PENANGGULANGAN KEBAKARAN
KELOMPOK :2
NAMA : Imroatul Mufidah
NRP : 0516040110
KELAS : K3-4D
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Kebakaran merupakan suatu bencana yang merugikan bagi banyak pihak yang dapat
mengakibatkan kerugian materil dan berpotensi terhadap kematian yang cukup besar sehingga
memerlukan perhatian akan keselamatan masyarakat. Namun sampai saat ini penanganan
terhadap kebakaran di Indonesia masih memiliki berbagai kendala yang mengakibatkan
kejadian kebakaran sering berakibat fatal dan berulang.
Menurut dinas kebakaran DKI Jakarta sepanjang tahun 2016 kasus kebakaran menurun
dibandingkan tahun sebelumnya. Kepala Dinas PKP DKI Jakarta Subejo mengatakan,
peristiwa kebakaran di Jakarta tahun ini mencapai 1.139 kasus. Adapun tahun lalu, kebakaran
mencapai 1.540 peristiwa. Angka kebakaran di Jakarta cukup tinggi dibandingkan di
Surabaya pada 2016 mengalami penurunan sekitar 50 persen dibandingkan kejadian selama
2015. Menurut data Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Surabaya, selama 2016 tercatat ada
300 kejadian kebakaran. Sedangkan kebakaran selama 2015 sebanyak 608 kejadian.
Kebakaran banyak terjadi di gedung-gedung perkantoran, sekolah dan pusat perbelanjaan
yang sebenarnya sudah memiliki Alat Pemadam Api Ringan atau APAR disetiap sisi dari
bangunan itu. Seharusnya dengan adanya APAR, sesuatu keakaran dapat segera dipadamkan
pada saat api belum menjalar dan membesar pada lokasi kebakaran
Oleh sebab itu, perlu dilakukan perhitungan kebutuhan APAR pada suatu bangunan dan
disesuaikan dengan jenis ruangannya agar pemadaman bisa lebih efektif dan efisien karena
tipe APAR yang digunakan sudah sesuai dengan jenis kebakarannya.
1.3 Tujuan
1. Mampu menghitung jumlah kebutuhan APAR pada sebuah gedung.
2. Mampu menentukan jenis bahan APAR pada sebuah gedung.
1.4 Manfaat
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang alat pemadam api ringan.
2. Dapat mengetahui kebutuhan APAR yang sesuai pada suatu ruangan.
3. Dapat melatih dan memberi contoh yang baik, benar dan efisien kepada orang lain
tentang cara peletakkan APAR.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Kebakaran
Kebakaran adalah api yang tidak dikehendaki dan bila dibiarkan dapat menimbulkan
berbagai macam kerugian baik kehilangan harta benda maupun korban jiwa. Selain itu
kebakaran adalah suatu peristiwa bencana yang berasal dari api yang tidak dikehendaki
yang dapat menimbulkan kerugian, baik kerugian materi (berupa harta benda, bangunan
fisik, deposit/asuransi, fasilitas sarana dan prasarana, dan lain-lain) maupun kerugian non
materi (rasa takut, shock, ketakutan, dan lain-lain) hingga kehilangan nyawa atau cacat
tubuh yang ditimbulkan akibat kebakaran tersebut.Sifat kebakaran adalah terjadi secara
tidak diduga, tidak akan padam jika tidak dipadamkan, dan kebakaran akan padam
dengan sendirinya apabila konsentrasikeseimbangan hubungan 3 unsur dalam segitiga api
tidak terpenuhi lagi
K (Bahan
Lemak dan Minyak Masakan Cairan Kimia, CO2
Masakan)
Fire Extinguisher atau Alat Pemadam Api Ringan (APAR) merupakan alat pemadam
api yang pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung diarahkan pada posisi
2
dimana api berada dan dirancang dengan tekanan > 14kg/cm .Alat Pemadam Api Ringan
adalah perlatan yang di rancang sebagai pertolongan pertama pada awal terjadinya
kebakaran, alat ini memiliki berat maksimal 16 kg, dimaa alat ini aka mudah di layani
oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadinya
kebakaran.PER.04/MEN/1980, apar adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh
satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran. Jadi adalah alat yang
digunakan untuk memadamkan api pada saat awal terjadinya kebakaran dan mampu
digunakan oleh sesorang.
