DI SUSUN OLEH
SHASI BIMASYI’TA
KELAS
XI IPS 3
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan hidayahNya maka tugas ini dapat diselesaikan dalam rangka memenuhi tugas
Sejarah Dunia tentang Perkembangan Nasionalisme di Asia dan Afrika.
Penyusun
SHASI BIMASYI’TA
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
-TUJUAN ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP ..........................................................................................................19
-KESIMPULAN ................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nasionalisme adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai
kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan
demikian masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam
terhadap bangsa itu sendiri.
Pasca-Perang Dunia II, semangat untuk menentukan nasib sendiri dari Negara-
negara jajahan sangat mendominasi Negara-negara Asia dan Afrika seperti India,
Filipina, Turki, dan Mesir. Semangat untuk menentukan nasib sendiri ini juga menular ke
Indonesia. Proses dekolonisasi Negara-negara Asia dan Afrika kemudian menjadi
fenomena yang dominant pada akhir Perang Dunia II. Kondisi ekonomi dan politik
Indonesia pun mengalami berbagai perubahan yang signifikan.
Runtuhnya kekuasaan kolonial di kawasan Asia dan Afrika ini menjadi awal dari
berubahnya struktur politik global. Jumlah Negara-negara menjadi berkembang lebih
banyak. Tercatat pada pasca Perang Dunia II jumlah Negara mencapai 51 negara, dan
saat ini telah mencapai 192 negara. Proses dekolonisasi ini dipicu oleh adanya gerakan-
gerakan nasionalisme yang berkembang di masing-masing Negara di Asia dan Afrika.
Tercatat seperti Gerakan Turki Muda, Gerakan Nasionalisme Filipina, Gerakan
Nasionalisme Cina, Gerakan Nasionalisme India, dan berbagai gerakan serupa yang
muncul di Negara-negara seperti Cina, Jepang, Mesir, Libya,India, dan lainnya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Mengetahui latar belakang perkembangan nasionalisme di Asia dan Afrika.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. JEPANG
3
Nasionalisme jepang berkembang seiring dengan kegiatan modernisasi yang mengadopsi
nilai-nilai budaya luar. Akan tetapi, tidak semua nila-nilai budaya barat di serapa oleh
bangsa jepang.mereka menyeleksi dan mengambil beberapa nilai-nilai budaya barat yang
dapat disesuaikan dengan budaya jepang. Dengan demikian, bangsa jepang tidak
kehilangan jati dirinya di tengah arus perkembangan moderniasi. Sejak pemerintahan
Shogun Tokugawa (pada abad ke-17), Jepang melakukan politik isolasi (artinya menarik
diri dari pengaruh asing–Barat). Politik isolasi ini mulai dijalankan oleh Iyeyashu
Tokugawa (1639) dan diteruskan oleh para penggantinya. Tujuan politik isolasi untuk
menjamin tetap tegaknya pemerintahan Shogun dan mencegah masuknya pengaruh asing
(Barat). Selama Jepang menutup diri, dunia Barat terus melaju pesat dengan industri dan
teknologinya. Untuk itu bangsa-bangsa Barat membutuhkan daerah pasaran hasil
industri. Amerika Serikat, merupakan salah satu bangsa Barat yang ingin masuk ke
Jepang untuk membuka hubungan dagang.
Pada tahun 1846, Amerika Serikat mengirimkan utusannya ke Jepang di bawah pimpinan
Laksamana Biddle, tetapi ditolak oleh Shogun. Pada tahun 1854, mengirimkan lagi
utusannya lengkap dengan kapal perangnya di bawah pimpinan laksamana Matthew
Commodore Perry. Laksamana Matthew Perry berhasil memaksa shogun untuk
menandatangani perjanjian kanagawa (31 maret 1854) yang berisi pembukaan kota
pelabuhan shimoda dan hokodate untuk perdagangan asing. Peristiwa ini mengakhiri
politik isolasi dan jepang menjadi negara yang terbuka untuk bangsa asing.
