Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ BK PRIBADI SOSIAL“

“Latar belakang Bk pribadi sosial ”

Dosen Pengampu :

ASIAH,M.pd

Penyusun :

Masrul Saleh (1193351053)

Rasmi Wahyuni Lubis (1193351040)

Siti walidah nasution (1193151030)

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh

Pertama-tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT , atas berkat dan
rahmat nya kami dapat menyelesaikan tugas ini dal am bentuk makalah. Tugas ini dibuat untuk
memenuhi salah satu mata kuliah kami yaitu Bk Pribadi Sosial dengan dosen pengampu ibu
Asiah M.pd. Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kita semua khusus nya dalam hal mengenai latar belakang Bk Pribadi Sosial. Kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, apabila dalam tugas ini terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan, kami mohon maaf sesungguhnya pengetahuan dan
pemahaman kami masih terbatas.

Kami juga sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca guna membangun dan
menyempurnakan makalah ini.Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Sibuhuan ,September 2020

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................................i


Daftar Isi ....................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan ...................................................................................................3


A. Latar Belakang ..................................................................................3
B. Rumusan Masalah .............................................................................4
C. Tujuan ...............................................................................................4
BAB II Pembahasan...................................................................................................5
A. Latar belakang Bk pribadi sosial........................................................6
B. Landasan Bk pribadi sosial................................................................8
C. Tujuan dan fungsi Bk pribadi sosial...................................................10
BAB III Penutup .......................................................................................................12
A. Kesimpulan .......................................................................................12
B. Saran...................................................................................................13

Daftar Pustaka ...........................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bimbingan dan konseling pribadi-sosial adalah upaya yang dilakukan untuk  memberikan


bantuan kepada individu untuk mengembangkan dirinya melalui pemahaman dan pengembangan
seluruh potensi diri serta kompetensi-kompetensi pribadi-sosial yang dimiliki, sehingga individu
memperoleh keselarasan dalam menjalani hidup baik dalam dimensi pribadi (intrapersonal)
maupun antar pribadi (interpersonal).

Pada hakekatnya kompetensi pribadi-sosial banyak dirumuskan secara berbeda, intrapersonal


dan interpersonal, self-knowledge dan interpersonal skill, dan atau personal and social skills.
Ketiga rumusan tersebut pada hakekatnya memiliki maksud dan pengertian yang relatif sama,
yaitu menggambarkan antara kompetensi pribadi-sosial yang terkait dengan orang lain atau
lingkungannya yang didasari dengan adanya komitmen transcendetal, yaitu dengan pencipta-nya.
Kedua relasi intra dan inter pribadi-sosial merupakan suatu kesatuan yang secara fungsional sulit
dipisahkan, sehingga kedua kecakapan dipandang lebih fungsional dan bermakna, manakala
disatukan.

Tidak heran jika kita sering menemukan peserta didik yang merasa tidak cocok dengan
jurusan yang ia dapati. Tentu saja ini akan berpengaruh besar terhadap motivasi belajar yang
mereka miliki, bahkan diantara mereka melakukan tindakan-tindakan yang tidak patut dilakukan
seperti membolos, tawuran, tidak mengerjakan tugas, berhenti sekolah, berhenti kuliah ditengah
jalan, dan lain sebagainya. Dan inilah bentuk pelampiasan dari mereka, karena adanya rasa
ketidak cocokan dengan jurusan yang mereka dapati. Tentu saja hal ini berimplikasi terhadap
masa depan dirinya hidup dengan ketidakpastian, tidak mengenal siapa sebenarnya dirinya, tidak
paham akan tanggung jawab yang mereka miliki. Dan pada makalah ini kita akan mencoba
mengulas bagaimana bimbingan itu harus dilakukan, sehingga mereka dalam hal ini peserata
didik dapat menemukan kecerahan dalam dirinya dan menemukan masa depan yang jelas.
B. Rumusan masalah
1. Apa latar belakang dari bimbingan kepribadian-sosial?
2. Apa saja tujuan dan fungsi dalam bimbingan kepribadian-sosial?
3. Apa saja landasan dalam bimbingan dan konseling pribadi sosial?

