Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

NAMA ANGGOTA

DENITA RIZKA FITRIANA (110118263)

LUTFIYAH QURROTUL AINI (110118264)

NADA AZZAHRA (110118265)

NINING PUIRNAMA SARI (110118269)

PUTU DIAH DAMITA SARI (110118270)

TIARA NINDYA KIRANA (110118273)

KADEK ARIANDA AYU MAHAYANI (110118274)

TAHUN AJARAN

2018/2019
DAFTAR ISI

Halaman Judul
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
BAB I LANDASAN TEORI
1. 1 Pengukuran Denyut Nadi..................................................................................3
1.2 Pengukuran Tekanan Darah................................................................................3
1.2.1 Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi...................................................4
1.2.2 Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi.............................................5
1.3 Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan Darah.............................................5
1.4 Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap Tekanan Darah..........................................6
BAB II HASIL PRAKTIKUM
2.1 Data Pemeriksaan Denyut Nadi, Tekanan Darah Palsasi dan Auskultasi.........7
2.2 Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah........7
2.3 Data Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap denyut Nadi dan Tekanan Darah......9
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pemeriksaan Denyut Nadi, Tekanan Darah Palsasi dan Auskultasi...................11
3.2 Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.................11
3.2.1 Berbaring Terlentang.........................................................................................11
3.2.2 Duduk..................................................................................................................12
3.2.3 Berdiri..................................................................................................................12
3.3 Data Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap denyut Nadi dan Tekanan Darah......13
3.3.1 Pra Latihan.........................................................................................................13
3.3.2 Pasca Aktivitas Fisik..........................................................................................13
BAB III KESIMPULAN
Daftar pustaka...................................................................................................................17

2
BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Pengukuran Denyut Nadi


Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah di pompa
keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri melintas.
Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam pembuluh
darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan sepanjang arteri.
Denyut arteri merambat 6 sampai 9 m per detik, sekitar 15 kali lebih cepat dari darah.

Perabaan nadi dapat memberikan gambaran tentang aktivitas pompa jantung maupun
keadaan pembuluh itu sendiri. Kadang-kadang nadi lebih jelas jika diraba pada pembuluh
yang lebih besar, misalnya arteri karotis

1. Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletak dekat permukaan
kulit dan dibanyakin dengan sesuatu yang keras. Arteri yang biasa teraba adalah arteri
radial pada pergelangan tangan
2. Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri.
3. Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung, pembuluh darah,
dan sirkulasi

1.2 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah dapat selalu dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg) karena
manometer air raksa telah dipakai sebagai rujukan standar untuk pengukuran tekanan sejak
diciptakan pada tahun 1846 oleh Poiseuille. Sebenarnya, tekanan darah berarti daya yang di
hasilkan oleh darah terhadap setiap luas dinding pembuluh. Bila seseorang mengatakan
bahwa daya yang dihasilkan cukup utnuk mendorong air raksa melawan gravitasi sampai
setinggi 50mm. bila tekanan adalah 100 mmHg kolom air raksa akan di dorong setinggi 100
mm.

Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang
tertutup, yaitu pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Aksi pemompaan
jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah

3
mengalir melalui system pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradient
tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan.

a) Tekanan ventrikular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai
serendah 0 mmHg saat diastole
b) Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 80
mmHg saat diastole. Tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam arteri karena
adanya efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah
100 mmHg.

Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan
diastolik 80 mmHg biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik
sistolik maupun diastolik biasanya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa
muda. Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan
menggunakan sfigmomamometer

Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk menghentikan aliran darah arteri
braklal, sebunh manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb pemompa manset
untuk menghentikan aliran darah arterl brakial, dan sebunh katup untuk mengeluarkan udara
dari manset.