Jepang mulai menyadari akan ketertinggalannya dengan bangsa-bangsa Barat. Kondisi
ini menimbulkan kemarahan rakyat Jepang terhadap pemerintahan Shogun. Pada tahun
1867 Yoshinobu dipaksa turun takhta dan menyerahkan kekuasaannya kepada Kaisar
Mutsuhito (Kaisar Meiji) pada tanggal 8 September 1867. Secara resmi Kaisar Meiji
memerintah Jepang dari tanggal 25 Januari 1868 sampai dengan 30 Juli 1912.
Terbukanya Jepang bagi bangsa asing yang disusul dengan runtuhnya kekuasan Shogun
dan tampilnya Kaisar Meiji (Meiji Tenno), menandai bangkitnya nasionalisme Jepang.
Pada tanggal 6 April 1868, Meiji Tenno memproklamasikan Charter Outh (Sumpah
Setia) menuju Jepang baru yang terdiri atas lima pasal, seperti berikut:
1) Akan dibentuk parlemen.
2). Seluruh bangsa harus bersatu untuk mencapai kesejahateraan.
3) Adat istiadat yang kolot dan yang menghalangi kemajuan Jepang harus dihapuskan.
4) Semua jabatan terbuka untuk siapa saja.
5) Mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin untuk pembangunan bangsa dan
negara.
4
Untuk mencapai cita-cita tersebut maka Meiji Tenno melaksanakan
pembaharuan (restorasi). Itulah sebabnya Kaisar Meiji kemudian dikenal dengan Meiji
Restorasi. Restorasi yang dilakukan meliputi segala bidang, yakni politik, ekonomi,
pendidikan dan militer.
India termasuk bangsa di Asia yang menderita karena di jajah bangsa barat. Pada
pertengahan tahun 1700-an dinasti mughal di india yang di pimpin oleh Sultan Ahmad
mulai lemah pengaruhnya. Sebagian besar wilayah india jatuh ke tangan inggris. Bahkan,
pada tahun 1830 East India Company mengambil alih kekuatan politik dan militer india.
Pengambilaalihan kekuasaan ini menyebabkan pemberontakan sepoy pada tahun 1857.
Sepoy merukan tentara india yang berdinas dalam kemiliteran inggris.
Setelah pemberontakan sepoy dapat di padamkan pada tahun 1859, seluruh wilayah india
berhasil di kuasai inggris. Kondisi ini selanjutnya membangkitkan semangat
nasionalisme bangsa india untuk meraih kemerdekaan dari inggris. Sebab-sebab
timbulnya nasionalisme India adalah sebagai berikut:
1) Perbaikan nasib rakyat oleh pemerintah Inggris setelah pemberontakan Sepoy tidak
kunjung datang sehingga rakyatIndia-lah yang harus
bergerak sendiri.
2) Hanya orang-orang Inggris-lah yang duduk di pemerintahan, sedangkan
orang-orang India tidak diperkenankan ikut serta.
3) Kebudayaan Barat yang dipaksakan oleh Inggris, menimbulkan reaksi keras
dari rakyat India yang ingin tetap mempertahankan kebudayaan India
asli. Kebudayaan Barat dianggap terlampau materialistis pada hal kebudayaan India lebih
mementingkan kejiwaan dan kerohanian.
4) Munculnya kaum terpelajar yang telah mengenyam pendidikan Barat
Mereka telah mengetahui apa itu liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme.
5) Pemberian status dominian Kanada tahun 1867 menimbulkan keinginan
bangsa India untuk memperoleh status yang sama.
Pada mulanya nasionalisme di india merupakan gerakan sosial dan pendidikan. Gerakan ini
muncul setelah berdirinya All Indian National Congress ( partai kongres india ). Kongres
pada dasarnya merupakan majelis rakyat di mana duduk
para wakil rakyat India dari berbagai golongan yang berjuang untuk
mendapatkan kemerdekaan India lepas dari belenggu penjajahan Inggris.
Berdirinya Kongres tahun 1885 ini atas inisiatif Allan Octavian Home
(seorang Inggris kelahiran Skotlandia) yang simpati terhadap perjuangan
rakyat India.
