Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH TAX AMNESTY, SANKSI PAJAK, DAN KUALITAS PELAYANAN FISKUS

TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TAHUN 2018


(Studi Empiris pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Samarinda)

Arkas Viddy

Yunus Tulak Tandirerung

Wahyu Dwi Subagyo

Program Studi Keuangan Perbankan (S1 Terapan)

Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda Jl. Cipto Mangunkusumo, Kampus Gunung Lipan,
Telp. 0541-260588, Samarinda 75131, Kalimantan Timur

Email: viddy.arkas@yahoo.com

Email: Yunustt@yahoo.com

Email: dwibagiio20@yahoo.com

http://www.polnes.ac.id

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tax


amnesty, sanksi pajak, dan kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi. Responden penelitian ini adalah wajib pajak orang
pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Samarinda. Pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling dan
instrument pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala likert.
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan alat bantu
SPSS versi 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel tax amnesty
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi. Sementara variabel sanksi pajak dan kualitas pelayanan fiskus
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi. Adapun hasil uji yang dilakukan secara simultan
Jurnal Akuntansi menunjukkan tax amnesty, sanksi pajak, dan kualitas pelayanan fiskus secara
Volume : simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Nomor :
Halaman : Kata Kunci: tax amnesty, sanksi pajak, kualitas pelayanan fiskus, kepatuhan
Samarinda-2019 wajib pajak orang pribadi.
ISSN :
ABSTRACT: The purpose of this study was to determine the effect of tax
e-ISSN :
amnesty, tax sanctions, and the quality of tax authorities on individual
taxpayer compliance. The respondents of this study were individual taxpayers
registered with Samarinda KPP Pratama. Sampling in this study using the
accidental sampling method and data collection instruments using a
Tanggal Masuk questionnaire with a Likert scale. The analysis technique used is multiple
regression with SPSS version 20. The results of this study indicate that the
- tax amnesty variable partially has no significant effect on individual taxpayer
Tanggal Revisi compliance. While the variable tax sanctions and the quality of fiscal services
- partially have a positive and significant effect on the compliance of
Tanggal Diterima individual taxpayers. The test results carried out simultaneously showed tax
amnesty, tax sanctions, and the quality of the tax authorities simultaneously
- affect the compliance of individual taxpayers.

Keywords: tax amnesty, tax sanction, the quality of fiscus service, personal
obedience tax obligator.