Sebuah stetoskop dípakai untuk mengetahui awal dan akhir bunyi Korotkoff, yaitu
bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh yang tertutup. Bunyi dan pembacaan
angka pada kolom raksa secara bersamaan merupakan cara untuk menentukan tekanan
sistolik dan diastolik

1.2.1 Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi

Setiap kali jantung berdenyut terdapat gelombang darah baru mengisi arteri. bila tidak
ada distensibilitas sistem arteri, semua darah tersebut akan segera mengalir melalui
pembuluh darah perifer hanya selama periode sistol dan tidak akan ada darah mengalir
selama diastol. Pada orang dewasa sehat, tekanan pada puncak setiap pulsasi disebut tekanan
sistolik sekitar 120 mmHg. Pada titik terendah setiap pulsasi disebut tekanan diastolik sekitar
80 mmHg. Perbedaan nilai antara keedua tekanan ini sekitar 40 mmHg disebut tekanan nadi.
Dua faktor utama yang mempengaruhi tekanan nadi antara lain curah isi sekuncup jantung
dan komplians ( distensibilitas total ) percabangan arteri

4
Pada umumnya makin besar curah isi sekuncup, makin besar pula jumlah darah yang
harus ditampung pada percabangan arteri pada setiap denyut jantung dan oleh karena itu,
makin besar peningkatan dan penurunan tekanan tekanan selama sistol dan diastole
menyebabkan semakin besarnya tekanan nadi, maupun sebaliknya..

1.2.2 Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi

Penggunaan alat perekam tekanan yang mengharuskan jarum masuk ke dalam arteri
untuk pengukuran rutin tekanan darah arteri pada pasien manusia tidak pantas dilakukan ,
walaupun cara tersebut kadang kadang diperlukan pada studi khusus. Sebagai gantinya, para
klinisi menentukan tekanan sistolik dan diastolik secara tidak langsung, biasanya
menggunakan cara auskultasi.

. Sebuah stretoskop diletakan di atas arteri ibagian lipat siku (antekubit) dan di
sekeliling lengan atas dipasang sebuah manset tekanan darah yang digembungkan. Selama
manset menekan lengan dengan tekanan yang terlalu kecil untuk menyumbat arteri brakialis,
tidak akan terdengar bunyi arteri tersebut melalui stetoskop. Namun bila tekanan tersebut
cukup besar untuk menyumbat arteri selama sebagian siklus tekanan arteri, bunyi akan
terdengar pada setiap pulsasi. Bunyi ini disebut bunyi
Korotkoff . bunyi korotkoff disebabkan oleh semburan darah
melewati pembuluh dengan hambatan parsial serta oleh
getaran dinding pembukuh. Semburan darah ini menimbulkan
aliran turbulen di dalam pembuluh di luar daerah manset, dan
keadaan ini menimbulkan getaran yang terdengar melalui
stetoskop.

Cara ini digunakan untuk menentukan tekanan arteri


sistolik dan diastolik, tetapi tidak seluruhnnya akurat namun
hanya berbeda 10% dari nilai yang diperoleh dengan
pengukuran kateterisasi langsung dari dalam arteri.

1.3 Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Tekanan Darah

Faktor gravitasi dapat berpengaruh untuk tekanan di arteri perifer dan kapiler, selain
pengaruhnya pada vena. Contohnya, pada seorang yang berdiri dan mempunyai tekanan arteri
rata-rata 100mmHg pada tingkatan setinggi jantung akan mempunyai tekanan arteri di kaki
sekitar 190mmHg. Oleh karena itu bila seorang menyatakan bahwa tekanan arterinya sebesar

5
100mmHg, hal ini umumnya berarti bahwa tekanan tersebut pada tingkatan gravitasi setinggi
jantung tetapi tidak berlaku pada pembuluh arteri di tempat lain