6
Kebudayaan barat yang dipaksakan oleh inggris juga mendorong rasa nasionalisme bangsa
india. Pemaksaan kebudayaan yang dilakukan inggris menimbulkan reaksi keras dari rakyat
india yang ingin tetap mempertahankan kebudayaan india asli. Kebudayaan barat di anggap
terlampau materialistis padahal kebudayaan india lebih mementingkan kejiwaan dan
kerohanian. Ide nasionalisme india juga di dorong munculnya kaum terpelajar yang telah
mengenyam pendidikan barat sehingga memahami liberalisme, demokrasi, dan nasionalisme.
Tokoh nasionalisme india yang paling terkenal adalah Mahatma Gandhi. Mahatma Gandhi
yang di tetapkan sebagai bapak kemerdekaan india di lahirkan pada tahun 1869 di Gujarat
dengan nama kecilnya Mohandas Karamchand Gandhi. Sebagai tokoh kongres beliau
menjiwai perjuangan kongres dengan ajaran-ajarannya sebagai berikut.
1) Ahisma, artinya melawan musuh tanpa adanya kekerasan fisik.
2) Hartal, artinya pemogokan tidak melakukan pekerjaan sebagai protes terhadap peraturan
tidak adil atau tanda berkabung untuk memperingati kejadian yang menyedihkan.
3) Satyagraha, tetap setia kepada kebenaran dan menolak bekerja sama dengan inggris,
karena inggris salah, sedangkan india berdiri di atas kebenaran. Jadi satyagraha berarti
nonkooperatif.
4) Swadesi, artinya hidup dengan usaha sendiri. Gerakan ini menganjurkan agar bangsa
india dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari hasil usahanya sendiri. Akibat senjata ini
tampak adanya pemboikotan terhadap barang-barang buatan inggris, dan di tekankan
pada penggunaan barang-barang buatan sendiri.
3. FILIPINA
Pada tahun 1571 Miguel Lopez De Legazpi bersama pasukan Spanyol mendarat di
filipina. Ia selanjutnya menjadikan filipina sebagai wilayah koloni Spanyol si Asia
Tenggara. Untuk memperkuat kedudukan spanyol di filipina, Miguel Lopez De Legazpi
membangun kota manila. Spanyol mengembangkan dua model pemerintahan sebagai
berikut :
1) Pemerintah sipil dipimpin oleh Gubernur Jenderal dan bertanggung jawab langsung
kepada Raja Spanyol.
7
2) Pemerintahan agama dipimpin oleh Uskup dan bertanggung jawab langsung kepada Paus
di Roma. Peran pemerintahan agama sangat membantu rakyat Filipina dalam
menumbuhkan kesadaran sebagai bangsa karena system pemerintahan itu berfungsi
untuk mendidik rakyat sebagai missionaries dalam penyebaran agama Katolik di
Filipina.
4. TURKI
9
Pada abad 17 kerajaan Turki Ottoman mulai mengalami kemunduran. Latar belakang
dan penyebab kemunduran Turki sebagai berikut.
1) Wilayah kekuasaan Turki Ottoman yang luas akhirnya tidak dapat dikendalikan
dari pusat.
2) Pemberontakan yang di lakukan berkali-kali oleh jennisary yang bekerja sama
dengan dinasti Mamluk di Mesir.
3) Penguasa yang tidak cakap setelah Sulaiman al-Qanuni.
4) Perekonomian semakin terpuruk dari waktu ke waktu akibat kalah perang.
5) Ilmu pengetahuan dan teknologi tidak terlalu berkembang.
6) Tumbuhnya gerakan nasionalisme di wilayah-wilayah yang selama ini di kuasai
oleh Turki Ottoman.
Sebab-sebab timbulnya nasionalisme Turki adalah sebagai berikut:
1) Kekuasaan Turki Usmani yang semakin merosot.
2) Adanya pengaruh dari Revolusi Prancis dengan semboyannya liberte,
egalite, dan fraternite.
3) Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern sehingga mereka
mengetahui apa itu liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi.
4) Kegiatan bangsa Barat yang semakin gencar untuk merebut daerahdaerah
jajahan Turki dan siap menghancurkan Turki.