1
PENDAHULUAN

Pembangunan nasional adalah kegiatan terciptanya kepatuhan wajib pajak dalam


yang berlangsung secara terus-menerus dan melaksanakan kewajiban perpajakannya.
berkesinambungan yang bertujuan untuk Salah satu upaya dalam peningkatan
meningkatkan kesejahteraan rakyat baik kepatuhan wajib pajak adalah memberikan
materil maupun spiritual. Untuk dapat pelayanan yang baik kepada wajib pajak.
merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
memperhatikan masalah pembiayaan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan
pembangunan. Salah satu sumber kemandirian kepada wajib pajak sehingga wajib pajak akan
suatu negara dalam pembiayaan pembangunan meningkatkan kepatuhan dalam melaksanakan
yaitu menggali sumber dana yang berasal dari kewajiban perpajakannya. Untuk itu, dituntut
dalam negeri berupa pajak (Waluyo, 2011). adanya pelayanan yang prima dari KPP beserta
Begitu besarnya peran pajak dalam fiskusnya agar kepentingan dan harapan dalam
penerimaan negara sudah seharusnya proses kewajiban tersebut dapat dijalankan
pemerintah memaksimalkan pendapatan dengan lancar sehingga pada akhirnya dapat
negara dari sektor pajak. Salah satu cara meningkatkan penerimaan negara melalui
pemerintah yaitu dengan cara melakukan sektor pajak.
reformasi perpajakan dengan merubah sistem Upaya dalam pencapaian tujuan
perpajakan menjadi self assessment system. perpajakan itu sendiri tentu tidak selalu
Sistem itu sendiri merupakan suatu sistem berjalan dengan lancar. Banyak faktor yang
pemungutan pajak yang memberikan membuat para wajib pajak tidak membayar
wewenang, kepercayaan, tanggung jawab atau tidak melaporkan kewajiban
kepada wajib pajak untuk menghitung, perpajakannya. Seperti data Wajib Pajak
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan Orang Pribadi yang terdaftar, data Wajib Pajak
sendiri besarnya pajak yang harus dibayar wajib SPT, dan data realisasi yang
(Waluyo, 2011). Dengan demikian penerimaan menyampaikan SPT pada Kantor Pelayanan
pajak sangat bergantung pada kepatuhan wajib Pajak Pratama Samarinda.
pajak.
Menurut Purnomo (2004) dalam Tabel 1
Simanjuntak dan Mukhlis (2012) Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP
mengemukakan bahwa tujuan dari reformasi Pratama Samarinda
perpajakan guna meningkatkan kepatuhan Jumlah
Jumlah
Jumlah WPOP
wajib pajak adalah dengan membuat strategi Realisasi
Tahun WPOP Terdaftar
yang bisa dilaksanakan yaitu membuat suatu SPT
Terdaftar Wajib
program yang diharapkan dapat menyadarkan Masuk
SPT
dan meningkatkan kepatuhan sukarela 2015 171.450 79.081 37.608
khususnya wajib pajak yang selama ini berlum 2016 182.938 82.962 44.250
patuh. Salat satu program adalah
2017 194.384 70.776 46.620
Pengampunan Pajak (Tax Amnesty).
Meskipun sudah dijelaskan di dalam Sumber : KPP Pratama Samarinda
Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Pada tabel 1.3. menunjukkan bahwa
Cara Perpajakan (KUP), bahwa pajak adalah jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
iuran yang bersifat memaksa. Artinya, jika terdaftar di KPP Pratama Samarinda semakin
wajib pajak tidak melaksanakan kewajiban bertambah setiap tahunnya namun masih
perpajakannya, maka akan ada konsekuenis banyak Wajib Pajak yang tidak melaporkan
hukum yang terjadi. Konsekuensi hukum SPT nya. Ini berarti Wajib Pajak Orang Pribadi
tersebut berupa sanksi pajak yang dikenakan dalam memenuhi kepatuhan formal belum
sesuai dengan peraturan perundang-undangan sepenuhnya patuh.
yang berlaku. Sanksi pajak diberlakukan agar
2
Bedasarkan latar belakang yang telah 1. Kepatuhan formal
diuraikan diatas, maka peneliti tertarik untuk Kepatuhan formal adalah ketaatan wajib
melakukan suatu penelitian dengan judul pajak dalam memenuhi ketentuan formal
“Pengaruh Tax Amnesty, Sanksi Pajak, dan
perpajakan. Ketentuan formal terdiri dari:
Kualitas Pelayanan Fiskus terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi a. Tepat waktu dalam mendaftarkan diri
Tahun 2018 (Studi Empiris di Kantor untuk memperoleh NPWP.
Pelayanan Pajak Pratama Samarinda). b. Tepat waktu dalam menyetorkan pajak
terutang.
c. Tepat waktu dalam melaporkan pajak
KERANGKA TEORITIS
yang sudah dibayar dan perhitungan
Pengertian Pajak perpajakannya.
Berdasarkan Pasal 1 angka 1 UU No. 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan 2. Kepatuhan material
Tata Cara Perpajakan (KUP), pajak adalah Kepatuhan material adalah ketaatan wajib
kontribusi wajib pada negara yang terutang pajak dalam memenuhi ketentuan material
oleh orang pribadi atau badan yang bersisfat perpajakan. Ketentuan material terdiri dari:
memaksa berdasarkan Undang-Undang, a. Tepat dalam menghitung pajak sesuai
dengan tidak mendapatkan imbalan secara dengan peraturan perpajakan.
langsung dan digunakan untuk keperluan b. Tepat dalam memperhitungkan pajak
negara bagi sebesar-besarnya ke1makmuran terutang sesuai dengan peraturan
rakyat. perpajakan.
Menurut Judisseno dalam Sudirman dan c. Tepat dalam memotong maupun
Amiruddin (2012), pajak merupakan suatu memungut pajak (wajib pajak sebagai
kewajibab kenegaraan berupa pengabdian serta pihak ketiga).
peran aktif warga negara dan anggota
Indikator Kepatuhan Wajib Pajak
masyarakat lainnya untuk membiayai
keperluan negara berupa pembangunan Menurut Nasucha dalam Rahayu (2010),
nasional yang pelaksanaannya diatur dalam indikator kepatuhan wajib pajak adalah:
undang-undang dan peraturan untuk tujuan
1. Kepatuhan wajib pajak dalam mendaftar
kesejahteraan bangsa dan Negara.
diri.
Pengertian Kepatuhan Wajib Pajak 2. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali
SPT tepat waktu.
Menurut Rahayu (2017:193), kepatuhan
3. Kepatuhan dalam perhitungan dan
wajib pajak adalah wajib pajak yang taat dan
pembayaran pajak terutang.
memenuhi serta melaksanakan kewajiban
4. Kepatuhan dalam membayar tunggakan
perpajakan sesuai peraturan perundang-
pajak.
undangan.
Menurut Vallianta (2014), kepatuhan Pengertian Tax Amnesty
wajib pajak adalah tindakan wajib pajak dalam
Menurut Undang-Undang Nomor 11
pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai
Tahun 2016, tax amnesty adalah penghapusan
dengan ketentuan peraturan perundang-
pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai
undangan dan peraturan pelaksanaan
sanksi administrasi perpajakan dan sanksi
perpajakan yang berlaku dalam suatu negara.
pidana dibidang perpajakan, dengan cara
Jenis Kepatuhan Wajib Pajak mengungkapkan harta dan membayar uang
tebusan.
Menurut Rahayu (2017:193-194), jenis-
Menurut Muttaqin (2013:31), tax
jenis kepatuhan wajib pajak yaitu:
amnesty merupakan bagian dari program
kebijakan fiskal negara yang bersangkutan,
yang bertujuan meningkatkan pendapatan
3
negara dalam jangka pendek. Disamping untuk Artinya sanksi pajak yang jelas dapat
meningkatkan pendapatan negara dalam digunakan sebagai alat pencegah wajib
jangka pendek, pengampunan pajak juga pajak tidak melanggar ketentuan peraturan
bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan perundang-undangan perpajakan (norma
wajib pajak sehingga dapat meningkatkan perpajakan)
keadilan horizontal dan meningkatkan 2. Sanksi perpajakan tidak mengenal
pendapatan dalam jangka menengah. kompromi (not arbitrary).
Artinya sanksi pajak yang cukup berat
Indikator Tax Amnesty merupakan salah satu sarana untuk
Menurut Wahyudi (2017) indikator- mendidik wajib pajak agar wajib pajak
indikator tax amnesty dilihat dari dimensi menjadi lebih baik dengan harapan tidak
tujuan dan manfaat yaitu antara lain: lagi melakukan kesalahan atau pelanggaran
yang sama.
1. Dimensi tujuan 3. Tidak ada toleransi dari sanksi pajak
a. Meningkatkan kepatuhan wajib pajak. kepada pelanggarnya.
b. Mendorong repatriasi modal atau aset. Artinya untuk menghukum wajib pajak
c. Meningkatkan pendapatan negara dalam tanpa toleransi dalam bentuk apapun
jangka pendek. sehingga, wajib pajak akan menjadi jera
dan tidak melakukan kesalahan dan
2. Dimensi manfaat pelanggaran yang sama.
a. Wajib pajak yang mengikuti tax amnesty
dihapuskan pajak terutang. Kualitas Pelayanan Fiskus
b. Wajib pajak yang mengikuti tax amnesty Fiskus merupakan petugas pajak jadi,
tidak diberikan sanksi administrasi dan pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara
sanksi pidana. petugas pajak dalam membantu,mengurus,
atau menyiapkan segala keperluan yang
Pengertian Sanksi Pajak dibutuhkan wajib pajak.
Menurut Mardiasmo (2011:59), sanksi Menurut Sapriadi (2013), kualitas
perpajakan merupakan jaminan bahwa pelayanan dapat diartikan sebagai pembanding
ketentuan peraturan perundang-undangan antara pelayanan yang dirasakan konsumen
perpajakan (norma perpajakan) akan dengan apa yang diharapkan konsumen. Jika
dituruti/ditaati/dipatuhi. Atau bisa dengan kata kualitas yang dirasakan sama atau melebihi
lain sanksi perpajakan merupakan alat kualitas pelayanan yang diharapkan, maka
pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak pelayanan dikatakan berkualitas dan
melanggar norma perpajakan. memuaskan, begitu sebaliknya.
Menurut Rahayu (2010), sanksi pajak
Indikator Kualitas Pelayanan
adalah hukuman yang diberikan kepada wajib
pajak yang sengaja ataupun tidak disengaja Menurut Tjiptono (2006), mengemukakan
melanggar ketentuan undang-undang bahwa terdapat lima indikator yang digunakan
perpajakan yang dapat merugikan orang lain untuk menilai kualitas pelayanan, yaitu:
dan negara.
1. Kehandalan (Reliability)
Kehandalan berkaitan dengan kemampuan
Indikator Sanksi Pajak aparat pajak untuk memberikan pelayanan
Soemitro (2010) menyatakan bahwa, yang akurat tanpa melakukan kesalahan
indikator sanksi perpajakan yaitu antara lain: serta menyampaikan sesuai dengan waktu
yang disepakati.
1. Sanksi yang diberikan kepada wajib pajak
harus jelas dan tegas.

