Oleh:
Nim. P1337420619109
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
Resum Jurnal Konsep Teori Keperawatan
A. Pengertian
Trori ini berorientasi pada sistem yaitu pembentukan sistem pelayanan kesehatan
dengan berbasis budaya individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Dalam
teori ini pelayanan keperawatan kepada klien perlu memperhatikan nilai-nilai
budaya dan konteks sehat sakit. Menurut leininger dalam Nursalam (2013) setiap
orang dari masing-masing budaya mengetahui dan dapat mendefinisikan cara cara
sesuai pengalamn dan persepsi masyarakat terhadap dunia kepearawatan dan
dapat menghubungkan terhadap keyakinan sehat secara umum dan pratiknya.
F. Pengkajian dalam keperawatan transkultural
Beberapa komponen yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan dalam
pendekatan sunrise model (Melo, 2013)
1. Faktor teknologi
Fator tersebut dapat berupa akses pada teknologi informasi, akses
dalam komunikasi, akses pada media dan pers, akses pada alat elektronik.
dilingungan, akses pada pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian dari Melo (2011) yang menjelaskan bahwa
faktor teknologi dalam keperawatan transkutural berguna bagi masyarakat
dalam mengaskses infromasi, akses komunikasi dan akses terhadap
pelayanan kesehatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
2. Faktor keyakinan dan filosofi
Faktor tersebut daoat berupa pratik religius, konsultasi pada terapis
tradisional, arti hidup, kekuata individu, kepercayaan , spiritualitas dan
kesehatan. Metode ini yang di anut oleh individu lansia dapat berdampak
positif atau negatif terhadap status kesehatan
Berdasarkan hasl penelitian Nevia Ratri indrianti (2018) mengatakan
penelitian ini pada faktor keyakinan dan filosofi dapat diukut melalui
indivual strength dan beliefs dalam melakukan kerokan. Terdapat 45
resoinden pada hasil penlitian yang memiiki nilai lemah terhadap faktor
ini, sebagian besar responden tersebut meyakini bahwa dengan melakukan
kerokan dapat mengeluarkan angin dari dalam tubuh padahal pernyataan
tersebut tidak benar. Angin hanya bisa dikeluarkan melalui sistem
pernafasan bukan melalui pori pori kulit yang membuka setelah dikeroki
(Triratnawati, 2011).
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga
faktor ini berupa struktur keluarga, kerukunan dalam keluarga, nilai
keluarga, peran keluarga, status sosial, penyakit keluarga. Berdasarkan
hasil penelitian Sari and Prastianty (2017) bahwa faktor sosial dan
keterikatan keluarga sangat bermakna bagi suku Melayu Jambi karena
dapat berperan dalam menjaga kesehatan keluarga, berperan membawa
keluarga ke pelayanan kesehatan, serta peran anggota keluarga dalam
menjaga kesehatan dalam kondisi sakit sangat berpengaruh pada
pengambilan keputusan di dalam keluarga yang berhubungan dengan
perilaku sehat dan sakit.
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup
Perumusan sesuatu dan ditetapkan oleh penganut budaya yang
dianggap baik dn buruk. Norma norma budaya adalah sesuatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapam terbatas pada penganut budaya terikat. Hal ini
yang dikaji oada faktir ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh
kepala keluarga, bahasa yang digunakan, persepsi sakit betkaitan dengan
aktivitas sehari-hari dan kebiasaan membersihkan diri serta keputusan
dalam pengobatan.
Bersarkan hasil penelitian Nevia Ratri indrianti (2018) lebih dari
setengah responden tidak bertentangan dengan nilai budaya dan gaya
hidup terkait kerokan, yaitu dengan jumlah 46 responden. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara faktor nilai budaya dan
gaya hidup dengan pemanfaatan kerokan pada lansia. Hal ini sejalan
dengan hasil penelitian Sari and Prastianty (2017) yang menjelaskan
bahwa faktor nilai budaya dan gaya hidup sangat bermakna bagi suku
Melayu Jambi karena hal tersebut menyangkut nilai keyakinan atau
kepercayaan yang diterapkan oleh budaya suku Melayu di dalam keluarga
dan di masyarakat.
5. Faktor kebijakan yang berlaku
Segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam
asuhan keperawatan lintas budaya. Berdasarkan hasil penelitian Nevia
Ratri indirianti (2018) Hasil penelian tianmenunjukkan hasil bahwa
terdapat hubungan antara faktor kebijakan yang berlaku dengan
pemanfaatan kerokan pada lansia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Sari dan Prastianty (2017) yang menjelaskan bahwa faktor kebijakan yang
berlaku sangat bermakna bagi suku Melayu Jambi dan menjadi pedoman
pada kegiatan individu yang akan dilakukan. Faktor kebijakan dan
peraturan yang berlaku pada teori keperawatan transkultural,adalah
sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan
lintas budaya (Leininger dalam Andrew and Boyle, 2003).
6. Faktor ekonomi
Usaha manusia yntuk memenuhi kebutihan material dari sumber
yang terbatas. Yang dikaji pemasukan dalam keluarga, sumber
penghasilan lain, asuransi kesehatan, dampak penghaslan terhadap
kesehatan.
Berdasarkan Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Purnamaningrum (2010) yang menjelaskan bahwa pendapatan tidak
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku mengobati baik
menggunakan metode pengobatan tradisional maupun modern atau
konvensional. Penelitian yang dilakukan oleh Sudibyo Supardi dan
Sarjaini (2003) tingkat ekonomi penduduk Indonesia tidak berhubungan
bermakna dengan penggunaan obat tradisional dan penduduk yang
berlokasi di desa 1,36 kali lebih banyak daripada penduduk di kota.
Pendapatan keluarga dapat menentukan status kesehatan keluarga.
Pendapatan keluarga yang baik dapat berpengaruh dalam menjaga
kebersihan dan penanganan selanjutnya berdasarkan kemampuan
pendapatan keluarga. Sedangkan bagi keluarga berekonomi rendah hanya
dapaat memenuhi kebutuhan berupa fasilitas kesehatan sesuai kemampuan
mereka (Depkes,2006). Menurut Leininger (2002) seseorang akan
memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki guna membiayai
sakitnya agar segera sembuh.
7. Faktor pendidikan
Menurut Notoatmodji (2005) beberapa faktor yang mempengaruho
pengetahuan seseorang antara lain pendidikan baik formal maupun non
formal, media massa, tradisi dan budaya, lingkungan, pengalaman dari
oarng tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Sari and Prastianty (2017)
yang menyebutkan bahwa faktor pendidikan sangat bermakna bagi suku
Melayu Jambi dengan pendidikan atau pengetahuan akan berbagai
pengalaman dalam mengatasi suatu masalah kesehatan. Leininger (2002)
mengemukakan bahwa suatu perilaku kesehatan dibentuk oleh berbagai
faktor yang bekerja bersama-sama. Semakin tinggi pendidikan individu
maka keyakinan individu dapat didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang
rasional dan dapat beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Menurut Mahyudin dalam Andini (2017)semakin
tinggi pendidikan individu diharapkan dapat melaksanakan sesuatu yang
sifatnya penting untuk dirinya sendiri maupun individu di lingkungan
sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
XAtik Hadikah, & setyowati (2015). Kemampuan Merawat Pada Ibu Pasca secsio
Sesarea Dan Hubunganya Dengan Nilai Budaya. Jurnal (1-7)
Sri Rejeki (2015). Herbal Dan Kesehatan reproduksi perempuan,
Parawansyah, M.Ikhsan Dkk (2017). Pengaruh Pendekatan Transkultural
Nursing Terhadap Prilaku Pengguna Pil Paracetamol, Cafein Dan
Carisoprodol Di Kota Kendari (1-7)
Dina Andriani (2015) Faktor Transkultural Persepsi Kesehatan Ibu Dengan
Balita ISPA. Jurnal Ilmu keperawatan 3:1(1-16)
Dida Ibrahim (2018). Apropriasi Transkultural pada Konfigurasi Karakter3(2):
1-12,
Depkes, R. (2002) Kebijakan dan strategi pengembangan sistem informasi
kesehatan nasional. Jakarta.
Leininger, M. M. (1978). Transcultural nursing: Theories, research, and practice
(3nd ed.). New York: McGraw-Hill.
Kozier, Barbara. E.R.B, Glenora. Fundamentals of Nursing. 1983. Addison
Wesley Publishing Company, Inc
Atik Triratnawati (2011) ‘Masuk angin dalam konteks kosmologi jawa’, staf
pengajar antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, 23(3)
Melo, L. P. (2011) ‘The Sunrise model: a contribution to the teaching of nursing
consultation in collective health.’, American Journal Of Nursing Research.
Notoatmodjo (2005) Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sudibyo supardi, Sarjaini, A. M. (2003) ‘Beberapa Faktor Yang Berhubungan
Dengan Penggunaan Obat Tradisional Dalam Pengobatan Sendiri Di
Indonesia
Andini, S. A. (2017) ‘Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Orangtua Tentang Open Defecation Pada Anak Usia Sekolah Berdasarkan
Teori Transkultural Nursing’
Leininger M (2002) ‘Culture Care Theory : A Major Contribution to Advance
Transcultural Nursing Knowledge and Practies’, Journal Transculture
Nursing,
Sari, M. T. and Prastianty, S. (2017) ‘Sick Health Behaviors Of The Jambi
Malay Tribe Based’, Jurnal Ilmiah Batanghari, Universitas Jambi, 17(3),
Purnamaningrum (2010) Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Masyarakat untuk Mendapatkan Pelayanan kesehatan Mata, Skripsi.
Nevia Nevia Ratri Indirianti (2018) Analisis Faktor Pemanfaatan Kerokan Pada
Lansia Berbasis Keperawatan Transkultural Di Posyandu Lansia Sukmajaya
Kelurahan Kertajaya Surabaya, skirpsi