Anda di halaman 1dari 7

RESUME ANALISIS UKURAN BUTIR DAN

BATAS-BATAS ATTERBERG

Dosen : Novalisae, ST., MT.

OLEH:

Nama : SYLVIA MELI CHRISTINA PURBA

NIM : DBD 118 010

JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2019
Analisis ukuran butir
Dalam analisa ukuran butir menggunakan alat-alat diantaranya hidrometer, tabung
gelas ukur 1000 mL, termometer, pengaduk mekanis dan mangkuk pengurai, saringan no. 10,
20, 40, 80, dan 100, timbangan, oven, tabung gelas 50mL dan 100 Ml, pengukur waktu, dan
bahan pengurai larutan nartiun silikat atau larutan natrium heksameta fosfat.

Tahapan pengujian analisa ukuran butir diurutkan dari awal sampai akhir sebagai
berikut. Sampel tanah yang didapat dari lapangan dikeringkan dengan udara atau alat
pengering pada suhu tidak lebih dari 60oC. Setelah kering, sampel tanah yang menggumpal
ditumbuk dengan alat penumbuk tadi sampai gumpalan-gumpalan tanah terpecah menjadi
butiran-butiran yang lepas tanpa mengakibatkan pecahnya butiran. Susun saringan dengan
urutan dari yang terbesar ke yang terkecil. Kemudian masukkan sampel dalam saringan lalu
tutup. Selanjutkan letakkan susunan saringan dalam mesin pengguncang. Guncang saringan
dengan mesin pengguncang selama 15 menit, dapat juga dilakukan pengguncangan manual
dengan tangan. Selanjutnya ambik benda uji yang lolos saringan no. 10, campur hingga
merata. Bagi menjadi 4 bagian yang dapat mewakili sampel tersebut. Keringkan sampel
tersebut di dalam oven selama 24 jam. Setelah 24 jam berlalu dinginkan sampel dalam
desikator dan timbang sampel tanah yang telah dingin tadi. Dengan ukuran untuk tanah
kelanauan dan kelempungan sebanyak 60 gr, dan tanah kepasiran 110 gr. Setelah itu,
campurkan sampel dengan 20 Ml gelas ukur + 100 ml air suling atau 100 ml natrium
heksametafosfat + 50 ml air suling. Aduk hingga merata dan biarkan/diamkan selama 24
jam. Masukkan campuran tadi kedalam mangkuk pengaduk dan tambahkan air suling hingga
mengisi setengah mangkuk. Aduk selama 15 menit. Kemudian masukkan campuran tadi
kedalam tabung gelas ukur. Tambahkan air suling hingga volume campuran menjadi 1000
ml. Tutup rapat tabung dan kocok selama 1 menit. Setelah selesai diaduk, letakkan kembali
gelas ukur tersebut dan masukkan hidrometer kedalamnya. Biarkan saja hodrometer
mengapung bebas. Baca angka skala hidrometer pada 0.5 menit, 1 menit dan 2 menit. Setelah
itu angkat hidrometer dan bersihkan. Masukkan kembali dengan pembacaan selang waktu 15
menit, 30 menit, 1 jam dan 24 jam. Ukur suhu campuran pada 15 menit pertama dan
kemudian setiap pembacaan berikutnya. Setelah pembacaan terakhir, tuangkan campuran
kedalam saringan no. 200, cuci sampai airnya jernih. Keringkan sampel terakhir tadi dengan
oven. Dan dinginkan kembali dalam desikator. Timbang sampel kemudian pengujian analisan
saringan. Timbang sampel yang tertahan pada setiap saringan. Hasil pengujian kemudian
digambarkan pada grafik semi logaritmatis. SELESAI
Batas-batas Atterberg

Batas Plastis Tanah

Dalam pengujian batas plastis tanah menggunakan alat-alat sebagi berikut : mangkuk
pengaduk, batang pengaduk, batang logam banding d 3 mm, timbangan, cawan, botol air
suling, oven, dan plat kaca.

Tahapan pengujian batas plastis tanah memiliki urutan sebagai berikut. Sampel yang
digunakan adalah tanah yang lolos dari saringan no. 40. Kemudian masukkan 20 gr sampel
kedalam mangkuk pengaduk dan tambahkan air sedikit sedikit dan aduk hingga merata.
Setelah itu, buat bola-bola tanah dari sampel seberat 8 gr. Giling bola-bola tanah diatas plat
kaca. Lakukan penggilingan dengan ujung jari yang dirapatkan dengan kecepatan 80-90
gilingan/ menit. Lakukan penggilingan hingga benda uji mengalami retakan-retakan tepat
pada saaat gilingan mempunyai diameter 3mm. Kemudian masukkan sampel kedalam cawan
dan uji kadar airnya. Kadr air yang akan didapat merupakan batas plastis dari benda tersebut.
SELESAI

Batas Cair Tanah

Dalam pengujian batas cair tanah menggunakan alat-alat sebagai berikut : alat batas
cair dengan tinggi jatuh mangkok tepat 1 cm, alat pembuat alur, batang pengaduk, mangkok
pengaduk, cwan, timbangan, desikator, dan oven.