4
2. Daya Tanggap (Responsiveness) Teknik Analisis Data
Daya tanggap berkenaan dengan kesediaan
dan kemampuan aparat pajak membantu Statistik Deskriptif
wajib pajak dan merespon permintaan Statistik deskriptif memberikan
mereka dan kemudian memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai
pelayanan secara cepat. rata-rata, standar deviasi, varian, nilai
3. Jaminan (Assurances) maksimum, dan nilai minimum (Ghozali,
Jaminan adalah perilaku aparat mampun 2018).
menumbuhkan kepercayaan dan Statistik deskriptif digunakan untuk
menciptakan rasa aman bagi wajib pajak menganalisis data dengan cara
4. Empati (Emphaty) mendeskripsikan atau menggambarkan data
Empati berarti petugas pajak memahami yang telah dikumpul sebgaimana adanya tanpa
masalah wajib pajak serta memberikan bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
perhatian personal kepada wajib pajak/ untuk umum atau generalisasi (Sugiyono,
5. Bukti Fisik (Tangibles) 2012).
Bukti fisik dengan daya tarik fasilitas fisik,
perlengkapan dan material yang digunakan Uji Validitas
aparat pajak serta penampilan aparat pajak. Uji validitas digunakan untuk mengukur
sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
METODE PENELITIAN
kuesioner mampu untuk mengungkapkan
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
Data tersebut (Ghozali, 2018:51).
Sumber data penelitian ini adalah Pengujian dilakukan dengan melihat
dengan menggunakan data primer. Penyebaran kolom correcterd item-total correlation.
kuesioner yang dilakukan adalah kepada wajib Pedoman suatu model dikatakan valid jika
pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP nilai item correlation > r-tabel maka butir butir
Pratama Samarinda. Metode pengambilan data pertanyaan itu dikatakan valid.
adalah dengan meyebarkan kuesioner kepada
wajib pajak orang pribadi. Dalam kuesioner Uji Reliabilitas
yang disebarkan kepada responden tersebut,
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur
menggunakan metode pengukuran dengan
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
skala likert.
variabel atau konstruk (Ghozali, 2018). Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan
Sampel jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Populasi dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya
semua wajib pajak orang pribadi yang terdaftar suatu variabel maka dilakukan uji statistic
di KPP Pratama Samarinda. Sampel yang dengan melihat cronbach alpha (α). Kriteria
digunakan sebanyak 100 responden dengan yang digunakan adalah suatu konstruk atau
menggunakan rumus slovin. Teknik variabel dikatakan reliabel jika memberikan
pengambilan sampel dalam penelitian adalah nilai cronbach alpha > 0,60.
menggunakan accidental sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, Uji Asumsi Klasik
apabila dipandang orang kebetulan itu ditemui Uji asumsi klasik dilakukan untuk
cocok sebagai sumber data. menguji ketepatan dalam estimasi, konsisten,
dan ketidakbiasaan dari model regresi yang
dilakukan dalam penelitian. Uji asumsi klasik
dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas,
5
uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, menggunakan Uji Glejser. Uji Gletset
dan uji autokolerasi. dilakukan dengan cara meregresikan nilai
absolute dari undstandardized residual sebagai
Uji Nomalitas variabel dependen dengan variabel bebas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji Syarat model dikatakan tidak terjadi
apakah dalam model regresi, variabel heteroskedastisitas adalah jika signifikansi
pengganggu atau residual memiliki distribusi seluruh variabel bebas > 0,05.
normal. Ada dua cara untuk mendeteksi
apakah residual berdistribusi normal atau tidak Uji Autokolerasi
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Uji autokolerasi bertujuan menguji
Uji normalitas dilakukan agar uji statistik
apakah dalam model regresi linier ada kolerasi
dapat menjadi valid (Ghozali, 2018).
Dalam penelitian ini pengujian antara kesalahan pengganggu pada periode t
normalitas data dilakukan dengan uji statistik. dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik sebelumnya. Untuk mengetahui apakah pada
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S),
jika signifikansi < 0,05 maka data tidak model regresi mengandung autokolerasi, dapat
terdistribusi secara normal. Data akan digunakan pendekatan Durbin-Watson (DW),
terdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. antara lain:

Uji Multikolinearitas a. Jika 0 < d < dl, maka hipotesis nol ditolak,

Uji multikolinearitas bertujuan untuk yang berarti tidak ada autokolerasi positif.
menguji apakah model regresi ditemukan b. Jika dl < d < du, maka tidak ada keputusan,
adanya korelasi antara variabel bebas yang berarti tidak ada autokolerasi positif.
(independen). Model regresi yang baik
c. Jika 4-dl < d < 4, maka hipotesis nol
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. ditolak, yang berarti tidak ada autokolerasi
Cara untuk mendeteksi ada tidaknya negative.
multikolinearitas didalam model regresi dapat
d. Jika 4-du < d < 4-dl, maka tidak ada
dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
melihat tabel VIF (Variance Inflation Factor) keputusan, yang berarti tidak ada kolerasi
dan nilai tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan negatif.
nilai tolerance > 0,10 yang berarti, tidak ada
e. Jika du < d < 4-du, maka hipotesis nol
multikolinearitas antar variabel dalam model
regresi. diterima, yang berarti tidak ada autokolerasi
positif atau negative.
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk Analisis Regresi Berganda
menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu Analisis regresi berganda dilakukan
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika untuk mengetahui pengaruh dari variabel
nilai variansnya tetap maka disebut independen terhadap dependen. Persamaan
homoskedastisitas. Jika nilai variansnya regresi yang digunakan dalam penelitian ini:
berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Y= β1X1 + β2X2 + β3X3
Sedangkan untuk model regresi yang baik Dimana:
adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas Y = Kepatuhan Wajib Pajak
(Ghozali. 2018). β = Koefisien Regresi
Untuk mendeteksi adanya X1 = Tax Amnesty
heteroskedastisitas pada penelitian ini X2 = Sanksi Pajak