2.8 Faktor Keefektifan Alat Pemadam Api Ringan
Alat pemadam api ringan dapat bekerja secara efektif untuk memadamkan api jika
memenuhi syarat berikut :
1. Pemilihan jenis apar yang tepat, sesuai dengan klasifikasi kebakaran
2. Pengetahuan yang benar tentang teknik penggunaan apar
3. Cukup tidaknya isi bahan pemadam pada apar
4. Apar berfungsi secara baik
2.9 Macam-macam Media Pemadam Sebagai Isi Alat Pemadam Api Ringan
Setiap macam media pemadam api memiliki ciri khas dalam memadamkan apidan
mempunyai keunggulan untuk kelas tertentu tetapi jugadapat berbahaya untuk jenis
kebakaran lainnya. Macam media pemadam pada alat pemadam api ringan adalah :
1. Air
Apar jenis air terdapat dalam bentuk stored pressure type dan gas cartridge type
(tabung gas). Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik mengambil
panas (cooling) dan sangat baik digunakan untuk pemadaman kelas A. Keunggulan
dan kerugian media apar jenis air adalah :
Mudah dikendalikan
Boleh untuk memadam api di tingkat awal
Hanya sekali digunakan
Tidak sesuai memadam kebakaran alat elektrik dan logam
Tidak boleh diletakkan ditempat yang suhunya sejuk dan bisa membeku
Tidak boleh untuk memadam kebakaran yang besar.
Gambar 2.5 Apar dengan media pemadam air
2. Dry Chemical Powder
Dry chemical powder merupakan kombinasi dari fosfat monoamonium dan
ammonium sulphate yang berfungsi mengganggu reaksi kimia yang terjadi pada
pembakaran, sehingga api berhenti. Dry chemical powder juga memiliki titik lebur
yang rendah dan partikel yang sangat kering serta membengkak untuk membentuk
penghalang sehingga oksigen tidak dapat masuk sehingga dapat menutup area api,
akhirnya api tidak akan menyala dikarenakan pijakan api ditutupi oleh dry chemical
powder. Selain itu, cara kerjanya dengan merusak reaksi kimia pembakaran dengan
membentuk lapisan tipis pada permukaan bahan yang terbakar. Makin halus butiran
serbuk kimia kering maka makin luas permukaan yang ditutupi.Keunggulan apar
jenis Dry Chemical Powder adalah :
Senyawa kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon dan 2 atom oksigen, yang
dapat dihasilkan baik dari kegiatan alamiah maupun kegiatan manusia. Media
pemadam api CO2berupa fase cair bertekanan tinggi. Prinsip kerja CO2 ialah reaksi
dengan O2 sehingga konsentrasinya berkurang dari 21% menjadi sama atau lebih
kecil dari 14%. Hal ini disebut pemadaman dengan cara menutup. Media pemadam
api CO2 tidak beracun tetapi dapat membuat orang pingsan atau meninggal karena
kekurangan oksigen. Kelemahan CO2 ialah tidak dapat mencegah terjadinya
kebakaran kembali setelah api padam (reignitasi) karena CO 2 tidak dapat
mengikatO2secara terus-menerus tetapi dapat mengikat O2 sebanding dengan jumlah
CO2 yang tersedia sedang suplai oksigen di sekitar tempat kebakaran terus
berlangsung.Keunggulan media APAR jenis CO2 adalah :
Perawatan rutin tabung APAR (alat pemadam api ringan) yang dilakukan setiap
bulannya
1. Cek apakah terdapat kebocoran pada tabung dan pastikan gas pendorong tidak
bocor, jika bocor keberadaan posisi jarum yg terletak di pressure gauge tepat
berada di posisi 15-20 Bar. (Berlaku untuk tabung type stored pressure)
2. Cek segel di tabung cartridge yang berada di leher tabung, apakah masih dalam
keadaan utuh.(berlaku untuk tabung tipe cartridge)
3. Bersihkan tabung dari debu, air, maupun korosi. Caranya gosok tabung dengan
kain basah hingga tak ada lagi debu, lalu gosok lagi dengan kain kering. Setelah
itu oleskan sedikit solar pada tubuh tabung secara merata, lalu akhiri dengan
penggosokan menggunakan kain kering.
4. Bolak-balikan tabung untuk menghindari pembekuan pada cairan dalam tabung.
Caranya, satu tangan memegang bagian atas tabung, dan tangan satunya lagi
memegang bagian bawah tabung. Lalu bagian atas tabung dibalik ke bawah dan
sebaliknya, bagian bawah tabung dibolak ke atas. Lakukan hingga 3-5 kali
secara perlahan.
5. Berikan pelumas secara rutin pada roda tabung. Pastikan jari-jari, velg, dan
posisi roda dalam keadaan baik.
6. Pastikanbracket dalam keadaan kuat dan melekat sempurna dengan dinding.
7. Jangan hadapkan tabung alat pemadam api ringan dengan sinar matahari dan
hujan,
8. Usahakan agar tabung alat pemadam api ringan terhindar dari kontak
langsung matahari dan disarankan untuk memberi penutuppelindung pada
tabung demi menjaga kualitas tabung lebih tahan lama.
Perawatan rutin tabung alat pemadam api ringan yang dilakukan setiap
tahunnyadianjurkan dan direkomendasikan oleh peraturan suku dinas pemadam
kebakaran adalah melakukan isi ulang media pemadam apar. Perawatan rutin
setiap tahunnya harus melakukan overhaul dan tune-up tiap spare part dari
instrumen tabung. Lalu tahap akhir adalah hydrostatic test
2.15
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Mulai
Sebelum mennyemprotkan
media pemadam, memastikan
petugas pemadam tidak
melawan arah angin
Mengrahkan corong/Nozzle ke
nyala api dan menekan tangkai
penekannya pada bahan yang
terbakar
Menggerakan corong ke
kanan dan kiri hingga
kebakaran padam
Selesai
2.14.3 Alat pemadam api berat CO2
Mulai
Menekan penekannya
Mengrahkan corong/Nozzle ke
nyala api dan menekan
penekannya pada bahan yang
terbakar
Selesai
BAB 4
PEMBAHASAN
1. Pada lantai 1
Luas bangunan 3298,87 feet2
1. Pada Lantai Satu menurut perhitungan hanya memerlukan 1 APAR, akan tetapi pada
proses peletakan APAR membutuhkan 2 APAR hal ini dikarenakan jika hanya
menggunakan 1 APAR dengan standart NFPA 10 Tahun 2013 tidak memenuhi
jangkauan dengan jari jari standart sebesar 11,5 m.
2. Pada Lantai Dua menurut perhitungan hanya memerlukan 1 APAR, akan tetapi pada
proses peletakan APAR membutuhkan 2 APAR hal ini dikarenakan jika hanya
menggunakan 1 APAR dengan standart NFPA 10 Tahun 2013 tidak memenuhi
jangkauan dengan jari jari standart sebesar 11,5 m.
3. Pada Lantai Tiga menurut perhitungan hanya memerlukan 1 APAR, akan tetapi pada
proses peletakan APAR membutuhkan 2 APAR hal ini dikarenakan jika hanya
menggunakan 1 APAR dengan standart NFPA 10 Tahun 2013 tidak memenuhi
jangkauan dengan jari jari standart sebesar 11,5 m.
4. Pada Lantai Empat menurut perhitungan hanya memerlukan 1 APAR, akan tetapi
pada proses peletakan APAR membutuhkan 2 APAR hal ini dikarenakan jika hanya
menggunakan 1 APAR dengan standart NFPA 10 Tahun 2013 tidak memenuhi
jangkauan dengan jari jari standart sebesar 11,5 m.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum pemadaman api dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR),
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Sangat cocok memadamkan kebakaran tahap awal tetapi APAR harus dilakukan
dengan cepat, akan tetapi isi dari APAR lebih sedikit daripada APAB, yang membuat
APAR tidak bisa digunakan lebih lama.
2. Untuk APAR sangat cocok digunakan sebagai alat pemadam pertama karena mudah
dibawa dengan cepat tetapi isi dari APAR tidak begitu banyak.
5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum pemadaman api denganAlat Pemadam Api Ringan
APAR saya memiliki saran yang terkait dengan praktikum sebagai berikut :
1. Harus ada maintenance agar APAR bisa digunakan secara maksimal kapanpun saat
diperlukan.
2. Ketarmpilan dalam menggunakan APAR juga harus dilatih dengan adanya pelatihan
DAFTAR PUSTAKA
Disnaker Jatim, 2008. Standar Pelayanan Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.http://disnaker.jatimprov.go.id/index.php. Diakses tanggal 6 Mei 2009.
Firdani, Luthfan, Ekawati, Bina Kurniawan. 2014. “Analysis Alat Pemadam Api Ringan
(APAR) di PT. X Pekalongan” . Semarang: Universitas dipponegoro
Gempur Santoso, 2004, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Cetakan Pertama,
Prestasi Pustaka, Jakarta
Handoko, Lukman. 2013. Buku Petunjuk Praktek. Surabaya: Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya