Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN KOPERASI DAN UMKM

“FUNGSI MANAJEMEN UMUM”

Oleh:

KELOMPOK 7

Kholil Albab A021181003

Nur FadillahRifai A021181047

Muh. Tasrif Hasbi A021181349

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Fungsi Manajemen
Umum" tepat waktu. Makalah “Fungsi Manajemen Umum" disusun guna memenuhi
tugas pada Mata Kuliah Manajemen Koperasi dan UKM]. Selain itu, penulis juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang “Fungsi
Manajemen Umum”.

Penulis berharap tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai Fungsi Manajemen Umum. Penulis juga mengucapkan terima
kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bulukumba,20 September 2020

Kelompok Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftar Isi......................................................................................................................iii

BAB I “PENDAHULUAN”

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................................1

BAB II “PEMBAHASAN”

2.1 Fungsi Perencanaan.............................................................................................3

2.2 Fungsi Pengorganisasian......................................................................................6

2.3 Fungsi Pengarahan...............................................................................................7

2.4 Fungsi Koordinasi.................................................................................................9

2.5 Fungsi Pengawasan..............................................................................................10

BAB III “PENUTUP”

3.1 Kesimpulan............................................................................................................16

3.2 Saran.....................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen sering didefinisikan sebagai "pencapaian tujuan melalui orang
lain". Kedengarannya memang terlalu sederhana, akan tetapi memberi kita
gambaran tentang beberapa hal mendasar. Yang pertama berkaitan dengan
"pencapaian tujuan". Manajemen selalu berkaitan dengan sebuah usaha untuk
mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata sebuah posisi atau jabatan di
dalam perusahaan. Banyak orang memiliki jabatan "manajer", akan tetapi dalam
kenyataannya mereka hanya menjalankan kedudukan dan bukan mengarahkan
sesuatu ke arah pencapaian tujuan yang tertentu. Pokok yang kedua adalah
berkaitan dengan aspek "melalui orang lain".
Meskipun setiap manajer memang memiliki tugas-tugas khusus yang hanya
bisa dilakukan olehnya, peran seorang manajer lebih didasarkan pada kenyataan
bagaimana dia mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas bawahannya.
Dalam arti ini, seorang manajer seharusnya lebih mementingkan pencapaian hasil
dari para bawahannya daripada prestasinya sendiri. Sebab pencapaian hasil
bersama itulah yang menentukan keberhasilan dari organisasi secara
keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah


1) Menjelaskan fungsi perencanaan
2) Menjelaskan fungsi pengorganisasian
3) Menjelaskan fungsi penganggaran
4) Menjelaskan fungsi koordinasi
5) Menjelaskan fungsi pengawasan

1.3 Tujuan
1) Mengetahui apa saja fungsi perencanaan
2) Memahami fungsi mengorganisasian

1
3) Mengetahui fungsi pengarahan
4) Memahami fungsi koordinasi
5) Mengetahui fungsi pengawasan

2
BAB II

PEMAHASAN

2.1 Fungsi Perencanaan


2.1.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu perkiraaan tentang masa depan yang didasarkan
pada pengharapan yang berasalasan. Jika perencanaan mengharapkan suatu
ikatan guna melaksanakan sejumlah tindakan yang dianggap perlu untuk
mencapai tujuan. Pada hakikatnya, perencanaan merupakan proses pengambilan
keputusan yang menjadi dasar bagi aktivitas diwaktu yang akan datang. Dalam
prosesnya diperlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana
mengerjakan, dimana suatu kegiatan perlu dilakukan, serta siapa yang
bertanggung jawab atas pelaksanaannya.
Perencanaan yang baik harus mencakup unsur-unsur:
1) Sumber daya awal dalam organisasi yang bersangkutan, termasuk
sumber daya,manusia dan sumber daya lainnya.
2) Rencana menetapkan target atau tujuan yang dapat dicapai dalam waktu
yang telah ditentukan.
3) Rencana menggariskan kebijakan awal dan layak yang memperhitungkan
sumber daya ekonomi.

Rencana yang baik harus memuat hal-hal berikut:

1) Perincian serta penjelasan tentang kegiatan yang dibutuhkan.