6
X3 = Kualitas Pelayanan Fiskus deviasi yang diperoleh dari hasil jawaban
responden. Hasil dari analisis statistik
Jika ukuran variabel independen tidak deskriptif dapat dilihat pada tabel 2.
sama (kg, Rp, liter, dll), maka sebaiknya
interprestasi persamaan regresi menggunakan Tabel 2
standardized beta. Namun demikian, ada dua Hasil Statistik Deskriptif
hal yang perlu mendapat perhatian jika Std
Variabel N Min Max Mean
menggunakan standardized beta: Pertama, Deviasi
Y 100 12 20 16,14 1,964
koefesien beta digunakan untuk melihat
X1 100 11 20 16,34 1,960
pentingnya masing-masing variabel
X2 100 11 20 16,28 1,770
independen secara relatif dan tidak ada
X3 100 16 28 22,95 2,512
mutikolinearitas antar variabel. Kedua, nilai Sumber: data primer (diolah)
koefesien beta hanya diinterprestasikan dalam
konteks lain dalam persamaan regresi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
(Ghozali, 2018).
Uji validitas secara keseluruhan item
Koefisien Kolerasi (r) pertanyaan pada variabel tax amnesty, sanksi
pajak, kualitas pelayanan fiskus, dan
Uji koefisien kolerasi bertujuan untuk
kepatuhan wajib pajak mempunyai nilai item
mengetahui tingkat keeratan hubungan antara
correlation > 0.196 dan berdasarkan hal
dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel
tersebut maka semua item pertanyaan
terikat.
dinyatakan valid.
Adapun dasar pengambilan keputusan
yaitu jika nilai sig < 0,05 maka variabel bebas
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai
dinyatakan berkolerasi terhadap variabel
Cronbach’s Alpha masing-masing butir
terikat.
pernyataan telah memenuhi syarat reliabilitas.
Koefisien Determinasi (R2) Nilai Cronbach’s Alpha masing-masing butir
pernyataan tersebut telah melebihi syarat
Koefisien determinasi digunakan untuk
minimal tingkat reliabilitas atau Cronbach’s
mengukur seberapa besa variabel terikat
Alpha > 0.6. Dengan demikian semua indikator
dipengaruhi oleh variabel bebas. Nilai
yang digunakan dalam penelitian ini
determinasi (R2) adalah antara 0 hingga 1.
dinyatakan reliabel.
Semakin mendekati 1 berarti variabel bebas
memberikan hampir semua informasi untuk Hasil Uji Normalitas
memprediksi variasi variabel dependen
(Ghozali, 2018). Alat uji normalitas yang digunakan
untuk menguji data yang berdistribusi normal
Uji Hipotesis adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov.
Pada pengujian normalitas dengan
Uji hipotesis dilakukan untuk mengukur
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, jika
hubungan antara duavariabel atau lebih dan
probabilitas nilai > 0,05 maka H0 diterima
menunjukan arah hubungan antar variabel
(berdistribusi normal) sedangkan jika
tersebut. Uji hipotesis dalam penelitian ini
probabilitas nilai < 0,05 maka H0 ditolak (tidak
diukur dengan nilai t dan nilai F.
berdistribusi normal). Hasil output
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar
0,987 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Analisis Deskriptif residual dinyatakan terdistribusi dengan
Statistik deskriptif digunakan untuk normal.
memberikan gambaran mengenai variabel
yang diteliti. Statistik terdiri dari atas nilai
maksimal, minimal, rata-rata, dan standar
7
Hasil Uji Multikolinearitas bebas berhubungan positif ataukah negatif
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan terhadap variabel terikat. Hasil regresi linier
bahwa tidak ada masalah dengan berganda dapat dilihat pada tabel 4.
multikolinearitas dari model regresi yang
digunakan dalam penelitian. Nilait tolerance > Tabel 4
0,1 dan Variance Inflation Factor (VIF) < 10. Hasil Regresi Linier Berganda
Standar
Nilai tolerance untuk variabel tax amnesty Unstandardized dized
bernilai 0,830, sanksi pajak bernilai 0,772, Coefficients Coefficie
Model t Sig
nts
nilai kualitas pelayanan fiskus bernilai 0,775. Std.
B Beta
Sementara nilai VIF untuk variabel tax Error
(Const
amnesty bernilai 1,205, sanksi pajak bernilai 6,234 2,508 2,990 ,004
anta)
1,296, kualitas pelayanan fiskus bernilai 1,291. X1 ,027 ,100 ,027 ,275 ,784
X2 ,342 ,115 ,308 2,980 ,004
Hasil Uji Heteroskedastisitas X3 ,170 ,081 ,217 2,105 ,038

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan Sumber: data primer (diolah)


dengan uji statistik glejser. Berdasarkan tes ini,
Dari analisis regresi diperoleh dengan
semua variabel memiliki nilai signifikansi (sig)
persamaan regresi linier berganda sebagai
> 0,05. Jadi dapat disimpulakan bahwa model
berikut:
regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.
Y = 0,027.X1 + 0,308.X2 + 0,217.X3
Nilai signifikansi untuk tax amnesty bernilai
0,346, sanksi pajak sebesar 0,394, kualitas Hasil Uji Koefisien Kolerasi (r)
pelayanan fiskus sebesar 0,494.
Uji koefisien kolerasi merupakan
pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
Hasil Uji Autokolerasi
tingkat keeratan hubungan antara dua variabel
Uji autokolerasi bertujuan mengetahu bebas atau lebih terhadap variabel terikat.
ada tidaknya kolerasi atau hubungan antar Dasar pengambilan keputusan dalam uji
variabel pengganggu pada periode tertentu ini yaitu jika nilai sig < 0,05 maka variabel
dengan variabel sebelumnya. Dasar bebas dinyatakan berkolerasi terhadap variabel
pengambilan keputusan jika nilai du < d < 4- terikat. Adapun hasil uji koefisien kolerasi
du, maka hipotesis diterima yang berarti tidak dapat dilihat pada tabel 5.
ada autokolerasi positif atau negatif. Hasil uji
autokolerasi dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 5
Hasil Uji Koefisien Kolerasi (r)
Tabel 3 X1 X2 X3 Y
Uji Autokolerasi Pearson
1 ,351 ,346 ,210
Correlation
d dl du 4-dl 4-du X1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,036
1,772 1,613 1,736 2,387 2,264 N 100 100 100 100
Pearson
Sumber: data primer (diolah) Correlation
,351 1 ,426 ,410
X2
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
Dari hasil output di atas menunjukan
N 100 100 100 100
bahwa nilai nilai du < d < 4-du yaitu 1,736 < Pearson
,346 ,426 1 ,358
Correlation
1,772 < 2,264. Jadi dapat disimpulkan bahwa X3
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
dalam penelitian hipotesis nol (tidak ada N 100 100 100 100
Pearson
autokolerasi) diterima. Adapun nilai dl dan du Correlation
,210 ,410 ,358 1
Y
didapatkan dari tabel Durbin Watson (D-W) Sig. (2-tailed) ,036 ,000 ,000
N 100 100 100 100
dengan signifikansi 5%.
Sumber: data primer (diolah)

