PBG - Razlan - DBD 118 036
PBG - Razlan - DBD 118 036
( NIKEL )
Disusun Oleh :
RAZLAN
DBD 118 036
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat, karunia dan hidayah
yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan judul ”Pengolahan bahan galian ( Nikel )”.
Dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini, tidak lupa saya ucapkan Terima
Kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
terdapat kekurangan dan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, untuk itu saya
memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya juga mengharapkan kritik serta saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah yang saya buat ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses
pembelajaran khusunya mata kuliah Manajemen Tambang dan dapat digunakan sebagaimana
mestinya. Terima Kasih dan semoga bermanfaat.
RAZLAN
DBD 118 036
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki cadangan nikel
terbesar di dunia. Cadangan Sekitar 12 % cadangan nikel dunia terdapat di Indonesia
dalam bentuk bijih nikel laterit. Istilah “laterite” bisa diartikan sebagai endapan yang
kaya akan iron-oxide, miskin unsur silica dan secara intensif ditemukan pada endapan
lapukan di iklim tropis (eggleton, 2001). Batuan induk dari endapan Nikel Laterite
adalah batuan ultrabasa; umumnya harzburgite (peridotite yang kaya akan unsur
ortopiroksen), dunite dan jenis peridotite yang lain.
Endapan bijih nikel banyak terdapat di Indonesia bagian Timur sekitar Pulau
Sulawesi, Pulau Maluku, dan sebagian Pulau Papua. Bijih nikel memainkan peran
strategis dalam menentukan suplay logam nikel dunia. Logam nikel merupakan unsur
yang banyak dipergunakan dalam berbagai aplikasi dalam dunia modern, diantaranya
adalah sebagai unsur pemadu dalam baja tahan karat, baja paduan lain, paduan non-
ferro, elektroplating, dan baterai. Sebagian besar produksi nikel dunia terserap oleh
industri baja tahan karat (65%) dan paduan non-ferro (12,5%)1.
1
PERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAH
SULAWESI TENGGARA
1.2. Rumusan Masalah
a. Proses Terbentuknya bijih Nikel
b. Cara penambangan bijih Nikel
c. Proses Pengolahan bijih Nikel
1) Crushing
Dimana proses ini bertujuan untuk reduksi ukuran dari ore agar mineral
berharga bisa terlepas dari bijihnya. Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap
ini untuk nikel ore ini hanya dibutuhkan ukuran maksimal 30 mm sehingga hanya
dibutuhkan crusher saja dan tidak dibutuhkan grinder.
5) Pengkayaan
Bertujuan untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen
menjadi di atas 75 persen. Matte yang memiliki berat jenis lebih besar dari slag
diangkut ke tanur pemurni / converter untuk menjalani tahap pemurnian dan
pengayaan. Proses yang terjadi dalam tanur pemurni adalah peniupan udara dan
penambahan sililka.
6) Granulasi dan Pengemasan
Untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran
yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. Matte dituang kedalam tandis
sembari secara terus menerus disemprot dengan air bertekanan tinggi. Proses ini
menghasilkan nikel matte yang dingin yang berbentuk butiran-butiran halus.
Butiran-butiran ini kemudian disaring, dikeringkan dan siap dikemas.
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, “tak ada gading yang tak retak” itulah pribahasa yang tepat untuk
makalah ini karena masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Kritik dan saran yang membangun sangatlah penulis harapkan dari para pembaca
sekalian, agar sempurnanya penulisan makalah ini di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo P. 2008. Pemanfaatan Potensi Bijih Nikel Indonesia Pada Saat Ini dan Masa
Mendatang”. Metalurgi 23:1 pp. 47-56.
Solihin. S dan F. Firdiyono, 2014. PERILAKU PELARUTAN LOGAM NIKEL DAN
BESI DARI BIJIH NIKEL KADAR RENDAH SULAWESI TENGGARA,
http://ejurnalmaterialmetalurgi.com/index.php/metalurgi/article/view/285
https://ardra.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/tahap-proses-pengolahan-
bijih-nikel-laterite/