Anda di halaman 1dari 32

BAHAN AJAR

(BUKU 2)

MATA KULIAH : Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Oleh :
I Ketut Adi Atmika, S.T., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS UDAYANA
Nopember 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena Bahan
Ajar untuk mata kuliah Pesawat Pengangkat dan Alat Berat (Buku 2) dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Bahan Ajar ini disusun sesuai dengan Silabus, dan Rencana Pembelajaran untuk
setiap pertemuan, juga memuat latihan atau contoh soal analisis dan perencanaannya.
Dengan demikian, Bahan Ajar diharapkan dapat membantu mahasiswa Teknik Mesin
untuk lebih mudah memahami mata kuliah yang dimaksud diatas, sehingga akhirnya
mempercepat mahasiswa menyelesaikan kuliahnya.
Penulis menyadari bahan ajar ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu untuk perbaikan di kemudian
hari.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Gambaran Umum Pesawat Pengangkat dan Alat Berat 1
1.2 Klasifikasi dan Karakteristik Material 2
1.3 Klasifikasi Pesawat Pengangkat 3
1.4 Pemilihan Jenis Pesawat Pengangkat dan Alat Berat 6

BAB II. CONVEYING EQUIPMENT 10


2.1 Klasifikasi Pesawat Conveyor 10
2.2 Bagian – bagian dari Pesawat Conveyor 12
2.3 Perhitungan Kapasitas (untuk gerak kontinyu) 17
2.4. Perhitungan daya 19
2.5 Perhitungan Kapasitas 22
2.6 Kestabilan 25

Daftar Pustaka 29

ii
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum tentang Pesawat Pengangkat


Pesawat Pengangkat atau handling equipment digunakan untuk memindahkan
(beban) barang dalam suatu pabrik (plant), dalam suatu pekerjaan bangunan (kontruksi
bangunan), dalam pergudangan untuk menimbun atau membongkar dan lain-lain.
Untuk membedakan dengan apa yang dinamakan dengan long distance transport
(alat angkut jarak jauh) misalnya kereta api, mobil, kapal, maka materials handling
equipment hanya memindahkan barang (beban) pada jarak yang relative pendek (dekat).
Dalam praktek jarak ini dibatasi dari puluhan sampai ratusan meter dan hanya mencapai
ribuan meter bila dipakai untuk memindahkan (pengangkutan) beban antara dua atau
beberapa stasiun yang berhubungan dengan satu keaktifan produksi.
Dalam suatu pabrik loading dan unloading barang–barang tergantung dari ada
tidaknya fasilitas external dan internal transporting. Fasilitas transport luar (external)
men-supply pabrik dengan bahan baku, bahan setengah jadi, bahan bakar, bahan
pembantu dan lain-lain, dan mengangkut barang-barang jadi ke kapal, dan barang bekas
pabrik.
Fasiliatas transport intraplant mendistribusikan barang-barang (beban), yang
datang ke seluruh pabrik, pemindahan material antara processing unit yang terlibat
langsung dengan produksi dan membawa barang jadi dan geram ke tempat-tempat
penyimpanan untuk kemudian diangkut oleh external tranport ke tempat yang
disediakan.
Proses transportasi semacam ini tidak hanya terikat pada pemindahan bahan dari
sesuatu tempat ketempat lain, tetapi juga termasuk operasi loading dan unloading; yaitu
memberikan beban pada mesin-mesin pengangkut barang, mengambilnya lagi disuatu
tempat yang telah di tentukan, menempatkan barang tersebut di dalam gudang dan
membawa ke mesin-mesin proses.
Untuk suatu operasi pembongkaran dan pemuatan yang penting beberapa
peralatan angkat diberi (diperlengkapi) dengan peralatan pemegang yang spesial yang
dijalankan dengan motor pembantu atau secara manual.

Pendahuluan - 1
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Fasilitas transport didalam suatu plant dibagi dalam interdepartement dan


intradepartement facilities. Pada pekerjaan kontruksi fasilitas transport dapat
diklasifikasikan sebagai external, intra area dan intrasection facilities.

Interdepartment Transportasing Facilities, membawa beban antara department,


misalnya pada suatu bengkel mesin, antara blank manufacturing (pengerjaan bahan
baku), dengan departement mesin atau departement pembantu, atau antara departement
dengan bagian gudang.

Intradepartment Transforting Facilities, membawa beban antara section, stores


(gudang), mesin,.dan lain-lain, didalam batas – batas suatu departement. Interoperational
transporting facilities yang membawa beban dari satu processing unit ke lainnya
berhubungan erat dengan manufacturing operation yang diterapkan dalam suatu
department atau perusahaaan secara keseluruhan merupakan suatu hal yang penting
sebagai fasilitas pengangkutan yang beroperasi didalam dan kadang – kadang antara
department. Fasilitas ini memegang peranan yang penting dalam mass flow
productiondimana dia merupakan penghubung antara sebuah mesin dengan sebuah unit
dan menolong ketepatan waktu dari department atau perusahaan dalam memenuhi
schedule yang telah ditetapkan.

1.2. Klasifikasi dan Karakteristik dari Material


Jenis material (beban) yang diangkat dan sifat-sifat fisis dan mekanisnya adalah
faktor yang penting dalam menentukan type atau perancanaan sebuah pesawat
pengangkat. Material pada umumnya dapat diklasifikasikan dalam golongan:
1. Unit loads.
2. Bulk loads.

1. Unit Loads
Unit loads mempunyai bentuk dan berat yang berbeda-beda. Yang termasuk didalam
ini adalah :
 Satuan barang, biasanya dihitung dalam jumlah barang (misalnya :
onderdil atau assembling mesin mesin).

Pendahuluan - 2
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

 Kelompok barang yang mempunyai bentuk yang sama tetapi dari


berbagai ukuran (pig iron, batu bata, profil-profil baja, dan lain-
lain).
Karakteristik dari unit loads ditentukan oleh :
- ukuran utamanya
- bentuknya.
- Berat setiap beban (barang).
- Cara suspensi yang paling menguntungkan (ditumpuk atau digantung).
- Sifat-sifat fisis yang dipunyai (misalnya : temperatur, barang-barang yang
baru dituang, ingot yang panas, sifat mudah dibakar, mudah meledak, rapuh,
dan lain-lain).
2. Bulk Loads:
Adalah material yang komponennya terdiri dari partikel- partikel yang homogen,
misalnya batu bara, semen, pasir, tanah, batu kerikil, tanah liat dan lain-lain.
Karakteristik dari bulk loads ditentukan oleh :
Sifat-sifat mekanis dan phisis yang dipunyai, seperti lump size (distribusi
masing-masing partikel menurut ukurannya), bulk, berat spesifik, kandungan air,
sifat abrasif dan sifat-sifat lainnya.