Analisis Regresi Linear Berganda Dari hasil pada tabel 5 menunjukkan


Tujuan dari analisis regresi linier bahwa nilai sig. pada setiap masing-masing
berganda untuk mengetahu apakah variabel
8
variabel bebas < 0,05. Sehingga dapat Hasil Uji Parsial (Uji t)
disumpulkan bahwa tax amnesty, sanksi pajak, Uji t digunakan untuk mengetahu ada
dan kualitas pelayanan fiskus sebagai variabel tidaknya pengaruh masing-masing variabel
bebas memiliki hubungan dengan kepatuhan bebas terhadap variabel terikat.
wajib pajak sebagai variabel terikat. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 7, jika
r hitung > r tabel, maka H0 diterima (ada
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) pengaruh). Sebaliknya, jika t hitung < t tabel,
Untuk mengetahui besarnya kontribusi maka H0 ditolak (tidak ada pengaruh).
yang diberikan tax amnesty, sanksi pajak, dan Berdasarkan dasar signifikansi, kriterianya
kualitas pelayanan fiskus terhadap kepatuhan adalah jika signifikansi > 0,05 maka H0
wajib pajak orang pribadi dilakukan koefisien ditolak. Jika signifikasni < 0,05 maka H0
determinasi. Hasil pengujian tersebut dapat diterima. Sementara nilai t tabel didapatkan
dilihat pada tabel 6. dengan menggunakan rumus df = n-k-1 = 100-
3-1= 96, maka t tabel = 1,984.
Tabel 6
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Tabel 7
Srd. Hasil Uji t
R Adjust R
Model R Error of
Square Square Standar
Estimate
Unstandardized dized
1 ,458 a ,210 ,185 1,774 Coefficients Coefficie
Model t Sig
nts
Sumber: data primer (diolah)
Std.
B Beta
Error
Besarnya Adjust R Square diperoleh sebesar (Const
6,234 2,508 2,990 ,004
0,185. Dengan demikian besarnya kontribusi yang anta)
diberikan oleh variabel bebas dalam penelitian ini X1 ,027 ,100 ,027 ,275 ,784

yaitu tax amnesty, sanksi pajak, dan kualitas X2 ,342 ,115 ,308 2,980 ,004
pelayanan fiskus terhadap kepatuhan wajib pajak X3 ,170 ,081 ,217 2,105 ,038
orang pribadi adalah sebesar 18,5 %. Sedangkan Sumber: data primer (diolah)
sisanya 81,5 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain Berdasarkan tabel diatas menunjukan nilai t
yang tidak diteliti dalam penelitian ini. pada variabel tax amnesty sebesar 0,275, yang
berarti t hitung < t tabel (0,275 < 1,984) dan
Hasil Uji Simultan (Uji F) memiliki tingkat signifikansi 0,784. Hal ini
Uji F akan menunjukan pengaruh menunjukan bahwa variabel tax amnesty tidak
variabel bebas secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadap variabel terikat. Hasil uji F dapat kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Nilai t pada
dilihat pada tabel 7. variabel sanksi pajak sebesar 2,980 yang berarti t
hitung > t tabel (2,980 > 1,984) dan memiliki
tingkat signifikansi 0,004. Hal ini menunjukan
Tabel 7
bahwa variabel sanksi pajak berpengaruh positif
Hasil Uji F
dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak
Sum of Mean
Model Df F Sig. orang pribadi. Nilai t pada variabel kualitas
Squares Square
Regression 80,055 3 26,685 8,483 ,000b pelayanan fiskus sebesar 2,105 yang berarti t hitung
1 Residual 301,985 96 3,146 > t tabel (2,105 > 1,984) dan memiliki tingkat
Total 382,040 99 signifikansi 0,038. Hal ini menunjukan bahwa
Sumber: data primer (diolah) variabel kualitas pelayanan fiskus berpengaruh
Pada kolom F diperoleh nilai sebesar positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib
8,483 dengan tingkat signifikansi sebesar pajak orang pribadi.
0,000. Karena tingkat signifikansi < 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa tax amnesty, sanksi PEMBAHASAN
pajak, dan kualitas pelayanan fiskus Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama,
berpengaruh secara simultan terhadap penelitian ini mendapatkan hasil yang
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. menyatakan bahwa variabel tax amnesty