1.4 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah

Secara fisiologis jantung akan memompa darah dari ke dua bilik ke seluruh tubuh dan
paru-paru. Jumlah darah yang dipompa ke seluruh tubuh dan paru-paru tergantung pada
jumlah isi sekuncup dan denyut jantung dalam satu menit. Curah jantung saat istirahat sekali
denyut jantung akan memompa darah sekitar 70-80 ml dari ke dua bilik jantung dan frekuensi
denyut jantung rata-rata 70 kalisatu menit Pada orang yang memiliki aktifitas yang berat,
maka sirkulasi oksigen ke dalam darah akan meningkat. Peningkatan konsumsi oksigen dapat
dicapai melalui peningkatan curah jantung. Ada beberapa perubahan pada jumlah darah yang
dikeluarkan oleh jantung yang menyebabkan penurunan denyutjantung pada seseorang yang
memiliki tingkast kebugaran jasmani yang baik, yaitu:

1. Kekuatan dari jantung waktu memompa

2. Jumlah darah yang dipompa pada sekali denyut

3. Mengurangi frekuensi denyut jantung

4. Meningkatkan ukuran ventrikel bilik kiri jantung

5. Penambahan penebalan otot jantung

6
BAB II

HASIL PRAKTIKUM

2.1 Data Pemeriksaan Denyut Nadi, Tekanan Darah Palpasi dan Tekanan Darah
Auskultasi

Nama Manusia Coba Denyut Nadi Tekanan Darah Tekanan Darah


Palpasi Auskultasi
1. 96 denyut/menit 1. 110 mmHg 1. 100/70 mmHg
2. 87 denyut/menit 2. 113 mmHg 2. 130/60 mmHg
3. 80 denyut /menit 3. 110 mmHg 3. 100/70 mmHg
Mean 87,66 denyut/menit 111 mmHg 110/66 mmHg

2.2 Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi danTekanan Darah

Posisi Tubuh Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


(auskultasi) (auskultasi)
Berbaring Terlentang 1. 83 denyut/menit 1. 90 mmHg 1. 60 mmHg
2. 81 denyut/menit 2. 90 mmHg 2. 60 mmHg
3. 83 denyut/menit 3. 90 mmHg 3. 60 mmHg
Mean = 82,34 Mean = 90 mmHg Mean = 60 mmHg
denyut/menit
Duduk 1. 84 denyut/menit 1. 91 mmHg 1. 60 mmHg
2. 85 denyut/menit 2. 91 mmHg 2. 59 mmHg
3. 86 denyut/menit 3. 90 mmHg 3. 70 mmHg
Mean = 85 Mean = 91,67 mmHg Mean = 63 mmHg
denyut/menit
1. 98 denyut/menit 1. 91 mmHg 1. 70 mmHg
2. 90 denyut/menit 2. 92 mmHg 2. 70 mmHg
3. 91 denyut/menit 3. 100 mmHg 3. 70 mmHg

7
Mean = 93 Mean = 94,34 mmHg Mean = 70 mmHg
denyut/menit

2.3 Data Pemgaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik Teknan Diastolik


(auskultasi) (auskultasi)
Pra Latihan 1. 86 denyut/menit 1. 104 mmHg 1. 70 mmHg

8
2. 90 denyut/menit 2. 100 mmHg 2. 80 mmHg
3. 92 denyut/menit 3. 104 mmHg 3. 80 mmHg
Mean = 89,33 Mean = 102,66 Mean = 76,66
denyut/menit mmHg mmHg
P Menit ke-1 93 denyut/menit 120 mmHg 80 mmHg
Menit ke-3 90 denyut/menit 120 mmHg 80 mmHg
a
Menit ke-5 88 denyut/menit 118 mmHg 70 mmHg
s
Menit ke-7 88 denyut/menit 106 mmHg 80 mmHg
c

9
BAB III

10
PEMBAHASAN

3.1 Pemeriksaan Denyut Nadi, Tekanan Darah Palpasi dan Tekanan Darah Auskultasi
Manusia coba diukur denyut nadinya sebanyak 3 kali dengan cara palpasi (cara
pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari)
maka diperoleh hasil 96 denyut/menit, 87 denyut denyut/menit, dan 80 denyut/menit. Dari
hasil tersebut diperoleh rata-rata denyut nadinya adalah 87,66 denyut/menit. Berdasarkan
hasil tersebut menunjukkan bahwa manusia coba memiliki denyut nadi yang normal karena
batasan denyut nadi yang normal adalah 60-100 denyut/menit.