Tahapan pengujian batas cair memilikir urutan sebagai berikut : sampel yang
digunakan adalah tanah yang lolos dari saringan no. 40. Masukkan 100 gram sampel ke
dalam mangkok pengaduk. Tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk hingga sejenis.
Setelah campuran merata, ambil sebagian sampel ini dan letakkan diatas mangkok alat batas
cair. Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan alat dengan bagian yang paling tebal
lebih kurang 1 cm. Buat alur menggunakan alat pembuat alur melalui garis tengah pemegang
mangkok dan simetris. Alat pembuat alur harus tegak lurus permukaan mangkok. Putar alat
dengan kecepatan 2 rotasi/detik. Lakukan pemutaran hingga dasar alur benda uji
bersinggungan sepanjang kira kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya. Ulangi pengujian
beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama. Setelah diperoleh jumlah pukulah
yang sama, ambil sampel langsung dari mangkuk pada alur. Masukkan kedalam cawan yang
telah disiapkan dan uji kadar airnya. Ulangi lagi pengujian tadi sampai milimal 4 kali
berturut-turut dengan variasi kadar air yang bebeda, sehingga akan diperoleh perbedaan
jumlah pukulan sebesar 8-10. Untuk hasil yang lebih teliti, maka jumlam pukulan diambil 2
titik diatas 25 pukulan dan 2 titik si bawah 25 pukulan, sehingga totalnya 4 titik. Dari hasil
pengujian sampel tadi dapat dibuat grafik hubungan antara jumlah pukulan dan kadar air.
Batas cair ditentukan berdasarkan kadar air pada jumlah pukulan 25 dari grafik hubungan
antara jumlah pukulan dan kadar air. SELESAI
RESUME ANALISIS UKURAN BUTIR DAN

BATAS-BATAS ATTERBERG

Dosen : Novalisae, ST., MT.

OLEH:

Nama : RAZLAN

NIM : DBD 118 036

JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2019
ANALISIS UKIRAN BUTIR
Dalam analisa ukuran butir menggunakan alat-alat diantaranya hidrometer, tabung
gelas ukur 1000 mL, termometer, pengaduk mekanis dan mangkuk pengurai, saringan no. 10,
20, 40, 80, dan 100, timbangan, oven, tabung gelas 50mL dan 100 Ml, pengukur waktu, dan
bahan pengurai larutan nartiun silikat atau larutan natrium heksameta fosfat.

Tahapan pengujian analisa ukuran butir diurutkan dari awal sampai akhir sebagai
berikut. Sampel tanah yang didapat dari lapangan dikeringkan dengan udara atau alat
pengering pada suhu tidak lebih dari 60oC. Setelah kering, sampel tanah yang menggumpal
ditumbuk dengan alat penumbuk tadi sampai gumpalan-gumpalan tanah terpecah menjadi
butiran-butiran yang lepas tanpa mengakibatkan pecahnya butiran. Susun saringan dengan
urutan dari yang terbesar ke yang terkecil. Kemudian masukkan sampel dalam saringan lalu
tutup. Selanjutkan letakkan susunan saringan dalam mesin pengguncang. Guncang saringan
dengan mesin pengguncang selama 15 menit, dapat juga dilakukan pengguncangan manual
dengan tangan. Selanjutnya ambik benda uji yang lolos saringan no. 10, campur hingga
merata. Bagi menjadi 4 bagian yang dapat mewakili sampel tersebut. Keringkan sampel
tersebut di dalam oven selama 24 jam. Setelah 24 jam berlalu dinginkan sampel dalam
desikator dan timbang sampel tanah yang telah dingin tadi. Dengan ukuran untuk tanah
kelanauan dan kelempungan sebanyak 60 gr, dan tanah kepasiran 110 gr. Setelah itu,
campurkan sampel dengan 20 Ml gelas ukur + 100 ml air suling atau 100 ml natrium
heksametafosfat + 50 ml air suling. Aduk hingga merata dan biarkan/diamkan selama 24
jam. Masukkan campuran tadi kedalam mangkuk pengaduk dan tambahkan air suling hingga
mengisi setengah mangkuk. Aduk selama 15 menit. Kemudian masukkan campuran tadi
kedalam tabung gelas ukur. Tambahkan air suling hingga volume campuran menjadi 1000
ml. Tutup rapat tabung dan kocok selama 1 menit. Setelah selesai diaduk, letakkan kembali
gelas ukur tersebut dan masukkan hidrometer kedalamnya. Biarkan saja hodrometer
mengapung bebas. Baca angka skala hidrometer pada 0.5 menit, 1 menit dan 2 menit. Setelah
itu angkat hidrometer dan bersihkan. Masukkan kembali dengan pembacaan selang waktu 15
menit, 30 menit, 1 jam dan 24 jam. Ukur suhu campuran pada 15 menit pertama dan
kemudian setiap pembacaan berikutnya. Setelah pembacaan terakhir, tuangkan campuran
kedalam saringan no. 200, cuci sampai airnya jernih. Keringkan sampel terakhir tadi dengan
oven. Dan dinginkan kembali dalam desikator. Timbang sampel kemudian pengujian analisan
saringan. Timbang sampel yang tertahan pada setiap saringan. Hasil pengujian kemudian
digambarkan pada grafik semi logaritmatis. SELESAI
BATAS-BATAS ATTERBERG