Dalam situasi demikian itulah, akhirnya mendorong timbulnya semangat nasionalisme
terutama di kalangan tokohtokoh muda untuk mengadakan pembaharuan di segala bidang.
Tokohnya, antara lain Kemal Pasha, Midhat Pasha, Rasjid Pasha, dan Ali Pasha. Pada tahun
1906, dibawah pimpinan Kemal Pasha berdirilah perkumpulan Tanah Air dan Kemerdekaan
dan pada tahun l908 tumbuh menjadi Gerakan Turki Muda. Kemal Pasha berusaha
mewujudkan persatuan Turki. Nasionalisme Turki bercirikan sekularisasi, artinya
memisahkan kehidupan keagamaan dengan kehidupan negara sehingga di antara keduanya
tidak ada lagi saling konflik kepentingan. Mustafa Kemal pasha menuntut pembaruan dan
modernisasi di berbagai sektor kehidupan masyarakatnya. Ia ingin agar dapat
mengembangkan negerinya menjadi negara modern. Oleh karena itu, saat Mustafa Kemal
Pasha menjadi presiden Turki (1923-1938) ia melakukan beberapa pembaruan berikut.
1) Mengubah kerajaan Turki Ottoman menjadi Republik Turki.
2) Kegiatan ekonomi diatur dan diselenggarakan oleh negara.
3) Memisahkan antara urusan politik dan agama dalam pemerintahan.
.10
4) Pendidikan diselenggarakan menurut sistem Barat.
5) Melarang pernikahan poligami dan kaum wanita diberi hak yang sama dengan laki-laki.
6) Memodernisasi dan memperkuat angkatan perang.
Keberhasilan Mustafa Kemal Pasha dan gerakan pemuda Turki dalam memodernisasi Turki
turut memengaruhi munculnya pergerakan nasional Indonesia. Pada saat ini Turki telah
tumbuh menjadi negara modern yang memiliki tingkat kemajuan ekonomi tinggi.
5. CHINA
Mulai pertengahan abad ke-17 ( 1644), Cina berada di bawah kekuasaan
dinasti asing yakni Dinasti Machu. Di bawah pemerintahan Kaisar K'ang Hsi (1662–
1722) dan Ch'ien Lung (1736–1796), Cina mengalami masa kejayaan. Akan tetapi,
setelah meninggalnya kedua kaisar tersebut. Dinasti Manchu berangsur-angsur
mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. Kekalahan demi kekalahan diderita oleh
Cina akibat pemerintahan Manchu yang makin lemah. Hal ini menyadarkan rakyat Cina,
terutama kaum muda untuk bangkit menyelamatkan bangsa dan negaranya. Dari
kelompok inilah, kemudian tampil salah seorang tokoh nasional Sun Yat Sen dengan
ajarannya San Min Chu I (Tiga Asas Kerakyatan), yakni min t'sen (kebangsaan atau
nasionalisme), min tsu (kerakyatan atau demokrasi ), dan min sheng (kesejahteraan atau
sosialisme). Dengan asas San Min Chu I, Sun Yat Sen bercita-cita setelah Manchu
runtuh akan dibentuk satu pemerintahan pusat yang demokratis. Di samping itu, akan
mengangkat harkat dan martabat bangsa Cina sejajar dengan negara-negara Barat. Ia
berhasil mengadakan pendekatan kepada rakyat dan menghimpun kekuatan rakyat di
Cina Selatan untuk menggulingkan Manchu. Pada tanggal 10 Oktober 1911 meletuslah
revolusi di Wuchang (Wuchang Day) di bawah pimpinan Li Yuan Hung dan berhasil
menggulingkan kekuasaan Manchu. Itulah sebabnya, tanggal 10 Oktober 1911 kemudian
dijadikan hari Kemerdekaan Cina. Dengan Revolusi Cina 1911, berarti runtuhlah
kekuasaan Manchu. Selanjutnya, pada tanggal 1 Januari 1912 Sun Yat Sen dipilih