Manusia coba diukur tekanan darah sistol dan diastolnya dengan cara palpasi dan
auskultasi sebanyak 3 kali maka diperoleh hasil: tekanan sistol 110 mmHg, 113 mmHg, dan
110 mmHg dengan rata-rata 111 mmHg dan tekanan diastol 100/70 mmHg, 130/60 mmHg,
dan 100/70 mmHg dengan rata-rata 110/66 mmHg.

3.2 Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah
3.2.1 Berbaring terlentang
Sebelumnya, manusia coba disuruh berbaring terlentang tenang selama 2-3 menit.
Kemudian manusia coba diukur denyut nadinya sebanyak 3 kali dengan cara palpasi (cara
pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari)
maka diperoleh hasil 83 denyut/menit, 81 denyut denyut/menit, dan 83 denyut/menit. Dari
hasil tersebut diperoleh rata-rata denyut nadinya adalah 82,34 denyut/menit. Berdasarkan
hasil tersebut menunjukkan bahwa manusia coba memiliki denyut nadi yang normal karena
batasan denyut nadi yang normal adalah 60-100 denyut/menit.
Manusia coba diukur tekanan darah sistol dan diastolnya pada saat berbaring
terlentang dengan cara auskultasi sebanyak 3 kali maka diperoleh hasil: tekanan sistol 90
mmHg, 90 mmHg, dan 90 mmHg dengan rata-rata 90 mmHg dan tekanan diastol 60 mmHg,
60 mmHg, dan 60 mmHg dengan rata-rata 60 mmHg.

3.2.2 Duduk
Sebelumnya, manusia coba disuruh duduk tenang tenang selama 2-3 menit. Kemudian
manusia coba diukur denyut nadinya sebanyak 3 kali dengan cara palpasi (cara pemeriksaan

11
dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari) maka
diperoleh hasil 84 denyut/menit, 85 denyut denyut/menit, dan 86 denyut/menit. Dari hasil
tersebut diperoleh rata-rata denyut nadinya adalah 85 denyut/menit. Berdasarkan hasil
tersebut menunjukkan bahwa manusia coba memiliki denyut nadi yang normal karena
batasan denyut nadi yang normal adalah 60-100 denyut/menit.
Manusia coba diukur tekanan darah sistol dan diastolnya pada saat duduk dengan cara
auskultasi sebanyak 3 kali maka diperoleh hasil: tekanan sistol 91 mmHg, 91 mmHg, dan 90
mmHg dengan rata-rata 90,66 mmHg dan tekanan diastol 60 mmHg, 59 mmHg, dan 70
mmHg dengan rata-rata 63 mmHg.

3.2.3 Berdiri
Sebelumnya, manusia coba disuruh berdiri tenang dengan sikat anatomis selama 2-3
menit. Kemudian manusia coba diukur denyut nadinya sebanyak 3 kali dengan cara palpasi
(cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung
jari) maka diperoleh hasil 98 denyut/menit, 90 denyut denyut/menit, dan 91 denyut/menit.
Dari hasil tersebut diperoleh rata-rata denyut nadinya adalah 93 denyut/menit. Berdasarkan
hasil tersebut menunjukkan bahwa manusia coba memiliki denyut nadi yang normal karena
batasan denyut nadi yang normal adalah 60-100 denyut/menit.
Manusia coba diukur tekanan darah sistol dan diastolnya pada saat berdiri dengan cara
auskultasi sebanyak 3 kali maka diperoleh hasil: tekanan sistol 91 mmHg, 92 mmHg, dan 100
mmHg dengan rata-rata 94,34 mmHg dan tekanan diastol 70 mmHg, 70 mmHg, dan 70
mmHg dengan rata-rata 70 mmHg.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa selain mempengaruhi kenaikan denyut nadi,
posisi tubuh juga mempengaruhi kenaikan tekanan darah  baik tekanan sistolik maupun
tekanan diastolik.
 

