Anda di halaman 1dari 12

Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

VARIASI FONOLOGI DAN LEKSIKAL DIALEK MERANGIN DI DESA


BUNGOTANJUNG, KAMPUNGLIMO, DAN SUNGAIJERING KECAMATAN
PANGKALANJAMBU

Phonology and Lexical Variations of Merangin Dialek in Bungotanjung, Kampunglimo, and


Sungaijering Villages, Pangkalanjambu District

Rengki Afria dan Mailani Muadzimah Lijawahirinisa


Universitas Jambi
Mendalo Indah, Jambi, Indonesia
Pos-el: rengkiafria@gmail.com; mailanimuadimah@gmail.com

Naskah masuk: 7 Mei 2020, disetujui; 6 Juni 2020, revisi akhir: 20 Juni 2020

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan variasi fonologi dan leksikal dialek Merangin di
Desa Bungotanjung, Kampunglimo, dan Sungaijering (TP) Kecamatan Pangkalanjambu (DP).
Penelitian ini perlu dilakukan untuk mendeskripsikan situasi kebahasaan di DP berdasarkan
penghitungan dialektometri. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif-
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui metode cakap, simak, rekam, dan catat. Sumber
data berasal dari bahasa Melayu dialek Merangin. Data berupa 200 kosakata Swadesh. Metode
analisis data adalah metode padan dan metode dialektometri. Hasil perbandingan titik
pengamatan ditemukan variasi fonologi didapatkan 1% (2 varian) pada TP1-TP2, 2% (4 varian)
pada TP2-TP3, dan 2,5% (5 varian ) pada TP3-TP1. Sementara, variasi leksikal didapatkan 22
varian atau 11% pada TP1-TP2, 28 varian atau 14% pada TP2-TP3, dan 28 varian atau 14%
pada TP3-TP1. Hasil variasi fonologi dan leksikal tersebut menunjukkan status kebahasaan tidak
ada perbedaan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pertahanan identitas bahasa/dialek, prestise
pemakaian bahasa/dialek, faktor kekeluargaan, faktor budaya dan faktor sosial. Oleh karena itu,
penelitian ini telah mengidentifikasi bahwa isolek Pangkalanjambu merupakan bagian dari bahasa
Melayu, dialek Merangin.
Kata Kunci: dialektologi, dialektometri, variasi, fonologi, leksikal.

Abstract
This study aims to describe the phonological and lexical variations of the Merangin dialect in the
villages of Bungotanjung, Kampunglimo, and Sungaijering (TP), Pangkalanjambu District (DP).
This research needs to be done to describe the linguistic situation in DP based on dialectometric
calculations. The research method uses descriptive quantitative-qualitative methods. Data
collection using a method of proficient, consider, and record. The data source is Malay language
in Merangin dialect. Data in the form of 200 Swadesh vocabulary’s. Data analysis is matching and
dialectometry method. The results of comparison of observation points found phonological
variation found 1% (2 variants) on TP1-TP2, 2% (4 variants) on TP2-TP3, and 2.5% (5 variants)
on TP3-TP1. Meanwhile, lexical variation found 22 variants or 11% in TP1-TP2, 28 variants or
14% in TP2-TP3, and 28 variants or 14% in TP3-TP1. The results of phonological and lexical
variations show that there is no difference in linguistic status. This is influenced by
language/dialect identity defense factors, prestige of language/dialect usage, family factors,
cultural factors and social factors. Therefore, this study has identified that the Pangkalanjambu
isolect is part of the Malay language, Merangin dialect.
Keywords: dialectology, dialectometri, variation, phonolgy, lexical.

1. PENDAHULUAN yang berbau modern dan baru, termasuk


Di dunia modern saat ini, keberadaan bahasa, menjadi pemicu untuk dilakukannya
bahasa daerah mulai sulit diketahui, terlebih riset atau penelitian terhadap bahasa,
yang berada di desa-desa yang jauh. Kondisi khususnya pada dialek bahasa tersebut.
masyarakat yang identik dengan sesuatu Sementara itu, Indonesia adalah tanah yang

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 77


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

luas dengan beragam bahasa, beragam lanjut, titik pengamatan (TP) dan daerah
dialek, dan beragam logat pula. Untuk itu, pengamatan (DP) ini belum pernah diteliti
peneliti menggagas mengenai variasi dialek sebelumnya dalam hal penelitian
secara leksikal dan fonologi, khususnya dialektologi. Selain itu, hasil penelitian ini
dialek dalam bahasa Melayu. nantinya menjadi sebagai literatur
Bahasa adalah alat komunikasi yang inventarisasi dan dokumentasi bahasa atau
digunakan manusia, selain untuk dialek daerah yang ada di Provinsi Jambi.
berkomunikasi, bahasa juga merupakan Dialektologi adalah ilmu tentang dialek
sarana untuk berinteraksi dalam lingkungan atau cabang dari linguistik dan mengkaji
sosial. Melalui bahasa, manusia dapat saling perbedaan bahasa dengan memperlihatkan
terhubung satu sama lain. Ditinjau dari perbedaan tersebut secara utuh atau
konsep tersebut, diketahui bahwasanya semuanya (Mahsun, 1995:11; Chambers &
bahasa erat dengan masyarakat, karena Trudgill, 2004; Fernandez, 1993).
masyarakat adalah pengguna bahasa. Variasi dialek atau bahasa dapat terjadi
Masyarakat pengguna bahasa tentu karena digunakan di tempat tertentu, di
menggunakan bahasa daerahnya untuk waktu tertentu, atau juga pada golongan
berkomunikasi dalam lingkungan bahasanya. tertentu. Dengan demikian, dapat
Bahasa yang digunakan oleh penutur dari disimpulkan bahwasanya dialek membahas
suatu daerah disebut bahasa daerah. Bahasa mengenai variasi bahasa.
daerah yang ada di Indonesia yang Nadra dan Reniwati (2009:28)
teridentifikasi sebanyak 718 dari 2.560 menyatakan bahwa variasi leksikal
daerah pengamatan (Badan Bahasa, 2020). merupakan perbedaan bahasa/dialek yang
Provinsi Jambi oleh Badan Bahasa (2020) terjadi pada bidang leksikon. Artinya, ada
terdapat tujuh bahasa, salah satunya adalah yang disebut sebagai perbedaan leksikon
bahasa Melayu dialek Merangin. Oleh karena jika leksikon-leksikon yang digunakan untuk
itu, tidak menutup kemungkinan, dialek merealisasikan suatu makna dari etimon
tersebut mempunyai perbedaan antara yang berbeda. Variasi leksikal adalah
tuturan masyarakat yang berada di daerah sebaran leksikon yang berbeda dari dialek
satu berbeda dengan daerah lain. Perbedaan yang sama, dan dapat ditelusuri asal-
tersebut dalam dialektologi, dapat berupa usulnya berdasarkan sebaran pengguna
fonologi dan leksikal. bahasanya.
Penelitian ini memfokuskan dalam tataran Penelitian sebelumnya sebagai acuan
dialektologi di Kabupaten Merangin, pada penelitian ini adalah penelitian yang
Kecamatan Pangkalanjambu sebagai daerah dilakukan oleh Pamolango (2012), Harahap
pengamatan (DP). Dalam DP tersebut (2014), Afria (2017; 2019), dan Antono et
diambil tiga desa sebagai titik pengamatan al., (2019). Pamolango (2012) meneliti
(TP), yakni Desa Bungotanjung (BT), Desa tentang geografi dialek bahasa Saluan. Hasil
Kampunglimo (KL), dan Desa Sungaijering penelitiannya menyimpulkan bahwa bahasa
(SJ). TP tersebut secara geografis dan Saluan tidak memiliki ciri secara khusus
administratif terletak berdekatan. Namun, dalam variasi fonologi, variasi leksikal dalam
ketiga TP tersebut memiliki perbedaan yang bahasa Saluan tersebar dalam satu
bervariatif dalam menuturkan kecamatan, dua kecamatan, dan seluruh
bahasa/dialeknya. Oleh karena itu, perlu kecamatan secara acak, selain itu, hasil
dilakukan penelitian untuk mengetahui penelitian Pamolango disebutkan bahwa
variasi fonologi dan leksikal yang dituturkan hanya terjadi perbedaan wicara dalam
oleh masyarakat pengguna bahasa/dialek tempat penelitiannya.
serta menghitung persentase dialektometri Afria (2017;2019), secara terpisah
untuk menentukan situasi kebahasaan pada meneliti tentang variasi fonologis dan variasi
DP tersebut. Tolok ukur dipilihnya tiga TP leksikal di Kecamatan Bukitkerman, Kerinci.
tersebut adalah letak geografisnya, karena Hasil penelitiannya adalah terdapat variasi
semakin dekat daerah tersebut berada fonologis dan leksikal pada daerah yang
dengan daerah lain, maka semakin kecil pula ditelitinya. Berdasarkan hasil analisis
perbedaan dialeknya, dan semakin jauh sinkronis, ditemukan variasi-variasi bunyi,
daerah tersebut dengan daerah lain, maka yakni [a], [aɁ], [i], [u], [e], [ә], [o], [oɁ],
semakin besar pula perbedaannya. Lebih [aw], [ew], [iy], [p], [b], [t], [k], [g], [m],