2) Kegiatan yang hatus dikerjakan dan alasan suatu tujuan akan dicapai.
3) Fasilitas yang tersedia dan lokasi penyimpanan sehingga sewaktu-waktu
siap digunakan.
4) Penjelasan mengenai standar waktu, kapan akan dimulai pengerjaannya
dan kapan akan diselesaikan.
5) Penjelasan tentang orang yang terkait dalam pelaksanaan tugas seperti
jumlah, kualitas, serta rinciankekuasaan dan tanggung jawabnya.
6) Uraian mengenaik teknik pengerjaan suatu pekerjaan.

3
Perencanaan dapat dibedakan menjadi beberapa, yaitu:

1) Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan atau pengertian yang merupakan
penyaluran berbagai pikiran dan tindakan dalam mengambil keputusan.
Kebijakan ini dapat dibagi menjadi kebijakan umum, kebijakan bagian, dan
kebijakan turunan (tingkat yang lebih rendah).
Selain itu, dikenal juga berbagai kebijakan yang berumber dari atasan
yang biasanya lebih rinci sehingga bawahan hanya menggunakan saja,
serta bersifat perintah (appreated policies), yaitu kebijakan yang timbul
karena adanya kasus atau pertanyaann dan kebijakan darurat (imposed
policies) seperti kebijakan karena pengaruh dari luar, misalnya adanya
Inpres, Kepmen, Perpem, dan sebaginya.
2) Aturan (Rules)
Aturan merupakan kegiatan atau tindakan yang lebih khusus dan
pasti ,yang di dalamnya disebutkan adanya larangan dan perintah.
3) Anggaran (Budget)
Perencanaan dari semua kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk
kuantitatif, biasanya berwujud angka-angka dan merupakan standar yang
harus dicapai. Apabila berwujud angka-angka atau uang maka sering
disebut sebagai anggaran. Jadi anggaran merinci pendapatan dan
pengeluaran serta memberikan target bagi kegiatan yang ada.
4) Program
Program adalah kombinasi antara kebijakan, alokasi dan urutan-urutan
yang menimbulkan serangkaian tindakan (yang didukung budget).
Program dapat dibagi menjadi program primer dan program minor
(turunan).
5) Prosedur
Prosedur adalah sejumlah intruksi yang terinci untuk melaksanakan
serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur.

4
6) Strategi
Strategi merupakan penyelesaian dari rencana yang dibuat sebagai reaksi
untuk mengatasi kesulitan atau kasus. Jadi, di dalamnya tersirat kesatuan
arah dan pembagian tekanan serta sumber yang dimilki.

2.1.2 Manfaat Rencana


Berikut inibeberapa manfaat rencana, yaitu:
1) Sebagai bahan perwujudan koordinasi dari berbagai bagian untuk
mencapai tujuan organisasi.
2) Dapat menghindarkan keadaan yang tak terduga.
3) Diperoleh efensiensi berkat dimanfaatkannya metode kerja yang sesuai.
4) Memperlancar pendelegasian kekuasaan karena adanya kebijakan,
prosedur, serta jadwal yang telah ditetapkan.
5) Sebagai pedoman pengawasan agar pelaksanaan selalu bercermin pada
tujuan.

2.1.3 Perencanaan Dalam Perkoperasian


Perncanaan merupakan realisasi dari tujuan yang telah ditetapkan. Pada
hakikatnya, pengurus koperasi adalah wakil para anggota (pemilik) yang
ditugasi untuk mengurus koperasi. Pembuat perencanaan dalam koperasi
adalah pengurus, dimana rencana kerja yang disusun itu diminta
mengesahannya dalam RAT. Rencana kegiatan yang telah disahkan
merupakan rencana kerja umum yang harus dilaksanakan oleh pengurus
pada periode yang ditentukan. Dalam pelaksanaan operasionalisasi dari
perencanaan koperasi sebagai berikut:
1) Pengurus bersama manajer meyusun rencana kerja operasional, baik
jangka panjang maupun jangka pendek.
2) Pengurus meminta manajer menuyusn garis besar program operasional,
selanjutnya di bahas bersama dengan pengurus dan pengawas.
3) Manajer juga membuat anggaran untuk mecapai hasil yang dikehendak,
tanpa mengabaikan struktur keuangan yang ada.

5
4) Berdasarkan rencana yang ada, dibuatlah kebijakan sebagai pedoman
berdasarkan pelaksanaan.
5) Secara bersama menetapkan kebijakan personalia, karyawan dan
anggota guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
6) Pengurus membuat rencana penerimanaan atau penghasilan yang akan
diperoleh koperasi.

2.2 Fungsi Pengorganisasian


2.2.1 Arti Pengorganisasian
Oeganisasi berasal dari bahasa Yunani “organon” yang berarti alat,
anggota, atau badan. Menurut James D. Mooney yang dimaksud dengan
organisasi adalah segala bentuk ikatan antar manusia untuk mencapai tujuan
bersama. Jadi,ahli ini melihat organisasi sebagai alat atau badan untuk
mencapai tujuan.
Organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Adanya kelompok orang.
2) Sifat hubungan dari orang-orang yang ada adalah bekerja sama secara
dinamis.
3) Kerjasama itu didasarkan atas hak, kewajiban, dan tanggung jawab.
Pengorganisasian juga merupakan suatu proses untuk menciptakan
hubungan diantara fungsi personalia dan factor fisik agar kegiatan yang
harus dikerjakan dapat disatukan dalam mencapai tujuan bersama.

2.2.2 Proses Pengorganisasian dalam Koperasi


Pengurus koperasi bersama dengan manajer mengumpulkan berbagai
sumber yang ada seperti personalia, dana, fasilitas yang dimiliki, serta
inventarisasi tugas dan kegiatan dalam rangka mencapai mencapai tujuan,
sehingga dapat dilakukan berbagai hal berikut:
1) Struktur organisasi yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan anggota.
2) Tatanan organisasi yang ada harus dinilai agar dapat mengikuti
perkembangan usaha.

6
3) Menetapkan kebutuhan tenaga kerja, mutasinya, serta promosi dan
keterampilan dalam melaksanakan tugas yang semakin berkembang.
4) Menjamin personalia agar tercipta ketenangan dalam bekerja,loyalitas
yang tinggi dan kesejahteraan yang memadai.

2.2.3 Pemikian Organisasi Koperasi dalam Sistem Sosial Ekonomi


Menurul Alfred Hannel , organisasi koperasi diartikan diatikan sebagai
suatu sisitem social ekonimi atau social teknik, yang terbuka dan
beriorientasi pada tujuan. Sesuai dengan karakteristik tersebut,maka
organisasi koperasi dapat ditinjau dari segi subtansinya (system sosial),
hubungannya dengan lingkungan(system yang terbuka), dan cara kerjanya
(system ekonomi).
Sebagai suatu system yang riil (konkrit) dari koperasi, maka dapat
diungkapkan hal-hal berikut:
1) Usaha ekonomi para anggota dalam bentuk perusahaan (rumah tangga),
mempunyai kegiatan seperti mengomsumsi, membeli, dan menjual
barang dari atau kepada koperasi.
2) Kelompok koperasi.
3) Perusahaan koperasi yang melayani transaksi dengan anggota seperti
menjual produksi atau membeli barang hasil perusahaan anggota.

2.3 Fungsi Penganggaran


Pengarahan atau inisiatif kegiatan merupakan fungsi manajemen yang
mengarahkan tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Hal ini meliputi
pemberian perintah yang memperngaruhi cara berkomunikasi dan
memberikan semangat atau motivasi dalam pelaksanaan untuk mencapai
tujuan organisasi. Perintah adalah permintaan khusus yang diberikan untuk
memulai bekerja dan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaannya.
Perintah merupakan untur yang penting atau esensial dalam pengarahan.

7
Agar pemberian perintah dapat dilaksanakan dengan baik,maka harus
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Peruntah harus berkaitan dengan keadaan yang nyata.
2) Perintah harus mempunyai latar belakang, yaitu sesuai dengan
sarana yang ada, waktu, dan kemampuan yang diperintah.
3) Perintah harus lengkap, kelas, singkat dan konsisten.
4) Perintah jangan bersifat paksanaan, tetapi harus diberikan dengan
bahasa yang tepat dan mudah dimengerti.
Pengarahan selain berhubungan dengan pemberian perintahjuga
berhubungan dengan cara bagaimana mempengaruhi orang lain melalui
berbagai motivasi. Perintah harus bersifat positif dan sedapat mungkin
diberikan kepada orang yang tepat agar efesien.

2.3.1 Pengarahan dalam Organisasi Koperasi


Pelaksanaan fungsi pengarahan pada koperasi dapat menjadi sangat luas
karena menyangkut beberapa kelompok personalia,yaitu:
1) Pengarahan dari pengurus kepada anggota koperas, yang meliputi
pemberian petunjuk kepada aggota dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya agar mereka menjadi anggota yang baik.
2) Pengarahan dari ketua pengurus kepada pengurus lainnya.hal ini
dimaksudkan agar para anggota pengurus benar-benar bekerja
dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab sehingga pengurus
dapat dipercaya oleh anggotanya dan sebaliknya para anggota aktif
berpartisipasi dalam melaksanakan program yang dicanangkan.
3) Pengarahan pengawas kepada pengurus. Hal ini dimaksudkan agar
cara kerja pengurus menjadi makin baik dan maju. Cara ini baik
sekali untuk menghindari penyelewengan dari para pengurus.
4) Pengarahan dari dewan penasihan dan badan Pembina kepada
pengurus dan BP mengenai sinkronisasi serta keselarasan kerja
koperasi dengan lingkunganmasing-masing.

8
5) Pengarahan dari intansi atau lembaga fungsional, seperti Koperasi
Pusat, Koperasi Gabungan, dan Dekopin agar koperasi (primer)
tetap menjalankan fungsinya secara utuh.
6) Pengarahan dari manajer kepada para karyawa. Di sini di
maksudkan agar mereka bekerja secara sungguh-sungguh dalam
menjalanankan usaha koperasi dimana hal ini
merupakantanggungjawab masing-masing. Manajer adalah atasan
langsung dari para karyawan, sehingga manajer merupakan factor
kunci yang harus memotivasi keberhasilan para karyawan dalam
melaksanakan tugas-tugas rutinnya.
7) Pengarahan dari manajer kepada anggota. Dalam melaksanakan
kegiatan tertentu,harus ada pengarahandari manajer kepada
anggotanya yang berupa petunjuk teknis atau informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut.

2.4 Fungsi Koordinasi


Koordinasi adalah usaha mengarahkan kegiatan seluruh unit-unit organisasi
dengan tujuan memberikan sumbangan yang maksimal bagi tercapainya tujuan
tertentu. Jadi koordinasi merupakan usaha yang terkoordinir, harmonis, terarah,
dan terintegrasi menuju tujuan secara bersama-sama. Dalam korrdinasi diperlukan
system komunikasi yang baik dan dan umpan balik yang positif,baik secara formal
maupun nonformal dan baik secara vertical maupun horisontal.

2.4.1 Koordinasi dalam Organisasi Koperasi


Koordinasi dalam organisasi koperasi dapat dilakukan dengan cara
berikut:
1) Mengadakan pertemuan resmi antara manajer dan staf karyawan
secara periodic, guna membahas tugas rutin masing-masing.
2) Ketua pengurus dan pengawas sebaiknya mengadakan pertemuan
satu bulan sekali untuk membahas kegiatan yang telah dilakukan
dan yang akan datang.

9
3) Membuat buku pedoman yang menjelaskan tugas masing-masing
bagian. Pedoman ini harus berdasarkan pada anggaran dasar
sedangkan operasionalnya harus berlandaskan pada Anggaran
Rumah Tangga
4) Mengangkat kelompok kerja dibawah pimpinan manajer untuk
mengkoordinir kegiatan atauunit-unit yang terkait dan kreatif.
5) Mengadakan pertemuan resmi antara semua unsur yang ada yang
biasanya disebut sebagai rapat anggota.

2.5 Fungsi pengawasan


2.5.1 Pengertian pengawasan
Pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menetapkan pekerjaan
apa yang sudah dilaksanakan, menilainya,dan mengoreksinya dengan
maksud agar pelaksanaan pekerjaan itu sesuai dengan rencana semula.
Pada prinsipnya pengawasan dapat dijalankan apabila ada rencana tertentu,
ada perintah (intruksi) untuk mengerjakan, dan ada wewenang kepada orang
lain (bawahan). Selain prinsip tersebut, juga terdapat beberapa prinsip
pendukung seperti:
1) Pengawasan harus ekonomis.
2) Pengawasan harus fleksibel dan mudah dimengerti.
3) Pengawasan harus dapat menjamin diadakannya tindakan
korektif,sehingga meluruskan jalanya organisasi yang menyimpang.
4) Pengawasan harus dapat melaporkan penyimpangan yang mungkin
ada dan usaha perbaikannya.
5) Pengawasan harus mengetahui dengan pasti tentang sifat dan
kebutuhan dan kegiatan yang harus diawasi, sehingga secara
preventif dapat mencegah adanya penyimpangan.
Fungsi pengawasan lainnya yang penting adalah mengatur apakah
kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana.
Agar apa yang direncanakan dapat diwujudkan menyadi kenyataan, seorang
pemimpin harus:

10
1) Memiliki standar sebagai pedoman (alat ukur).
2) Mengadakan supervisi kegiatan.
3) Membandingkan hasil-hasil dengan standarnya (mengevaluasi).
4) Melakukan kegiatan perbaikan (correction action) bila perlu.

2.5.2 Personalia Pengawasan dalam Perkoperasian


2.5.2.1 Pengawasan
Pengawasan dari pengawas (UU No.12 Tahun 1967, disebut badan
pemeriksa) sering disebut juga sebuts waskat, yaitu pengawasan melekat
(Instruksi Presiden No. 1 tahun 1989) tentang pedoman pelaksanaan
pengawasan melekat bagi koperasi. Dalam sistem manajemen koperasi
Indonesia, fungsi pengawasan berada di tangan pengawas yang bertindak
untuk dan/ atas nama anggota.
Dalam rapat anggota pengawas juga bertanggung jawab kepada
anggota atas hasil pengawasannya, terutama terhadap keuangan. Secara
resmi BP memeriksa laporan keuangan sebelum dilaporkan kepada
anggota dalam RAT dimana hal ini biasanya dilakukan sekali dalam satu
tahun. Dalam segi manajemen dan organisasinya,pengawas harus
melakukan pengawasan yang intensif dan rutin (minimal kuartalan).

2.5.2.2 Departemen koperasi, Dekopin, dan Pusat Koperasi


Pengawas ekstenal adalah pengawas yang berasal dari luar organisasi
bersangkutan, baik dari organ pengawasan fungsional maupun
nonfungsional. Pelaksanaan pengawasan eksternal pada koperasi adalah
sebagai berikut:
1) Pusat koperasi atau koperasi sekunder secara terus-menerus
mengadakan peninjauan yang yang bersifat pembinaan dan
pengawasan.
2) DEKOPINDA / DEKOPINWIL yang beriorientasi tidak hanya kepada
pendidikan dan pembinaan unsur gerakannya saja, namun mereka

11
secara moral juga bertugas sebagai pengawas atas jalannya
koperasi.
3) Departemen koperasi dan pengusaha kecil setempat, yang
merupakan pengawas eksternal fungsional, secara aktif
mengadakan peninjauan ke masing-masing koperasi dalam rangka
pembinaan danmemberikan informasi rutin dari pemerintah.

2.5.2.3 Badan Penasehat dan Dewan Pembina


Dewan Pembina dan penasehat sesuai dengan fungsinya hanya
memberikan pembinaan serta nasehat kepada para pengurus dan
pengawas. Mereka ini biasanya adalah sosok yang dituakan atau secara
structural lebih dihormati sehingga tepat untik dimintai saran, nasehat, dan
petunjuk. Di sini secara tidak langsung berarti juga bertindak sebagai
pengawas asal mereka menyadari dan mempunyai fungsi tersebut serta
mau dan mampu melaksanakannya.

2.5.2.4 Manajer
Manajer adalah pengawas operasional, yaitu fungsi yang melekat pada
jabatannya karena mempunyai tanggung jawab. Tangung jawab manager
mencakup semuabidang usaha atau perusahaan koperasinya sehingga
seluruh karyawan koperasimenjadi bawahannya. Dalam hal ini manajer
perlu melakukan kegiatan-kegiatan berikut:
1) Menajar secara periodic harus memberikan laporan sebagai bahan
analisis usaha.
2) Memberikan laporan terakhir sebelum tutup buku tentang keadaan
keuangan, tentang pelaksanaan manajemennya, dan untuk koreksi
serta perbaikan apabila di perlukan.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan, dan jika perlu mengusulkan
perubahan anggaran dasar atau anggaran rumah tangga
seperlunya.

12
4) Melaksanakan pengamaan yang efektif atas pelaksanaan rapat
anggota dan rapat lainnya,sehingga dapat mengusulkan perubahan
atau perbaikan untuk menghadapi masa yang akan datang.

2.5.2.5 Anggota Koperasi

Pengawas dari anggota koperasi didasarkan pada pasal 20 Undang-


Undang No.25 Tahun 1992 ayat 2d, yang menyatakan bahwa anggota
berhak mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus, baik
diminta maupun tidak. Lebih jauh lagi, dalam Pasal 13 ayat 6 UU, No. 12
Tahun 1967, dikatakan bahwa setiap anggota mempunyai hak melakukan
pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha koperasi sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar. Jadi anggota sebagai pemilik perlu
mengawasi apa yang dimilikinya, yaitu harta koperasi.