C. Tujuan penelitian
1. Mengetahui latar belakang dari bimbingan kpribadian sosial
2. Mengethui tujuan dan fungsi dalam bimbingan pribadi sosial.
3. Mengetahui landasan dalam bimbingan dan konseling pribadi sosial

BAB II
PEMBAHASAN

A. latar belakang bk pribadi sosial


 Bimbingan merupakan upaya untuk membantu individu  berkembang sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya secara bertahap dalam proses yang matang. Rochman Natawidjaja
(Syamsu Yusuf, 2009: 38) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada
individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan
tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.

Senada dengan pendapat M.Surya, Prayitno (1987:35) mengemukakan :


Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang
agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini
mencakup 5 fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi yang mandiri yaitu:

 Mengenal diri sendiri dan lingkungan, 


 Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, 
 Mengambil keputusan, 
 Mengarahkan diri, 
 Mewujudkan diri.
Bimbingan pribadi merupakan upaya untuk membantu individu dalam menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap
dam mandiri serta sehat jasmani dan rohani.Sementara bimbingan sosial merupakan upaya untuk
membantu individu dalam mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi
budi pekerti luhur dan tanggung jawab. Bimbingan pribadi-sosial berarti upaya untuk membantu
individu dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi konflik-konflik dalam diri
dalam upaya mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu
luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta upaya membantu individu dalam membina
hubungan sosial di  berbagai lingkungan (pergaulan sosial) (Yusuf, 2009: 53-55).
Pada dasarnya bimbingan tidak hanya berfungsi untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapi individu (kuratif), melainkan memiliki fungsi lain yaitu sebagai upaya pencegahan 
(preventif) dan pengembangan  (developmental). Lynn Bullard (Syamsu Yusuf, 1998:78)
mengungkapkan untuk melakukan reformasi (pembaharuan) program bimbingan dan konseling
secara tepat, maka layanan-layanannya harus diintegrasikan ke dalam program-program yang
berorientasi pengembangan, yang membantu para siswa mengembangkan dan mempraktekkan
kompetensi-kompetensinya.

Bimbingan dan konseling yang berorientasi pengembangan tidak hanya berfungsi untuk


membantu individu ketika permasalahan muncul, melainkan lebih kepada sebelum permasalahan
terjadi dan upaya membantu individu mencapai  self developmental dan self realization. Individu
dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi positif dalam rangka
perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan, (A.K. Nayak,1997: 5).

Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005 : 11) merumuskan bimbingan pribadi-sosial
sebagai suatu upaya membantu individu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan
keadaan psikologis dan sosial klien, sehingga individu memantapkan kepribadian dan
mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinnya.

Bimbingan pribadi-sosial juga sebagai upaya pengembangan kemampuan peserta didik


untuk menghadapi dan mengatasi masalah-masalah pribadi-sosial dengan cara menciptakan
lingkungan interaksi pendidikan yang kondusif, mengembangkan sistem pemahaman diri dan
sikap-sikap positif, serta dengan mengembangkan kemampuan pribadi-sosial.

Berdasarkan berbagai pengertian yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan bimbingan


pribadi-sosial merupakan upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar mampu mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi maupun sosial,
sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya. Bimbingan
pribadi-sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi
pendidikan yang akrab, mengembangkan system pemahaman diri, dan sikap-sikap yang positif,
serta kemampuan-kemampuan pribadi sosial yang tepat. 

Bimbingan dan konseling pribadi-sosial adalah upaya yang dilakukan untuk  memberikan


bantuan kepada individu untuk mengembangkan dirinya melalui pemahaman dan pengembangan
seluruh potensi diri serta kompetensi-kompetensi pribadi-sosial yang dimiliki, sehingga individu
memperoleh keselarasan dalam menjalani hidup baik dalam dimensi pribadi (intrapersonal)
maupun antar pribadi (interpersonal).