sebagai Presiden Cina yang baru. Saat itu, wilayah Cina baru meliputi wilayah Cina
Selatan dengan Nanking sebagai ibu kotanya. Cina Utara diperintah oleh Kaisar Hsuan
Tsung (yang masih kanak-kanak) dengan didampingi oleh Yuan Shih Kai menyerahkan
11
kekuasaan kepada rakyat Cina (12 Februari 1912). demikian berakhirlah kekuasaan
Manchu di Cina. Wuilayah Cina Selatan dan Cina Utara berhasil dipersatukan. Yuan
Shih Kai yang turut menandatangani penyerahan kekuasaan dan diberi kekuasaan untuk
mengaturnya. Ia pun berambisi besar untuk menjadi presiden. Demi tetap tegaknya
Republik Cina dan untuk terhindar dari perang saudara maka Sun Yat Sen
mengundurkan diri dari jabatan presiden (15 Februari 1912) dan menyerahkannya
kepada Yuan Shih Kai. Sun Yat Sen mengundurkan diri ke Canton pada bulan Agustus
1912 dan mendirikan Partai Kuo Min Tang (nasional) dengan asas San Min Chu I. Pada
perkembangannya, setelah Yuan Shih Kai menjadi presiden, ia bertindak diktator seperti
kaisar. Pada tahun 1916, Yuan Shih Kai meninggal sehingga memberi kesempatan Sun
Yat Sen kembali memimpin Cina Selatan. Di Cina Utara kemudian berdiri Partai Kung
Chang Tang (komunis) di bawah pimpinan Li Li-san sebagai tandingan Partai Kuo Min
Tang. Sun yat Sen bercita-cita untuk menyatukan seluruh Cina, namun sayang
citacitanya belum terwujud telah meninggal dunia ( 1925) dan digantikan oleh Chiang
Kai Shek.
Sebab-sebab timbulnya nasionalisme Cina adalah sebagai berikut:
1) Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap Dinasti Manchu. Dinasti Manchu yang
pernah membawa kejayaan Cina, kemudian menjadi pudar setelah kedua kaisar besar
(K'ang Hsi dan Ch'ien Lung) meninggal. Akibatnya, lenyap pula kemakmuran Cina.
2) Pemerintahan Manchu dianggap kolot dan telah bobrok.
3) Adanya korupsi dan pemborosan yang merajalela, terutama di kalangan Istana Manchu.
4) Kekalahan Cina dalam Perang Cina–Jepang I.
5) Munculnya kaum intelektual Cina. Mereka telah mengenal pahampaham Barat, seperti
liberalisme, nasionalisme, dan demokrasi. Dari kaum intelektual inilah kemudian muncul
cita-cita untuk menggulingkan pemerintahan Manchu.
12
BAB III
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN NASIONALISME DI AFRIKA
1. MESIR
Sejak dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, negara-negara Barat
terutama Inggris dan Prancis saling berlomba memperebutkan pengaruhnya
di Mesir. Pengaruh kekuasaan Inggris makin kuat mulai tahun 1875, yakni
saat Khedive Ismail (1863–1879) membutuhkan uang sehubungan dengan
krisisnya keuangan Mesir. Khedive Ismail kemudian menjual sebagian besar
saham Mersir pada Terusan Suez kepada Inggris. Di samping itu, Mesir juga meminjam
uang dari Inggris dan Prancis. Mesir karena tidak dapat membayar hutang-hutangnya
maka Inggris dan Prancis masuk ke Mesir dan memberesi hutang-hutangnya. Dengan
demikian, sejak tahun 1876, Inggris dan Prancis telah ikut campur dalam pemerintahan
di Mesir. Adanya campur tangan Inggris dan Prancis dalam pemerintahan, khususnya
pada saham-saham Terusan Suez menimbulkan kekecewaan yang kemudian muncul
perlawanan rakyat.