1.3. Pemilihan Jenis Pesawat Pengangkat


Dewasa ini material handling equipment dibuat dan direncanakan dalam berbagai
macam ragam. Oleh sebab itu suatu jenis operasi mempunyai kemungkinan dapat
dilayani oleh beberapa jenis methode atau peralatan.
Untuk memilih pesawat pengangkat mana yang paling sesuai untuk suatu
pekerjaan, tidak hanya dibutuhkkan suatu pengetahuan tentang design dan karakteristik
operasinya saja, tetapi juga pengertian yang mendalam tentang cara kerja atau sifat- sifat
produksinya suatu pabrik atau perusahaan.
Suatu fasilitas trasnport harus dapat mampu membawa barang-barang (beban)
dalam jumlah yang dibutuhkan oleh suatu departement yang membutuhkannya dan
dalam waktu yang telah ditentukan.
Disamping itu suatu material handling equipment harus mempunyai sifat-sifat/syarat-
syarat :

Pendahuluan - 3
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

- Mengusahakan mekanisasi yang setinggi mungkin, sehingga cukup


dilayani oleh beberapa operator, maintenance dan pekerjaantambahan.
- Peralatan itu tidak akan merusak beban yang diangkat, tidak
menghalangi-halangi lalu lintas dalam pabrik atau mengganggu
proses dalam produksi.
- Peralatan in harus aman dalam operasinya.
- Ekonomis dipandang dari sudut investasi modal dan biaya operasinya.
Faktor-faktor teknis yang dapat diambil sebagai pedoman dalam pemilihan type
dari material handling equipment bila suatu handling proses bila memerlukan suatu
proses mekanisasi :
1. Sifat dari material yang dilayani :
Untuk unit loads, yang perlu diperhatikan adalah bentuk dari beban, beratnya,
posisi yang paling baik untuk mengangkat, sifat kerapuhannya, temperatur.
Untuk bulk loads, lump size, volume weight, temperatur, sifat kimiawi,
kecendrungan untuk pesok.
Pesawat pengangkat biasanya direncanakan tidak untuk bisa melayani semua
sifat-sifat yang ada karena hal ini sukar sekali, jadi pada umumnya suatu pesawat
akan baik untuk kondisi tetapi untuk kondisi lainnya dari material akan
menurunkan kemampuannya bahkan kadang-kadang sama sekali tidak dapat
dipakai.
2 . Kapasitas per jam yang dibutuhkan oleh suatu unit :
Dalam prakteknya sekarang ada beberapa peralatan yang dapat dengan mudah
melayani kebutuhan dengan kafasitas per jam yang tidak terbatas, misalnya
continuous action conveyors. Tetapi disamping itu ada peralatan yang bekerja
dengan mengikuti suatu gerakan periodik yang terputus-putus dan dengan suatu
saat harus berhenti, hal ini di jumpai pada suatu peralatan misalnya overhead
travelling crane, trucks. Peralatan semacam ini untuk melayani kafasitas per jam
yang tinggi harus mempunyaikarakteristik angkat yang tinggi (capasitas) dan
kecepatan gerak yang tinggi juga
3. Arah dan panjang lintasan :
Ada jenis – jenis peralatan angkat yang dapat membawa beban pada arah
vertikal, horisontal atau membentuk sudut dengan horisontal. Gerakan vertikal
atau grerakan yang mendekati vertikal pada umumnya membutuhkan suatu

Pendahuluan - 4
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

peralatan hoisting, crane, bucket, atau tray elevator: gerakan horisontal bisa
dilayani dengan self propelled atau hand trucks, fixed path facilities, macam-
macam conveyors. Beberapa peralatan dengan mudah dapat berjalan melalui
lintasan yang berbelok, sedang yang lainnya hanya bisa bergerak secara liniair
saja. Panjang lintasan, lokasi dari tempat-tempat supply material dan terpisahnya
stasiun penerima beban (loads) juga faktor yang penting untuk memilihperaltan
yang sesuai (tepat).
4. Methode penyimpanan beban pada initial, final, dan intermidiate point :
Menaikkan beban pada suatu kendaraan dan menurunkannya kembali pada suatu
tempat adalah suatu yang berbeda, sebab pada suatu handling machines bisa
dijalankan secara mekanis sedang lainnya harus dibantu dengan suatu auxiliary
fixture atau cukup secara manual. Jadi misalnya, bulk loads dapat disimpan dalam
timbunan atau tumpikan kecil-kecil (pile) dimana pengambilannya dengan cara
dikeruk atau dengan cara lain yang sesuai, atau dengan ditaruh dalam suatu bak
(bunker) dimana pengambilannya bisa dengan tenaga gravitasi dengan
mengalirkannya ke dalam kendaraan yang perlu diisi.
5. Karakteristik dari proses produksi memerlukan pengangkutan :
Faktor ini adalah penting dan paling berpengaruh dalam pemilihan jenis dari
fasilitas alat transport. Pada prinsipnya, gerakan dari materials handling
equipment biasanya tergantung dan berhubungan erat dengan manufacturing
proces; kadang-kadang gerakan ini bisa berlangsung terlibat dalam penyelesaian
pekerjaan suatu proses. Misalnya crane-crane yang dipergunakan dalam bengkel
cor, tempa dan las, conveyor untuk assembling department.
6 . Kondisi lokal :
Disini termasuk bentuk dan besarnya areal tanah, type dan perencanaan dari
gedung, datar tidaknya tanah untuk bekerja, kemungkinan pengotoran dari unit-
unit yang dipergunakan dalam proses, kelembaman dan debu-debu sekitaar
lokasi, adanya gas-gas dan uap-uap, temperatur.

Pemilihan dari peralatan juga dipengaruhi oleh kemungkinan perluasan dari


pabrik, permanen tidaknya peralatanyang diperlukan sumber energi yang tersedia,
keaman alat tersebut untuk bekerja.