3.3 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi Dan Tekanan Darah

3.3.1 Pra Latihan

12
Pada saat pra latihan, manusia coba diukur denyut nadinya sebanyak 3 kali dengan
cara palpasi (cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan
ujung-ujung jari) maka diperoleh hasil 86 denyut/menit, 90 denyut denyut/menit, dan 92
denyut/menit. Dari hasil tersebut diperoleh rata-rata denyut nadinya adalah 89,33
denyut/menit. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa manusia coba memiliki denyut
nadi yang normal karena  batasan denyut nadi yang normal adalah 60-100 denyut/menit.
Manusia coba diukur tekanan darah sistol dan diastolnya pada saat pra latihan dengan
cara auskultasi sebanyak 3 kali maka diperoleh hasil: tekanan sistol 104 mmHg, 100 mmHg,
dan 104 mmHg dengan rata-rata 102,66 mmHg dan tekanan diastol 70 mmHg, 80 mmHg,
dan 80 mmHg dengan rata-rata 76.66 mmHg.
 
3.3.2 Pasca Aktifitas Fisik
Pada saat pasca aktifitas fisik berupa naik-turun bangku 20 kali/menit selama dua
menit terlihat terjadi kenaikan dalam denyut nadi dan tekanan darah manusia coba baik
tekanan sistol maupun tekanan diastolnya.
Pada pengukuran denyut nadi dengan cara palpasi menit ke-1 sebesar 93 denyut/menit
hal ini menunjukkan kenaikan bila dibandingkan rata-rata pra latihan yaitu 89.33
denyut/menit. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas fisik mempengaruhi kenaikan denyut
nadi. Peningkatan denyut nadi yang signifikan ini merupakan hasil dari respon kardiovaskular
terhadap adanya kontraksi otot. Kerja ini juga berfungsi untuk mengangkut oksigen yang
dibutuhkan oleh otot untuk melakukan kontraksi selama latihan. Pada menit ke-3, ke-5, dan
ke-7 denyut nadi berangsur menurun yaitu 90 denyut/menit, 88 denyut/menit, dan 88
denyut/menit dan berangsur kembali mendekati denyut nadi pra latihan.
Pada saat manusia coba diukur tekanan darahnya pasca aktifitas fisik dengan cara
auskultasi baik sistol maupun diastolnya mengalami kenaikan dan tekanan darahnya di atas
normal. Pada menit ke-1 pasca aktifitas fisik tekanan sistolik manusia coba sebesar 120
mmHg jauh berbeda dengan rata-rata pra latihan yaitu 102.66 mmHg. Pada menit ke-3, ke-5,
dan ke-7 tekanan sistolik berangsur menurun yaitu 120 mmHg, 118 mmHg, dan 106 mmHg
dan berangsur kembali mendekati tekanan sistolik pra latihan.
Pada tekanan diastolik pasca aktifitas fisik menit ke-1  juga mengalami kenaikan
menjadi 80 mmHg sedangkan rata-rata pra latihan sebesar 76.66 mmHg. Sedangkan pada
menit ke-3, ke-5, dan ke-7 tekanan diastolik mulai menurun yaitu 80 mmHg, 78 mmHg, dan
76 mmHg dan berangsur kembali mendekati tekanan diastolik pra latihan.

13
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa selain mempengaruhi kenaikan denyut
nadi, aktifitas fisik juga mempengaruhi kenaikan tekanan darah  baik tekanan sistolik maupun
tekanan diastolik.

