Jtptunimus GDL Mohyasiral 7073 2 Bab1
Jtptunimus GDL Mohyasiral 7073 2 Bab1
PENDAHULUAN
sekali) sangat dianjurkan bagi orang yang berusia sekitar 60 tahun supaya
dapat segera diketahui jika ada kemunduran kognitif yang mengarah pada
demensia, dan dapat segera dilakukan intervensi guna mencegah kondisi
yang lebih parah (Turana, 2006).
Kurangnya kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan perawatan
terhadap penderita demensia dapat dikarenakan kurang pengetahuan yang
dimiliki khususnya tentang demensia. Sehingga pengetahuan tentang demensia
sangat penting guna untuk melakukan perawatan terhadap lansia yang
mengalami demensia. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat
dan tingkat pengalaman dalam penanganan lansia yang mengalami demensia
sangat dibutuhkan didalam pemberian asuhan keperawatan terhadap lansia yang
mengalami demensia. Penanganan lansia dengan demensia membutuhkan
perhatian yang besar dari perawat, sehingga bainya pengetahuan yang dimiliki
perawat mengenai demensia sangat membantu meningkatkan taraf kesehatan
lansia (Wati, 2012).
Penelitian mengenai hubungan pengetahuan dengan perawatan lansia
pernah dilakukan, penelitian Melda Elvarida (2010), menelitian hubungan
karakteristik perawat dengan asuhan keperawatan lanjut usia. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan perawat
dengan asuhan keperawatan lansia. Penelitian tersebut menunjukkan
semakin baik pengetahuan perawat akan semakin baik asuhan keperawatan
yang dihasilkan. Sri Astuti Nurohim (2005), meneliti hubungan karaketristik,
pengetahuan dan sikap ibu terhadap praktik dalam merawat lansia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu dengan praktik ibu dalam merawat lansia.
Studi pendahuluan yang dilakukan di Panti Wredha Pengayoman
dengan melakukan wawancara terhadap 6 orang pengasuh, diketahui 3 orang
pengasuh (60%) belum mengetahui dengan baik mengenai pengertian
demensia, tanda dan gejalanya, tahapan-tahapan lansia mengalami demensia
dan cara pencegahan yang harus dilakukan agar lansia tidak mengalami
demensia serta perawatan yang harus dilakukan jika lansia telah mengalami
5
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana hubungan
Pengetahuan Pengasuh Tentang Demensia Dengan Perawatan Lansia Yang
Mengalami Demensia di Panti Wredha Pengayoman dan Panti Wredha Usia
Betani di Kota Semarang?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Pengetahuan Pengasuh Unit Rehabilitasi Sosial
Tentang Demensia Dengan Perawatan Lansia Yang Mengalami
Demensia Panti Wredha Pengayoman dan Panti Wredha Usia Betani di
Kota Semarang.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan pengetahuan pengasuh di Panti Wredha
Pengayoman dan Panti Wredha Usia Betani tentang demensia.
b. Mendeskripsikan praktik perawatan lansia yang mengalami demensia
di Panti Wredha Pengayoman dan Panti Wredha Usia Betani
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Unit Rehabilitasi Sosial
Sebagai masukan bagi pengasuh Unit Rehabilitasi Sosial dalam
menghadapi lansia yang mengalami gangguan demensia, dengan cara
memperbanyak aktivitas yang berhubungan dengan fungsi otak misalnya
olah raga, sosialisasi dan berkarya sehingga demensia dapat diperlambat.
2. Manfaat bagi usia lanjut
Meningkatkan kesejahteraan usia lanjut dengan cara mendapatkan
perawatan yang lebih optimal.
3. Manfaat bagi institusi pelayanan kesehatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk pengelola
program kesehatan usia lanjut khususnya dalam perawatan usia lanjut di
Unit Rehabilitasi Sosial, dalam upaya peningkatan sikap memelihara
kebersihan diri lanjut usia dengan melibatkan peran aktif keluarga.
4. Manfaat bagi peneliti selanjutnya.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
penelitian lebih lanjut khususnya mengenai perawatan lansia yang
mengalami demensia.
7