Anda di halaman 1dari 1

Riska Diah Mawarni

A8 / 180154603518
TUGAS PERTEMUAN 3
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Nomor 34
Tahun 2006 Tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan
Dan/Atau Bakat istimewa, bahwa peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau
bakat istimewa memiliki peluang yang besar untuk mengharumkan nama bangsa, negara,
daerah, dan satuan pendidikannya, dan karenanya diperlukan sistem pembinaan untuk
mengaktualisasikan potensi dan bakatnya tersebut. Seleksi pada pembinaan peserta didik
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mencakup seleksi prestasi pada semua jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan. Seleksi dilakukan secara berjenjang pada tingkat satuan pendidikan,
kabupaten/kota, provinsi, nasional. FLS2N –SD merupakan salah satu lomba/festival sebagai
wadah berkreasi dengan menampilkan karya kreatif dan inovatif peserta didik sekolah dasar
dengan mengedepankan sportivitas dalam pengembangan diri secara optimal. Salah satu
cabang lomba dari FLS2N-SD adalah Gambar Bercerita. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Pembinaan Prestasi
Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat istimewa, Gambar
Bercerita masuk dalam bakat istimewa di bidang estetika.
. Menurut analisa saya, kriteria keterbakatan istimewa pada cabang lomba Gambar
Bercerita yang digunakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan atau Dinas
Pendidikan sesuai Petunjuk Pelaksanaan FLS2N-SD 2020 antara lain : (1) Kemampuan
berpikir anak (Wawasan dan pengetahuan, cara pandang, pemahaman terhadap sesuatu, daya
ingat), (2) Kreativitas anak (Memunculkan ide orisinil, menyusun unsur visual seperti garis,
warna, bentuk dan lainnya dalam gambar, keluwesan unsur rupa yang dihadirkan,
kemampuan berekspresi yang dituangkan dalam gambar, keterampilan komunikasi tulisan
dan visual), (3) Kemampuan anak dalam memperhatikan dan menyesuaikan lingkungan
(Kesesuaian cerita dengan lingkungan anak yang masih sekolah dasar), (4) Kefokusan anak
dalam menyelesaikan tugas (Motivasi dalam mengerjakan tugas, tanpa motivasi yang baik
anak akan cepat bosan dan tidak mengerjakan tugas yaitu menggambar dengan maksimal atau
berhenti ditengah jalan atau saat ditengah jalan gambar menjadi jelek).
Kriteria keterbakatan yang saya analisa sesuai dengan jenis dan cara menentukan
keterbakatan yang digunakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemendikbud
mendefinisikan keterbakatan sebagai warga negara yang memiliki potensi kecerdasan an
bakat istimewa (pasal 5, UU No. 20 tahun 2003) atau disebut dengan cerdas istimewa (CI)
dan Bakat Istimewa (BI). Potensi kecerdasan yang dimaksud merujuk pada bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, dan bakat istimewa merujuk pada bidang estetika atau seni dan
olahraga (PP No. 17 tahun 2010 dan Permendiknas No. 34 tahun 2006). Definisi keterbakatan
tersebut masih sangat umum. Produk dari Kemendikbud yang bersifat teknis tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Pendidikan bagi siswa cerdas istimewa yang dikeluarkan
oleh Direktorat Pembinaan PK-PLK tahun 2011, mendefinisikan siswa cerdas istimewa
menggunakan teori Multi Faktor yang dikembangkan oleh Monks. Berdasarkan teori Multi
Faktor dijelaskan bahwa konsep keterbakatan dapat ditinjau berdasarkan empat dimensi multi
faktor yang saling terkait satu sama lain. Empat dimensi multifaktor tersebut yaitu motivasi,
kreativitas, dan kemampuan luar biasa ditambah faktor keempat yaitu faktor lingkungan.
Kriteria keterbakatan pada poin 1 hingga 4 yang saya analisa diatas sesuai dengan teori Multi
Faktor yang mendefinisikan keterbakatan ditinjau dari empat dimensi multi faktor yang
saling terkait satu sama lain.

Anda mungkin juga menyukai