Pendahuluan - 5
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Setelah memilih peralatan berdasarkan pertimbangan teknis, biasanya kemudian


diperbandingkann dari sudut engineering dan ekonomi.
Dari evaluasi secara ekonomi dari berbagai jenis peralatan maka capital
investment dan operational cost harus diperhitungka.
Yang termasuk dalam capital investment :
- harga peralatan.
- Ongkos erection dan tranport.
- Contruction cost termasuk instalation dan operational cost).
Juga perbedaan ongkos dari gedung atau struktur yang dapat dilayani oleh
alternative fasilitas transport yang dapat dipakai harus turut diperhitungkan.
Operational cost terdiri dari :
- gaji para operator dan tunjangan sosial.
- Ongkos tenaga listrik.
- Ongkos lubikasi, membersihkan kotoran.
- Ongkos repair dan maintenance.
Juga harus diperhitungkan kerugian depresisasi dari peralatan selama operasi.
Jadi dalam pemilihan suatu pesawat pengangkat harus mempunyai syarat-syarat :
memenuhi kebutuhan proses produks, mengusahakan mekanisasi setinggi mungkin,
kondisi buruh yang baik, handling cost yang rendah.

1.4. Klasifikasi Materials Handling Equipment


Tujuan dari klasifikasi adalah untuk mempermudah atau membantu suatu
organisasi untuk mendapatkan informasi dalam memecahkan persoalan-persoalan
(dalam hal ini material handling).
Karena banyaknya jenis-jenis dan type-type yang ada maka untuk
mengklasifikasi secara tepat sulit sekali dilaksanakan. Karena kompleksnya persoalan ini
dalam kenyatannya dapat berdasarkan pada bermacam-macam karakteristik misalnya
:design, kegunaan, type dari gerakan, dan lain-lain.
Bila suatu peralatan diklasifikasikan menurut type of movement (kinematic
charakteristic) maka beban dianggap terkonsentrasi pada titik beratnya dan group dari
peralatan tersebut ditetapkan oleh lintasan yang dibuat oleh beban yang berjalan pada
bidang horizontal.

Pendahuluan - 6
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Bila peralatan diklasifikasi berdasarkan kegunanaan (purpose) maka mesin-


mesin tersebut dapat dipandang dalam aplikasinya untuk kondisi operasi tertentu, kran
misalnya dapat di subdevided dalam pekerjaan metallurgi, konstruksi, pelabuhan dan
lain-lain.
Pada umumnya material handling equipment dapat diklasifikasikan dalam 5
system :
1. Jenis material yang dilayani, seperti bulk, loose boxes, dan lain-lain.
2. Sifat dari service yang dijalankan seperti mengangkat atau untuk
transporting.
3. Penggunaan utama dalam industri :seperti pertambangan, manufacturing,
transportasi, pekerjaan kontruksi.
4. Relative mobility of equipment : seperti fixed path, travel in limited area,
travel over wide areas, dan lain – lain.
5. Classes of aparatus : seperti cranes, hoists, conveyors, lift trucks dan lain –
lain.

Untuk mengklasifikasikan hanya berpegang pada satu system akan menimbulkan


kebingungan dallam menggolongkan beberapa peralatan. Misalnya klasifikasi peralatan
menurut jenis material yang dapat dilayani maka peralatan ini akan di subdivided
menjadi :
a. Package handling.
b. Bulk materials handling.
Dengan pembagian ini maka beberapa peralatan yang agak sukar untuk memilih dari
golongan mana peralatan ini akan dimasukkan. Karena bila bulk materials dimasukkan
dalam kantong atau tempat lainnya maka dia akan menjadi jenis package. Dalam
beberapa keadaan unit loads dapat dilayani dengan conveyor atau peralatan hopper
seperti halnya dengan bulk materials. Dengan demikian maka suatu peralatn dapat
dimasukkan dalam kedua jenis golongan ini.
Agar supaya semua jenis peralatan handling dapat diklasifikasikan menurut
golongan – golongan yang tertentu, maka pada umumnya klasifikasi tidak menganut satu
system saja, tetapi dengan mengambil satu system sebagai mayor classes dan system
lainnya digunakan untuk penggolongan dalam sub classes, dimana sub classes masih
dipecah-pecah lagi dalam type-type aflikasinya yang specifik.

Pendahuluan - 7
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Dengan cara ini maka dengan mudah dapat memasukkan semua jenis peralatan
handling kedalam golongan-golongan yang telah ditentukan. Dalam hal ini setiap
organisasi akan mendapatkn klasifikasi yang berbeda-beda karena pengambilan mayor,
sub classes dan type-type aflikasinya dari sudut yang berbeda, tergantung dari
penggunaan klasifikasi terdsebut.
Misalnya untuk penerapan dalam plant lay out maka sering dipakai klasifikasi
peralatan angkat sebagai berikut :
1. mayor classes :
 fixed path
 limited area
 large area
2. Sub classes:
 Conveyor
 Cranes
 tractors, truck , railway equipment.

System klasifikasi yang dipakai ini cocok untuk pembahasan peralatan handling
ditinjau dari cara-cara kerja dan penggunaannya.
Material handling equipment disini digolongkan dalam mayor classes yang terdiri dari :
1. Hoisting equipment
2. Conveying equipment.
3. Survace and overhead equipment.
Mayor classes ini memakai system pembagian bagaimana peralatan tersebut dalam
aplikasi kerjanya dan sifat pelayanannya. Mayor classses ini kemudian dibagi dalam sub
classes yang dapat diperinci seperti dibawah.

Hoisting Equipment
Adalah grup mesin-esin yang mempunyai lifting gear yang ditujukan untuk
pemindahan atau mengangkat load terutama dalam bentuk batchses. Grup ini terdiri dari
1. Hoisting machinere.
2. Cranes
3. Elevators.

Pendahuluan - 8
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Conveying Equipment
Adalah grup mesin-mesin yang tidak mempunyai lifting gears dan memindahkan
loads secara konstan atau intermitent. Grup ini terdiri dari :
1. Conveyors.
2. Loads tranfering device.
3. Air operatiddevice.
4. Hydrolic device
5. Auxiliary device

Surface and Overhead Equipment


Adalah grup mesin-mesin yang tidak mempunyai lifting gear dan pada umumnya
dipergunakan untuk mengangkut beban dalam bentuk batches. Grup ini terdiri dari :
1. Trackless trucks.
2. Narrow gauge cars.
3. ccross handling devices.
4. overhead trackage system.
5. scraper end skidder devices.

