Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK


E–8
PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

DISUSUN OLEH

Nama : Dwi Admojo


No Pokok : 06.220.033
No Group : 2
Fakultas : Teknologi Industri
Jurusan : Elektro (S-1)
Konsentrasi Jurusan : Teknik Telekomunikasi

ELEKTRO S-1
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2009

LEMBAR PENGESAHAN

1
1. Judul Percobaan : Pengukuran Tahanan Pentanahan
2. Nama Praktikan : Dwi Admojo
3. No Pokok / NIRM : 06.220.033
4. Group : 2
5. Fakultas : Teknologi Industri
6. Jurusan : Teknik Elektro (S-1)
7. Program : Teknik Telekomunikasi
8. Rekan Kerja : 1. M. Arif Mutakin
2. Heri Santoso
3. Romy Hartono
9. Asisten Pembimbing : Ir. Suganda, MT
10. Tanggal Praktikum : 01 Desember 2009
11. Tanggal Penyerahan Laporan : 16 Desember 2009
12. Nilai :

Jakarta, 16 Desember 2009


Disetujui oleh

Ir. Sugianto, MT
Ka. Lab Pengukuran Besaran Listrik

PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK


PERCOBAAN E.8
PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN

2
1. Tujuan :
1.1. Mengukur tahanan dari suatu elektroda pentanahan dengan “Earth Tester”
1.2. Mengetahui cara kerja alat ukur tahanan pentanahan

2. Teori :
2.1.

Pada pengukuran tahanan ini dapat digunakan arus bolak-balik yang yang
dibangkitkan oleh sebuah generator yang diputar dengan tangan, atau digunakan
arus searah yang polaritasnya diubah-ubah secara periodic.
Untuk tanah dengan resitivity sama rata (uniform), distribusi arus sekitar elektroda
akan membentuk bidang-bidang ekipotensial setengah bola, dan tegangan jatuh yang
terbesar terjadi dekat elektroda.
Dalam mengukur tahanan pentanahan, dipakai elektroda pembantu seperti terlihat
pada gambar 8.1 diatas.
Hasil pengukuran tahanan tanah langsung dapat dibaca pada alat ukur tahanan tanah
dalam satuan ohm.

2.2. Untuk mengukur tahanan jenis tanah, dipakai rangkaian seperti Gambar 8.2 dibawah
ini :

3
Gambar 8.2

Elektroda-elektroda C1, P1, P2, dan C2 ditanam dengan jarak yang sama, sejauh S
meter, dalam suatu garis lurus dan elektroda G ditengah-tengah antara P1 dan P2.
Arus mengalir melalui elektroda C1, lewat tanah, elektroda C2dan kembali ke sumber
yang besarnya = 1 Ampere. Antara P1 dan P2 akan terjadi jatuh tegangan sebesar V
Volt.
Bila tanahnya sejenis (homogen), maka tahanan jenisnya :
2 π S R (Ohm-meter) …………………………. (8 – 1)
dimana R adalah tahanan tanah antara elektroda P1 dan P2

 V
R  
 I 

3. Alat-alat yang digunakan :


3.1. Alat ukur tahanan tanah (Earth tester Yew 3235).
3.2. Elektroda pentanahan dan 2 buah elektroda Bantu.
3.3. Kabel penghubung secukupnya.

4. Prosedur Percobaan :
4.1. Selidiki nilai tahanan elektroda, kabel penghubung dan peralatan listrik yang akan
digunakan.
4.2. Periksa sumber tegangan (baterai) untuk alat ukur tahanan tanah.
4.3. Perhatikan petunjuk pada alat ukur tahanan tanah tersebut.

4
4.4. Tanam elektroda penahanan (E) dan elektroda Bantu (P&C) pada tanah menurut
garis lurus dengan jarak ditentuka oleh Asisten.
4.5. Periksa sambungan pada terminal alat ukurnya dan kontak antara elektroda-elektroda
dengan tanah harus baik (jika perlu disiram dengan air/air garam).
4.6. Tekan tombol pada alat ukur dan atur “dial” dan cacat pada blangko pengamatan.
4.7. Ukur tahanan elektroda yang digunakan, kabel penghubung dan peralatan lainnya
seperti point 4.1.

5. Tugas
1. Buktikan penurunan rumus (8 -1)
2. Berapa besar nilai tahanan tanah dari elektroda yang diukur dan tahanan jenis tanah
bila tanah dianggap homogen.
3. Gambarkan pada kertas millimeter skala logaritma antara tahanan tanah dengan jarak
tahanan jenis tanah dengan jarak dan tahanan tanah dengan kedalaman elektroda.
Berikanlah penjelasan.
4. Bagaimana cara untuk mendapatkan tahanan tanah yang rendah dari suatu elektroda
pentanahan.
5. Berapa jarak minimum yang dapat diambil antara elektroda-elektroda itu?
6. Berikan kesimpulan dari hasil percobaan suadara.

Jawab
l
1. R   → A = 2 π r2
A
dimana dalam hal ini, r = l = S , S = jarak antara elektroda.
l R A
R → 
A l
R 2 r2

l
R 2 S2

S
  2 S R

2.  = 2  S R

5
dimana : R = Tahanan Tanah Antara Elektroda
S = Jarak Antar Elektroda

Jarak RX ρ
Kedalaman Elektroda
No VEARTH Tahanan Tahanan Jenis
(m)
EP PC EC Tanah (ohm) Tanah (Ωm)
1 10 7 7 14 0 3 131,88
2 9 8 8 16 0 3,5 175,84
3 8 9 9 18 0 4 226,08
4 8,5 10 10 20 0 3,6 226,08

3. Grafik
A. Grafik Hubungan Antara Kedalaman Elektroda terhadap Tahanan Tanah

Tahanan Tanah (Rx)

4
3,6
3,5

2 4 6 8 8,5 9 10 Kedalaman Elektroda (m)

B. Grafik Hubungan Antara Tahanan Jenis Tanah Dengan Kedalaman Elektroda

Tahanan Jenis Tanah ()

250
226,08
200
175,84
150
131,88

100
50
Tahanan Jenis Tanah ()
6 8 10 Kedalaman Elektroda (m)
8,5 9
2 4
C. Grafik Hubungan Antara Tahanan Jenis Tanah Dengan Tahanan Tanah
250
226,08
200
175,84
150
131,88
100 6
50

1 2
3,6
3 3,5 4 5 Tahanan Tanah (Rx)
4. Untuk mendapatkan tahanan tanah yang rendah :
 Memperpanjang kedalaman dari elektroda pertahanan
 Memperpanjang jarak elektroda EP dan PC

5. Jarak minimum yang dapat diambil antara elektroda - elektroda adalah 5 meter untuk
kedalaman 10 meter, 4,5 meter untuk kedalaman 9 meter, 4 meter untuk kedalaman 8
meter, dan 4,25 meter untuk kedalaman 8,5 meter yang merupakan batas kritis bagi
pembentukan bidang - bidang eksponsial ½ bola pada elektroda. Jika jaraknya semakin
diperkecil maka elektroda akan terbentuk menyerupai tabung.
6. Kesimpulan
Jika kedalaman elektroda 8 m dengan jarak antara elekroda 9 maka tahanan tanah (R X)
4  dan tahanan jenis tanah (ρ) 226,08 m sedangkan jika kedalaman elektroda 10
m dengan jarak antara elektroda 7 maka tahanan tanah (RX) 3  dan tahanan jenis
tanah (ρ) 131,88 m . Jadi, semakin dangkal kedalaman elektroda,maka akan semakin
besar nilai tahanan (Rx ),sebaliknya jika elektroda semakin dalam maka akan semakin
kecil nilai tahanan tanahnya.

6. Blangko Pengamatan

7
Jarak RX ρ
Kedalaman Elektroda
No VEARTH Tahanan Tahanan Jenis
(m)
EP PC EC Tanah (ohm) Tanah (Ωm)
1 14 7 7 14 0 3 131,88
2 12 8 8 16 0 3,5 175,84
3 10 9 9 18 0 4 226,08
4 8 10 10 20 0 3,6 226,08

LAMPIRAN

8
E P C

Gambar E-8
Schematic Pengukuran Tahanan Tanah Pada Modul E-8

Anda mungkin juga menyukai