13
Kebangkitan nasional Mesir ditandai dengan adanya pemberontakan Arabi Pasha (1881–
1882). Mula-mula gerakan ini antiorang asing (Inggris, Prancis dan Turki), tetapi
akhirnya menjadi gerakan untuk menuntut perubahan sistem pemerintahan. Gerakan
Arabi ini timbul karena pengaruh Jamaluddin al Afghani yang ketika itu mengajar di
Mesir. Selain itu, kebangkitan Mesir di pengaruhi gerakan wahabi yang menentang
penjajahan Turki mampu mempersatukan rakyat Mesir Dengan demikian, secara politik
membangkitkan tumbuhnya nasionalisme Mesir , revolusi prancis yang dibawa
Napoleon saat menduduki Mesir tahun 1798, gerakan pan arab Arab yang dipelopori
oleh Amir Chetib Arslan yang menganjurkan agar bangsa-bangsa Arab bersatu dan
memperjuangkan kemerdekaan bangsanya, dan munculnya kelompok intelektual yang
berpaham modern . Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Arabi Pasha ini sangat
membahayakan kedudukan Inggris dan Prancis di Mesir. Inggris akhirnya bertindak dan
berhasil menumpas pemberontakan Arabi Pasha.
Pada tanggal 7 Desember 1907 di laksanakan kongres nasional di bawah pimpinan
Mustafa Kamil. Kongres ini bertujuan membangun Mesir secara liberal untuk mencapai
kemerdekaan penuh. Meskipun Inggris berusaha menindas gerakan ini, gerakan ini justru
menjelma menjadi partai Wafd (utusan) di pimpin Saad Zaghlul Pasha. Ketika Perang
Dunia I selesai, Partai Wafd menuntut Mesir sebagai negara
merdeka dan ikut serta dalam konferensi perdamaian di Prancis. Inggris
menolak, bahkan mengasingkan Zaghlul Pasha ke Malta. Kaum nasionalis Mesir
selanjutnya menuntut kemerdekaan penuh. Saad Zaghlul Pasha pun ditangkap dan
diasingkan ke Gibraltar. Inggris yang tidak dapat menekan nasionalis Mesir, terpaksa
mengeluarkan pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration) pada tanggal 28 Februari
1922. Isi Uniteral Declaration:
a) Inggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Mesir.
b) Inggris berhak atas empat masalah pokok,seperti berikut:
c) mempertahakan Terusan Suez;
d) mempergunakan daerah militer untuk operasi militer;
e) mempertahankan Mesir terhadap agresi bangsa lain;
f) melindungi bangsa asing di Mesir dan kepentingannya.
14
Uniteral Declaration 1922 merupakan saat yang bersejarah bagi Mesir sebab sejak itu
dunia internasional menganggap Mesir telah merdeka, meskipun belum penuh.
Sebaliknya, di pihak kaum nasionalis Mesir tetap menentangnya sebab Inggris tetap
berhak atas 6 masalah pokok tersebut di atas. Itulah sebabnya, kaum nasionalisme Mesir
terus berjuang melawan Inggris untuk mencapai kemerdekaan penuh. Hal ini baru
terwujud setelah Perang Dunia II berakhir (Oktober 1954)
2. LIBIA
Libia merupakan negara terbesar keempat di Afrika. Negara ini terletak di wilayah
Afrika bagian Utara. Libia terbagi menjadi 3 wilayah terdiri atas Tripolitania, Fezzan,
dan Cyrenaica. Sebagai negara yang memiliki letak strategis karena berada di pesisir
Laut Tengah, Libia diperebutkan oleh negara-negara kuat. Sejak abad 2-19 berbagai
bangsa silih berganti menguasai Libia. Sejak tahun 1912, Libia di kuasai oleh Italia.
Tujuan Italia menguasai Libia adalah menguasai Laut Tengah sebagai usaha awal
mendirikan kekaisaran Romawi baru di Afrika. Untuk mewujudkan tujuan tersebut Italia
menggunakan cara kekerasan dan melebur wilayah Libia menjadi bagian dari Italia.
Italia juga memindahkan sekira tahun 1800 keluarga dari Italia ke Libia. Akibat
kebijakan tersebut penduduk Libia menderita. Semangat nasionalisme bangsa Libia pun
bangkit untuk melakukan perlawanan terhadap Italia.
Gerakan nasionalisme Libia dipelopori oleh Raja Idris El-Sanusi. Pada tahun 1916 Raja
Idris El-Sanusi memimpin perjuangan rakyat Libia melawan penjajahan Italia.