Pendahuluan - 9
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

BAB II
CONVEYING EQUIPMENT

2.1. Klasifikasi Pesawat Conveyor


Conveying equipment ini banyak sekali jenisnya dan setiap jenis conveyor masih
dibedakn lagi menjadi beberapa tipe, misalnya pada bel conveyor ada yang untuk
memindah material curah dan ada yang untuk material unit. Rumusan untuk kedua belt
conveyor ini berbeda, baik untuk perhitungan kapasitas maupun untuk perhitungan daya.
Namun ada rumus – rumus dasar baik untuk kapasitas maupun daya yang dapat dipakai
sebagai pedoman untuk semua jenis conveyor, yang kemudian dikembangkan sesuai
jenis dan tipe conveyor tersebut.
Oleh karena banyaknya jenis pesawat conveyor yang dapat digunakan, dengan
perbedaan cara kerja (operasi), perencanaan, maksud dan tujuan, serta arah pemindahan
beban, maka pengelompokan dari pesawat conveyor ini agak sulit. Untuk ini klarifikasi
pesawat conveyor dapat didasarkan pada perbedaan – perbedaan utama yang ada
Berdasarkan cara kerja dan oerasinya dibeddakan menjadi pesawat conveyor
dengan kerja terus menerus (continous) dan dengan kerja tidak terus menerus
(intermitten). Yang termasuk kerja tidak terus menerus adalah hampir semua pesawat
conveyor yang memakai rel, pengangkutan yang ditarik truck, pesawat dengan kabel
penggantung (cabel ways ) dan rel penggantung (overhead rel) dan masih banyak lagi.
Kadang – kadang ada pesawat yang membutuhkan alat bantu yang khusus untuk
membantu dalam operasinya. Alat bantu ini dapat berupa saluran (pipa atau kanal),
pengumpul material (hopper, silo), atau katup (gate), pengumpan (feeder), dan alat bantu
lainnya.
Operasi dengan lintasan tertutup adalah salah satu ciri dari pemindahan yang
tidak terus menerus (intermitten). Pemindahan material akan sangat dipengaruhi oleh
kemampuan pengangkatan atau volume dari tempat pembawa beban (load carrying
members).
Kadang–kadang operasi pesawat ini hanya bolak–balik saja, artinya hanya memindahkan
beban pada satu arah, sedang kembalinya tidak membawa beban.

Conveying Equipment - 10
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Gambar 2.1.Typical directions

Operasi semacam ini juga dapat dengan lintasan yang melingkar dimana sebagian dari
lintasan dipergunakan untuk mengembalikan pembawa beban ke tempat pemuatan beban
(feeder). Loading dan unloading dapat dilakukan dengan pembawa beban harus berhenti,
atau kalau mungkin tanpa berhenti. Sepanjang lintasannya dapat ditempatkan peralatan,
sehingga memungkinkan pembawa beban dapat menyimpang dari lintasan utamanya. Hal
ini dilakukan bila beban harus ditempatkan pada tempat–tempat yang berbeda. Jenis
peralatan ini diantaranya switches, interlobe space section dan crossing.
Ciri umum pesawat conveyor dengan pemindahan terus menerus (continous
action) adalah pembawa beban akan membawa beban tanpa terputus pada satu aliran atau
dibawa secara berturut - turut, tetapi dengan bagian–bagian yang relatip kecil (dalam

Conveying Equipment - 11
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

bucket, boxes, dan sebagainya). Loading dan unloading berlangsung dengan pembawa
beban tetap bergerak.
Ditinjau dari jenis material yang dipindahkan pesawat conveyor dibedakan
menjadi pesawat untuk bentuk material curah dan bentuk material unit atau dapat dipakai
untuk material curah maupun bentuk unit.
Klasifikasi dari pesawat dengan pemindahan terus menerus adalah:
1. Ditinjau dari sumber daya yang dipakai untuk menggerakkan beban :
a. Mechanical handling equipment.
b. Gravity equipment.
c. Pneumatic handling equipment.
d. Hydraulic handling equipment, dimana air dipakai sebagai media pembawa
beban.
2. Ditinjau dari penggunaan dan cara kerjanya:
a. Stationary conveyor.
b. Transfer equipment.
c. Pneumatic handling equipment.
d. Hydraulic handling equipment.
Stationary conveyor masih dibedakan lagi berdasarkan perencanaanya menjadi:
1. Yang memakai alat penarik beban (Flixible pulling member)
2. Yang tanpa alat penarik beban.
Yang memakai alat penarik beban antara lain : belt, apron, flight, bucket, load propelling,
dan overhead conveyor serta elevator dan escalator. Secara umum pada pesawat
conveyor yang memakai alat penarik beban, pembawa beban (carries) akan bergerak
bersama alat penarik tersebut. Pada pesawat dengan perencanaan tertentu, beban atau
pembawa beban bergerak meluncur diatas rel yang digerakkan oleh alat penarik.
Pesawat conveyor yang tanpa alat penarik beban antara lain : screw conveyor, roller
conveyor, dan oscillating conveyor. Dalam hal ini beban berpindah karena berputarnya
pembawa beban atau gerak bolak balik dari pembawa beban.
Bila ditinjau dari arah pemindahan beban, maka pesawat conveyor yang bekerja terus
menerus ini dapat memindahkan dengan lintasan lurus, seperti lintasan horizontal,
lintasan menyudut dan lintasan vertikal. Lintasan lain yang dapat ditempuh adalah
kombinasi dari lintasan–lintasan diatas. Lintasan membelok membelok atau melengkung.
Dalam gambar 3.1, dapat dilihat kemungkinan – kemungkinan arah lintasan tersebut.

Conveying Equipment - 12
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Karena kebanyakan pesawat conveyor dengan kerja terus menerus ini dimaksudkan
untuk memberikan supply secara teratur dan barang yang dipindahkan uniform, maka
sangat baik apabila bekerja secara otomatis, terutama pada loadaing dan unloadingnya.

2.2. Bagian – bagian dari Pesawat Conveyor


Secara umum bagian–bagian pokok dari pesawat conveyor yang memakai alat
penarik beban, seperti dibawah ini dan juga bagian khusus yang direncanakan sesuai
dengan jenis dan type pesawat conveyornya.
Bagian – bagian umum tersebut adalah :
- Alat pembawa beban / load carrying member.
- Pulling member / alat penarik beban.
- Intermidiate support/penyangga.
- Take up.
- Drive unit / unit penggerak.
- Kerangka.
* Alat pembawa beban (load carrying member).
Alat pembawa beban diletakkan pada alat penarik beban sedang jenis dan
ukurannya disesuaikan dengan material yang dipindah.
Ada juga alat penarik beban yang sekaligus berfungsi sebagai alat pembawa beban,
seperti belt pada belt conveyor, baik untuk pemindahan beban curah maupun beban unit.
Contoh lain dari alat pembawa beban adalah bucket, scraper, dan sebagainya.

* Alat penarik beban.


