Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN KEKAMBUHAN PASIEN GANGGUAN JIWA

Pembimbing Akademik :

Oleh kelompok 2

Nama Anggota:

1. Dewi Permata Sari, S.Kep 7. Monalisa Anggraini, S.Kep


2. Dini Islami, S.Kep 8. Marisa Putri, S.Kep
3. Febrio Esa Putra, S.Kep 9. Nopi Irhamni, S.Kep
4. Gita Anggalia, S.Kep 10. Priska Herlina, S.Kep
5. Indri Saputri, S.Kep 11. Qorry Ramadhania, S.Kep
6. Lindung Triyuni Oetary, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2020
SAP ( SATUAN ACARA PENYULUHAN )
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN PASIEN GANGGUAN JIWA

Pokok Bahasan : Penyuluhan Pencegahan Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa


Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Kekambuhan
Sasaran : Pasien RSJ HB SAANIN PADANG
Hari / Tanggal : Senin / 28 September 2020
Waktu : Pukul 10:00-10:30 WIB
Tempat : RSJ HB SAANIN PADANG

A. Latar Belakang
Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang

didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-Sosio-

Spritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan komunitas

baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan keperawatan jiwa

meluputi pencegahan primer adalah pendidikan kesehatan, pengubahan

lingkungan dan dukungan sistem sosial (Sulistiyowati, 2015).

Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem

pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada

dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya

pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas,

maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara perawatan anggota

keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah
perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan

kepada keluarga (Damaiyanti, 2012).

B. Tujuan
a. Tujuan umum :
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan klien mampu
memahami tentang pencegahan kekambuhan
b. Tujuan Khusus
Memberikan pendidikan kesehatan tentang :
1. Pengertian Kekambuhan
2. Tanda dan gejala kekambuhan klien gangguan jiwa
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekambuhan klien
4. Peran klien dalam pencegahan kekambuhan.
C. Pelaksanaan
1. Topik : Pencegahan Kekambuhan
2. Sasaran atau Target : Pasien RSJ HB SAANIN PADANG
3. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media dan Alat : Leaflet, laptop dan Infocus
5. Waktu dan Tempat
 Hari / Tanggal : Senin / 28 September 2020
 Jam : 10.00 WIB
 Tempat : RSJ HB SAANIN PADANG
6. Pengorganisasian
a. Penyaji : Dewi Permata Sari, S.Kep
Tugas :
 Memberikan penyuluhan kepada audient
 Menjawab pertanyaan audient
b. Moderator : Lindung Triyuni Oetary, S.Kep
Tugas :
 Membuka Acara
 Memperkenalkan pelaksanaan kegiatan
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
 Membuat kontrak waktu
c. Observer : Monalisa Anggraini, S.Kep
Tugas :
 Mencatat semua pertanyaan dari peserta
 Membuat laporan hasil penyuluhan yang dilaksanakan
d. Fasilitator : Dini Islami, S.Kep, Febrio Esa Putra, S.Kep, Gita
Anggalia, S.Kep, Indri Saputri, S.Kep, Marisa Putri, S.Kep,Nopi
Irhamni, S.Kep, Priska Herlina, S.Kep, Qorry Ramadhania, S.Kep.
Tugas :
 Menjawab pertanyaan audient
 Memfasilitasi audient untuk berperan serta aktif selama penyuluhan
7. Setting Tempat


        
        

Keterangan :
 = Moderator
 = Penyaji
 = Fasilitator
= Observer
 = Pembimbing
 = Peserta Penyuluhan