Keberhasilan gerakan nasionalisme yang dipimpinnya tercapai pada tahun 1949. Pada
saat itu Idris El-Sanusi mendeklarasikan Libia sebagai negara merdeka dan menetapkan
Tripoli sebagai ibukota negara. Libia selanjutnya berubah menjadi negara federal
monarki yang dipimpin Idris El-Sanusi sebagai kepala negara. Peristiwa ini terjadi
seiring kekalahan Italia pada Perang Dunia II. Idris El-Sanusi juga berperan dalam
mempersatukan wilayah Tripolitania, Fezzan, dan Cyrenaica menjadi Libia pada tahun
1949.
Pada tanggal 1 September 1969 pemerintahan monarki Libia di bawah pimpinan Raja
15
Idris El-Sanusi berakhir karena digulingkan oleh kelompok militer pimpinan Muamar
Qaddafi. Qaddafi selanjutnya mendeklarasikan berdirinya Great Socialist People’s
Libian Arab Jamahiriya. Qaddafi tampil sebagai pimpinan tertinggi dinegara itu hingga
tahun 2011.
3. SUDAN
Sudan merupakan negara terbesar di Afrika. Sebelum menjadi negara merdeka, Sudan
merupakan salah satu negara jajahan Inggris. Sebagai negara yang subur, Sudan
menjadi rebutan antara Mesir dan Inggris. Melihat negaranya diperebutkan oleh
bangsa asing, Muhammad Ahmad bin Abdullah berusaha membangkitkan semangat
nasionalisme bangsa Sudan. Ia selanjutnya mendirikan gerakan Imam Mahdi untuk
menyatukan seluruh umat di Sudan. Bersama para pengikutnya, Muhammad Ahmad
bin Abdullah berjuang mengusir bangsa Inggris dan Mesir dari Sudan. Pada tahun
1881 pasukan Muhammad Ahmad bin Abdullah berhasil mengalahkan pasukan
musuh. Mereka berhasil merebut sebagian besar Kota Kordofan, Darfur, dan al B ahr
al Gazal. Selanjutnya, pada tahun 1884 Sudan berhasil dikuasai oleh gerakan Imam
Mahdi. Akan tetapi, setelah Muhammad Ahmad bin Abdullah wafat pada tahun 1885,
gerakan Imam Mahdi di Sudan mulai melemah. Kondisi ini di manfaatkan Inggris
untuk berkuasa kembali di Sudan.
Sebagai negara bekas jajahan Inggris, Sudah baru memperoleh kemerdekaan penuh
pada tanggal 1 Januari 1956. Proses pembangunan pemerintah di Sudan kurang
berjalan mulus karena dihiasi upaya kudeta oleh kalangan militer di negeri itu. Ketika
Sudan merdeka, Ismail Al-Azhari yang partainya telah memenangi pemilihan umum
terpilih menjadi presiden pertama Sudan. Akan tetapi, pemerintahah Azhari tidak
berlangsung lam karena militer Sudan yang dipimpin Jenderal Ibrahim Abboud
melancarkan kudeta dan menguasai pemerintahan sejak bulan November 1958 sampai
Oktober 1964. Selanjutnya, pemerintahan diserahkan kepada pemerintahan sipil
transisi yang dipimpin Perdana Menteri Al-Khatim Al-Khalifah.
Ketika pemilihan umum kedua di selenggarakan pada bulan juni 1965, kondisi partai
16
Umma dan Partai Uni Nasional memimpin pemerintahan. Akan tetapi, militer Sudan
di bawah pimpinan Jenderal Jaafar Nimeiri kembali melancarkan kudeta pada tanggal
25 Mei 1969 dan membentuk pemerintahan Republik Demokratik Sudan.
Pemerintahan Nimeiri mampu bertahan cukup lama hingga 6 April 1985 ketika
Nimeiri dikudeta oleh militer di bawah pimpinan Letjen Abdul Rahman Swar Al-
Dahab.
Berbagai gejolak dalam perpolitikan di Sudan tersebut menyebabkan terbengkalainya
urusan membangun negara dan menyejahterakan rakyat. Oleh karena itu, rakyat di
sejumlah wilayah, terutama di wilayah selatan melakukan pemberontakan terhadap
pemerintah pusat. Akibat pemberontakan tersebut Sudan dilanda perang saudara.
Selanjutnya, pada tahun 2011 Sudan terpecah menjadi 2 negara, yaitu Sudan dan
Sudan Selatan.
4. ALJAZAIR
Aljazair merupakan negara di Afrika Utara yang sebagian besar wilayahnya dilalui
Gurun Sahara. Sejak awal abad 17, Aljazair menjadi wilayah kekuasaan Turki
Ottoman. Selanjutnya, saat kekuasaan Turki Ottoman mulai melemah pada abad 19
Aljazair diambil alih oleh Prancis. Selama masa penjajahan Prancis, banyak warga
Prancis, Italia, Spanyol, dan Malta pindah ke Aljazair. Mereka memegang peranan
penting di sektor ekonomi dan pemerintahan Aljazair. Kondisi ini pada akhirnya
menimbulkan kecemburuan sosial pada penduduk pribumi Aljazair. Nasionalisme
bangsa Aljazair pun bangkit. Mereka mulai menuntut status yang sama dengan warga
Prancis, termasuk hak suara dalam pemerintahan. Selanjutnya, pada tanggal 1
November 1954 muncul organisasi Front Pembebasan Nasional yang menuntut
kemerdekaan penuh bagi Aljazair.
Sejak tahun 1954 para pejuang Front Pembebasan Nasional melancarkan perang
gerilya terhadap Prancis. Kelompok pejuang dipimpin oleh Ahmed Ben Bella. Setelah
hampir 10 tahun berperang, para pejuang Front Pembebasan Nasional berhasil
memaksa Prancis keluar dari Aljazair. Pada tahun 1962 Aljazair berhasil memperoleh
pengakuan kedaulatan dari Prancis. Selanjutnya, pada tanggal 25 September 1962
17
Ferhat Abbas terpilih menjadi presiden Aljazair dan Ahmed Ben Bella sebagai
perdana menteri. Indonesia memiliki peranan penting dalam kemerdekaan Aljazair.
Pada tahun 1955 Presiden Soekarno mengundang para pemimpin Aljazair untuk
mengikuti KTT Asia Afrika di Bandung. Peristiwa ini menjadi tonggak sejarah
perjuangan kemerdekaan Aljazair melawan kolonialisasi Prancis. Berkat forum
internasional yang di gagas Soekarno, nama Aljazair pertama kali di kenal dunia
internasional dan akhirnya memperoleh kemerdekaan pada tahun 1962.
18
BAB IV
PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya
dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon
maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti,
dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam hati.
Dan saya juga sangat mengharapkan yang membaca makalah tentang perkembangan
nasionalisme di asia dan afrika ini akan bertambah motivasinya dan mengapai cita-cita
yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang sangat
mendalam.
Sekian penutup dari saya semoga berkenan di hati dan saya ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya.
Penyusun
SHASI BIMASYI’TA
19
KESIMPULAN
Nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang
harus diberikan kepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai
warga negara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan
pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa.
Sejak abad 19 dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia
Afrika. Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme, antara lain: faktor
dari dalam (kenangan kejayaan masa lampau, perasaan senasib dan sepenanggungan
akibat penderitaan dan kesengsaraan masa penjajahan, munculnya golongan
cendekiawan, paham nasionalis yang berkembang). Sedangkan faktor dari luar antara
lain kemenangan Jepang atas Rusia, perkembangan nasionalisme di berbagai negara,
munculnya paham-paham baru. Selain faktor intern dan ekstern pergerakan nasional juga
ikut mempunyai andil munculnya benih-benih nasional.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://serbasejarah.blogspot.com/2011/03/sejarah-pengertian-dan-perkembangannya.html
http://nisha-khoerunnisya.blogspot.co.id/2014/01/nasionalisme-adalah-suatu-sikap.html
https://books.google.co.id/books/about/Perkembangan_nasionalisme_di_Asia_Tengga.ht
ml?id=Q11EAAAAMAAJ&redir_esc=y
21
LAMPIRAN
22
(TURKI) ( CHINA)
23