Merupakan alat transmisi daya dari motor penggerak ke alat pembawa beban.
Bagian ini berupa belt, rantai atau tali baja yang kemudian diberi nama alat penarik
beban.
Dalam perencanaan untuk mendapatkan operasi yang effective dan umur yang panjang
alat penarik beban harus dapat menempel seputar drum, sprocket atau pulley dengan baik
(bebas). Tuntutan yang lain adalah mempunyai kekuatan yang tinggi, ringan, mudah
dalam pemasangannya dan mudah dipasang aalat tambahan, tidak mudah aus dan
sebagainya.

a. Belt

Conveying Equipment - 13
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Secara prinsip belt mempunyai kelebihan–kelebihan seperti : ringan, selain


sebagai penarik bebansekaligus pembawa beban, memungkinkan kecepatan tinggi, dan
mudah dalam penyambungannya.
Kekurangan yang ada pada belt adalah: pemindahan daya dari drum ke belt berdasarkan
gesekan sehingga memungkinkan keausan yang cepat, membutuhkan tarikan awal yang
tinggi dan kesulitan untuk membawa beban berat. Umur teknis lebih pendek dibanding
rantai dan tali baja, apalagi kalau material yang dipindahkan bersifat abrasive.

b. Rantai.
Kelebihan rantai adalah dapat berputar tanpa slip pada seputar sprocket, atau
pulley dengan diameter yang kecil, mudah dipasang macam- macam alat bantu untuk
pembawa beban dan kemulurannya kecil.
Kelemahannya adalah berat, butuh modal awal besar, kecepatannya terbatas, beberapa
macam rantai butuh pelumasan dan keausannya yang cepat pada putaran tinggi.

c. Tali baja.
Dibanding dengan rantai, tali baja lebih baik dalam modal awal dan beratnya,
untuk beban yang sama mudah untuk diarahkan / berubah arah, dan kecepatannya dapat
lebih tinggi.
Kelemahannya adalah mudah slip, mulur dan sulit sebagai tempat alat tambahan untuk
pembawa beban.
Pemilihan jenis alat penarik beban dikaitkan dengan type conveyor, kondisi operasi dan
keadaan beban yang dipindahkan. Misalnya rantai dipakai untuk beban maupun kondisi
beban yang berat. Tali baja yang hanya dipakai untuk keadaan terbatas karena kesulitan
penempatan alat tambahan.
Perencanaan belt, rantai maupun tali baja dapat dilihat pada mata kuliah elemen mesin.

d. Intermediate Support / penyangga.


Untuk memindahkan beban sepanjang lintasan, pesawat conveyor perlu
tumpuan/penyangga, untuk mencegah lenturan pada alat penarik beban.
Pada belt conveyor, atau apron conveyor, belt atau moving bed ditumpu oleh stationary
roller atau stationary runways.

Conveying Equipment - 14
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Roller berbentuk silinder yang berputar pada bantalan dan dipasang pada rangka.
Runways dibuat dari baja atu kayu. Untuk chain conveyor, kebanyakan roller dipasang
pada rantai dan bergerak bersama rantai pada guidways, sedang untuk overheads
conveyor, baik alat penarik maupun pembawa beban ditumpu oleh trolley.
Pada beberapa perencanaan, inermidiate support direncana dengan faktor tahanan
gerak yang minimal.

e. Take – up
Adalah alat yang perlu ada pada pesawat conveyor yang memakai alat penarik
beban. Fungsi utama dari take–up adalah memberikan tarikan awal pada penarik beban,
untuk mengatasi lenturan pada saat operasi, atau untuk mengatasi kemuluran alat penarik
beba.
Pada belt conveyor, tarikan yang ditimbulkan take–up ini perlu, karena dasar pemindahan
daya dari drum penggerak ke belt berdsarkan gesekan. Bila conveyor memakai rantai,
tarikan pada rantai dimaksudkan menjaga supaya rantai tidak terlepas dari sprocket.

Sesuai dengan perencanaan dan prinsip kerjanya, take–up dibedakan menjadi


mechanical take up dan counterweight.
1. Mechanical take up.
Pada mechanical take up, tarikan dihasilkan secara manual yaitu menarik atau
mendorong drum dengan batang berulir atau rack and pinion. Kesulitan pada
mechanical take up adalah tidak dapat menyesuaikan tegangan alat penarik
beban dengan beban yang kemungkinan berubah besarnya. Sedang
kebaikannya ukuran keseluruhannya kecil.
2. Counter weight.
Disebut juga gravity take up, yang bekerja secara otomatis untuk
menyesuaikan tarikan alat penarik beban, baik yang diakibatkan oleh beban,
perubahan panjang belt atau temperatur.
Peralatan ini cukup besar dan berat, terutama pada conveyor dengan
kapasitas besar.
3. Jenis lain dari take up.
Adalah batang berulir yang dilengkapi dengan pegas dimana pegas dapat
dipakai sebagai alat untuk menyesuaikan antara tarikan dengan berat beban.

Conveying Equipment - 15
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Pemindahan atau perubahan letak drum karena penyetelan take up (harga x


pada gambar 3.1) akan tergantung dari panjang dan kontruksi conveyor serta
jenis dari alat penarik bebannya.
Untuk belt conveyor horizontal tambahan ini berkisar 1% dari panjang total
pesawat, sedang yang membentuk sudut (inclined) besar tambahan sekitar 1,5
%. Conveyor yang memakai rantai, pemindahan ini juga akan trgantung
denganj jenis rantai yang dipakai, dan biasanya rantai tidak tertarik setegang
seperti belt. Jarak perpindahan sekitar setengah dari panjang mata rantai
ditambah 50 sampai 100 mm.

Gambar 2.2. Take up gears

Conveying Equipment - 16
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Gaya yang dibutuhkan take up dapat dicari dengan persamaan :

1
GTu  K (S t  S sl  Wr )x
l
dimana :

St dan Ssl = Besarnya tarikan pada kedua sisi alat penarik beban, dalam
gambar 5 : S1 dan S2 (kg).
Wr = tahanan yang terjadi karena perpindahan drum pada penumpunya
(kg)
K = Faktor tahanan yang timbul pada pulley antara drum dan Gtu 
K1,1
i = angka yang tergantung dari sistem pulley yang ada.

f. Drive unit / unit penggerak.


Merupakan sumber daya untuk menggerakkan alat penarik beban dan beban.
Transmisi daya dapat dilakukan dengan sistem gesek (belt) atau sistem sentuhan
langsung (sprocket).
Sedang transmisi daya dari motor penggerak dapat dengan belt, rantai atau roda
gigi serta kombinasi dari ketiganya. Untuk beban–beban yang berat atau pemindahan
yang jauh dapat dipakai multi motor – drives.