Batas Plastis Tanah

Dalam pengujian batas plastis tanah menggunakan alat-alat sebagi berikut : mangkuk
pengaduk, batang pengaduk, batang logam banding d 3 mm, timbangan, cawan, botol air
suling, oven, dan plat kaca.

Tahapan pengujian batas plastis tanah memiliki urutan sebagai berikut. Sampel yang
digunakan adalah tanah yang lolos dari saringan no. 40. Kemudian masukkan 20 gr sampel
kedalam mangkuk pengaduk dan tambahkan air sedikit sedikit dan aduk hingga merata.
Setelah itu, buat bola-bola tanah dari sampel seberat 8 gr. Giling bola-bola tanah diatas plat
kaca. Lakukan penggilingan dengan ujung jari yang dirapatkan dengan kecepatan 80-90
gilingan/ menit. Lakukan penggilingan hingga benda uji mengalami retakan-retakan tepat
pada saaat gilingan mempunyai diameter 3mm. Kemudian masukkan sampel kedalam cawan
dan uji kadar airnya. Kadr air yang akan didapat merupakan batas plastis dari benda tersebut.
SELESAI

Batas Cair Tanah

Dalam pengujian batas cair tanah menggunakan alat-alat sebagai berikut : alat batas
cair dengan tinggi jatuh mangkok tepat 1 cm, alat pembuat alur, batang pengaduk, mangkok
pengaduk, cwan, timbangan, desikator, dan oven.

Tahapan pengujian batas cair memilikir urutan sebagai berikut : sampel yang
digunakan adalah tanah yang lolos dari saringan no. 40. Masukkan 100 gram sampel ke
dalam mangkok pengaduk. Tambahkan air sedikit demi sedikit dan aduk hingga sejenis.
Setelah campuran merata, ambil sebagian sampel ini dan letakkan diatas mangkok alat batas
cair. Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan alat dengan bagian yang paling tebal
lebih kurang 1 cm. Buat alur menggunakan alat pembuat alur melalui garis tengah pemegang
mangkok dan simetris. Alat pembuat alur harus tegak lurus permukaan mangkok. Putar alat
dengan kecepatan 2 rotasi/detik. Lakukan pemutaran hingga dasar alur benda uji
bersinggungan sepanjang kira kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya. Ulangi pengujian
beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama. Setelah diperoleh jumlah pukulah
yang sama, ambil sampel langsung dari mangkuk pada alur. Masukkan kedalam cawan yang
telah disiapkan dan uji kadar airnya. Ulangi lagi pengujian tadi sampai milimal 4 kali
berturut-turut dengan variasi kadar air yang bebeda, sehingga akan diperoleh perbedaan
jumlah pukulan sebesar 8-10. Untuk hasil yang lebih teliti, maka jumlam pukulan diambil 2
titik diatas 25 pukulan dan 2 titik si bawah 25 pukulan, sehingga totalnya 4 titik. Dari hasil
pengujian sampel tadi dapat dibuat grafik hubungan antara jumlah pukulan dan kadar air.
Batas cair ditentukan berdasarkan kadar air pada jumlah pukulan 25 dari grafik hubungan
antara jumlah pukulan dan kadar air. SELESAI

Anda mungkin juga menyukai