Anda di halaman 1dari 6

Analisis Dampak Pandemi Covid terhadap

Kebangkrutan PT Airy Nest Indonesia


(Airy Rooms)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi
Perkembangan dan Perubahan Organisasi
Dosen Pengampu : Dr. Sumaryono, M.Si.

Penulis :
Elisabeth Dwi Anggraeni, S.Psi. (466634)

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
A. Profil Perusahaan
PT Airy Nest Indonesia atau yang biasa disebut dengan Airy Rooms merupakan
salah satu perusahaan start-up yang berdiri pada tahun 2015 dan akhirnya menghentikan
layanannya secara permanen pada tanggal 31 Mei 2020 sebagai akibat dampak dari
pandemi Covid. Perusahaan ini bergerak dalam bisnis Accomodation Network
Orchestrator (ANO). Bisnis tersebut mengembangkan suatu hubungan mitra dengan
berbagai hotel di seluruh Indonesia. Dengan teknologi terkini, Airy Rooms membantu
wisatawan dalam menemukan dan memesan kamar hotel yang sesuai dengan keinginan
mereka. Salah satu keunggulan yang dimiliki adalah Airy Rooms berkomitmen untuk
dapat memberikan standar yang sama pada setiap kamar hotel yang ditawarkan. Airy
Rooms melakukan audit terhadap setiap kamar tersebut untuk memastikan pengunjung
hotel mendapatkan kenyamanan.
Misi Airy Room adalah membantu hotel-hotel di seluruh wilayah Indonesia untuk
memaksimalkan produktivitas dan kualitas kamar-kamar kosong yang mereka miliki
sehingga mereka bisa mempertahankan bisnis mereka sekaligus mencapai keuntungan
yang diinginkan. Dengan misinya tersebut, banyak hotel yang bergabung menjadi mitra
dari Airy Rooms. Selama masa hidup Airy Rooms tak heran juga bahwa mereka sudah
menjangkau 100 kota dengan bermitra dengan lebih dari 2,000 properti dan mengelola
30,000 kamar di Indonesia.

B. Analisis SWOT
Menurut Kotler, P. dan Keller, K.L. (2008), analisis SWOT (strength, weakness,
opportunity, threat) adalah evaluasi keseluruhan dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman. Berikut analisis SWOT terhadap Airy Rooms ketika perusahaan tersebut masih
beroperasi :
a. Kekuatan (Strength)
1) Mitra hotel tidak kesulitan mencari pelanggan
2) Promosi yang biasanya dilakukan pihak hotel sudah didukung oleh layanan Airy
Rooms
3) Menyediakan layanan lain seperti Airy Bussiness, Airy Community, Airy Syariah,
dan Airy Tiket Pesawat
4) Harga kamar hotel yang disewakan relatif murah
5) Low Operation Cost
6) User Friendly Application
7) Menerapkan The Seven Standards of Comfort Guarantee (Wi-Fi gratis, TV flat
screen, water heater, AC, clean bed sheets, toiletries, dan air mineral gratis)
b. Kelemahan (Weakness)
1) Tidak semua orang memahami layanan teknologi berbasis online
2) Layanan pemesanan tiket transportasi hanya tiket pesawat
3) Belum menjangkau seluruh kota yang ada di Indonesia
c. Peluang (Opportunity)
1) Menjadi raksasa bisnis Accomodation Network Orchestrator (ANO) yang low
price dan user friendly
2) Melakukan ekspansi jaringan mitra hingga internasional
3) Menjadi layanan yang dicari oleh masyarakat hingga masa mendatang jika tetap
mengembangkan teknologi yang maju
d. Ancaman (Threat)
1) Memiliki banyak pesaing bisnis serupa yang terus mengembangkan diri juga
2) Resiko kebangkrutan jika tidak dapat mengikuti perkembangan jaman
3) Resiko kebangkrutan jika terjadi suatu krisis karena force majeur yang menyerang
sektor pariwisata