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 78


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

[n], [ŋ], [ɲ], [s], [d], [h], [Ɂ], dan [l] dalam disebabkan oleh faktor geografis, faktor
beberapa posisi. Berdasarkan hasil analisis budaya, dan penutur (dalam bahasa Jawa).
diakronis ditemukan fonem PIBK dari hasil Relevansi penelitian tersebut dengan
proses rekonstruksi protobahasa pada posisi penelitian ini juga terletak pada teori dan
tertentu. Fonem tersebut berupa enam metode. Penelitian tersebut menghasilkan
fonem vokal dua gugus bunyi, yaitu vokal output berpa peta bahasa, sedangkan
*/i/, */u/, */e/, */ә/, */o/ dengan luncuran penelitian ini mendeskripsikan perbedaan
gugus bunyi /oɁ/, dan */a/ dengan bahasa/dialek dalam bentuk persentase
meluncurkan gugus bunyi /aɁ/ ; tujuh dialektometri.
diftong */aw/, */ow/, */ew/, */iw/, */uw/ Penelitian mengenai variasi fonologi dan
dan */iy/, */әy/ dan sembilan belas fonem leksikal juga dilakukan oleh Harahap (2014)
konsonan */p/, */b/,*/t/, */k/, */g/, */m/, meneliti tentang variasi fonologi dan leksikon
*/n/, */ŋ/, */ɲ/, */s/, */d/, */h/, */Ɂ/, */l/, dialek Angkola di Kabupaten Tapanuli
*/r/, */j/, */c/, */w/, dan */y/. Inovasi Selatan. Tujuan penelitiannya adalah untuk
fonologis yang ditemukan berdasarkan mendeskripsikan variasi fonologi dan
kaidah perubahan bunyi, seperti: 1) leksokon dalam dialek Angkola, data yang ia
metatesis; 2) afaresis; 3) pemecahan vokal; peroleh disusun sesuai kata kerja, kata sifat,
4) apokop; dan 5) sinkop. Situasi kebasaan dan kata benda. Temuannya adalah adanya
dari data penelitian disimpulkan tidak ada perbedaan secara fonologi dalam dialek
perbedaan. Variasi leksikal yang ditemukan Angkola dan faktor geografis yang
dengan menggunakan Data bersumber dari memengaruhi variasi.
15 konsep data yang berjumlah 734 glos. Ketiga penelitian terdahulu yang telah
Berdasarkan hasil analisis didapatkan 143 dipaparkan dapat disimpulkan bahwa
variasi, yakni: Bilangan dan Ukuran (1 glos); penelitian tersebut relevan dengan
Waktu dan Musim (5 glos); Bagian Tubuh penelitian ini dalam hal teori dan metode,
Manusia (13 glos); Kata Ganti dan Istilah sedangkan perbedaannya adalah terletak
Kekerabatan (12 glos); Pakaian dan pada substansi hasil penelitian, mengingat
Perhiasan (4 glos); Jabatan dan Pekerjaan objek bahasa/dialek kajian sudah berbeda.
(4 glos); Binatang (13 glos); Tumbuhan (17 Berdasarkan observasi lapangan, kajian ini
glos); Alam (12 glos); Bau dan Rasa (2 belum pernah dilakukan di DP, baik dalam
glos); Sifat, keadaan dan warna (13 glos); bentuk skripsi, jurnal, maupun artikel ilmiah
Rumah (9 glos); Alat (8 glos); Kehidupan lainnya, sehingga hasilnya nanti juga
masyarakat (4 glos); Makanan dan minuman merupakan temuan terbaru dalam bidang
(1 glos); Penyakit dan obat (2 glos); dialektologi.
Aktivitas (20 glos); Nama Hari (0 glos); Glos
tanya (2 glos); Kesenian dan permainan (1 2. METODE PENELITIAN
glos). Sedangkan jarak kosakata dari tiga TP Metode penelitian yang digunakan dalam
tersebut adalah IPp – IP 4%, IP – IM 5,5%, penelitian ini adalah metode deskriptif
dan IM – Ipp 6% dengan keterangan tidak (Moleong, 2012) kuantitatif kualitatif, yakni
ada perbedaan. Relevansinya terhadap mendeskripsikan dan memaparkan variasi
penelitian ini adalah teori dan metode yang dialek secara fonologi dan leksikal, serta
digunakan, tetapi berbeda pada objek kajian menggunakan cara penerjemahan dalam
bahasa/dialek. bentuk transkripsi dan penghitungan data
Selanjutnya, Antono, et,al (2019) (Mahsun, 2012). Adapun alasan mengapa
berjudul pemertahanan leksikal dan mengambil metode ini karena belum ada
fonologis dalam bahasa Jawa di Kabupaten penelitian yang dilakukan, sehingga belum
Wonogiri dengan kajian geografi dialek. ada data pengelompokkannya. Adapun
Penelitian tersebut menggunakan penelitian sumber data penelitian ini adalah penutur
deskriptif kualitatif dan membahas mengenai yang berasal dari Kabupaten Merangin,
deskripsi tentang pemertahanan fonologi Kecamatan Pangkalanjambu: Desa
dan leksikal dalam bahasa Jawa, teknik yang Bungotanjung, Kampunglimo, dan
digunakan dalam penelitian tersebut adalah Sungaijering. Pengambilan data
simak dan cakap. Hasil penelitiannya adalah menggunakan teknik cakap, simak, rekam
adanya pemertahanan fonem (vokal dan suara telepon, dan catat.
konsonan) dan pemertahanan leksikal yang

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 79


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

Data berupa 200 kosakata yang membandingkan data yang terkumpul dari
bersumber dari Swadesh. Analisis data tempat penelitian tersebut (Mahsun, 1995;
menggunakan metode dialektometri untuk Nadra & Reniwati, 2009).
menghitung persentase perbedaan. 𝑠𝑥100
= 𝐝%
Pemilihan informan sesuai dengan syarat- 𝑛
syarat yang telah ditentukan, yakni informan S = Jumlah beda dengan titik pengamatan
adalah orang yang benar-benar tinggal di n = Jumlah peta yang dibandingkan
daerah penelitian, berusia 20–60 tahun yang d = Persentase jarak dialek antartitik
fasih menggunakan bahasa atau dialek pengamatan
daerahnya.
Dialektometri merupakan rumus yang Lalu, persentase untuk menentukan
digunakan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antartitik pengamatan dengan
atau seberapa banyak perbedaan dialek di kriteria, yakni:
tempat yang diteliti tersebut, dan

Tabel 1
Persentase dan status kebahasaaan fonologi dan leksikal
Persentase perbedaan fonologi Persentase perbedaan leksikal
17% > = perbedaan bahasa > 81% = perbedaan bahasa
12% -16% = perbedaan dialek 51%-80% = perbedaan dialek
8% -11% = perbedaan subdialek 31%-50% = perbedaan subdialek
4% -7% = perbedaan wicara 21%-30% = perbedaan wicara
0% -3% = tidak ada perbedan < 20% = tidak ada perbedaan
Sumber: Mahsun, 1995; Chambers & Trudgill, 2004; Fernandez, 1993)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 184 telinga liηOɁ taliηOɁ liηOɁ


3.1 Variasi Fonologi
3.1.1 Variasi Vokal 5) Variasi a ̴ o ̴ o/penultima
1) Variasi a ̴ a ̴ Ø/penultima Variasi /a/ muncul pada satu korespondensi,
Variasi /a/ muncul pada satu korespondensi, yakni a ̴ o ̴ o pada posisi penultima. Bunyi
yakni a ̴ a ̴ Ø pada posisi penultima. Bunyi [a] muncul pada TP1, dan bunyi [o] muncul
[a] muncul pada TP1 dan TP2, dan bunyi pada TP2 dan TP3 di data 139.
[Ø] muncul pada TP3 di data 139. 139 matahari matahaRi matohaRi matoRi
139 matahari matahaRi matohaRi matoRi
6) Variasi ε ̴ a ̴ a/antepenultima dan
2) Variasi ә ̴ a ̴ Ø/antepenultima ultima
Variasi /a/ muncul pada korespondensi ә ̴ a Variasi /a/ muncul pada satu korespondesi,
̴ Ø pada posisi antepenultima. Bunyi [ә] yakni ε ̴ a ̴ a pada posisi antepenultima .
muncul pada TP1, bunyi [a] muncul pada Bunyi [ε] muncul pada TP1, dan bunyi [a]
TP2, bunyi [Ø] muncul pada TP3 di data muncul pada TP2 dan Tp3 di data 30.
156. 30 berjalan jalεn/pai bәjalan jalan
156 perempuan bәtinO batinO tinO
7) Variasi a ̴ a ̴ ε/ultima
3) Variasi a ̴ Ø ̴ Ø/#- Variasi /r/ muncul pada korespondensi a ̴ a ̴
Variasi [a] muncul pada korespondensi a ̴ Ø ε dengan posisi ultima. Bunyi [a] muncul
̴ Ø pada posisi awal. Bunyi [a] muncul pada pada TP1 dan TP2, bunyi [ε] muncul pada
TP1, bunyi [Ø] muncul pada TP2 dan TP3 di TP3 di data 162.
data 172. 162 pusar pusaR pusaR pusεɁ
172 semua lagalO galO-galO galO
8) Variasi a ̴ a ̴ o/#- , a ̴ a ̴
4) Variasi Ø ̴ a ̴ Ø/antepenultima o/penultima dan a ̴ a ̴ o/-#
Variasi /a/ muncul pada korespondensi Ø ̴ Variasi /a/ muncul pada satu korespondensi,
a ̴ Ø pada posisi antepenultima. Bunyi [Ø] yakni a ̴ a ̴ o pada posisi awal. Bunyi [a]
muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [a] muncul muncul pada TP1 dan TP2, dan bunyi [o]
pada TP2 di data 184.

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 80


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

muncul pada TP3 di data 80 dengan posisi 189 Tidak idaɁ daɁ daɁ
awal.
80 hantam hantam hantam Ontam 16) Variasi i ̴ i ̴ Ø/ultima
34 bilamana bilamana bilamana bilOmanO Variasi /i/ muncul pada satu korespondensi,
yakni i ̴ i ̴ Ø pada posisi ultima. Bunyi [i]
9) Variasi o ̴ a ̴ o/penultima muncul pada TP1 dan TP2, dan bunyi [Ø]
Variasi /a/ muncul pada satu korespondensi, muncul pada TP3 di data 97.
yakni o ̴ a ̴ o pada posisi penultima. Bunyi 97 Itu itu itu tu
[o] muncul pada TP1 dan TP3, dan bunyi [a]
muncul pada TP2 di data 109. 17) Variasi i ̴ ε ̴ i/ultima dan
109 Karena karnO karena karnO penultima
Variasi /i/ muncul pada korespondensi yakni
10) Variasi a ̴ o ̴ a/penultima i ̴ ε ̴ i, pada posisi ultima dan penultima.
Variasi /a/ muncul pada korespondensi, Bunyi [i] muncul pada TP1 dan TP3, bunyi
yakni a ̴ o ̴ a pada posisi penultima. Bunyi [ε] muncul pada TP2 di data 7 dan data 119.
[a] muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [o] 7 Angin aƞin aƞɛn aηin
muncul pada TP2 di data 105. 119 kuning kuniη kunεη kuniη
105 kalau Kalau kalou kalau
18) Variasi ε ̴ ε ̴ i/ultima
11) Variasi i ̴ a ̴ a/-# Variasi /i/ muncul pada korespondensi ε ̴ ε ̴
Variasi /a/ muncul pada satu korespondensi, i pada posisi ultima. Bunyi [ε] muncul pada
yakni i ̴ a ̴ a pada posisi akhir. Bunyi [i] TP1 dan TP2, bunyi [i] muncul pada TP3 di
muncul pada TP1, dan bunyi [a] muncul data 121.
pada TP2 dan TP3 di data 181 sebagai posisi 121 Lain laεn lain lain
akhir.
19) Variasi u ̴ i ̴ i/ultima
181 Tangan taηin taηan taηan
Variasi /u/ muncul pada satu korespondensi,
12) Variasi a ̴ i ̴ a/ #- yakni u ̴ i ̴ i pada posisi ultima. Bunyi [u]
Variasi /a/ muncul pada satu korespondensi, muncul pada TP1, dan bunyi [i] muncul
yakni a ̴ i ̴ a pada posisi awal. Bunyi [a] pada TP2 dan TP3 di data 76.
muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [i] muncul 76 Gigi gugu gigi gigi
pada TP2 di data 46. Perhatikan tabel
berikut! 20) Variasi o ̴ u ̴ u/-# dan ultima
46 Cacing caciη ciɁciη caciη Variasi /u/ muncul pada korespondensi,
yakni o ̴ u ̴ u pada posisi akhir dan ultima.
13) Variasi o ̴ a ̴ a/penultima Bunyi [o] muncul pada TP1, bunyi [u]
Variasi /a/ muncul pada dua korespondensi, muncul pada TP2 dan TP3 di data 41, data
yakni o ̴ a ̴ a pada posisi ultima. Bunyi [o] 190, dan data 185.
muncul pada TP1, bunyi [a] muncul pada 41 Bunuh bunOh bunuh bunuh
TP2 dan TP3 di data 59 dan di data 137. 190 Tidur tidO tidu tidu
59 di dalam dalOm di dalam di dalam 185 Telur tәlO tOlu tOlu
137 malam malOm malam malam
21) Variasi O ̴ u ̴ O/-#
14) Variasi ɨ ̴ ε ̴ i/-# Variasi /u/ muncul pada korespondensi,
Variasi [i] muncul pada korespondensi ɨ ̴ ε ̴ yakni o ̴ u ̴ o pada posisi akhir. Bunyi [o]
i pada posisi akhir. Bunyi [ɨ] muncul pada muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [u] muncul
TP1, bunyi [ε] muncul pada TP2, dan bunyi pada TP2 di data 116.
[i] muncul pada TP3 di data 158. 116 Kotor kumOh kumuh kumOh
158 Pikir pikɨ pikε miki
22) Variasi u ̴ o ̴ u/penultima
15) Variasi i ̴ Ø ̴ Ø/ultima Variasi /u/ muncul pada korespondensi u ̴ o
Variasi /i/ muncul pada korespondensi i ̴ Ø ̴ ̴ u pada posisi penultima. Bunyi [u] muncul
Ø dengan posisi ultima. Bunyi [i] muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [o] muncul pada
pada TP1, bunyi [Ø] muncul pada TP2 dan TP2 di data 143.
TP3 di data 189. 143 minum minun minOm minum

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 81


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

23) Variasi ε ̴ i ̴ i/-# 30) Variasi Ø ̴ ә ̴ Ø/penultima dan -#


Variasi /i/ muncul pada satu korespondensi, Variasi /e/ muncul pada dua korespondensi,
yakni ε ̴ i ̴ i pada posisi akhir. Bunyi /ε/ yakni Ø ̴ ә ̴ Ø pada posisi penultima. Bunyi
muncul pada TP1, bunyi /i/ muncul pada [Ø] muncul pada TP1 dan TP3, dan bunyi
TP2 dan TP3 di data 182. [ә] muncul pada TP2 di data 109 dan data
182 Tarik taRεɁ taRiɁ taRiɁ 113.
109 Karena karnO karәna karnO
24) Variasi i ̴ i ̴ ε /#- 113 Kepala palOɁ kәpalOɁ palOɁ
Variasi /i/ muncul pada satu korespondensi,
yakni i ̴ i ̴ ε pada posisi awal. Bunyi [i] 31) Variasi ә ̴ O ̴ O/ultima dan #-
muncul pada TP1 dan TP2, dan bunyi [ε] Variasi /e/ muncul pada tiga korespondensi,
muncul pada TP3 di data 69. yakni ә ̴ o ̴o pada posisi ultima dan awal.
69 Ekor ikuɁ ikuɁ εkor Bunyi [ә] muncul pada TP1, dan bunyi [o]
muncul pada TP2 dan TP3 di data 58, 94,
25) Variasi i ̴ ε ̴ i/-# 114, 152, 70, 171, 28, 183, 185 dan data
Variasi /i/ muncul pada satu korespondensi, 186.
yakni i ̴ ε ̴ i pada posisi akhir. Bunyi [i] 94 Ikat kәbәɁ kObεɁ kObεɁ
muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [ε] muncul
114 Kering kәRiη kORiη kORiη
pada Tp2 di data 62.
152 Pasir kәsiɁ kOsiɁ kOsiɁ
62 Dingin diηin diηεn diηin
70 Empat әmpεɁ OmpεɁ OmpεɁ
26) Variasi Ø ̴ ә ̴ Ø/ -# 28 Bengkak bәηkaɁ bәηkaɁ bOηkaɁ
Variasi /e/ muncul pada satu korespondesi, 58 Dengar dәηa dOηa dOηa
yakni Ø ̴ ә ̴ Ø pada posisi awal. Bunyi [Ø] 171 Sempit sәmpiɁ sOmpiɁ sOmpiɁ
muncul pada TP1 dan Tp3, dan bunyi [ә] 183 Tebal tәba tOba tOba
muncul pada TP2 di data 30 sebagai posisi 185 Telur tәlO tOlu tOlu
awal.
186 Terbang tәbaη tObaη tObaη
30 Berjalan jalεn/pai bәjalan jalan
32) Variasi ә ̴ o ̴ ә/penultima
27) Variasi ә ̴ a ̴ ә /#-
Variasi /e/ muncul pada satu korespondensi,
Variasi/e/ muncul pada satu korespondensi, yakni ә ̴ o ̴ ә pada posisi penultima. Bunyi
yakni ә ̴ a ̴ ә pada posisi awal. Bunyi [ә]
[ә] muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [o]
muncul pada TP1 dan TP3. dan [a] muncul
muncul pada TP2 di data 29.
pada TP2 di data 55.
29 Berenang bәnaη baronaη bәrәnaη
55 Debu debu abu debu
33) Variasi Ø ̴ ә ̴ o/#-
28) Variasi ә ̴ ә ̴ O/ penultima
Variasi /e/ muncul pada korespondensi Ø ̴ ә
Variasi /e/ muncul pada korespondensi,
̴ o dengan posisi awal. Bunyi [Ø] muncul
yakni ә ̴ ә ̴ o pada posisi penultima. Bunyi
pada TP1, bunyi [ә] muncul pada TP2, dan
[ә] muncul pada TP1 dan TP2, bunyi [o]
bunyi [o] muncul pada TP3 di data 194.
muncul pada TP3 di data 33, 153, 157, dan
194 Tiup mbuih әmbus Ombuih
187.
33 Besar gәdaη gәdaη gOdaη 34) Variasi Ø ̴ ә ̴ Ø/antepenultima
153 Pegang pәgaη pәgaη pOgaη Variasi /e/ muncul pada korespondensi Ø ̴ ә
157 Perut pәRuiɁ pәRut pORuit ̴ Ø dengan posisi antepenultima. Bunyi [Ø]
187 Tertawa gәlaɁ gәlaɁ gOlaɁ muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [ә] muncul
pada TP2 di data168.
29) Variasi Ø ̴ ә ̴ o/penultima 168 Sedikit dikIɁ sәdikIɁ dikIɁ
Variasi /e/ muncul pada korespondensi Ø ̴ ә
̴ o dengan posisi penultima. Bunyi [Ø] 35) Variasi Ø ̴ o ̴ ә/penultima
muncul pada TP1, bunyi [ә] muncul pada Variasi /e/ muncul pada satu korespondensi,
TP2, bunyi [o] muncul pada TP3 di data 187. yakni Ø ̴ o ̴ ә pada posisi penultima. Bunyi
[Ø] muncul pada TP1, bunyi [o] muncul
pada TP2, dan bunyi [ә] muncul pada TP3 di
data 29.

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 82


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

29 Berenang bәnaη baronaη bәrәnaη 43) Variasi g ̴ η ̴ g /ultima


Variasi /g/ muncul pada korespondensi g ̴ η
36) Variasi u ̴ a ̴ a/-# dan #- ̴ g pada posisi ultima. Bunyi [g] muncul pada
Variasi /u/ muncul pada satu TP1 dan TP3, bunyi [η] muncu pada TP2 di
korespondensi, yakni u ̴ a ̴ a pada posisi data 72.
akhir dan awal. Bunyi [u] muncul pada TP1, 72 Gali gali ηaliɁ galih
dan bunyi [a] muncul pada TP2 dan TP3 di
data 115. 44) Variasi h ̴ Ø ̴ Ø /#-
151 Panjang panjuη panjaη panjaη Variasi /h/ muncul pada dua korespondensi,
yakni h ̴ Ø ̴ Ø pada posisi awal. Bunyi [h]
37) Variasi u ̴ o ̴ u/penultima muncul pada TP1, dan bunyi [Ø] muncul
Variasi /o/ muncul pada satu korespondensi, pada TP2 di data 81, 85 dan 89.
yakni u ̴ o ̴ u pada posisi penultima. Bunyi 81 Hapus hapuih apus apuih
[u] muncul pada TP1 dan TP3, dan bunyi [o] 85 Hijau hijau Ijau ijow
muncul pada TP2 di data 79 dan data 149..
89 Hujan hujan ujan ujan
79 Gunung gunoη gunuη gunuη
149 Orang oRaη uRaη uRaη 45) Variasi h ̴ h ̴ Ø /#- dan penultima
Variasi /h/ muncul pada satu korespondensi,
38) Variasi o ̴ u ̴ u/ yakni h ̴ h ̴ Ø pada posisi awal. Bunyi [h]
Variasi /o/ muncul pada korespondensi o ̴ u muncul pada TP1 dan TP2, dan bunyi [Ø]
̴ u dengan posisi awal. Bunyi [o] muncul muncul pada TP3 di data 80 dengan posisi
pada TP1, bunyi [u] muncul TP2 dan TP3 di. awal dan data 139 pada posisi penultima.
80 hantam hantam hantam Ontam
39) Variasi Ø ̴ o ̴ o/ultima 139 Matahari matahaRi matohaRi matoRi
Variasi /o/ muncul pada satu korespondensi,
yakni Ø ̴ o ̴ o pada posisi ultima. Bunyi [Ø] 46) Variasi Ø ̴ Ɂ ̴ h /ultima
muncul pada TP1, bunyi {o] muncul pada Variasi /h/ terjadi pada korespondensi, yakni
TP2 dan TP3 di data 31. Ø ̴ Ɂ ̴ h di posisi ultima. Bunyi [Ø] muncul
31 Berat bRεɁ boRεɁ boRεɁ pada TP1, bunyi [Ɂ] muncul pada TP2, dan
bunyi [h] muncul pada TP3 di data 72.
72 Gali gali ηaliɁ galih
3.1.2 Variasi Konsonan
40) Variasi Ø ̴ b ̴ Ø/ -# 47) Variasi Ø ̴ Ø ̴ h/ultima
Variasi /b/ muncul pada satu korespondesi, Variasi /h/ muncul pada korespondensi,
yakni Ø ̴ b ̴ Ø pada posisi awal. Bunyi [Ø] yakni Ø ̴ Ø ̴ h pada posisi ultima. Bunyi [Ø]
muncul pada TP1 dan Tp3, dan bunyi [b] muncul pada TP1 dan TP2, bunyi [h] muncul
muncul pada TP2 di data 30 sebagai posisi pada TP3 di data 82.
awal. 82 Hati ati ati hati
30 Berjalan jalεn/pai bәjalan jalan
48) Variasi Ø ̴h ̴ Ø/#-
41) Variasi b ̴ b ̴ Ø/antepenultima Variasi /h/ muncul pada korespondensi,
Variasi /b/ muncul pada korespondensi b ̴ b yakni Ø ̴h ̴ Ø pada posisi awal. Bunyi [Ø]
̴ Ø pada posisi antepenultima. Bunyi [b] muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [h] muncul
muncul pada TP1 dan TP2, bunyi [Ø] pada TP2 di data 84.
muncul pada TP3 di data 156. 84 Hidup iduiɁ hiduiɁ iduiɁ
156 Perempuan bәtinO batinO tinO
49) Variasi h ̴ Ø ̴ h/penultima
42) Variasi g ̴ g ̴ η/-# Variasi /h/ muncul pada korespondensi h ̴ Ø
Variasi /g/ muncul pada satu korespondensi, ̴ h pada poisisi penultima. Bunyi [h] muncul
yakni g ̴ g ̴ η pada posisi akhir. Bunyi [g] pada TP1 dan TP3, bunyi [Ø] muncul pada
mncul pada TP1 dan TP2, bunyi [η] muncul TP2 di data 177.
pada TP3 di data 78. 177 Tahun tahUn taUn tahUn
78 Gosok gosoɁ gosoɁ ηosoɁ

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 83


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

50) Variasi h ̴ R ̴ R/penultima 158 Pikir pikɨ pikε miki


Variasi /h/ muncul pada korspondensi h ̴ R ̴
R pada posisi penultima. Bunyi [h] muncul 58) Variasi R ̴ Ø ̴ R/#-
pada TP1, bunyi [R] muncul pada TP2 dan Variasi /r/ muncul pada korespondensi R ̴ Ø
TP3 di data 160. ̴ R pada posisi awal. Bunyi [R] muncul pada
160 Potong kәhat koRεɁ koRεɁ TP1 dan TP3, bunyi [Ø] muncul pada TP2 di
data 164 dan data 165.
51) Variasi h ̴ s ̴ h/-# 164 rambut rambuiɁ ambuiɁ rambuiɁ
Variasi /h/ muncul pada korespondensi h ̴ s
̴ h dengan posisi awal. Bunyi [h] muncul 59) Variasi R ̴ Ø ̴ Ø/#- dan -#
pada TP1 dan TP3, dan bunyi [s] muncul Variasi /r/ muncul pada korespondensi R ̴ Ø
pada TP2 di data 194. ̴ Ø pada posisi awal dan akhir. Bunyi [R]
194 Tiup mbuih әmbus Ombuih muncul pada TP1, bunyi [Ø] muncul pada
TP2 dan TP3 di data 165 dan data 3.
52) Variasi Ø ̴ Ɂ ̴ Ø / penultima 165 rumput Rumput umpuiɁ umpuiɁ
Variasi /k/ muncul pada satu korespondensi, 3 Akar akaR aka aka
yakni Ø ̴ Ɂ ̴ Ø pada posisi penultima. Bunyi
[Ø] muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [Ɂ] 60) Variasi Ø ̴ r ̴ r/penultima
muncul pada TP2 di data 46. Perhatikan Variasi /e/ muncul pada satu korespondensi,
tabel berikut! yakni Ø ̴ r ̴ r pada posisi penultima. Bunyi
46 Cacing caciη ciɁciη caciη [Ø] muncul pada TP1, bunyi [r] muncul pada
TP2 dan TP3 di data 29.
53) Variasi k ̴ η ̴ k /#- 29 Berenang bәnaη baronaη bәrәnaη
Variasi /k/ muncul pada korespondensi,
yakni k ̴ η ̴ k pada posisi awal. Bunyi [k] 61) Variasi R ̴ R ̴ Ø
muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [η] muncul Variasi /r/ muncul pada satu korespondensi,
pada TP2 di data 91. yakni R ̴ R ̴ Ø pada posisi ultima. Bunyi [R]
94 Ikat kәbәɁ kObεɁ/ηObεɁ kObεɁ muncul pada TP1 dan TP2, dan bunyi [ie]
muncul pada TP3 di data 5.
54) Variasi l ̴ Ø ̴ Ø/#- 5 alir (me) aliR aliR alie
Variasi [l] muncul pada korespondensi
l ̴ Ø ̴ Ø pada posisi awal. Bunyi [l] muncul 62) Variasi Ɂ ̴ Ɂ ̴ r /-#
pada TP1, bunyi [Ø] muncul pada TP2 dan Variasi /r/ muncul pada satu korespondensi,
TP3 di data 172. yakni Ɂ ̴ Ɂ ̴ r pada posisi akhir. Bunyi [Ɂ]
172 Semua lagalO galO-galO galO muncul pada TP1 dan TP2, dan bunyi [r]
muncul pada TP3 di data 69.
55) Variasi n ̴ m ̴ m/ -# 69 Ekor ikuɁ ikuɁ εkor
Variasi /m/ muncul pada korespondensi n ̴
m ̴ m pada posisi -#. Bunyi [n] muncul 63) Variasi R ̴ R ̴ Ɂ/ultima
pada TP1 dan TP3, bunyi [m] muncul pada Variasi /r/ muncul pada korespondensi R ̴ R
TP2 di data 143. ̴ Ɂ dengan posisi ultima. Bunyi [R] muncul
143 minum minun minOm minum pada TP1 dan TP2, bunyi [Ɂ] muncul pada
TP3 di data 162.
56) Variasi Ɂ ̴ t ̴ Ɂ/-# 162 Pusar pusaR pusaR pusεɁ
Variasi /k/ muncul pada korespondensi,
yakni Ɂ ̴ t ̴ Ɂ pada posisi -#. Bunyi [Ɂ] 64) Variasi h ̴ s ̴ h/-#
muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [t] muncul Variasi /s/ muncul pada satu
pada TP2 di data 98. korespondensi, yakni h ̴ s ̴ h pada posisi
98 Jahit jaiɁ jait jaiɁ akhir. Bunyi [h] muncul pada TP1 dan Tp3,
dan bunyi [s] muncul pada TP2 di data 81.
57) Variasi p ̴ p ̴ m/#- 81 Hapus hapuih apus apuih
Variasi [p] muncul pada korespondensi p ̴ p
̴ m pada posisi awal. Bunyi [p] muncul pada 65) Variasi Ø ̴ s ̴ Ø/antepenultima
TP1dan TP2, bunyi [m] muncul pada TP3 di Variasi /s/ muncul pada korespondensi Ø ̴ s
data 158. ̴ Ø dengan posisi antepenultima. Bunyi [Ø]

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 84


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [s] muncul 70) Variasi Ø ̴ y ̴ Ø/ultima
pada TP2 di data168. Variasi /y/ muncul pada korespondensi Ø ̴ y
168 sedikit dikIɁ sәdikIɁ dikIɁ ̴ Ø pada posisi ultima. Bunyi [Ø] muncul
pada TP1 dan TP3, bunyi /y/ muncul pada
66) Variasi Ø ̴ t ̴ Ø/antepenultima TP2 di data 166.
Variasi /t/ muncul pada korespondensi Ø ̴ t 166 Satu ciεɁ ciyεɁ ciεɁ
̴ Ø pada posisi antepenultima. Bunyi [Ø]
muncul pada TP1 dan TP3, bunyi [t] muncul Berdasarkan pemaparan data di atas
pada TP2 di data 184. didapatkan 2 variasi pada TP1-TP2, 4 Variasi
184 telinga liηOɁ taliηOɁ liηOɁ pada TP2-TP3, dan 5 Variasi pada TP3-TP1.
Untuk menentukan status kebahasaan dari
67) Variasi t ̴ Ɂ ̴ Ɂ/ -# ketiga titik pengamatan tersebut, maka
Variasi /t/ muncul pada korespondensi t ̴ Ɂ digunakan metode dialektomeri untuk
̴ Ɂ pada posisi -#. Bunyi [t] muncul pada menghitung persentase perbedaan dialek
TP1, bunyi [Ɂ] muncul pada TP2 dan TP3 di fonologi. Hal tersebut dijelaskan dalam
data 123 dan data 160. rumus berikut.
123 Laut laut lauiɁ lauiɁ
160 Potong kәhat koRεɁ koRεɁ TP1 dan TP2
2 𝑥 100
68) Variasi Ɂ ̴ t ̴ t/-# = 𝟏%
200
Variasi /t/ muncul pada satu korespondensi,
yakni Ɂ ̴ t ̴ t pada posisi akhir. Bunyi [Ɂ] TP2 dan TP3
muncul pada TP1, dan bunyi [t] TP2 dan 4 𝑥 100
= 𝟐%
TP3 di data 157. 200
157 Perut pәRuiɁ peRut poRuit
TP3 dan TP1
69) Variasi y ̴ y ̴ Ø/ultima 5 𝑥 100
= 𝟐, 𝟓%
Variasi /y/ muncul pada satu korespondensi, 200
yakni y ̴ y ̴ Ø pada posisi ultima. Bunyi [y]
muncul pada TP1 dan TP2, dan bunyi [Ø] Hasil dari perhitungan menggunakan
muncul pada Tp3 di data 2. rumus dialektometri di atas adalah variasi
2 Air ayiɁ ayiɁ aie fonologi didapatkan 2 varian atau 1% pada
TP1-TP2, 4 varian atau 2% pada TP2-TP3,
dan 5 varian atau 2,5% pada TP3-TP1.
Artinya, hasil tersebut menunjukkan status
kebahasaan tidak ada perbedaan.

Tabel 2
Persentase Variasi Fonologis dan Status Kebahasaan
Titik Pengamatan Jumlah Persentase Status kebahasaan
TP1 – TP2 1% Tidak ada perbedaan
TP2 – TP3 2% Tidak ada perbedaan
TP3 – TP1 2,5% Tidak ada perbedaan

3.2 Variasi Leksikal 4) glos ‘benih’ direalisasikan dengan bOnεh


1) Pada glos yang bermakna ‘saya’ terdapat dengan varian benεh pada TP2 dan TP3.
dua varian, yakni ambO dengan varian Sementara TP1 menggunakan kata bibit.
ambou di TP2, TP3 dan ”aku” pada TP1. 5) Glos ‘cuci’ pada TP3 direalisasikan
2) Glos yang bermakna ‘anak’ direalisasikan dengan basuh, sedangkan pda TP1 dan
dengan buyuƞ pada TP1 dan anak pada TP2 yakni ɲuci bervarian dengan cuci.
TP2 dan TP3. 6) Glos ‘bau’ pada TP2 didapatkan data
3) Glos yang bermakna ‘benar’ didapatkan busuɁ, sedangkan TP1 dan TP3 adalah
bәtu untuk TP1, dan bOna di TP2 dan baUn.
TP3.

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 85


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

7) Glos yang bermakna ‘dorong’ 24) Glos‘tumpul’ direalisasikan dengan


direalisasikan dengan tundO pada TP1, tUmpU pada TP2. Sedangkan TP1 dan
sedangkan TP2 dan TP3 menggunakan TP3 maja.
“tulaɁ”. 25) Glos berikut adalah perbedaan leksikal
8) Glos makna ‘kita’ direalisasikan dengan pada ketiga TP, baik TP1, TP2, dan TP3.
mbou pada TP1, sedangkan TP2 dan Glos tersebut adalah ‘baring’,
TP3 menggunakan awaɁ dan waɁ. ‘membelah’, ‘beri’, ‘gemuk’, ‘ia’, ‘ini’,
9) Glos makna ‘kamu’ pada TP1 ‘kelahi’, ‘lebar’, ‘merah’, dan ‘mereka’ .
direalisasikan dengan yO. Sedangkan
TP2 dan TP3 direalisasikan dengan U 20 Baring baRiη ηuliη-ηuliη talOntaη
varian Uw. 25 belah kRεɁ bәlah ηOrεɁ
10) Glos ‘lempar’ pada titik pengamaan 32 Beri ambiɁ baRi bagih
ditemukan capaɁ pada TP2, sedangkan 75 Gemuk Gәdaη gәmuɁ gәndut
TP1 dan TP3 yang menggunakan baεh. 91 Ia aη, mbou diO ɲO
11) Glos ‘lihat’ pada TP3 adalah cOli?
96 Ini Mbou Iko/ko ini
Sedangkan TP1 dan TP2 menggunakan
112 Kelahi cәkaɁ kәlahi tinju
kata tεηOɁ dan nεηOɁ.
12) Glos napas pada titik pengamatan 124 Lebar gәdaη lεbaR luwεh
ditemukan dua varian leksikal, yakni 141 Merah Sigah mOηih merah
napεh di TP2 dan OηOɁ pada TP1 dan 142 Mereka yO uraη tu budaɁ tu
TP3.
13) Glos yang bermakna ‘main’ didapatkan Berdasarkan pemaparan data variasi
dua varian leksikal, yakni busiɁ di TP3 leksikal di atas, digunakan metode
dan maεn pada TP1 dan TP2. dialektomeri untuk mengetahui persentase
14) Glos yang bermakna ‘berdiri’ pada TP2 perbedaan dialek dari ketiga titik, yakni di
direalisasikan dengan bәdiRi. Desa Bungotanjung, Desa Kampunglimo,
Sedangkan TP1 dan TP3 menggunakan dan Desa Sungaijering. Adapun persentase
kata “tәgaɁ”. tersebut menggunakan rumus dialektometri
15) Glos ‘hutan’ direalisasikan dengan imbO adalah sebagai berikut:
pada TP1, sedangkan TP2 dan TP3
adalah utan. TP1 dan TP2
16) Glos ‘mati’ di TP1 direalisasikan dengan 22 𝑥 100
= 𝟏𝟏%
bunuh. Sedangkan TP2 dan Tp3 adalah 200
mati.
17) Glos ‘mulut’ di TP1 adalah muncuη dan TP2 dan TP3
TP2-Tp3 adalah muluiɁ. 28 𝑥 100
= 𝟏𝟒%
18) Glos ‘muntah’ pada TP1 direalisasikan 200
dengan mabuɁ. Sedangkan TP2 dan TP3
adalah mutah dan muntah. TP3 dan TP1
28 𝑥 100
19) Glos yang bermakna ‘pendek’ pada TP3 = 𝟏𝟒%
direalisasikan dengan siηkεɁ, sedangkan 200
TP1 dan TP2 direalisasikan dengan
Hasil dari perhitungan menggunakan
pandaɁ dan pεndεɁ.
rumus dialektometri di atas adalah variasi
20) Potong, kehat TP1, koRεɁ TP2, dan #
leksikal didapatkan 22 varian atau 11% pada
21) Glos ‘punggung’ direalisasikan dengan
TP1-TP2, 28 varian atau 14% pada TP2-TP3,
kuduɁ di TP1, sedangkan TP2 dan TP3,
dan 28 varian atau 14% pada TP3-TP1.
menggunakan kata puηguη.
Artinya hasil tersebut menunjukkan status
22) Glos ‘tetek’ direalisasikan dengan tεtεɁ di
kebahasaan tidak ada perbedaan.
TP2, sedangkan TP1 dan TP3,
menggunakan kata sUsU.
23) Glos ‘tikam’ pada TP1 dan TP2
direalisasikan dengan nusuɁ, sedangkan
TP3 adalah taηkOɁ.

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 86


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

Tabel 3 DAFTAR PUSTAKA


Persentase variasi leksikal dan status
kebahasaan Afria, R. (2017). VARIASI DAN
Titik Jumlah Status kebahasaan REKONSTRUKSI FONOLOGIS ISOLEK
Pengamatan Persentase KERINCI: STUDI DIALEKTOLOGI
TP1 – TP2 1% Tidak ada perbedaan DIAKRONIS DI KECAMATAN BUKIT
TP2 – TP3 2% Tidak ada perbedaan KERMAN. GENTA BAHTERA: Jurnal
TP3 – TP1 2,5% Tidak ada perbedaan Ilmiah Kebahasaan Dan Kesastraan,
3(1), 107–120.
Dari analisis variasi fonologis dan leksikal https://doi.org/https://doi.org/10.26499
melalui perhitungan persentase /gb.v3i1.9
dialektometri didapatkan hasil status
kebahasaannya adalah “tidak ada Afria, R. (2019). VARIASI LEKSIKAL ISOLEK
perbedaan”. Hal tersebut disebabkan oleh TIGA DESA DI KECAMATAN
beberapa faktor, seperti; BUKITKERMAN KABUPATEN KERINCI :
a. Faktor pertahanan identitas KAJIAN DIALEKTOLOGI. GENTA
bahasa/dialek BAHTERA: Jurnal Ilmiah Kebahasaan
b. Prestise pemakaian bahasa/dialek Dan Kesastraan, 5(2), 88–108.
c. Faktor kekeluargaan https://doi.org/https://doi.org/10.26499
d. Faktor budaya /gb.v5i2.73.g52
e. Faktor sosial
Antono, A., Zulaeha, I., & Baehaqie, I.
4. SIMPULAN (2019). PEMERTAHANAN FONOLOGIS
Ada variasi fonologi dan leksikal dialek dan LEKSIKAL BAHASA JAWA di
Merangin di desa Bungotanjung, KABUPATEN WONOGIRI: KAJIAN
Kampunglimo, dan Sungaijering Kecamatan GEOGRAFI DIALEK. JSI: Jurnal Sastra
Pangkalanjambu. Variasi tersebut berupa Indonesia, 8(1), 23–32.
vokal dan konsonan. Hasil perbandingan titik https://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
pengamatan ditemukan variasi fonologi p/jsi/article/view/29854
didapatkan 1% (2 varian) pada TP1-TP2,
2% (4 varian) pada TP2-TP3, dan 2,5% (5 Chambers, J. ., & Trudgill, P. (2004).
varian) pada TP3-TP1. Sementara, variasi Dialectology: Second Edition. United
leksikal didapatkan 22 varian atau 11% pada Kingdom: Cambridge University Press.
TP1-TP2, 28 varian atau 14% pada TP2-TP3,
dan 28 varian atau 14% pada TP3-TP1. Hasil Fernandez, I. Y. (1993). Dialektologi
variasi fonologi dan leksikal tersebut Sinkronis dan Diakronis: Sebuah
menunjukkan status kebahasaan tidak ada Pengantar. Yogyakarta: Minat Utama
perbedaan. Status tersebut menunjukkan Linguistik.
bahwa isolek Pangkalanjambu merupakan
bagian dari bahasa Melayu, dialek Merangin. Harahap, E. M. (2014). VARIASI FONOLOGI
Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor DAN LEKSIKON DIALEK ANGKOLA DESA
pertahanan identitas bahasa/dialek, prestise SIALAGUNDI DI DESA AEK GARUGUR
pemakaian bahasa/dialek, faktor KABUPATEN TAPANULI SELATAN.
kekeluargaan, faktor budaya dan faktor Metamorfosa Journal, 2(2), 31–52.
sosial. https://metamorfosa.stkipgetsempena.a
c.id/?journal=home&page=article&op=v
iew&path%5B%5D=20&path%5B%5D
=16

Mahsun. (1995). Dialektologi Diakronis:


Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Mahsun. (2012). Metode Penelitian Bahasa.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 87


Rengki Afria dan Mailani Muadzimah: Variasi Fonologi dan Leksikal Dialek Merangin…

Moleong, L. (2012). Metodologi Penelitian Pamolango, V. A. (2012). Geografi dialek


Kualitatif. Bandung: PT. Remaja bahasa Saluan. PARAFRASE: Jurnal
Rosdakarya. Kajian Kebahasaan & Kesastraan,
12(02), 7–20.
Nadra, & Reniwati. (2009). Dialektologi; https://doi.org/https://doi.org/10.30996
Teori dan Metode. Yogyakarta: Elmatera /parafrase.v12i02.217
Publishing.

National Agency for the Development of


Language and Books. (2020). Peta
Bahasa.
https://petabahasa.kemdikbud.go.id/

SIROK BASTRA, Vol. 8 No. 1, Juni 2020: 77—88 88

Anda mungkin juga menyukai