Untuk pembuktiannya dapat dilihat pada tabel berikut ini (dalam Rupiah) :
Mesin Manual Mesin Otomatis Total
Unit jual 462 unit 308 unit
Harga Jual 400.000 800.000
Penjualan 184.800.000 246.400.000 431.200.000
(-) Biaya Variabel 150.150.000 184.800.000 334.950.000
Margin kontribusi 34.650.000 61.600.000 96.250.000
(-) Biaya tetap 30.000.000 40.000.000 70.000.000
langsung
Margin Produk 26.250.000
(-) Biaya tetap umum 26.250.000
Laba Operasi 0
Dari perhitungan di atas, maka perusahaan dapat mempertimbangkan alternatif ketiga dari studi
pasar yang dilakukan di mana alternatif ketiga dapat meningkatkan laba perusahaan sebesar Rp
2.000.000. Yang perlu ditentukan di sini adalah bahwa semua analisis adalah perencanaan.
Ketidakketercapaian atau adanya selisih sangat mungkin terjadi. Dengan demikian, kualitas
perencanaan, kemampuan memprediksi dan membaca pasar sangat dibutuhkan. Sebagai
tambahan analisis margin pengaman dan analisis leverage operasi sebagai berikut.
Margin pengamanan (margin of safety/MoS) adalah unit yang terjual atau diharapkan
terjual atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan melebihi volume
impas. Margin pengaman dapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko. Margin pengaman
merupakan selisih penjualan yang dianggarkan dengan penjualan pada titik impas. Margin
pengaman biasanya dinyatakan dalam rasio atau persentase yang dirumuskan sebagai berikut :
TR-BEP rupiah
MoS = ×100%
TR
Keterangan :
MoS = margin of safety/ margin pengaman
TR = penjualan yang dianggarkan/terjadi
BEPrupiah = penjualan pada titik impas
Perusahaan perlu menghitung margin of safety untuk mengetahui berapa penjualan bisa
turun dari rencana ke tingkat yang dapat ditoleransi sebelum perusahaan menderita kerugian.
Margin of safety merupakan kriteria yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kecukupan
rencana penjualan.
Berikut ini adalah contoh perhitungan margin of safety pada PT.Perkasa dan PT.Mentari.
Dua perusahaan ini memiliki kondisi yang relatif sama kecuali struktur biaya variable dan biaya
tetapnya.
Dari contoh diatas, maka perusahaan yang dinilai lebih aman adalah PT Perkasa karena
BEP nya lebih rendah sehingga lebih cepat tercapai. Margin pengaman 20% artinya bahwa PT
Perkasa masih bisa mentolerir penurunan penjualan sampai 20%, sementara PT Mentari hanya
mentolerir 10%. Artinya, kalua penjualan turun sampai 10% PT Mentari sudah tidak memiliki
laba.
Pengungkit operasi (operating leverage) merupakan penggunaan biaya tetap untuk
menciptakan perubahan persentase laba yang lebih tinggi ketika aktivitas penjualan berubah.
Tingkat pengungkit operasi (Degree of Operating Leverage – DOL) untuk tingkat penjualan
tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba. Bagi akuntan
manajemen, tuasan (leverage) operasi mengacu kepada kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kenaikan laba manakala volume penjualan berubah.
CM
DOL=
π
Di mana :
DOL = Degree of operating / tingkat pengungkit operasi
CM = Contribution Margin/margin kontribusi
π = Laba operasi
PT Perkasa memiliki komposisi biaya tetap lebih besar disbanding PT Mentari walaupun
jumlah biaya totalnya sama Rp 570.000. Hal ini menggambarkan bagaimana dampak komposisi
biaya tetap dan biaya variable yang berbeda sebagai berikut :
Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan kenaikan laba di mana :
Kenaikan laba PT Perkasa sebesar (RP 45.000 – Rp 30.000): Rp 30.000 = 50%
Kenaikan laba PT Mentari sebesar (Rp 60.000 – Rp 30.000): Rp 30.000 = 100%
Perusahaan dengan tuasan operasi tinggi (komposisi biaya tetap lebih besar dari
komposisi biaya variable) akan sangat peka terhadap perusahaan laba akibat adanya perubahan
volume penjualan. Pada contoh di atas PT Mentari tampak lebih mudak naik turun labanya
sehingga lebih berisiko.