Pada hakekatnya kompetensi pribadi-sosial banyak dirumuskan secara berbeda,


intrapersonal dan interpersonal, self-knowledge dan interpersonal skill, dan atau personal and
social skills. Ketiga rumusan tersebut pada hakekatnya memiliki maksud dan pengertian yang
relatif sama, yaitu menggambarkan antara kompetensi pribadi-sosial yang terkait dengan orang
lain atau lingkungannya yang didasari dengan adanya komitmen transcendetal, yaitu dengan
pencipta-nya. Kedua relasi intra dan inter pribadi-sosial merupakan suatu kesatuan yang secara
fungsional sulit dipisahkan, sehingga kedua kecakapan dipandang lebih fungsional dan
bermakna, manakala disatukan.

B. Landasan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial

Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor yang
harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana utama dalam
mengembangkan layanan bimbingan dan konseling.Ibarat sebuah bangunan, untuk dapat berdiri
tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama. Apabila bangunan
tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan mudah goyah atau bahkan
ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling, apabila tidak didasari oleh
fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan kehancuran terhadap layanan bimbingan
dan konseling itu sendiri dan yang menjadi taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien).
Secara teoritik, berdasarkan hasil studi dari beberapa sumber, secara umum terdapat empat aspek
pokok yang mendasari pengembangan layanan bimbingan dan konseling, yaitu landasan
filosofis, landasan religious, landasan psikologis, landasan sosial-budaya, landasan ilmu
pengetahuan (ilmiah) dan teknologi, dan laandasan pedagogis. Selanjutnya, di bawah ini akan
dideskripsikan dari masing-masing landasan bimbingan dan konseling tersebut :

1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman
khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang
lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam
bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki atas
pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat yang ada, mulai
dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post-modern. Dari berbagai
aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson, Alblaster & Lukes,
Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003)

2. Landasan Religius
landasan religious dalam bimbingan dan konseling pada umumnya ingin menetapkan klien
sebagai makhluk Allah Swt. Dengan segenap kemuliaan kemanusiaan dan menjadi focus netral
upaya bimbingan dan konseling. Klien dengan segenap kemuliaan kemanusiaannya hendaknya
diperlakukan dalam suasana dan dalam cara yang penuh kemuliaan kemanusiaan pula. Kemulian
manusia banyak diungkapkan melalui ajaran agama. Oleh karena itu, dalam masyarakat agama
itu banyak macamnya, maka konselor harus hati- hati dan bijaksana menerapkan landasan
religious terhadap klien ( siswa) yang berbeda latar belakang agamanya.

3. Landasan Psikologi
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor
tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan
dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang : (a)
motif dan motivasi; (b) pembawaan dan lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan
(e) kepribadian.

4. Landasan Sosial-Budaya

Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada


konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi
terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan
sosial-budaya dimana ia hidup. Sejak lahirnya, ia sudah dididik dan dibelajarkan untuk
mengembangkan pola-pola perilaku sejalan dengan tuntutan sosial-budaya yang ada di
sekitarnya. Kegagalan dalam memenuhi tuntutan sosial-budaya dapat mengakibatkan tersingkir
dari lingkungannya. Lingkungan sosial-budaya yang melatarbelakangi dan melingkupi individu
berbeda-beda sehingga menyebabkan perbedaan pula dalam proses pembentukan perilaku dan
kepribadian individu yang bersangkutan. Apabila perbedaan dalam sosial-budaya ini tidak
“dijembatani”, maka tidak mustahil akan timbul konflik internal maupun eksternal, yang pada
akhirnya dapat menghambat terhadap proses perkembangan pribadi dan perilaku individu yang
besangkutan dalam kehidupan pribadi maupun sosialnya.

5. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-
dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang
bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai
metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis
laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan
ilmiah lainnya.Sejak awal dicetuskannya gerakan bimbingan, layanan bimbingan dan konseling
telah menekankan pentingnya logika, pemikiran, pertimbangan dan pengolahan lingkungan
secara ilmiah (McDaniel dalam Prayitno, 2003).

6. Landasan Pedagis

Landasan paedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga segi, yaitu:
(a) pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan salah satu
bentuk kegiatan pendidikan; (b) pendidikan sebagai inti proses bimbingan dan konseling; dan
(c) pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan dan konseling.

C. Tujuan dan fungsi bk pribadi sosial.


Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan merumuskan beberapa tujuan bimbingan dan konseling
yang terkait dengan aspek pribadi-sosial sebagai berikut :

 memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam  kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan
dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
 memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan
memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
 memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai
dengan ajaran agama yang dianutnya.
 memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang
terkait dengan keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
 memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain. 
 bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak
melecehkan martabat atau harga dirinya.
 memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam  bentuk komitmen, terhadap tugas
dan kewajibannya.
 memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam
bentuk persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama manusia.
 memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal
(dalam diri sendiri) maupun orang lain.
 memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

D. Fungsi Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial.

Fungsi dalam bimbingan pribadi-sosial yang diungkapkan oleh Totok dan Rima Puspita yaitu :

1. Berubah menuju pertumbuhan. Pada bimbingan pribadi-sosial, konselor secara


berkesinambungan memfasilitasi individu agar mampu menjadi agen perubahan (agent of
change) bagi dirinya dan lingkungannya.
2. Pemahaman diri secara penuh dan utuh.  Individu memahami kelemahan dan kekuatan yang
ada dalam dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada diluar dirinya. Pada dasarnya
melalui bimbingan pribadi sosial diharapkan individu mampu mencapai tingkat kedewasaan
dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti yang diharapkan,
3. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pribadi sosial dapat berfungsi sebagai
media pelatihan bagi individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan
lingkungannya.
4. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat.  Bimbingan pribadi-sosial digunakan sebagai
media untuk menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih sehat.
5. Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh.  Melalui bimbingan pribadi-sosial
diharapkan individu dapat dengan spontan, kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan
perasaan, keinginan, dan inspirasinya.
6. Individu mampu bertahan. Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat
bertahan dengan keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan lapang dada, dan
mengatur kembali kehidupannya dengan kondisi yang baru.

7. Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional.  Konselor membantu individu dalam


menghilangkan atau menyembuhkan gejala yang menggangu sebagai akibat dari krisis.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya layanan yang diberikan kepada siswa agar
mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya, baik yang bersifat pribadi
maupun sosial, sehingga mampu membina hubungan sosial yang harmonis di lingkungannya.
Bimbingan pribadi-sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif,
interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan system pemahaman diri, dan sikap-sikap yang
positif, serta kemampuan-kemampuan pribadi sosial yang tepat. 

tujuan bimbingan pribadi pribadi sosial yang harus dikembangkan dalam program
layanan bimbingan dan konseling adalah memfasilitasi siswa dalam mengarahkan pemantapan
kepribadian serta mengembangkan kemampuan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi dan
sosial siswa.

Sedangkan fungsi dari bimbingan pribadi social adalah dimana seorang guru atau
konselor dapat membantu kliennya dalam memahami siapa dirinya secara penuh dan utuh,
membantu klien agar dapat berkomunikasi dengan baik serta mengajarkan klien dalam
bertingkah laku yang sehat.

SARAN

Dengan adanya makalah ini di sarankan kepada kita baik sebagai pembaca maupun calon
guru bimbingan koseling dapat memahami pengertian dari bk pribadi sosial landsan maupun
fungsi dan tujuannya,diharapkan kepada kita semua untuk terus menggali ilmu agar semakin
dalam lagi.kelompok juga mengharapkan kritik dari pembaca untuk saling memperbaiki agar
lebih bagus kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Nurihsan, Achmad Juntika. 2007. Bimbingan & Konseling (dalam berbagai latar kehidupan).
Bandung: Refika Aditama.

Prayitno dan Erman Amti.2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut. 1983. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Surabaya:
Usaha Nasional.

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Walgito, Bimo. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karir). Yogyakarta: Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai