Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah
pengawasan proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi,
maka Kontraktor harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan
pembiayaan tambahan.
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang
digunakan di dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut
satu ton, yang dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.
1.10. Laporan
1.10.1 Laporan Perkembangan Bulanan.
Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak
seperti dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin
diminta oleh Kontraktor yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor
wajib membuat pembukuan yang tepat mengenai hal-hal diatas, setelah
mendapatkan persetujuan dari konsultan perencana dan konsultan pengawas.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku
adalah yang ditetapkan oleh Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau
menyimpan bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan
bangunan harus didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap
hari dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan satu hari.
d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor
untuk pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami
proses lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu
bahan-bahan tersebut.
gas dan bahan kimia sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan
keamanan lingkungan sekitarnya dapat dijamin.
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air
dapat menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal
ini pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan
Direksi dapat menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar dasar
galian tetap dalam keadaan kering.
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet
a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh
Direksi selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk
menyimpan bahan dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh
Direksi atau fihak pelaksana
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan sebagai berikut :
• Ukuran =3mx6m
• Lantai = Rabatan beton
• Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
• Rangka = Kayu meranti 5/7
• Atap = Asbes gelombang kecil
13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta
letak patok patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
14. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal
Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan
standar yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak
lain untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya
kepada Kontraktor.
15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan
daya dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah
dengan menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan
tanah yang bersertifikasi.
c. Rambu-rambu Sementara
Kontraktor diharuskan menyediakan, membuat, memasang dan
menempatkan rambu-rambu lalu lintas sementara pada lokasi dan posisi
penting termasuk rintangan-rintangan di sekitar lokasi proyek.
Penempatannya harus dengan persetujuan polisi lalu lintas atau instansi lain
yang berwenang. Bentuk dan ukuran huruf serta susunan kalimat pada rambu
dan rintangan harus jelas, mudah dimengerti oleh setiap pengendara
kendaraan dan pada setiap cuaca gelap dan malam hari harus diberi
penerangan. Apabila pekerjaan telah dinyatakan selesai oleh Direksi,
Kontraktor diharuskan menyingkirkan semua rambu-rambu dan
rintangan-rintangan sementara yang tidak diperlukan lagi yang selama
pelaksanaan dipergunakan untuk pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi
proyek.
PDAM, pipa gas, kabel listrik, kabel telpon dan kabel TELKOM lainnya yang
pemasangan jaringannya tertanam dan terletak di bawah permukaan tanah.
2. Semua pipa dan kabel yang termasuk dalam kategori (a) di atas dan yang
sudah tidak berfungsi lagi serta jalurnya melintasi dan menghalangi aliran
air dalam saluran harus disingkirkan atau dipotong sesuai petunjuk Direksi
atas persetujuan Instansi yang bersangkutan.
3. Biaya penggantian dan perbaikan atas kerusakan terhadap pipa dan kabel
yang masih berfungsi sebagai akibat dari kelalaian Kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaannya adalah menjadi beban Kontraktor
sepenuhnya.
4. Apabila dalam rangka pekerjaan penggalian saluran baru atau penggalian
memperdalam dasar saluran lama ditemui lintasan pipa dan kabel yang
masih berfungsi, maka Direksi dan Kontraktor menghubungi instansi yang
mengelola jaringan tersebut untuk menentukan biaya pemindahan jalur pipa
atau kabel yang dimaksud untuk dialihkan di bawah dasar saluran rencana.
Direksi berhak menunjuk seorang ahli yang akan memberi pengarahan dan
mengawasi semua pekerjaan instalasi dalam rangka pemindahan dan
pengalihan jalur atau lintasan pipa dan kabel.
2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Pekerjaan Galian Tanah Konstruksi Dengan Alat Berat
2.1.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material
lain bila ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian
yang memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk
pembuangan material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk
pembentukan secara umum garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan
dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
lain tidak boleh dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.
pengangkutan.
Ruang lingkup
Standar ini memuat ketentuan - ketentuan untuk penerangan ruas jalan,
persimpangan sebidang maupun tidak sebidang, jembatan dan terowongan di
kawasan perkotaan yang mempunyai klasifikasi fungsi jalan arteri, kolektor dan lokal.
Spesifikasi yang dimaksud dalam standar ini meliputi fungsi, jenis, dimensi,
pemasangan, penempatan/penataan penerangan jalan yang diperlukan.
Acuan normatif
Spesifikasi penerangan jalan di kawasan perkotaan ini merujuk pada acuan
sebagai berikut :
1) Undang Undang RI Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
2) Undang Undang RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
3) Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan
4) Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasaranadan Lalu
Lintas Jalan
5) SNI No. 03-2447-1991, Spesifikasi Trotoar
3.1 jalan
prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas yang
berada pada permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel. [Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004]
3.5 jalur
bagian jalan yang dipergunakan untuk lalu lintas.
3.6 kawasan perkotaan
kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian, dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan
distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, serta kegiatan ekonomi.
14
3.7 lajur
bagian jalur yang memanjang, dengan atau tanpa marka jalan, yang memiliki
lebar cukup untuk satu kendaraan bermotor sedang berjalan, selain sepeda motor.
[ PP RI No. 43 Tahun 1993 ]
3.15 trotoar
jalur lalu lintas untuk pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan sumbu jalan
dan lebih
tinggi dari permukaan perkerasan jalan (untuk menjamin keselamatan pejalan
kaki yang bersangkutan).
4.1.2 Bahan-bahan
1. Besi siku
2. Plat besi
3. Besi beton polos dia
4.3.2 Bahan-bahan
1. Besi siku
2. Plat besi
3. Besi beton polos dia
1.3. Pemasangan Lantai Difable (Warna Kuning) Untuk Tuna Netra dan Difable
1.4. Pas.Curbing Type A Panjang 0.6 m
Curbing memakai curbing berdimensi 20.40.60 cm, yang dipasang ditepi
pasangan paving atau sebagai pengunci pasangan paving, kwalitas baik
minimal K-400 (hasil test laboratorium)
1.5. Spesi 1 PC : 2 Ps t= 3 Cm
a. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh spesi dibawah kanstin yang
ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan pengarahan direksi
dilapangan .
b. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang digunakan adalah ex Gresik atau semen
Portland lain yang mempunyai mutu terbaik dari satu jenis merk atas
persetujuan Konsultan Perencana/Direksi Pengawas dan memenuhi
syarat-syarat dalam SNI-8.
2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk
plester harus dipilih yang benarbenar bersih dan bebas dari segala
mPenghamparan Lapis Aus (AC - WC)am kotoran, harus bersih dan
melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan spesi dilakukan dibawah kanstin setelah terlebih dahulu
melakukan galian tanah keras sedalam 8 cm pemasangan. Seluruh
16
Bahan - Bahan :
• Batu Kali Belah 15/20 cm
• Semen PC 50 Kg
• Pasir Pasang
• Air Bersih
17
Mutu Bahan
a. Batu Kali Belah 15/20 cm
Batu Kali yang digunakan adalah :
1. Batu yang dari alam atau batu galian yang telah dibelah, kasar, bersih,
tahan lama, keras, tahan terhadap pengaruh adara dan air dan cocok dalam
segala hal untuk fungsi yang dimaksud.
2. Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi, batu harus memiliki ketebalan
yang tidak kurang dari 150 mm, lebar tidak kurang dari satu setengah kali
tebalnya dan panjang tidak kurang dari satu setengah kali lebarnya.
3. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama.
b. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang memenuhi
persyaratan yang berlaku di Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah menggumpal atau
membatu tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan sedemikian rupa
sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil
c. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir —butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non
organic lainya.
d. Air Bersih
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda - benda
yang mengganggu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau
organic lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan
1. Penyiapan Adukan Campuran ( Spesi 1 Pc : 4 Ps )
Adukan semen terdiri dari material Semen, Agregat, dan Air
a. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang
rapat atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga
campuran telah berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan
pencampuran dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air
harus sedemikian hingga guna menghasilkan adukan dengan konsistensi
( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat
semen yang digunakan.
b. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk
penggunaan langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air
dalam waktu 30 menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali
setelah waktu tersebut tidak boleh dilakukan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan
harus di buang.
d. Untuk menghasilkan campuran yang homogen ( merata ), pengadukan
harus menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
e. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen
dicampur dengan 3 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan
kontraktor harus membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang
sama.
18
Bahan - Bahan :
• Semen PC 50 Kg
• Pasir Pasang
• Air Bersih
Mutu Bahan.
a. Semen PC 50 Kg
Semen yang digunakan adalah :
1. Jenis Portland Cement (PC) produksi dalam negeri yang Indonesia.
2. Semen tidak boleh disimpan terlalu lama dan yang telah dipakai dan harus
disingkirkan.
3. Penyimpanan harus mengikuti spesifikasi serta diletakkan diperiksa dan
diambil
b. Pasir Pasang
Pasir Pasang yang dipakai adalah :
1. Pasir tersebut terdiri dari butir —butir yang bersih dari segala kotoran.
2. Pasir tersebut tidak mengandung lempung atau unsur organik atau non
organic lainya.
19
c. Air
Air yang digunakan dalam campuran harus bersih, bebas dari benda - benda
yang menggangu seperti minyak, garam, asam, basa, busa, gula atau organic
lainnya. Air yang diketahui dapat diminum juga dapat dipakai.
Prosedur Pelaksanaan
Adukan terdiri dari material Semen, Pasir Pasang, dan Air
a. Seluruh material tadi ( kecuali air ), harus dicampur, baik dalam kotak yang
rapat atau dalam alat pencampuradukan yang telah disetujui, hingga
campuran telah berwarna merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan
pencampuran dilanjutkan selama lima sampai sepuluh menit. Jumlah air harus
sedemikian hingga guna menghasilkan adukan dengan konsistensi
( kekentalan ) yang diperlukan tetapi tidak boleh melebihi 70 % dari berat
semen yang digunakan.
b. Adukan dicampur hanya dalam kwantitas yang diperlukan untuk penggunaan
langsung. Jika perlu, adukan boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30
menit dari proses pengadukan awal. Pengadukan kemlbali setelah waktu
tersebut tidak boleh dilakukan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam 45 menit setelah air ditambahkan harus
di buang.
d. Sebelum permukaan bidang pasangan batu diplester terlebih dahulu bidang
yang akan diplester harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
Bidang-bidang yang telah bersih kemudian disiram dengan air sampai rata dan
jenuh baru kemudian diplester. Plesteran tebal 1,5 cm terdiri dari campuran 1
Pc: 4 Ps dengan menggunakan pasir pasang yang telah diayak .
e. Pertemuan bidang plesteran vertikal dan horizontal harus lurus, rata (tidak
bergelombang) dan tidak retak.
f. Untuk menghasilkan campuran yang homogen (merata), pengadukan harus
menggunakan Concrete Mixer / Molen dengan kapasitas 350 l.
g. Komposisi Campuran menggunakan 1 Pc : 4 Ps, yaitu 1 bagian semen
dicampur dengan 4 bagian Pasir Pasang, dalam pelaksanaan dilapangan
kontraktor harus membuat kotak takaran dari kayu dengan ukuran yang sama.
h. Pada bagian sudut atas plesteran dibuatkan benangan sepanjang saluran,
benangan harus tajam dan lurus serta tidak mudah terkelupas. Tebal plesteran
adalah 1.5 cm.
2. PEKERJAAN BOX-CULVERT
2.1. Pekerjaan Pengadaan Dan Pemasangan Beton BOX-CULVERT K-350
1. Box Culvert yang dimaksud adalah Box Culvert Precast yang berasal dari
pabrikasi Disesuaikan Dengan Penulangan dan pemasangan dilakukan
menggunakan Crane
2. Box Culvert menggunakan mutu beton K-350 dengan mutu baja BJTD-40 dan
BJTP-32
3. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan Box Culvert Precast tersebut
pada sebuah pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
4. Mutu, Dimensi serta Detail Box Culvert Precast yang dipesan harus sesuai
dengan gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
5. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang
pihak pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat
tahapan dan pemakaian bahan pabrikasi
6. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka
pihak pengguna berhak menolak produk beton precast
7. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan
Box Culvert Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari
20
diameter tidak lebih kecil dari 1, 6 mm dengan ikatan dari kawat harus
dimasukkan dalam penampung beton Beugel-beugel harus diikat pada
tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Tulangan tidak
boleh disokong diatas tulangan baja yang keluar dari permukaan beton,
diatas sokongan kayu atau tidak juga diatas agregat kasar
4. Precast mortar spacing block hendaknya digunakan untuk penahan jarak
yang tepat terhadap tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton
yang akan dicor.
5. Bentuknya harus dibuat sepraktis mungkin dalam penggunaannya. Precast
mortar spacing block ini hendaknya dibuat dengan kawat baja dicor
bersama-sama, maksudnya untuk mengikatnya pada tulangan.
6. Sebelum digunakan harus direndam dahulu dalam air. Sebelum
pengecoran, semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua
kotoran-kotoran.
7. Penulangan yang ditempatkan pada suatu penampang dari pekerjaan
harus disetujui oleh Direksi, sebelum beton dicor pada penampang tersebut.
8. Harap diperhatikan sebelum pengecoran dimulai harus diberikan waktu
yang cukup untuk pemeriksaan.
Bahan-bahan
Kayu Papan / Multipleks
Kayu papan atau multipleks yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat
dan spesifikasi yang telah ditentukan atau menurut petunjuk Direksi.
Pelaksanaan.
1. Begesting-begesting tidak boleh bocor dan cukup untuk mencegah
perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga. Permukaan Bekesting
harus halus dan rata, tidak boleh melendut. Sambungan-sambungan pada
begesting harus diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertikal.
2. Bout-bout dan tierod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalan beton harus
diatur sedemikian sehingga bila begesting dibongkar kembali, maka semua
besi tulangan harus berada 4 cm dari permukaan beton.
3. Semua begesting harus dibersihkan sebelum dipergunakan kembali.
Pekerjaan harus sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan
adanya beton yang keropos dan lain-lain kerusakan beton.
4. Semua sisipan, deretan paku-paku, celah angker, dan lain-lain harus dibuat
didalam beton.
5. Segara sebelum beton dicor pada beberapa bagian dari begesting, bagian
dalam dari bagian itu harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk air.
6. Tiap-tiap bagian dari begesting, bagian-bagian yang strukturil harus diperiksa
oleh Direksi segera sebelum beton dicor pada bagian itu.
7. Pelapisan (coating) ; Sebelum pemasangan besi beton bertulang, begesting
yang dipergunakan untuk beton yang tidak perlu diplester lagi (exposed
concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas pada
beton.
8. Begesting untuk beton biasa (yang perlu diplester lagi permukaannya) harus
dibasahi air dengan seksama sabagai pengganti minyak segera sebelum
dicor.
9. Pembongkaran Begesting ; Bangunan tidak boleh mengalami perubahan
bentuk, kerusakan atau pembebanan yang melebihi beban rencana dengan
22
WAKTU MINIMUM
BAGIAN STRUKTUR PEMBONGKARAN
BEGESTING ( HARI )
Bahan
3. Semua portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan dalam semen portland.
4. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan tentang besi beton.
5. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel
dan spesi injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai
dengan syarat-syarat yang sudah diterangkan
6. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
di depan.
Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia N.I2-P.B.I.
1971, menurut tabel di bawah ini.
23
Tabel Standar Mutu Dan Kelas Beton Mutu dan Kelas Beton
Kategori Pengawasan terhadap
Dari
Kls Mutu Kg/cm2 Kg/cm2
Bangunan
Kualitas Agregat Kekuatan Tekanan
(tujuan)
Non Pemeriksaan dengan
I Bo - - Tidak ada Pengujian
Strukturil mata
Pemeriksaan dengan teliti
II Bl - - Strukturil Tidak ada Pengujian
Pengujian mendetail Pengujian akan diadakan
K125 125 200 Strukturil dengan analisa
meyakinkan
Pengujian mendetail Pengujian akan diadakan
K175 175 250 Strukturil dengan analisa
meyakinkan
K225 225 300 Strukturil Pengujian mendetail
dengan analisa Pengujian akan diadakan
meyakinkan
Pengujian mendetail Pengujian akan diadakan
III K225 225 300 Strukturil dengan analisa
meyakinkan
Dilakukan pengujian kekuatan tekan beton yang diperoleh dari pemeriksaan benda
uji kubus pada umur 28 hari.
awet dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai semen terlalu
banyak.
8. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan melampaui 0,60
(dari beratnya) untuk kelas lainlainnya. Pengujian dari beton akan dilakukan oleh
Direksi dan perbandingan-perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk
tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan,
kekedapan, awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan
konpensasi disebabkan perubahan yang demikian.
Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian yang cukup untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentukan
beton. Perlengkapan-
perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan
persetujuan Direksi.
Mengaduk
1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu "Batch Mixer" atau "Portable Continuous Mixer” selama
sedikitnya 1 / menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah
yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin
pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3, Direksi berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan
warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan
konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan
dalam komposisi atau konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan
selama pekerjaan mencampur. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya)
yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton
yang dikehendaki tidak diperkenankan.
2. Pencampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi
tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut
pandangan Direksi. Untuk mempermudah pencampuran ini Kontraktor akan
membuat beton masif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata
dengan luas 2 cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm.
3. Penutup saluran dari beton harus dicor pada tempat lain yang berdekatan
dengan lokasi, tidak boleh dicor langsung pada saluran.
Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32° Celcius dan tidak
kurang dari 4,5° C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27° C dan 32°
C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila
beton melebihi 32° C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi, Kontraktor harus
mengambil langkah-langkah yang efektif, misalnya mendinginkan agregat
dengan mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu,
mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu dibawah 32° C.
Cetakan Beton
1. Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang,
batas-batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada
gambar-gambar yang diusulkan oleh Kontraktor dan yang sudah disetujui oleh
Direksi.
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
25
dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari lembaran
Plywood, papan yang diserut/ diketam rata dan halus, dalam keadaan baik
sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna
seperti terperinci disini.
3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki dimanapun juga
baik saluran drinase ataupun tutup beton. Cetakan untuk permukaan yang
demikian dapat dibuat dari kayu dan harus didalam segala hal benar-benar
berbentuk dan berukuran yang dikehendaki dan harus berkekuatan dan
berkakuan yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan
berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton. Semua percetakan kayu
harus diketam rata/digosok dengan kertas pasir untuk menghilangkan
tanda-tanda bekas dari cetakan sejauh hal ini dapat dikerjakan. Usaha yang
sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam pekerjaan cetakan untuk
menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk
menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan sisi-sisi pinggiran
tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.
4. Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat dan usaha-usaha yang
sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak
permukaan dari beton yang selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor,
permukaan dari cetakan-cetakan harus diminyaki dengan minyak yang biasa
diperdagangkan yang mencegah secara efektif lekatnya beton, semua
material untuk melepaskan lekatan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh
Direksi. Penggunaan minyak cetakan harus berhati- hati untuk kontak dengan
besi beton yang mengakibatkan kurangnya daya lekat.
5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan kuat kedudukannya sehingga tidak
ada perubahan atau gerakan lain selama penuangan beton. Penyangga
cetakan (perancah) harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak
akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.
6. Pada pekerjaan saluran longsor harus dalam daerah yang kering maka harus
dibatasi dengan cofferdam diudik dan di hilir, serta disediakan pompa untuk
memompa air rembesan dari cofferdam. Air yang setiap hari mengalir harus
dialihkan lewat talang diatas aluran yang akan dibangun.
Pengecoran
1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, penyokongan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan
yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi.
2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat
pengecoran (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang menggenang,
reruntuhan atau bahan lepas.
3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru
akan dicor, permukaan mana telah begitu mengeras sehingga beton baru
tidak akan berpadu dengan sempurna, ditentukan disini, sebagai
"Construction Joints” (hubungan konstruksi/pelaksana).
Permukaan-permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika
ditutup dengan beton baru atau adukan. Pembersihan harus berupa
pembuangan semua kotoran, beton-beton yang mengelupas atau rusak,
bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan-permukaan Construction
Joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci
seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara segera sebelum
pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan
pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua
genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan Construction Joints
sebelum beton baru dicor.
4. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
26
masih muda tidak diijinkan untuk dibenahi. Beton yang baru dibuka
cetakannya diperlihatkan kepada Direksi untuk dinilai kualitas pengecorannya,
beton yang hasilnya banyak keropos sampai tulangan terlihat, maka harus
mendapatkan penanganan tersendiri atas petunjuk Direksi.
2. Umumnya, diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka untuk
dinding-dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya;
tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran-saluran, 14 hari untuk
dek-dek jembatan atau gorong-gorong jalan.
Perawatan
1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Direksi
berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada
bagian-bagian pekerjaan.
2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah
beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya
dengan bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan
menjaga agar permukaan selalu basah.
3. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi
maksud-maksud spesifikasispesifikasi air untuk campuran beton.
Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi. Permukaan beton yang terbuka harus
dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari
sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu dibuat efektif dan secepatnya
dilaksanakan sesudah pengecoran beton atau sesudah pembukaan
cetakancetakan.
6.4. Dewatering
Pada Bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksannakan, areal
pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya
air. Pada keadaan ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan
areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan
air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan
akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya selama amsa pelaksanaan
pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus
dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif
terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan
tidak diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang
timbul akibat pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
dan beban ker, serta sudah harus diperhitungkan termasuk "Overhead” pada
analisa harga satuan pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan
adanya konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan
tersendiri, maka perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan
pekerjaan pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’
untuk pekerjaan "coferring” atau "kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan
"dewatering”, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus
meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai peralatan yang dipergunakan,
"Overhead” dan keuntungan Kontraktor.
Photo Dokumentasi
Foto-foto yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari
pekerjaan, peralatan atau hal- hal yang menarik perhatian lainnya sehubungan
dengan pekerjaan atau lingkungannya harus dibuat > Setelah selesai pekerjaan
atau setelah selesai periode Pemeliharaan...(100 %)
Foto-foto ini harus dilakukan sedikitnya dari tiga posisi (depan, belakang dan
samping ), serta pada posisi yang sama untuk masing-masing kejadian. Ukuran
dari foto-foto tersebut tidak boleh kurang dari 140 x 90 mm dan enam lembar hasil
cetakan masing-masing foto (dialbumkan), dengan membubuhkan nomor seri,
tanggal pengambilan dan keterangan ringkasnya harus disampaikan kepada
Direksi. Semua klise/negatif filmnya harus dinomori, ditempatkan dalam arsip dan
disimpan di lokasi dan menjadi Pemberi Proyek. Biaya foto-foto tersebut seperti
ditentukan harus ditanggung oleh Kontraktor dan harus dianggap termasuk
30
PENUTUP