C. Diagnosa Permasalahan Kebangkrutan


1. Dampak Pandemi Covid
Airy Rooms semula menunjukkan perkembangan yang pesat dalam 4 (empat)
tahun terakhir, tetapi pada akhirnya mengakhiri bisnisnya pada tahun 2020. Hal ini
terjadi diawali dengan adanya faktor force majeur yang menyerang tanah air. Pandemi
Covid yang menyerang tanah air mulai masuk di sekitar bulan Maret 2020, dan
memberikan dampak yang besar kepada seluruh sektor bisnis, terkhusus sektor
pariwisata. Demi mencegah rantai penyebaran Covid, pemerintah memperketat akses
wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Wisatawan mancanegara tidak
diperbolehkan masuk ke tanah air dan wisatawan domestik pun tidak bisa berpergian
dengan bebas ke destinasi kota wisata di Indonesia. Beberapa destinasi wisata ditutup
dan ada juga yang menerapkan protokol kesehatan ketat. Selain itu, pemerintah juga
membatasi aktivitas yang mempertemukan orang banyak baik itu di dalam detinasi
wisata maupun di hotel-hotel. Beberapa penyebab ini menjadi titik awal kemunduran
ekonomi dari para pebisnis perhotelan maupun pariwisata.
Dalam siaran pers yang dilakukan oleh Kanal Berita Suara.com, CEO Airy
Rooms Indonesia, Louis Alfonso Kodoatie, menyatakan bahwa keputusan mereka
tersebut diambil setelah mempertimbangkan banyak hal, termasuk kondisi pasar yang
hampir tumbang akibat pandemi Covid serta tantangan ekonomi yang sangat berat
seperti yang terjadi selama beberapa bulan terakhir dimana Airy Rooms mengalami
penurunan penjualan yang sangat signifikan serta menerima permintaan pengembalian
dana yang sangat tinggi dari para pengguna.
Tantangan ekonomi yang berat membuat Airy Rooms mengambil beberapa
keputusan besar, yaitu pemecatan karyawan dan pemberhentian kerjasama dengan
mitra. Dilansir dari artikel yang ditayangkan oleh Kanal Berita Money Kompas pada
8 Mei 2020, keputusan untuk sepenuhnya menutup operasional dilakukan Airy
Rooms dilakukan setelah melakukan pemecatan pada lebih dari 70 persen
karyawannya pada bulan April 2020. Pemecatan karyawan ini tentunya menyumbang
angka pengangguran akibat pandemi Covid di Indonesia. Selain itu, pengusaha
indekos dan perhotelan sebagai mitra Airy Rooms juga terkena dampaknya seperti
yang ditayangkan oleh Kanal Berita Megapolitan Kompas pada 13 Mei 2020,
beberapa diantaranya sudah menutup usaha miliknya dari sebelum Airy Rooms
mengabarkan kebangkrutan, dan beberapa lainnya tetap bertahan walaupun Airy
sudah bangkrut.
2. Isu-isu dalam Organisasi
Menurut Cummings, T.G. & Worley, C.G. (2015), suatu organisasi perlu
untuk mengatasi isu-isu yang dialami agar dapat menjalankan organisasinya dengan
baik. Untuk memahami kebangkrutan yang dialami oleh Airy Rooms, penulis
melakukan diagnosa isu atau permasalahan yang terjadi di perusahaan tersebut.
Terdapat 4 macam isu yang dipaparkan oleh Cummings, T.G. & Worley, C.G. (2015),
yaitu strategic issues, technological and structural issues, human resources issues,
dan human process issues.
Pada kebangkrutan yang dialami Airy Rooms, isu yang terjadi pada
perusahaan tersebut diawali dari strategic issues. Hal ini dikarenakan adanya faktor-
faktor isu strategis seperti ketidaksesuaian organisasi dengan lingkungan dan
ketidakmampuan tranformasi terhadap situasi yang berubah. Hal ini dapat dilihat dari
situasi pandemi Covid saat ini, Airy Rooms tidak mampu menyesuaikan diri dengan
kebutuhan pasar yang tetap dicari oleh masyarakat. Kemudian hal tersebut menjadi
terkait dengan technological and structural issues dimana Airy Rooms tidak mampu
menghasilkan dan melakukan re-design work terhadap produk dan layanan yang
sesuai pasar di tengah pandemi ini. Selanjutnya hal tersebut berdampak pada human
resources issues dimana mereka tidak mampu lagi untuk memberikan goal dan
reward kepada karyawan karena bisnis mereka yang sangat menurun, menimbulkan
ketimpangan antara cost-in dan cost-out. Dan yang terakhir, dari 3 (tiga) isu tadi
membawa perusahaan tersebut mengalami dampak pada human process issues
dimana mereka sudah tidak mampu lagi untuk melakukan problem solving dan
decision making untuk mengatasi krisis yang mereka alami.

D. Refleksi Penulis
Dari pemaparan tersebut, peneliti merefleksikan bahwa perusahaan tersebut dapat
dikatakan belum menerapkan Organizational Development (OD) yang baik. Menurut
Menurut Cummings, T.G. & Worley, C.G. (2015), OD adalah penerapan seluruh sistem
dan transfer pengetahuan ilmu perilaku terhadap pengembangan yang direncanakan,
perubahan, dan penguatan pada strategi, struktur, dan proses yang mengarah ke
efektivitas organisasi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan diagnosa isu yang telah
dipaparkan penulis sebelumnya. Krisis yang dihadapi menimbulkan beberapa isu
organisasi yang mengarahkan perusahaan tersebut pada organizational system yang tidak
berjalan.
Isu-isu tersebut sebenarnya dapat diatasi jika Airy Rooms memiliki OD yang baik.
Worley dan Feyerherm (dalam Cummings & Worley, 2015), menyarankan bahwa untuk
suatu proses yang disebut OD, maka organisasi perlu untuk :
1. Fokus kepada perubahan beberapa aspek dari sistem organisasi,
2. Ada pembelajaran atau transfer pengetahuan atau keterampilan ke organisasi,
3. Ada bukti perbaikan atau niat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa Organizational Development (OD)
sangat penting untuk dijalankan dalam sebuah organisasi sehingga mereka siap dalam
setiap tantangan dan ancaman organisasi yang pasti akan dialami seiring perkembangan
jaman.
E. Daftar Pustaka
Cummings, T.G. & Worley, C.G. (2015). Organization Development & Change, Tenth
Edition. USA: Cengage Learning.
Kotler, P., Keller, K.L. (2008). Marketing Management 13th Edition. USA: Pearson One..
megapolitan.kompas.com. (2020, 13 Mei). Airy Tutup Permanen karena Pandemi Covid-
19, Begini Nasib Sejumlah Mitranya. Diakses pada 23 September 2020 pukul 16.21
WIB dari https://megapolitan.kompas.com/read/2020/05/13/09551381/airy-tutup-
permanen-karena-pandemi-covid-19-begini-nasib-sejumlah?page=all.
moneykompas.com. (2020, 08 Mei). Airy Rooms Gulung Tikar, Ini Penyebabnya. Diakses
pada 23 September 2020 pukul 15.56 WIB dari
https://money.kompas.com/read/2020/05/08/143457626/airy-rooms-gulung-tikar-
ini-penyebabnya.
thejakartapost.com. (2016, 14 November). Budget hotel network Airy Rooms offers best-
value accommodations for travelers. Diakses pada 22 September 2020 pukul 16.09
WIB dari https://www.thejakartapost.com/adv/2016/11/14/budget-hotel-network-
airy-rooms-offers-best-value-accommodations-for-travelers.html#:~:text=Airy%20
Rooms%20is%20an%20accommodations,same%20standards%20for%20every%20
room.

Anda mungkin juga menyukai