2.3. Perhitungan Kapasitas (untuk gerak kontinyu)


Kapasitas pemindahan untuk conveyor dengan gerak kontinyu didasarkan pada berat
beban per meter satuan panjang alat pembawa beban (q kg/m), dan kecepatan rata-
ratanya (v m/dt).
Apabila kapasitas conveyor q . v kg/dt, maka kapasitas tiap jam adalah :

3600
Q  qv  3,6 q v ton/jam (2.1)
1000

Conveying Equipment - 17
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Bila yang dipindahkan bentuk material curah dan beratnya  ton/m3 dengan penampang
tumpukan Fm2 maka :
Q = 1000 F  kg/m (2.2)
Q = 3600 F v  ton/jam (2.3)
Kalau material curah dipindah melalui pipa dengan penampang F o m3 dan
efisiensi pemindahan  maka F = Fo , jadi :
q = 1000 Fo  kg/m (2.4)
Q = 3600 Fo  v  ton/jam (2.5)
Bila material curah dipindah dengan bucket dengan isi / liter, sedang isi penuh bucket io
(i – io .  ) dan jarak bucket a meter maka :
i i
q    o  kg/m (2.6)
a a

io
Q = 3, 6  ton/jam (2.7)
a
Untuk beban unit (unit load) yang masing – masing mempunyai berat G kg, dan jarak
tiap unit load a meter, maka :
G
q  kg/m (2.8)
a

G
Q = 3,6 v ton/jam (2.9}
a
Bila pemuatan beban unit pada pesawat mempunyai interval waktu t 1 detik, maka
kapasitas pengangkatan:

G
G 3600
Q x  3,6 t1 ton/jam (2.10)
1000 t1

Kapasitas conveyor yang bekerja secara kontinyu dan yang pindah berupa material curah,
dapat juga dihitung dalam satuan volume ( V m3 / jam ) sehingga :
Q = V. ton / jam (2.11)
V = 3600 F . v = 3600 Fo v  m3 /jam (2.12)

Conveying Equipment - 18
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

i i
Atau V  3,6 v  3,6 o v m3 / jam (2.13)
a a
Pernyataan lain untuk kapasitas conveyor dengan pemindahan kontinyu adalah ,” berapa
buah per jam”. Untuk interval pemindahan t1 detik.
a
t1 = detik (2.14)
v
Sehingga kapasitas per jam adalah :
3600 3600v
Z   buah / jam (2.15)
t1 a

Bila berat tiap beban G kg, kapasitas dihitung dengan :


G .Z
Q= ton/jam (2.16)
1000

Dari rumus diatas untuk beban curah dapat dilihat bahwa kapasitas pemindahan
(secara kontinyu) dengan pesawat conveyor akan bertambah dengan bertambahnya luas
penampang tumpukan / tabung, bertambahnya effisiensi atau kecepatan.
Untuk beban unit kapasitas dapat bertambah dengan bertambahnya berat per unit,
menambah kecepatan atau mengurangi jarak / interval tiap unit.
Pemindahan material curah harus memperhatikan lump size untuk menentukan Fo
atau io sedang untuk beban unit perlu diperhatikan dimensinya untuk menentukan jarak
per unit (a).
Kapasitas yang didapat dari rumus – rumus diatas disebut kapasitas perencanaan
(design capacity). Sedang kapasitas “ rata – rata sebenarnya “ Q av sama atau lebih kecil
dari kapasitas perencanaan sehingga :
Q = Q av k, (2.17)
k,  1 faktor ketidak teraturan pemuatan pada pesawat.

2.4. Perhitungan daya


Pesawat conveyor yang mempunyai arah pemindahan vertikal (ke atas) dengan
kapasitas Q ton perjam dan jarak pemindahan H meter, maka daya effisiensi yang
dibutuhkan untuk pengangkatan adalah :

Conveying Equipment - 19
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

1000QH QH
N eff   (hp) (2.18)
3600.75 270

atau

1000QH QH
N eff   (kw) (2.19)
3600.102 367

Apabila effisiensi conveyor , maka daya yang harus disediakan (oleh motor):
N eff QH QH
N  . (hp)  ( kw) (2.20)
 270 367

Beberapa jenis conveyor memindahkan beban secara horizontal. Dalam keadaan ini H =
0 dan secara perhitungan aljabar N eff dan N akan mempunyai harga nol. Hal ini bukan
berarti tidak diperlukan daya untuk pemindahan secara horizontal. Rumus diatas tidak
dapat dipakai untuk menghitung daya pada pemindahan secara horizontal. Pada
pemindahan arah horizontal, dibutuhkan daya untuk mengatasi tahanangesek sepanjang
lintasan.
Tahanan gesek untuk bergeraknya beban akan tercermin pada faktor tahanan gesek.
Faktor tahanan atau faktor gesek didefinisikan sebagai perbandingan antara gaya limit
yang dibutuhkan untuk bergeraknya beban dengan berat beban.
Untuk berat beban dengan q kg per meter sepanjang lintasan L, meter dan faktor gesek w
maka berat beban qL dan besarnya tahanan gesek adalah :
Wfric = q L . w (kg) (2.21)
Daya yang digunakan untuk mengatasi tahanan gesek :
W fric .v qLwv QLw QLw
N fric     (hp) (2.22)
75 75 75.3,6 270
atau
QLw
N fric  (kw) (2.23)
367

Jadi apabila pemindahannya mempunyai komponen horizontal dan vertikal maka total
daya yang dibutuhkan adalah :

Conveying Equipment - 20
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

QH QLw
N  N eff  N fric   hp (2.24)
270 270

QH QLw
  kw (2.25)
367 367

Dari rumus – rumus diatas dapat disimpulkan bahwa untuk pemindahan horizontal :

QLw QLw
N  N fric  hp  kw 2.26)
270 367
dan untuk pemindahan vertikal :
QH QH
N  (i  w ).(hp )  (1  w ).kw (2.27)
270 367

Apabila daya dihitung tidak pada poros motor penggerak tetapi dihitung pada poros
penggerak conveyor maka rumus 2.24 dan 2.25 menjadi :
QH QLwo
N o  N eff  No fric   hp (2.28)
270 270

QH QLwo
  kw
367 367

Dimana faktor tahanan wo termasuk semua tahanan gesekan passageway bagian pesawat
conveyor, tidak termasuk tahanan gesekan passageway alat transmisi daya.
Hubungan antara N dan N o adalah :
No
N  (2.29)
g

g = effisiensi alat transmisi.

Dengan haraga N o < N maka wo < w.

Conveying Equipment - 21
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Bila pada rumus diatas dimasukkan harga Q = 1 ton per jam dan L = 1 m maka diperoleh
daya spesifik (specific power), yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya akibat tahanan
(N’fric) yaitu :
w w
N ' fric  hp  kw (2.30)
270 367
Dengan demikian faktor gesek akan sebanding dengan gaya sfesipik dan semakin kecil
harga w, N’fric maka akan effisiensi mekanis dari pesawat conveyor makin besar.
Dari persamaan 2.20 dan dan 2.27 didapat :
i
 (1  w ) (2.31)

dan dapat dilihat bahwa dengan berkurangnya harga faktor gesek akan menaikkan harga
 (effisiensi).
Secara teori harga limit untuk  adalah 0 sampai 1, dengan demikian secara teori harga w
adalah +  sampai 0. Pada  =0,5 dan w = 1, besarnya N eff dan N fric akan sama. Dengan
demikian secara praktis faktor tahanan mempunyai pariasi harga batas untuk tiap jenis
pesawat conveyor.
Untuk pesawat conveyor, faktor tahanan akan tergantung pada bagian per bagian dan
akan bertambah untuk conveyor yang membutuhkan daya yang besar.
Pada pesawat conveyor yang telah pasti jenisnya (belt conveyor, flight conveyor
dan sebagainya ) harga faktor tahanan akan mengalami perubahan harga terhadap
kapasitas, panjang dan susunan pesawat, kwalitas pembuatan dan pemasangan dan
kondisi serta bagian – bagian pada keadaan alamiah dari material yang dipindahkan.
Tahanan total pada pembawa beban, kadang – kadang harus dihitung terhadap
tahanan dari setiap bagian ini dan harus dicar untuk mengetahui faktor gesek untuk tiap
bagian (w’) yang kemudian perhitungan tahanannya didasarkan pada berat total dari
beban pesawat. Berat total beban adalah berat material dan berat bagian – bagian yang
bergerak pada pesawat dan berat total ini sebagai tekanan atau gaya normal pada
penyangga lintasannya.
Suatu contoh, bila ada alat pembawa beban atau trolly mempunyai berat tahanan
Go dan berat bebannya G sepanjang rel (quidways) maka tahanan gerak pada lintasan
horizontal:
W = ( G + Go ) w’ (2.32)
Dan lintasan yang membentuk sudut  terhadap horizontal (ke atas atau bawah).

Conveying Equipment - 22
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

W= Wu + Wfric =  ( G + Go ) sin  + ( G + Go ) cos  . w’


= ( G + Go ) ( sin  + w’ cos  ) (2.33)

dimana : Wu = gaya untuk mengatasi tahanan


Wfric = gaya dari tahanan gesekan
w’ = faktor tahanan gesek

tanda + untuk gerak keatas dan tanda – untuk gerak ke bawah.


Harga faktor tahanan w’ untuk beban yang diterima oleh roda pada rel dapat dicari dari
persamaan :

d  2k
w'  C (2.34)
D

dimana
 = faktor gesek gelincir dari roda terhadap poros atau faktor gesek pada
bantalan rel.
k = faktor gesekan gelinding (cm)
d = diameter leher poros (cm)
D = diameter roda (cm)
C = faktor pengaman yang harganya  1, dimana untuk menjaga
kemungkinan kenaikan tahanan karena gesekan antara roda dengan
rel.

Apabila beban dipindah tanpa memakai roda tapi langsung diluncur (sliding) dengan
faktor gesek f maka w’ = f.

Faktor  dan k pada persamaan diatas sangat dipengaruhi oleh jenis pesawat conveyor
dan kondisi operasinya, demikian pula harga w’.
Dalam perencanaan selanjutnya faktor – faktor diatas akan diberikan harganya.

Conveying Equipment - 23
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Tabel 2.1. Recistance Factors for idlers on Roller Bearings

Characteristic of the operation Factor w to idler


Operating Condition
condition Flat Troughing
Favourable Operation in clean 0.018 0.020
Medium Operation in heated premises 0.020 0.025
Adverse Operaton in unheated permies 0.035 0.040

C. Tahanan dan daya pada pesawat conveyor yang memakai flexible pulling member
(alat penarik beban yang flexible).
1. Tahanan pada bagian – bagian alat penarik beban :
Secara umum alat penarik beban (pulling member) pada conveyor bergerak kontinu
sepanjang lintasan lurus dan sebagian lagi pada lintasan melengkung. Hampir
dipastikan setiap dua bagian lintasan lurus ada dua bagian lintasan melengkung.

Pada lintasan lurus, alat penarik beban meluncur pada rol–rol (roller) atau pulley–
pulley atau pada lintasan pengarah (guidway). Bila beban ditempatkan pada pembawa
beban (load carrying member) misal belt, apron, bucket dan sebagainya maka pembawa
beban dan alat penarik mempunyai satu faktor tahanan.
Tetapi bila beban bergerak terhadap lintasan pengarah, maka baik alat penarik beban dan
bebannya mempunyai faktor tahanan sendiri - sendiri, suatu contoh untuk lintasan lurus
sepanjang L meter, dengan sudut inklinasi (dakian) , Lhor = proyeksi horizontal dari L,
H = jarak proyeksi vertikal, q = berat beban per meter panjang lintasan qo = berat per
meter bagian conveyor yang bergerak.
Untuk hal yang pertama dimana pembawa beban dan alat penarik mempunyai satu faktor
tahanan w’, tahanan dapat dicari dengan :

WL =  ( q + qo ) L sin  + ( q + qo ) L w’ cos 
= ( q + qo ) ( H + Lw’ cos  )
= ( q + qo ) (  H + Lhor’ w’ ) (2.35)

Conveying Equipment - 24
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Tanda + untuk bergerak keatas dan tanda – untuk bergerak ke bawah, untuk gerak
meluncur (sliding) w’ = f ( dimana f = faktor gesek ). Untuk gerak dengan roda w’ dicari
dari rumus 3.34
Bila faktor tahanan untuk alat penarik dan alat pembawa beban berbeda, persamaan
menjadi :
WL =  (q + qo ) H + ( qw’1 + qo w’p ) Lhor (2.36)

Dimana w’1 dan w’p = faktor tahanan untuk beban dan alat penarik beban.
Untuk bagian conveyor yang tidak menerima beban :
Wu = qo L ( sin  + w’ cos  )
= qo ( H + Lhor . w’) (2.37)

Untuk arah gerak horizontal, rumusan – rumusan diatas dapat dipakai dengan memberi
harga  = 0, H = 0 dan L hor = L. Dari persamaan – persamaan dapat dilihat bahwa untuk
gerak ke bawah besarnya tahanan dapat fositif, negatif atau nol. Untuk gerak keatas atau
mendatar, total tahanan selalau positif.
Alat penarik beban kemungkinan mempunyai lintasan melengkung ( membelok) dengan
tiga cara kemungkinan:
a. Membelok dengan melingkar pada pulley, sprocket atau drum.
b. Meluncur (sliding) pada alat pengarah yang berbentuk lengkung.
c. Menggelinding pada rol – rol yang dipasang pada rangka melengkung.

Gambar 2.3. determination of Resistace on curvilinier section.

Ssl’ = bagian yang tegang ( bukan pulley penggerak)


St’ = bagian yang kendor (bukan pulley penggerak)
St = Bagian yang tegang ( sebagai pulley penggerak)

Conveying Equipment - 25
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Ssl = bagian yang kendor (sebagai pulley penggerak)

Bila alat penarik masuk melingkar pada pulley, sprocket atau drum (ketiganya bukan
sebagai pulley penggerak) maka pada saat penarik ini masuk lebih tegang dibanding pada
saat meninggalkan pulley.
Tahanan total (W curv ) terdiri dari tahanan karena kekakuan alat penarik beban pada
saat melingkar, dan karena ketegangan pada saat meninggalkan pulley, serta tahanan
gesek pada pulley dengan porosnya.
Pada trnsmisi dengan rantai tahanan gesekan antara rantai dengan gigi sprocket juga
diperhitungkan.
Secara umum tahanan akan sebanding dengan tarikan pada sisi yang tegang sehingga
pada saat meninggalkan pulley besarnya tarikan menjadi :
S’sl = St’ + Wcurv = St’ + k St’
= (1+k) St’ = K St’ (2.38)

Dimana faktor K > 1, dan K = 1,05 : 1,07 untuk sudut kontak 1800 dan K = 1,03 : 1,05
untuk sudut kontak 900 .
Secara praktis harga tahanan dalam pulley, sprocket atau drum W curv antara 3 s/d 10
persen dari St dan umumnya diambil 5 s/d 7 persen.
S’sl = (1,05 : 1,07 ) St’ (2.39)
Bila pulley (sprocket atau drum) juga dipakai sebagai alat penggerak conveyor, maka
tahanan yang terjadi sekitar 3 s/d 5 persen dari jumlah tarikan disisi tegang dan disisi
kendor.
W dr = k’ ( St + Ssl ) = ( 0,03 - 0,05 ) ( St + Ssl ) (2.40)
Bila alat penarik beban bergerak melingkar pada alat pengarah (guidway) dengan sudut
kontak  (dalam radian), maka koefisien gesek gelincir antara alat penarik dan pulley = f
(dengan mengabaikan tahanan karena kekakuan alat penarik beban).
Bandingan antara tarikan bagian yang kendor dan yang tegang ditunjukkan dengan rumus
Euler :

S’sl = St’ . e 
e = 2,7183 ( 2.41)
Pada alat penarik beban yang bergerak melingkar pada rol dengan faktor gesek w’ maka:

Conveying Equipment - 26
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

S’sl = St’ . e  (2.42)


Dengan demikian tahanan yang terjadi pada kedua keadaan diatas .

Wcurv = S’sl – St’ = St’ (e  - 1 ) (2.43)

Wcurv = S’sl – St’ = St’ (e w - 1 ) (2.44)

2. Mencari tarikan efektive dan daya motor.


Tahanan total pada pesawat conveyor dicari menurut bagian per bagian atau ada
yang menyebut antara satu titik ke titik berikutnya.
Bagian – bagian dari alat penarik beban dibedakan menjadi bagian yang lurus dan bagian
yang membelok, dan titik yang membatasi bagian – bagian ini diberi nomor. Tarikan
dibagian alat penarik bagian yang tegang dan yang kendor dicari dari satu titik ke titik
yang berikutnya. Tarikan total diperoleh dengan menjumlahkan tarikan pada bagian–
bagian tersebut, dengan pedoman sebagai berikut:
- perhitungan selalu dimulai dari titik dimana alat penarik beban mulai
meninggalkan pulley penggerak (sprocket atau drum) atau pada titik dimana
keadaanya paling kendor, bila dua tempat ini berlainan letaknya.
Tarikan awal diberikan pada alat penarik beban oleh take up, berbeda satu
dengan yang lain sesuai jenis pesawat conveyor dan akan diterangkan lebih
lanjut.
Tarikan pada setiap titik dicari dengan pedoman umum sebagai berikut :
tarikan disuatu titik pada alat penarik beban yang sedang bergerak sama
dengan tarikan pada titik sebelumnya ditambah tahanan yang terjadi pada
bagian, diantara kedua titik tersebut atau :
Si = Si-l + W (i-l ) s/d i (2.45)

Dimana Si-l dan Si = tarikan pada titik (i-l) dan i


W(i-l) s/d i = tahanan pada bagian diantara kedua titik tersebut.
Kalau perhitungan tarikan dilakukan dengan arah berlawanan terhadap gerak
alat penarik beban, tarikan pada titik yang berurutan sama dengan perbedaan
antara tarikan pada titik terdahulu dan gaya tahanan diantaranya.

Conveying Equipment - 27
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Apabila jumlah lintasan lurus dan belokan dari keseluruhan lintasan adalah n,
sedang tarikan pada bagian yang kendor S sl dan tarikan pada bagian yang
tegang St, maka tarikan efektive:
Wo = St – Ssl (2.46)
Atau bila tahanan pada poros penggerak.
Wdr = Wn s/d 1 diperhitungkan maka :

Wo = St – Ssl + Wn s/d 1 (2.47)

Kebutuhan daya untuk pesawat conveyor :


Wo .v
N  hp (2.48)
75.g

Wo.v
N  KW (2.49)
102.g

Dimana : Wo = Tarikan efektive (kg)


v = kecepatan alat penarik beban (m/dt)
g = effisiensi alat transmisi daya.

Conveying Equipment - 28
Pesawat Pengangkat dan Alat Berat

Daftar Pustaka

1. Fred A. Aunet,”Elevator Electrical and Electrotrohydrolic and Ramp”,


Mc.Graw-Hill Book Co., New York
2. John R. Immer,”Material Handling”, Mc.Graw-Hill Book Co., New York
3. M. Apple, James,”Plant Lay Out and Material Handling,” John Willey & Son
4. Rudenko,”Material Handling Equipment”, Peace Publisher, Moscow.
5. Spivakovsky, Dyachkov,”Conveyor and Related Equipments”, Peace Publisher,
Moscow.

Daftar Pustaka - 29

Anda mungkin juga menyukai