9
memiliki nilai signifikansi diatas 0,05 yaitu sanksi pajak berpengaruh untuk meningkatkan
sebesar 0,784. Hal ini sejalan dengan nilai kepatuhan wajib pajak dalam membayar dan
koefisien yang sebesar 0,027. Sehingga dapat melaporkan pajaknya.
disimpulkan bahwa tax amnesty tidak Hasil penelitian ini sejalan dengan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penelitian yang dilakukan oleh (Jannah, 2017),
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Dengan dan (Prasasti, 2017). Dalam penelitian tersebut
hasil ini, penelitian ini sejalan dengan menyatakan bahwa sanksi pajak berpengaruh
penelitian yang dilakukan oleh positif dan signifikan terhadap kepatuhan
(Kusumaningrum dan Aeni, 2017) dan wajib pajak orang pribadi.
(Sholichah, 2018).
Dampak negatif yang timbul dalam Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga,
program tax amnesty ini adalah menimbulkan penelitian ini mendapatkan hasil yang
rasa ketidakadilan bagi wajib pajak patuh. menyatakan bahwa variabel kualitas pelayanan
Ketidakadilan yang dimaksud adalah secara fiskus memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05
tidak langsung memotivasi wajib pajak patuh yaitu sebesar 0,038. Hal ini didukung dengan
menjadi tidak patuh karena pembayar pajak nilai koefisien yang sebesar 0,217. Sehingga
yang jujur tidak mendapat penghargaan atas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan
kejujurannya. Sementara disisi lain wajib pajak fiskus berpengaruh positif dan signifikan
yang tidak patuh memperoleh pengampunan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
pajak dengan tidak dikenakan sankis atas Selain fasilitas fisik yang nyaman,
penghasilan maupun aset yang belum berbagai macam kegiatan yang mendukung
dilaporkan. Apabila kebijakan ini wajib pajak untuk dapat lebih mudah
diimplementasikan tidak tepat maka akan melaksanakan kewajibannya membayar pajak
menimbulkan semakin menurunnya voluntary antara lain petugas pajak cakap dalam
compliance dalam jangka panjang (Rogimun, menindaklanjuti pengaduan dari masyarakat,
2014. petugas pajak cepat tanggap dalam membantu
Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan menyelesaikan persoalan yang dihadapi wajib
dengan penelitian yang dilakukan oleh pajak, serta petugas pajak dapat menjunjung
(Dwiatmono, 2018), dan (Wahyudi, 2017) tinggi, akuntabilitas, dan transparansi dapat
yang hasilnya menyatakan bahwa tax amnesty menimbulkan kepercayaan dari wajib pajak
berpengaruh dan signifikan terhadap (Pranadata, 2014).
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Jannah, 2017),
Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua, dan (Dwiatmono, 2018). Penelitian tersebut
penelitian ini mendapatkan hasil yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan fiskus
menyatakan bahwa variabel sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
memiliki nilai signifikansi dibawah 0,05 yaitu kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
sebesar 0,004. Hal ini didukung dengan nilai
koefisien yang sebesar 0,308. Sehingga dapat Berdasarkan hasil uji hipotesis keempat,
disimpulkan bahwa sanksi pajak berpengaruh penelitian ini mendapatkan hasil yang
positif dan signifikan terhadap kepatuhan menyatakan bahwa variabel tax amnesty,
wajib pajak orang pribadi. Hal ini sanksi pajak, dan kualitas pelayanan fiskus
membuktikan bahwa semakin jelas, tegas, dan terdapat pengaruh secara simultan terhadap
tanpa kompromi sanksi perpajakan yang kepatuhan wajib pajakorang pribadi. Dengan
diterapkan, maka akan semakin meningkatkan nilai F hitung sebesar 8,483. Nilai tersebut
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 2,70 atau
Wajib pajak akan menaati tata tertib 8,483 > 2,70 dengan profabilitas 0,000 dan
perpajakan apabila mengetahui bahwa sanksi nilai tersebut lebih kecil dari 0,05.
pajak akan lebih banyak merugikannya. Oleh
sebab itu, pandangan wajib pajak terhadap
10
KESIMPULAN DAN SARAN wajib-pajak-belum-lapor, diakses 18
Januari 2019
Berdasarkan hasil analisis dan penelitian
yang telah dilakukan maka dapat beberapa Dwiatmono, Saktiawan. 2018. Pengaruh Tax
Amnesty Sanksi Pajak dan Kualitas
kesimpulan sebagai berikut: Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan
a. Secara parsial variabel tax amnesty tidak Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Empiris
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib Pada Wilayah Kantor Pelayanan Pajak
pajak orang pribadi. Pratama Sleman). Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia
b. Secara parsial variabel sanksi pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis
kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Multivariate Dengan Program IBM SPSS
25. Edisi 9. Semarang : Badan Penerbit
c. Secara parsial variabel kualitas pelayanan Univesitas Diponegoro
fiskus berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak orang Jatmiko, A.N. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak
Pada Pelaksanaan Sanksi Denda,
pribadi.
Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran
d. Secara simultan variabel tax amnesty, Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
sanksi pajak, dan kualitas pelayanan fiskus Pajak (Studi Empiris Wajib Pajak Orang
secara simultan berpengaruh terhadap Pribadi di Kota Semarang). Semarang:
Universitas Diponegoro
kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Jannah, Nafi’atul. 2017. Pengaruh Kebermanfaatan
Saran-saran yang diberikan sehubungan NPWP, Kualitas Pelayanan Fiskus, dan
dengan hasil penelitian yang dilakukan adalah Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak (Studi pada WP yang
sebagai berikut: terdaftar di KPP Pratama Boyolali),
a. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Surakarta: Institut Agama Islam Negeri
Pratama Samarinda sebaiknya lebih sering Surakarta
melakukan sosialisasi penyuluhan
Kaltim Pos. (2 Okrober 2018). Ditjen Pajak
perpajakan terhadap masyarakat sehingga Kaltimra Kian Serius. Diambil dari :
akan menimbulkan kesadaran di http://kaltim.prokal.co/read/news/341617-
masyarakat betapa pentingnya penerimaan ditjen-pajak-kaltimra-kian-serius.html,
diakses 19 November 2018
negara yang bersumber dari pajak.
b. Penelitian yang tertarik untuk melakukan Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
kajian di bidang yang sama dapat Laporan Keuangan Pemerintah Pusat.
Diambil dari :
menggunakan variabel-variabel yang tidak
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/lap
digunakan dalam penelitian ini. Hal ini oran/laporan-keuangan-pemerintah-pusat/,
dapat dilakukan karena nilai koefisien diakses 12 Januari 2019
determinasi dalam penelitian ini masih
Kusumaningrum, N.A dan Aeni I.N. 2017.
dapat ditingkatkan. Pengaruh Tax Amnesty, Pengetahuan
Perpajakan, dan Kesadaran Perpajakan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada
DAFTAR RUJUKAN Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Pati. Accounting Global Journal (Vol. 1,
Anonim. 2012. Peraturan Menteri Keuangan No. 1).Hlm. 209-224. Fakultas Ekonomi
Nomor 74/PMK.03/2012 dan Bisnis Universitas Muria Kudus

Anonim. 2016. Undang-Undang Republik MUC Consulting Group. (19 September 2018).
Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Jumlah Wajib Pajak Masih Belum Ideal.
Diambil dari :
Asmara, C.G. (3 April 2018). Sebanyak 7,93 Juta https://mucglobal.com/news/read/1072/Ju
Wajib Pajak belum Lapor. Diambil dari : mlah-Wajib-Pajak-Masih-Belum-Ideal,
diakses 18 Januari 2019
https://www.cnbcindonesia.com/news/201
80403124304-4-9485/sebanyak-793-juta-

11
Muttaqin, Zainal. 2013. Tax Amnesty Wahyudi, D.E. 2017. Pengaruh Sunset Policy, Tax
Indonesia. Cetakan Pertama. Bandung : Amnesty, dan Sanksi Pajak Terhadap
Refika Aditama Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris
Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Nugraha, Gusrianda. 2018. Pengaruh Pemeriksaan Malang Selatan). Malang: Universitas
Pajak dan Pelaksanaan Tax Amnesty Muhammadiyah Malang
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan
Dampaknya Bagi Penerimaan Pajak Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia 1. Edisi 10.
(Survey Pada Kantor Pelayanan Pajak di Jakarta : Salemba Empat
Wilayah Kota Bandung, Kota Cimahi, dan
Kabupaten Bandung Barat). Bandung: Widawati, 2018. Pengaruh Kualitas Pelayanan
Universitas Pasundan Bandung Perpajakan, Pengetahuan Peraturan
Perpajakan, Sosoalisasi Perpajakan dan
Prasasti, Ria. 2017. Pengaruh Pengetahuan Sanksi Pajak terhadap Kepatuhan Wajib
Tentang Pajak, Sanksi Pajak dan Pajak di KPP Pratama Boyolali.
Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Surakarta: Institut Agama Islam Negeri
Wajib Pajak (Di Kantor Wilayah Surakarta
Direktorat Jendral Pajak Daerah Istimewa
Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta

Priambodo, Putut. 2017. Pengaruh Pemahaman


Peraturan Pajak Sanksi Perpajakan dan
Kesadaran Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Kabupaten Purworejo Pada Tahun 2017.
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta

Putra, I.M. 2017. Perpajakan: Edisi Tax Amnesty.


Yogyakarta : Quadrant

Rahayu, S.K. 2017. Perpajakan: Konsep dan


Aspek Formal. Bandung : Rekayasa Sains

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan. Edisi 6.


Yogyakarta : Salemba Empat

Rismawati, Sudirman & Amiruddin Antong. 2012.


Perpajakan Pendekatan Teori dan
Praktik. Malang : Empat Dua Media

Sholichah, S.N. 2018. Pengaruh Persepsi Wajib


Pajak Tentang Kebijakan Tax Amnesty
(Pengampunan Pajak), Motivasi
Membayar Pajak, Self Assessment, Tingkat
Pendapatan dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi
Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama
Karanganyar. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta

Simanjuntak, T.H & Imam Mukhlis. 2012. Dimensi


Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan
Ekonomi. Jakarta : Raih Asa Sukses

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.


Bandung : Alfabeta
12

Anda mungkin juga menyukai