsi merupakan
kejahatan kompleks dan berimplikasi sosial kepada orang lain karena menyangkut orang lain
untuk memperoleh kesejahteraan yang sama. Bahkan korupsi bisa disebut sebagai dosa sosial
dimana sebuah dosa atau kejahatan yang dilakukan dan berdampak bagi banyak orang, nilai
kedosaan jauh lebih besar ketimbang dosa yang bersifatnya personal.
Gugatan perdata yang ada dalam Undang-undang pemberatasan tindak pidana korupsi
memberikan beban pembuktian adanya unsur kerugian negara kepada jaksa pengacara
negara.Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.Menghilangkan korupsi bukanlah hal yang
gampang, karena itu telah berurat berakar dan menjalar kemana-mana di negri kita ini.Secara
cultural dan structural, memberantas korupsi adalah mensosialisasikan nilai baru bahwa korupsi
merupakan sebuah tindakan yang berisiko tinggi dan bernilai rendah. Secara
structural,memberantas korupsi berarti memberantas KKN dengan memberdayakan komisi
pemeriksaan kekayaan pejabat dan latar belakang kehidupannya.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Analisa kasus suap Wali Kota Batu oleh Eddy Rumpoko?
2. Bagaimana Analisa Kasus Suap Tersebut?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui kasus dari suap Wali Kota Batu


2. Untuk mengetahui analisa kasus suap

PENGERTIAN KORUPSI
Banyak para ahli yang mencoba merumuskan korupsi, yang jka dilihat dari struktrur
bahasa dan cara penyampaiannya yang berbeda, tetapi pada hakekatnya mempunyai makna yang
sama. Kartono (1983) memberi batasan korupsi sebagi tingkah laku individu yang menggunakan
wewenang dan jabatan guna mengeduk keuntungan pribadi, merugikan kepentingan umum dan
negara.Jadi korupsi merupakan gejala salah pakai dan salah urus dari kekuasaan, demi
keuntungan pribadi, salah urus terhadap sumber-sumber kekayaan negara dengan menggunakan
wewenang dan kekuatankekuatan formal (misalnya denagan alasan hukum dan kekuatan senjata)
untuk memperkaya diri sendiri.
Korupsi terjadi disebabkan adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki
oleh pejabat atau pegawai demi kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau
keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa seorang
pejabat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari seseorang yang
bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang menguntungkan kepentingan si
pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan hadiahdalam bentuk balas jasa juga
termasuk dalam korupsi.Selanjutnya, Wertheim menambahkan bahwa balas jasa dari pihak
ketiga yang diterima atau diminta oleh seorang pejabat untuk diteruskan kepada keluarganya atau
partainya/ kelompoknya atau orang-orang yang mempunyai hubungan pribadi dengannya, juga
dapat dianggap sebagai korupsi.Dalam keadaan yang demikian, jelas bahwa ciri yang paling
menonjol di dalam korupsi adalah tingkah laku pejabat yang melanggar azas pemisahan antara
kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat, pemisaham keuangan pribadi dengan
masyarakat.
PEMBAHASAN

 Kronologi Kasus

 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan, suap untuk Wali Kota Batu Eddy
Rumpoko terungkap dari laporan masyarakat yang menyebut akan terjadinya transaksi korupsi.

KPK kemudian menindaklanjuti laporan itu dengan melakukan pengecekan, sehingga


akhirnya dapat melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Eddy dan sejumlah pihak, di
Kota Batu, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (16/9/2017). Wakil Ketua KPK Laode M Syarif
mengatakan, kasus ini berawal pada Sabtu pukul 12.30 WIB. Saat itu, pengusaha Filipus Djap
bertemu dengan Kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan Pemkot Batu, Edi Setyawan.

Keduanya bertemu di parkiran restoran di hotel milik Filipus, di daerah Batu, Malang,
Jawa Timur. “Saat itu diduga terjadi penyerahan uang sejumlah Rp 100 juta dari FHL kepada
EDS (Kepala Bagian Unit Layanan Pengadaan Pemkot Batu Edi Setyawan),” kata Syarif, dalam
jumpa pers di gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Minggu (17/9/2017).

Selang 30 menit kemudian, Filipus bergerak menuju rumah dinas wali kota Batu untuk
menyerahkan suap Rp 200 juta dalam bentuk pecahan Rp 50.000. Uang suap ini diduga bagian
dari total nilai suap Rp 500 juta untuk Eddy. Uang suap tersebut dibungkus kertas koran dalam
tas kertas (paper bag).

Tim KPK kemudian mengamankan Eddy Rumpoko dan Filipus, serta supir Eddy
berinisial Y. “Tim KPK kemudian mengamankan keduanya bersama Y, supir wali kota beserta
uang Rp 200 juta,” ujar Syarif. Sekitar Rp 300 juta dari total nilai suap, sudah diterima Eddy
dalam bentuk potongan untuk pembayaran pelunasan mobil Toyota Alphard milik Wali Kota.

Ketiganya kemudian dibawa tim KPK ke Polda Jawa Timur untuk pemeriksaan awal.
Setelah itu pada pukul 16.00 WIB, tim KPK lainnya yang mengikuti Edi Setyawan
mengamankan yang bersangkutan di sebuah jalan di daerah Batu. “Dari tangan EDS diamankan
uang Rp 100 juta yang dibungkus kertas koran dalam paper bag,” ujar Syarif.

KPK sempat mengamankan pula Kepala BKAD Kota Batu berinisial ZE di rumahnya.
Namun, pada Minggu pukul 01.00 WIB, KPK hanya membaya Eddy, Edi, dan Filipus ke kantor
KPK di Jakarta, untuk pemeriksaan lebih lanjut.MSopir Wali Kota berinisial Y dan Kepala
BKAD Kota Batu ZE tidak ikut dibawa ke kantor KPK di Jakarta.

Menurut Syarif, setelah dilakukan pemeriksaan 1×24 jam dan dilanjutkan dengan gelar
perkara, KPK menemukan bukti permulaan yang cukup, untuk menetapkan tiga orang tersebut
sebagai tersangka.

Eddy Rumpoko dan Edi Setyawan menjadi tersangka terkait suap pengadaan barang dan
jasa di Pemerintah Kota Batu, yakni pada proyek belanja modal dan mesin pengadaan meubelair
di Pemkot Batu tahun 2017, dengan nilai proyek Rp 5,26 miliar.

Sementara Filipus menjadi tersangka karena selaku pihak pemberi suap kepada keduanya.
Proyek ini dimenangkan PT Dailbana Prima dan Filipus merupakan direktur di perusahaan
tersebut. Untuk kepentingan penyidikan, tim KPK telah menyegel sejumlah ruangan yakni ruang
kerja Wali Kota Batu, ruang ULP, ruang Kepala BKAD Kota Batu dan ruang lainnya di Pemkot
Batu, serta beberapa ruangan di kantor milik Filipus.

 Akhir Kasus

Dalam kasus ini, Eddy dan Edi sebagai pihak yang diduga penerima suap, disangkakan
melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Sementara Filipus sebagai pihak yang diduga pemberi suap, disangkakan melanggar
Pasal 5 ayat (1) huruf a atau Pasal 5 Ayat (1) huruf b atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 ju 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

 Analisa Kasus penyuapan Eddy Rumpoko

Berdasarkan data yang disebutkan diatas penulis dapat menganalisa kasus suap yang
dilakukan “Walikota Batu”. Menurut penulis, Eddy selaku Walikota Batu (Kepala Bagian Unit
Layanan Pengadaan Pemkot Batu Edi Setyawan) yang menerima suap  telah menyalahgunakan
kekuasaannya dengan semena-mena, menggunakan wewenang agar mendapatkan apa yang
diinginkan sehingga bertentangan dengan tugas dan tanggung jawabnya.

 Faktor Penyebab Korupsi Berdasarkan Kasus


Gone Theory faktor penyebab terjadinya tindak pidana korupsi secara umum:
1. Greeds (Keserakahan), dari kasus “Dahlan Iskan”, juga bisa saja karna faktor
keserakahan yang ada dalam dirinya, sehingga ia melakukan tindak korupsi tersebut.
2. Opportunities (Kesempatan), dengan jabatannya yang tinggi ini, ia menggunakan
wewenang dan kekuasaannya untuk mendapatkan keuntungan, dan itu merupakan suatu
yang bisa menjadi kesempatan atau peluang bagi siapa saja untuk melakukan tindak pidana
korupsi.
3. Needs (Kebutuhan), demi memenuhi kebutuhannya sehingga ia melakukan tindak korupsi
tersebut karena keadaan dan kesempatan yang ada.
4. Exposures (Pengungkapan)

 Jenis dan Tipe-tipe Korupsi dari Kasus Diatas

Dari penjelasan kasus-kasus diatas dapat jenis dan tipe nya:

1. Againts The Rule Corruption, Artinya korupsi yang dilakukan adalah sepenuhnyan


dengan hukum, misalnya penyuapan, penyalahgunaan jabatan untuk memperkaya diri
sendiri atau orang lain atau korporasi.[6]
2. Mercenary corruption, yakni jenis tindak pidana korupsi yang dimaksud untuk
memperoleh keuntungan pribadi melalui penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan.

KESIMPULAN
Dari banyak kasus korupsi yang terjadi didunia ini khususnya di Indonesia, maka dapat
disimpulkan bahwa tindak korupsi itu adalah bagaimana orang-orang tersebut memiliki
kesadaran, dan sejauh mana mereka mengatasi dan bekerja sesuai dengan tugasnya. Yang tidak
akan merugikan masyarakat luas diluar sana yang masih membutuhkan kinerja para pejabat
tinggi yang jujur, dan dengan ikhlas mengerjakan tugasnya tanpa mengharap keuntungan lain
selain gaji atau bayaran nya yang sesuai dengan jabatan dan kinerjanya. Dari permasalahan
tersebut dapat disimpulkan penyebabnya yaitu masalah yang kompleks yang ada pada
masyarakat dengan kurangnya pengetahuan pancasila oleh sebagian masyarakat Indonesia pada
umumnya.
Jika ditinjau dari sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab.Pancasila sesungguhnya
merupakan sumber nilai anti korupsi.Korupsi itu terjadi karena ada pertemuan dan
kesempatan.Akan tetapi, karena nilai-nilai kearifan semakin ditinggalkan, yang ada nilai-nilai
kapitalitas, sehingga seseorang terdorong untuk bertindak korupsi.Saatnya pancasila kembali
direvitalisasi sebagai dasar filsafat negara.Sebagai dasar yang prima, maka nilai-nilai pancasila
dan norma-norma agama merupakan dasar untuk seluruh masyarakat Indonesia untuk berbuat
baik.

SARAN
Korupsi merupakan tindakan yang sangat meresahkan dan bahkan dapat merugikan orang
banyak, dimana para pelaku menggunakan wewenang dan kekuasaan yang seharusnya mereka
laksanakan dengan bijak dn penuh pertimbangan, walaupun melihat kesempatan yang selalu ada,
cobalah untuk tetap bersikap jujur, dan tingkatkan kinerja juga senantiasa selalu bertakwa
kepadaNya, agar dijauhkan dari tindak pidana korupsi tersebut, serta dimudahkan segala
urusannya.
Upaya pemberantasan korupsi tetap harus menjadi wajib sebab korupsi merupakan akar
dari segala masalah yang menyebabkan nama baik negeri ini terus terpuruk di dunia
Internasional. Dan sudah saatnya kita sebagai warga kembali pada nilai-nilai luhur pancasila dan
tidak sebatas istilah saja.Untuk itu pancasila harus menjadi ruh para penegak hukum dalam
upaya penegakan korupsi.
Masyarakat juga dapat ikut berperan serta membantu pencegahan dan pemberantasan
tindak pidana korupsi. Peran masyarakat tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk :
1. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak
pidana korupsi.
2. Hak untukl memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh, dan memberikan
informasi adanya dugaan telah terjadi tindakan pidana korupsi kepada penegak hukum
yang menangan perkara tindak pidana korupsi.

Anda mungkin juga menyukai