2.5.2.6 KJA atau Akuntan Publik


Koperasi Jasa Audit (KJA) dan akuntan public merupakan pengawas
keuangan yang professional. Namun, sampai sekarang masih banayk
koperasi di Indonesia yang belum memanfaatkan jasa akuntan public
sebagai pengawas. Sampai sekarang ini pemeriksanaan dari KJA
ditunjukkan untuk memenuhi kriteria TIGA SEHAT,yaitu:
Organisasi Sehat
1) Adanya kesadaran, sekurang-kurangnya pengertian pada diri
anggota bahwa mereka memiliki koperasi dan bersedia
berpartisipasi dalam kegiatan koperasi.
2) Adanya kesadaran koperasi untuk hidup atas dasar anggaran
dasarnya.
3) Ketiga alat koperasi seperti rapat anggota, pengurus dan badan
pemeriksa dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

13
4) Bagian-bagian dalam organisasi bekerja normal dalam hubungan
organik.
5) Terdapat komunikasi yang lancer antara para pengurus,
pengawas,anggota dan antar sesama anggota yang tercermin
pada administrasi dan manajemen.

Usaha Sehat
1) Kegiatan usahanya di lakukan berdasarkan asa dan sendi
dasarnya.
2) Usahanya berjalan secara kontinu dan pada setiap akhir tahun
buku terdapat laba/rugi setelah dipenuhinya ketentuan-ketentuan
yang berlaku bagi setiap perushaaan.
3) Keikutsertaan para anggota dalam koperasi diimbangi denga jasa
oleh koperasi kepadanya, minimal anggota tidak merasa kecewa
terhadap pelayanan yang diberikan oleh koperasinya.
4) Dapat dicapai tingkat efesiensi tertentu yang sesuai dengan
rencana untuk memperpendek arus barang antar produsen dan
konsumen anggota.

Mental Sehat
1) Para pengurus dan anggota sadarakan tanggung jawab modal
koperasi.
2) Tidak hanya berfikir secara kebendaan, tetapi juga menempatkan
nilai-nilai kemanusiaan dan sosial di atas nilai-nilai keberadaan.
3) Tercermin kejujuran dan keadilan dalam kegiatan pengurus dan
anggota koperasi.
4) Segala kegiatan koperasi dan manfaat yang diperolehnya
ditujukan untuk mempertinggi tingkat kesejahteraan
anggota,material, danspiritual.
5) Terdapat program-program pendidikan yang dilaksanakan secara
kontinu.

14
6) Adanya pendidikan yang konkrit dalam pengabdian kepentingan
umum.
7) Adanya kesadaran bahwa koperasi harus hidup diatas prinsip dan
swadaya sesuai dengan doktrin swakerta bina raharja dimana
kesadaran tersebut harus tampak pada kegiatan koperasi.
8) Tidak mencari keuntungan di luar prinsip-prinip koperasi.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan adalah suatu perkiraaan tentang masa depan yang didasarkan


pada pengharapan yang berasalasan. Jika perencanaan mengharapkan suatu
ikatan guna melaksanakan sejumlah tindakan yang dianggap perlu untuk
mencapai tujuan. Pada hakikatnya, perencanaan merupakan proses pengambilan
keputusan yang menjadi dasar bagi aktivitas diwaktu yang akan datang. Dalam
prosesnya diperlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana
mengerjakan, dimana suatu kegiatan perlu dilakukan, serta siapa yang
bertanggung jawab atas pelaksanaannya.
Perncanaan merupakan realisasi dari tujuan yang telah ditetapkan. Pada
hakikatnya, pengurus koperasi adalah wakil para anggota (pemilik) yang ditugasi
untuk mengurus koperasi. Pembuat perencanaan dalam koperasi adalah
pengurus, dimana rencana kerja yang disusun itu diminta mengesahannya dalam
RAT. Rencana kegiatan yang telah disahkan merupakan rencana kerja umum
yang harus dilaksanakan oleh pengurus pada periode yang ditentukan. Dalam
pelaksanaan operasionalisasi dari perencanaan koperasi sebagai beriku, terdapa
beberapa fungsi :
1. Fungsi Pengorganisasian
2. Fungsi Penganggaran
3. Fungsi Pengarahan
4. Fungsi Kordinasi, dan
5. Fungsi Pengawasan

3.1 Saran

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan,untuk itu


diharapkan kritik dan saran dari pembaca. Dan diharapkan pembaca dapat
memahami apa yang disampaikan oleh penulis.

16

Anda mungkin juga menyukai