D. Rencana Kegiatan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
5 menit Pembukaan
- Memberi salam Menjawab salam
- Memperkenalkan diri Mendengar & memperhatikan
- Menjelaskan kontrak: waktu dan Mendengar & memperhatikan
tujuan penyuluhan
20 menit Pelaksanaan
- Menggali pengetahuan audient Mengemukakan Pendapat
tentang pengertian kekambuhan
- Memberi reinforcement positif Mendengar
- Menjelaskan pengertian Mendengar & memperhatikan
kekambuhan
- Menggali pengetahuan audient Mengemukakan Pendapat
tentang penyebab kekambuhan
- Memberi reinforcement positif Mendengar
- Menjelaskan penyebab kekambuhan Mendengar & memperhatikan
- Menggali pengetahuan audient Mengemukakan Pendapat
tentang tanda dan gejala
kekambuhan
- Memberi reinforcement positif Mendengar
- Menjelaskan tanda dan gejala Mendengar & memperhatikan
kekambuhan
- Menggali pengetahuan klien tentang Mengemukakan Pendapat
peran klien dalam pencegahan
kekambuhan
- Memberi reinforcement positif Mendengar
- Menjelaskan tentang peran klien Mendengar & memperhatikan
dalam pencegahan kekambuhan
5 menit Penutup
- Melakukan evaluasi Menjawab
- Memberikan reinforcement Mendengarkan
- Menyimpulkan kegiatan Menyimpulkan bersama
- Salam penutup Menjawab salam

E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
 Alat dan media sesuai dengan rencana
 Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi Proses
 Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
 Peserta penyuluhan melakukan kegiatan dari awal sampai akhir
 Peserta berperan aktif selama jalannya diskusi
3. Evaluasi Hasil
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sepatuh peserta mampu :
 Menyebutkan pengertian kekambuhan
 Menyebutkan penyebab kekambuhan
 Menyebutkan tanda dan gejala kekambuhan
 Menyebutkan peran klien dalam pencegahan kekambuhan
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN PASIEN GANGGUAN JIWA

A. Pengertian kekambuhan

Kekambuhan adalah kembalinya suatu penyakit setelah tampaknya

mereda kekambuhan yaitu kembalinya gejala – gejala penyakit sehingga cukup

parah dan mengganggu aktivitas sehari – hari dan memerlukan rawat inap dan

rawat jalan yang tidak terjadwal (Dorland, 2012).

B. Penyebab kekambuhan

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kekambuhan  pada penderita

gangguan jiwa menurut Keliat (dalam ivones 2013) adalah

1. Faktor penderita.

Penderita yang tidak teratur dalam meminum obat dapat menyebabkan

kekambuhan gangguan jiwa. Menurut penelitian, 25%-50% penderita yang

pulang dari rumah sakit jiwa tidak meminum obat secara teratur.\

2. Faktor dokter.

Pemakaian obat secara teratur dapat mengurungi kekambuhan, tetapi

pemakain obat neuroleptik dalam jangka lama dapat menyebabkan efek

samping berupa Tardive Diskinesia (gerakan tidak terkontrol)yang dapat

mengganggu hubungan social.

3. Factor penanggung jawab klien ( case manajer)


Setelah klien pulang kerumah setelah dirawat di Rumah sakit, maka perawat

Puskesmas bertanggung jawab terhadap adaptasi klien dirumah

4.  Faktor keluarga.

Menurut penelitian (di Inggris dan Amerika),  keluarga dengan ekspresi emosi

yang tinggi seperti bermusuhan, mengkritik, tidak ramah, banyak menekan

dan menyalahkan, menyebabkan 57% penderita kembali kambuh dalam waktu

9 bulan. Sebaliknya keluarga dengan ekspresi emosi yang rendah, hanya 17%

penderita yang kambuh. Selain itu faktor yang berpengaruh juga adalah

perubahan stres, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

5. Faktor masyarakat.

Faktor masyarakat lebih banyak berkaitan dengan stigma negatif yang tertuju

kepada penderita gangguan kejiwaan. Penderita dijuluki orang gila atau stres,

dianggap membahayakan, menakutkan, dan menjadi bahan olok-olokan.

Semua stigma itu, justru mempersempit kehidupan sosial mereka yang

semestinya dibantu dan diperbaiki. Mereka menjadi sulit mendapat pekerjaan,

merasa malu bergaul, takut salah, dan merasa tidak berguna

C. Tanda dan gejala kekambuhan

Tahap I  : Penderita memperlihatkan ketegangan yang berlebihan

(overextension), sering mengeluh cemas terus – menerus, tak dapat

konsentrasi, lupa kat – kata dalam pertengahan kalimat, adanya

hambatan mental dalam aktivitas dan penampilan diri yang menurun.


Tahap II : Memperlihatkan keterbatasan tingkat kesadaran (retriction

conciusness), depresi, mudah bosan, apatis, obsesional dan fobia,

mengeluh sakit di seluruh tubuh (somatisasi), menarik diri dari

aktivitas sehari – hari dan membatasi stimulus eksternal.

Tahap III : Kadang-kadang menunjukan penampilan psikotik (gangguan jiwa

yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai kenyataan

yang terjadi seperti halusinasi, waham atau perilaku kacau) ,

hipomania (mengalami sakit atau gangguan jiwa tetapi seperti orang

yang sehat), gangguan persepsi, gangguan isi pikir dan gagal

memakai mekanisme pembelaan yang matang

Tahap IV : Memperlihatkan gejala psikotik yang jelas, adanya halusinasi dan

waham secara terus menerus

Tahap V  : Penderita tidak lagi mengenal keluarga dan menganggap keluarga

sebagai penipu. Dapat pula penderita mengamuk.

Tahap VI : Penderita nampak seperti robot dan bingung serta gelisah (Keliat,

2010)

Jika muncul tanda – tanda di atas segera :

 bantu klien untuk mengungkapkan apa yang dirasakan

 segera kontrol ke RS, sehingga segera mendapat pertolongan.


D. Pencegahan Kekambuhan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah kekambuhan antara lain :

1. Mengenali penyakit mental yakni Dengan Membaca sebanyak mungkin

tentang penyakit dan pengobatannya, jika ada yang tidak dimengerti, bisa

ditanyakan ke pelayanan kesehatan

2. Hidup sehat, yakni dengan Jangan menkonsumsi alkohol atau obat lain,

karena dapat meningkatkan risiko kekambuhan. Tetap jaga makanan yang

sehat, dan berolahraga secara teratur    

3. Jaga pola tidur yang efektif    

4. Terus menkonsumsi obat sampai dokter menyarankan untuk berhenti.

5. Hindari stress   

6. Tetap berinteraksi dengan orang sekitar.

7. Siapa saja yang kamu ceritakan tentang penyakit mental kamu? harusnya itu

bersifat pribadi, sementara pandangan orang lain tentang penyakit mental

sangatlah berbeda dibanding dulu. Namun kamu setidaknya memiliki satu

teman curhat yang bisa di andalkan, untuk mencegah penyakit tersebut

kambuh lagi. Selain itu dengan dukungan keluarga mampu membuat mereka

dapat berhubungan sosial dengan orang lain.

8. Cobalah untuk mengembangkan kehidupan yang seimbang, dengan berfokus

sepenuhnya pada satu bidang, seperti pekerjaan atau hobi, Ini mungkin

tampak mudah pada awalnya untuk melarikan diri dari depresi yang kamu

rasakan, namun bagaimanapun, strategi koping ini mungkin tidak bekerja, dan
kamu akan perlu mengembangkan aspek-aspek lain dari kehidupan yang

lainnya. Hal ini penting untuk tetap berhubungan dengan semua aspek

kehidupan disekelilingmu, seperti kegiatan sekolah, bekerja atau relawan,

keluarga dan teman-teman, dan hobi.

Mengidentifikasi dukungan dari keluarga dan teman-teman pada klien, karena

Ini dapat membantu keluarga dapat mengenali gejala gangguan jiwa yang

khas, dan dapat membantu dalam mencari pengobatan jika diperlukan.


DAFTAR PUSTAKA

Dorland, 2012. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa. Jakarta: Trans
Info Media.
Keliat, B.A, 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC.
Kusumawati et al, 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medik.

Anda mungkin juga menyukai