14
BAB IV
KESIMPULAN

Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah di pompa
keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri melintas.
Pemeriksaan denyut nadi dilakukan dengan menekan arteri radialis dextra dengan ujung jari
II, III, dan IV yang diletakan rapat sejajajr satu sama lain. Dimana hasil rata-rata untuk
denyut nadi adalah 87,66 denyut/menit. Pemeriksaan denyut nadi juga dilakukan dengan
mengubah posisi tubuh manusia uji saaat diukur. Hasil pengukuran tertinggi terdapat pada
pengukuran dengan manusia uji dalam keadaan bediri, dengan nilai 93 denyut/menit.
Sedangkan untuk berbaring terlentang sebesar 81,34 denyut/menit dan untuk duduk sebesar
85 denyut/menit. Dengan data dapat dilihat bahwa posisi tubuh manusia uji saat pengukuran
berpengaruh terhadap denyut nadi karena jika dalam posisi berdiri maka denyut akan
terpengaruhi oleh gravitasi dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan tekanan pada
pembuluh nadi. Untuk pengukuran denyut nadi dengan menggunakan aktivitas fisik diperoleh
nilai tertinggo pada menit pertama setelah dilakukan pra latihan dengan nilai sebesar 93
denyut/menit yang dimana sebelum melakukan aktivitas fisik nilai denyutnya sebedar 89,33.
Untuk menit ke 3 sampai menit ke 7 denyut akan berangsur normal dari 90 denyut/menit lalu
konstan di 88 denyut/menit. Peningkatan disebabkan oleh sirkulasi oksigen ke dalam darah
akan meningkat.

Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan
yang tertutup, yaitu pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah
rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg biasanya
ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolik
biasanya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa muda. Pada Pengukuran
tekanan darah palpasi didapatkan hasil rata-rata 111mmHg dan untuk pengukuran Tekanan
Darah Auskultasi didapatkan hasil sebesar 110 mmHg untuk tekanan sistolik dan sebesar
66mmHg untuk tekanan diastole (110/66mmHg). Untuk pengukuran tekanan darah dengan
perubahan posisi didapatkan nilai tertinggi pada posisi berdiri dengan nilai tekanan sistolik
sebesar 94,34 mmHg dan untuk tekanan diastole sebesar 70mmHg. Untuk tekanan darah
dengan posisi berbaring terlentang tekanan darah manusia uji sebesar 90/60mmHg dan untuk
posisi duduk sebesar 90,67/63 mmHg. Peningkatan tekanan darah saat posisi berdiri juga

15
dipengaruhi oleh gravitasi dalam tubih sehingga tekanan arteri semakin besar akibat aliran
darah yang semakin cepat. Pada pengujian ini didapatkan bahwa tekanan darah manusia uji
rendah karena manusia uji saat itu kurang merasa sehat dan sedang pusing

Pada pengukuran tekanan darah dengan adanya aktivitas fisik naik turun bangku
selama 2-3 menit maka didapatkan adanya kenaikan tekanan darah sistolik dan diastole
dimana tekanan darah sistolik sebesar 120 mmHg dan tekanan diastole sebesar 80 mmHg
dari sebelumnya pada saat pra latihan tekanan darah sistoliknya sebesar 102,66 mmHg dan
tekanan diastolenya sebesar 76,66 mmHg. Tetapi saat keadaan mulai istirahat dimulai dari
menit ke 3, menit ke 5 sampai menit ke 7 tekanan darah semakin normal. Pada menit ke 3
tekanan darah menjadi 120/80 mmHg. Untuk menit ke 5 tekanan darah menjadi 118/78
mmHg dan untuk menit ke 7 tekanan darah menjadi 106/80 mmHg. Pada orang yang
memiliki aktifitas fisik, maka sirkulasi oksigen ke dalam darah akan meningkat. Peningkatan
konsumsi oksigen dapat dicapai melalui peningkatan curah jantung. Tekanan darah
meningkat juga dikarenakan adanya kenaikan denyut jantung dalam satu menit dan kenaikan
pada jumlah isi sekuncup.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hall, Johm E.2014 Guyton dan Hall Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.SIngapura : Elsevier.

Rilantono, Lily I, dkk. 1996. Cadiologi. Jakarta: Balai Penerbit

Sloane, E. 2004. Anatomy and Physiology: an easy learner. Diterjemahkan oleh: James
Veldman. Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai