Anda di halaman 1dari 12

PEMURNIAN EUGENOL DARI MINYAK DAUN CENGKEH

DENGAN REAKTAN BASA KUAT KOH DAN Ba(OH)2


(KAJIAN KONSENTRASI REAKTAN)

EUGENOL PURIFICATION FROM CLOVE LEAF OIL WITH


STRONG ALKALINE REACTANTS OF KOH AND Ba(OH)2
(STUDY ON THE CONCENTRATION OF THE REACTANTS)
Retty Liana Putri1)* , Nur Hidayat2) , Nur Lailatul Rahmah2)
1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
*
rettylianaputri@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi basa kuat KOH dan Ba(OH)2yang
tepat sebagai reaktan untuk menghasilkan eugenol dengan rendemen tinggi, sifat fisiko-kimia yang
sesuai,dan mendapat kemurnian eugenol yang maksimal. Isolasi eugenol dilakukan dengan
mereaksikannya dengan larutan basa kuat NaOH 4-6% disertai pengadukan, kemudian direaksikan
dengan asam encer (HCl) sehingga terjadi pemisahan komponen eugenol dan non-eugenol.
Perlakuan terbaik pada pemurnian eugenol yaitu pada perlakuan pada penggunaan basa kuat KOH
dengan konsentrasi 1,25 N mendapat kemurnian eugenol sebesar 91,70% dan 8 senyawa pengotor
dengan kadar sebesar 8,30%. Rendemen yang diperoleh sebesar 79%, berat jenis 1,063 gr/ml, dan
indeks bias sebesar 1,610.

Kata kunci: basa kuat, eugenol, minyak daun cengkeh

ABSTRACT
This research aimed to determine the exact concentrations of strong alkalines KOH and
Ba(OH)2 as reactants to produce eugenol with high yield, suitable physical-chemical attributes and
maximum eugenol purity. Isolation of eugenol was done by reacting it with strong alkaline solution
of NaOH 4-6% along with stirring, then reacted with a diluted acid (HCl) resulting in the
separation of eugenol and non-eugenol components.The best treatment on eugenol purification was
the use of strong alkaline KOH with concentration of 1,25 N resulted in eugenol purity of 91,70%
and 8,30% rate of 8contaminant compounds.Yield was 79%, density was 1,063 gr/ml, and refractive
index was 1,610

Keywords : clove leaf oil, eugenol, strong alkaline

PENDAHULUAN aromaticum), yang dalam bahasa


Inggris disebut cloves, adalah tangkai
Tanaman cengkeh (Eugenia bunga kering dari familiMyrtaceae.
aromaticum) merupakan salah satu Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia
tanaman perkebunan yang dapat yang banyak digunakan sebagai bumbu
digunakan sebagai penghasil minyak masakan pedas di negara-negara
atsiri yang bermanfaat sebagai bahan Eropa,dan sebagai bahan utama rokok
baku dalam industri farmasi maupun kretek khas Indonesia. Cengkeh juga
industri makanan, dan penggunaan digunakan sebagai bahan dupa di
terbanyaknya adalah sebagai bahan Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkeh
baku rokok. Menurut Nurdjannah digunakan sebagai aromaterapi dan
(2004), cengkeh (Syzygium juga untuk mengobati sakit gigi.
aromaticum, syn. Eugenia
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

Minyak atsiri yang diperoleh dari sabun, shampo, deterjen, serta sebagai
distilasi daun cengkeh tua atau guguran bahan intermediet dalam produksi
daun cengkeh disebut minyak cengkeh vanili sintetik (Soesanto, 2006).
(clove leaf oil). Kadar minyak cengkeh Pemilihan KOH sebagai reaktan
tergantung pada jenis, umur, dan dikarenakan sifatnya yang lebih cepat
tempat tumbuh tanaman cengkeh. larut dalam air dan pengikatan asam
Komponen utama minyak cengkeh lebih cepat dibanding NaOH, hal ini
adalah eugenol, yaitu sekitar 70-90%, dapat mempersingkat proses
dan merupakan cairan tak berwarna pemurnian. Ba(OH)2digunakan karena
atau kuning pucat yang bila terkena kemudahan dalam mendapatkannya
cahaya matahari berubah menjadi dibanding basa kuat golongan IIA yang
coklat hitam yang berbau spesifik. lain, diperdagangkan secara bebas dan
Kelebihan cengkeh adalah aroma banyak tersedia, kelarutan dalam air
wangiyang berasal dari minyak atsiri tersuspensi dengan baik dan lebih cepat
dalam jumlah yang cukup besar, baik dibanding dengan kelarutan basa kuat
dalam bunga (10-20%), tangkai (5- yang lain seperti Ca(OH)2, sehingga
10%), maupun daun (1-4%). Selain itu dapat mempercepat proses pemisahan
minyak cengkeh mempunyai larutan fenolat dan non fenolat dengan
komponen eugenol dalam jumlah besar lebih cepat dan dapat menghemat
(70-80%) yang mempunyai sifat waktu pengendapan. Ba(OH)2memiliki
sebagai stimulan, anestetik lokal, jari-jari unsur lebih besar dan memiliki
karminatif, antiemetik, antiseptik, dan ukuran atom yang lebih besar dari
antispasmodik (Somaatmadja, 2001). Ca(OH)2. Nilai kelarutan (Ksp) dari
Turunan dari eugenol yang Ba(OH)2lebih besar yaitu 2,55 x 10-4
dibutuhkan industri farmasi, penyedap, dari Ksp pada Ca(OH)2yang nilainya
parfum, dan flavor antara lain adalah 5,02 x 10-6(Sutesna, 2007). Kadar
isoeugenol, metil eugenol, dan vanili Eugenol dalam minyak cengkeh
sintetis. Pemanfaatan minyak daun dipengaruhi oleh asal minyaknya.
cengkeh di Indonesia masih terbatas Kadar terbanyak dan kualitas yang baik
pada pemenuhan kebutuhan ekspor. dapat dihasilkan oleh minyak yang
Minyak cengkeh yang diekspor saat ini diperoleh dari bunga dan gagang
berupa bahan mentah dan sebagian cengkeh. Kualitas minyak daun
juga diekspor sebagai senyawa eugenol cengkeh hanya sedikit lebih rendah
(Busroni, 2000). Eugenol dapat dibanding dengan minyak bunga atau
diproses lebih lanjut menjadi gagang cengkeh (Hidayati, 2003).
bermacam-macam produk yang lebih Pemilihan basa kuat KOH dan
berguna seperti isoeugenol untuk dijual Ba(OH)2 memiliki konsentrasi yang
kembali dengan harga yang lebih tinggi, berbeda-beda antar basa kuat, hal ini
sehingga diperoleh nilai tambah dan disebabkan perbedaan valensi yang
keuntungan yang tidak sedikit. Eugenol dimiliki antara basa kuat tersebut yang
merupakan senyawa yang banyak bersifat monohidroksi pada KOH, yaitu
digunakan sebagai campuran bahan K+ + OH-, dan dihidroksi pada
pewangi seperti parfum, deodoran, Ba(OH)2, yaitu Ba2+ + 2OH-.
2
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

Konsentrasi yang digunakan adalah ukur ukuran 100 ml.Untuk


dalam bentuk normalitas karena akan Ba(OH)2ditimbang dengan timbangan
mempermudah penyetaraan valensi analitik sebesar 2, 2,5 , 3 dan 3,5 gram,
yang dimiliki basa kuat tersebut agar yang sebanding dengan 0,2 N, 0,3 N,
ekivalen basa dapat bereaksi tepat 0,35 N, dan 0,4 N lalu dilarutkan dalam
dengan minyak cengkeh. Diharapkan aquades hingga 100 ml didalam labu
dengan mengetahui konsentrasi basa ukur ukuran 100 ml.
kuat yang tepat dalam pemurnian 2. Proses pencampuran dengan Basa
eugenol akan menghasilkan eugenol Kuat
dengan rendemen yang tinggi, sifat Proses ini dilakukan dengan cara
fisiko-kimia dan kemurnian maksimal, mencampur bahan dan pelarut yang
dapat mengembangkan proses telah ditentukan dengan perbandingan
pemurnian eugenol, dan mengetahui 1:5 yaitu 20 ml minyak daun cengkeh
neraca massa pemurnian eugenol. dan 100 ml KOH 0,75 N, 1 N, 1,25 N,
dan 1,5 N atau Ba(OH)2 0,2 N, 0,3 N,
BAHAN DAN METODE 0,35 N, dan 0,4 N. Kemudian diaduk di
Bahan minyak daun cengkeh atas hot plate dengan suhu
0
diperoleh dari Kebun Cengkeh 50 Cmenggunakan bantuan magnetic
Branggah Banaran Desa Sidorejo, stirrer didalamnya selama 30 menit.
Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. 3. Proses Pemisahan Pertama
Bahan lain yang digunakan dalam Proses ini dilakukan untuk
penelitian ini adalah basa kuat Kalium mengurangi senyawa non-fenolat yang
Hidroksida (KOH) p.a 85%, Asam akan terpisah dilapisan paling atas.
Sulfat (H2SO4), Barium Hidroksida Sebelum dipisah, bahan dan pelarut
(Ba(OH)2) p.a 99% dan Aquades. didiamkan terlebih dahulu selama
Peralatan yang digunakan untuk kurang lebih 1 jam didalam corong
penelitian ini adalah erlenmeyer, hot pemisah.
plate dan magnetic stirrer, pipet tetes, 4. Proses pencampuran dengan Asam
beaker glass, corong pemisah. Kuat
Sedangkan alat yang digunakan untuk Setelah mendapatkan larutan yang
analisis terdiri dari timbangan analitik, terpisah dibagian bawah maka akan
stopwatch, thermometer, labu ukur, dicampurkan dengan larutan H2SO4 1,5
dan gelas ukur. N yaitu diperoleh dari 4 ml H2SO4 p.a
yang dilarutkan dalam labu ukur 100ml
Cara Kerja dengan aquades. Setelah dicampurkan
1. Perlakuan Pendahuluan kedua bahan akan diaduk kembali
Minyak daun cengkeh sebanyak 20 menggunakan magnetic stirrer selama
ml diukur dengan gelas ukur. Untuk 30 menit.
KOHditimbang dengan timbangan 5. Proses Pemisahan Kedua
analitik sebesar 4, 5, 6 dan 7 gram, Proses ini dilakukan untuk
yang sebanding dengan 0,75 N, 1 N, memisahkan larutan eugenol dengan
1,25 N, dan 1,5 N lalu dilarutkan dalam larutan non eugenol dengan
aquades hingga 100 ml didalam labu

3
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

menggunakan corong pemisah dan Tabel 1. Karakteristik bahan baku


didiamkan selama 4 jam. SNI
Hasil minyak
6. Proses Pencucian Eugenol Karakteristik
pengujian* daun
Hasil yang telah didapat dari cengkeh**
pemisahan yaitu larutan eugenol akan Warna kuning -
dicuci dengan aquades perbandingan muda
1:1. Hal ini dilakukan untuk Berat Jenis 1,049 1,03 - 1,06
Indeks Bias 1,530 1,52 - 1,54
melarutkangaram yang masih terikut
Kelarutan 1:2 1:2
didalam eugenol. dalam Etanol
7. Proses Penghilangan Air 70%
Proses ini dilakukan dengan Persentase 63,56 Minimal
memanaskan eugenol yang telah dicuci Eugenol 78
*Hasil Uji Penelitian
dengan meletakkan di atas hot plate
**SNI 06-2387-1998 minyak daun cengkeh
agar air yang terikut dapat menguap. (BSN, 1998).
Setelah didapatkan eugenol yang jernih
selanjutnya hasil tersebut diukur lalu Perhitungan persentase eugenol
ditempatkan dalam botol untuk dengan cara manual yang dilakukan
selanjutnya dilakukan analisa. produsen minyak daun cengkeh belum
Metode Penelitian dapat memenuhi hasil yang valid.
Penelitian ini menggunakan Dengan menggunakan alat GC-MS
Rancangan Acak Tersarang (RAT) akan diketahui semua kandungan
dengan menggunakan 1 faktor taraf senyawa yang terdapat dalam minyak
konsentrasi tersarang dalam taraf jenis. daun cengkeh secara lebih detail dan
Faktor utama adalah jenis basa kuat menyeluruh. Dari 100% minyak daun
yaitu KOH dan Ba(OH)2. Faktor yang cengkeh, persentase eugenolnya
tersarang adalah konsentrasi yang sebesar 63,56% dan persentase
terdiri 4 level KOH dan 4 level untuk kariofilen sebesar 22,43%.Kedua
Ba(OH)2. senyawa ini merupakan senyawa yang
menonjol pada minyak daun cengkeh.
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah senyawa dalam minyak daun
Karakteristik Bahan Baku cengkeh yang digunakan dalam
Karakteristik bahan baku minyak penelitian ini adalah 21 senyawa yang
cengkeh yang didapat dari perkebunan terdiri dari satu senyawa dominan
Branggah Banaran ditunjukkan pada eugenol dan senyawa yang memiliki
Tabel 1. persentase cukup tinggi yaitu kariofilen.
Persentase eugenol dalam minyak Senyawa lain merupakan senyawa
cengkeh setelah dilakukan tes dengan pengotor yang kemudian harus
alat GC-MS adalah 63,56%, yang diminimalisasi dan dihilangkan agar
tergolong kecil dan tidak memenuhi dapat menghasilkan eugenol dengan
standar SNI, sehingga perlu persentase yang lebih tinggi.
dimurnikan lebih lanjut agar
persentasenya diatas standar.

4
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

Tabel 2.Rerata Rendemen Pemurnian Eugenol


Basa
Konsentrasi Rendemen (%)
Kuat
0,75 N 58,67a
*
1N 72,33b
KOH
1,25 N 79,00d
1,5 N 74,00c
Gambar 1. Kromatogram minyak daun 0,2 N 54,67p
cengkeh sebelum pemurnian 0,3 N 64,33q
Ba(OH)2**
0,35 N 71,33r
Dari Gambar 1 terlihat persentase 0,4 N 65,33q
eugenol sebesar 63,56% pada puncak Keterangan: Rerata rendemen dengan notasi
nomor 4, dan pada puncak nomor 6 yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
terlihat persentase kariofilen sebesar (BNT 0,05=1,298); * dan ** menunjukkan beda
nyata
22,43%. Puncak lain yang menonjol
Hasil yang diperoleh dari pemurnian
terlihat pada puncak nomor 7 yaitu
eugenol menggunakan basa kuat KOH
senyawa Alpha Humulene sebesar
dan Ba(OH)2 menunjukkan beda nyata
5,82% dan pada puncak nomor 15
pada faktor jenis basa kuat tersebut.
terdapat caryophyllene oxide sebesar
Hal ini dapat dilihat dari jumlah
3%. Senyawa lain membentuk puncak
rendemen yang diperoleh. Rendemen
pendek yang memiliki persentase
pada pemurnian eugenol menggunakan
kurang dari 1%. Senyawa inilah yang
basa kuat KOH memiliki nilai yang
beserta senyawa lain kecuali eugenol
lebih tinggi daripada perolehan
harus diminimalisasi bahkan dibuang
rendemen pada pemurnian eugenol
dengan cara pemurnian eugenol dengan
dengan basa kuat Ba(OH)2, karena pada
penggunaan reaktan basa kuat yang
proses pengambilan kembali eugenol
akan mengikat fenol (eugenol).
menggunakan asam kuat terjadi
pembentukan garam K2SO4. Garam ini
Rendemen
Perhitungan rendemen merupakan berwarna putih transparan dan mudah
hal yang sangat penting untuk larut dalam air, maka saat pengambilan
mendapatkan kuantitas yang eugenol dari garamnya akan sangat
diinginkan. Rendemen yang banyak mudah dan menghasilkan rendemen
menunjukkan kuantitas yang baik, yang cukup besar. Lain halnya dengan
namun jumlah rendemen yang besar penggunaan basa kuat Ba(OH)2 dan
pesentasenya belum tentu seperti yang pengambilan eugenol dengan
diinginkan sesuai dengan standar. Hasil penambahan asam kuat H2SO4 yang
analisis ragam pada selang akan terbentuk garam BaSO4 berwarna
kepercayaan 5% menunjukkan putih keruh dan mudah mengendap.
penambahan konsentrasi basa kuat Hal ini akan mempersulit pengambilan
berpengaruh nyata terhadap rendemen eugenol dari garamnya dan akan
yang dihasilkan. mengurangi rendemen yang harus
berkali-kali mengalami proses

5
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

pencucian. Hasil kali kelarutan (Ksp) cengkehnya. Apabila semakin besar


pada K2SO4 adalah sebesar 3,7 x 10-3 berat jenis maka kemungkinan masih
dan Ksp pada BaSO4 adalah sebesar terdapat kandungan kariofilen dan
1,08 x 10-10, hal ini menunjukkan senyawa pengikut lain yang terdapat
bahwa nilai kelarutan K2SO4 lebih dalam eugenol (Bangkit, dkk., 2012).
tinggi dari nilai kelarutan BaSO4. Namun demikian berat jenis KOH
Semakin besar nilai kelarutan, maka lebih besar dari berat jenis Ba(OH)2
zat tersebut semakin mudah larut. karena proses pencucian eugenol yang
lebih mudah pada penambahan KOH
Berat Jenis (gr/ml) dibandingkan pencucian eugenol pada
Hasil penelitian menunjukkan Ba(OH)2, sehingga pada berat jenis
bahwa hasil berat jenis dari tiap jenis Ba(OH)2 lebih kecil karena pada proses
basa kuat yang diberikan berpengaruh pencucian garam yang dilakukan
nyata pada terhadap berat jenis eugenol berkali-kali banyak senyawa eugenol
yang ikut terbuang bersama garamnya,
sehingga komposisi eugenol dalam
Tabel 3.Rerata Berat Jenis Eugenol
volume yang sama lebih sedikit.
Basa Berat Jenis gr/ml
Konsentrasi Untuk hasil berat jenis yang lain
Kuat (250C)
tidak sesuai dengan syarat perdagangan,
0,75 N 1,047a
yaitu untuk KOH 0,75 N kurang dari
1N 1,077c
KOH* standar dengan rerata berat jenis
1,25 N 1,063*)b
1,047gr/ml, dan berat jenis ini juga
1,5 N 1,077c
dimiliki oleh eugenol dengan
0,2 N 1,037p
penambahan Ba(OH)20,3 N. Pada
0,3 N 1,047q
Ba(OH)2** penambahan Ba(OH)2 0,2 N berat jenis
0,35 N 1,063*)r
yang diperoleh sebesar 1,037gr/ml
0,4 N 1,077s
Keterangan:
dimana hasil tersebut kurang dari
- Rerata Berat Jenis Eugenol dengan notasi standar berat jenis perdagangan
yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata eugenol. KOH 1 N dan KOH 1,5 N
(BNT 0,05=0,006); * dan ** menunjukkan beda mendapatkan hasil yang sama namun
nyata.
melebihi dari standar perdagangan,
- Standar berat jenis eugenol 1,064 – 1,070
gr/ml
yaitu berat jenis sebesar 1,077 gr/ml.
*)mendekati standar perdagangan eugenol Pada penambahan Ba(OH)2 berat jenis
yang didapatkan sebesar 1,077 gr/ml.
Tabel 3. menunjukkan beda nyata Menurut Nurhasanah (2001),
pada jenis penambahan basa kuat KOH persentase eugenolyang meningkat
dan Ba(OH)2, hal ini ditunjukkan oleh menyebabkan berat jenis minyak
rerata berat jenis pada KOH lebih besar semakin tinggi karena eugenol
dari pada rerata berat jenis pada merupakanfraksi berat dalam minyak
Ba(OH)2. Berat jenis dipengaruhi cengkeh. Hal ini dapat dilihat dari berat
dengan semakin banyaknya persentase jenis minyak daun cengkeh yang
eugenol dengan berat jenis minyak awalnya sebesar 1,049gr/ml dan pada
saat pemurnian menjadi eugenol berat
6
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

jenisnya menjadi lebih besar yaitu yang indeks bias pada Ba(OH)2. Pada
terbaik 1,063gr/ml. Maka dari itu penambahan KOH, eugenol yang
terdapat perbedaan hasil dari eugenol diambil akan diikuti dengan asam (H+)
yang diperoleh pada penelitian ini dan untuk penambahan Ba(OH)2
dengan syarat perdagangan eugenol. eugenol yang diambil akan diikuti
dengan asam yang lebih besar yaitu
Indeks Bias (2H+). Suasana yang lebih asam akan
Hasil analisis ragam menunjukkan menghasilkan indeks bias yang
jenis basa kuat yang digunakan semakin kecil nilainya(Samosir, 2010).
berpengaruh nyata pada hasil indeks Besarnya indeks bias juga dipengaruhi
bias. Hasil rerata yang diperoleh dari oleh kekentalan. Eugenol yang
perhitungan indeks bias eugenol pada dihasilkan dari penambahan KOH
suhu 200C yang mendekati syarat memiliki kekentalan yang lebih tinggi
perdagangan eugenol adalah dengan daripada eugenol dari penambahan
penambahan KOH 0,75 N dan Ba(OH)2. Nilai indeks bias medium
penambahan Ba(OH)2 dengan menunjukkan kerapatan medium,
konsentrasi 0,2 N, hal ini disebabkan semakin besar kerapatan (yang
karena hasilnya mendekati standar ditunjukkan oleh semakin kental
perdagangan eugenol yang sebesar eugenol pada penambahan KOH)
1,540-1,542. sehingga indeks biasnya semakin besar
dan begitupula sebaliknya (Hidayanto,
Tabel 4. Indeks Bias Eugenol 2012).
Basa Indeks Bias Hasil perhitungan indeks bias
Konsentrasi
Kuat (200C)
memiliki nilai yang lebih tinggi dari
0,75 N 1,547a
yang distandarkan, yaitu KOH 1 N
1N 1,713c
KOH* sebesar 1,713 kemudian KOH 1,25 N
1,25 N 1,610b
sebesar 1,610 dan KOH 1,5 N sebesar
1,5 N 1,730d
1,730. Untuk penambahan basa kuat
0,2 N 1,557p
Ba(OH)2 pada penambahan konsentrasi
Ba(OH)2 0,3 N 1,693r
** 0,3 N dihasilkan indeks bias sebesar
0,35 N 1,573q
1,693, kemudian pada konsentrasi 0,35
0,4 N 1,717s
N sebesar 1,573 dan pada penambahan
Keterangan: - Rerata Indeks Bias Eugenol
dengan notasi yang sama menunjukkan tidak konsentrasi sebesar 0,4 N mendapatkan
berbeda nyata (BNT 0,05=0,006); * dan ** indeks bias sebesar 1,717. Menurut
menunjukkan beda nyata Nurhasanah (2001), semakin tinggi
- Standar indeks bias eugenol 1,540 – 1,542 kandungan eugenol dalam minyak
daun cengkeh atau semakin tinggi
Pada Tabel 4. terlihat notasi pada
persentase eugenol maka indeks
rerata indeks bias dengan penambahan
biasnya akan semakin tinggi, dapat
basa kuat KOH dan Ba(OH)2
terlihat pada saat dalam bentuk minyak
menunjukkan notasi yang berbeda,
daun cengkeh indeks bias sebesar
terlihat dari hasil rerata indeks bias
1,530 dan saat telah menjadi eugenol
pada KOH lebih besar dari rerata
indeks bias menjadi sebesar 1,547-
7
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

1,730. Tingginya nilai indeks bias dilakukan pencerahan (Fitri, 2006).


eugenol juga dipengaruhi adanya Penambahan basa kuat pada minyak
senyawa pengotor lain yang masih daun cengkeh akan mengubah warna
terkandung dalam eugenol yaitu minyak daun cengkeh menjadi lebih
kariofilen, dengan indeks bias dari coklat karena basa kuat yang bersifat
kariofilen sebesar 1,5095. Maka dari alkali.Eugenol yang bersifat fenol akan
itu hasil pemurnian eugenol pada bereaksi dengan basa kuat dan melepas
penelitian ini melebihi dari standar H+, proses pemanasan hingga 500C
syarat perdagangan eugenol karena akan mengubah warna minyak daun
eugenol yang didapatkan mengalami cengkeh.Hal ini juga terjadi pada saat
peningkatan persentase eugenol dengan penambahan asam kuat H2SO4 yang
kerapatan yang pekat. sangat reaktif dengan udara dan panas
membuat perubahan warna pada
Warna minyak daun cengkeh yang menjadi
Hasil yang diperoleh dari proses eugenol. Sifat fenolat pada eugenol
pemurnian bersifat hampir sama pada sangat mempengaruhi perubahan
setiap konsentrasi basa kuat KOH dan warna yang terjadi, karena fenol
bersifat seragam pada semua bersifat reaktif terhadap udara serta
konsentrasi Ba(OH)2. Penambahan basa.Reaksi yang terjadi ketika fenol
basa kuat yang dilanjutkan dengan berhadapan langsung dengan udara,
penambahan asam kuat serta dilakukan perlakuan panas, dan basa kuat adalah
pemanasan akan merubah warna cerah terjadi reaksi oksidasi dimana oksigen
pada minyak daun cengkeh menjadi akan diikat dengan fenol yang
lebih gelap (Nurhasanah, 2001). menyebabkan terjadinya pencoklatan
dan perubahan warna (Sucipto, 2012).
Tabel 5. Warna dan Kecerahan Eugenol
Basa Konsentrasi L* a* b*
Kelarutan dalam Etanol 70%
Kuat
KOH 0,75 N 20,8 8,6 7,2
Hasil yang diperoleh untuk analisis
1N 20,6 7,4 6,4 fisik pada parameter kelarutan dalam
1,25 N 20,9 7,6 5,6 etanol 70% memiliki hasil yang
1,5 N 20,7 7,8 6,2 homogen. Semua hasil eugenol baik
Ba(OH)2 0,2 ; 0,3 ; 20,7 7,9 6,1 dari penambahan KOH dan Ba(OH)2
0,35 dan 0,4
N
tidak terdapat beda nyata sama sekali,
*Kecerahan minyak daun cengkeh: L* =55,4; semua memiliki hasil yang sama yaitu
a* = 5,7; b* = 22,8 1:2 yang merupakan hasil standar dari
eugenol. Menurut Nurhasanah (2001),
Penambahan basa kuat maupun kelarutan minyak dalam alkohol
asam kuat yang semakin besar akan berdasarkan hasil analisis
semakin mempergelap hasil eugenol menunjukkan larut dalam segala
yang diperoleh. Eugenol dengan hasil perbandingan. Hal ini dikarena
warna yang gelap merupakan eugenol kandungan eugenol yang tinggi dan
kasar, untuk memperoleh eugenol eugenol merupakan suatu senyawa
dengan warna yang cerah harus kelompok alkohol.

8
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

maka setelah dimurnikan menghasilkan


Pemilihan Perlakuan Terbaik 1 senyawa utama dan 8 senyawa
Pada hasil pemurnian eugenol maka pengotor. Persentase eugenol yang
didapatkan bahwa perlakuan B1K3 awalnya adalah sebesar 63,56% dari
yaitu pada basa kuat KOH dengan minyak daun cengkeh, setelah
konsentrasi 1,25 N merupakan reaktan pemurnian menjadi 91,70% dan
yang terbaik, hal ini dikarenakan dari kariofilen dalam minyak daun cengkeh
semua analisis fisik yang dilakukan yang awalnya 22,43% dapat ditekan
yaitu perhitungan rendemen sebesar menjadi 4,48%.
79% yaitu rendemen tertinggi yang
didapatkan, warna dengan kecerahan
20,9 yang merupakan warna tercerah
yang diperoleh, berat jenis sebesar
1,063 yang merupakan standar eugenol
perdagangan, indeks bias tidak masuk
dalam standar perdagangan eugenol. Gambar 2. Kromatogram minyak daun
cengkeh setelah pemurnian
Semua analisis fisik memiliki hasil
Gambar 2 merupakan hasil GC-MS
yang baik dan sesuai dengan standar
untuk hasil pemurnian eugenol dengan
eugenol dalam perdagangan, dan lebih
basa kuat KOH 1,25 N. terdapat
efisien pada saat proses pemurnian.
penurunan jumlah senyawa dari 21
Pada pemurnian menggunakan reaktan
senyawa dalam minyak cengkeh dan
KOH waktu yang diperlukan dalam
hanya tinggal 9 senyawa setelah
pemurnian cukup cepat, berbeda
dilakukan pemurnian minyak daun
dengan penggunaan Ba(OH)2yang
cengkeh menjadi eugenol. Dapat
memakan waktu sedikit lebih banyak
terlihat hanya ada 3 senyawa yang
karena pada saat Ba-Eugenol bertemu
menonjol yaitu pada puncak nomor 2
dengan H2SO4 kemudian akan
terdapat eugenol dengan persentase
terbentuk garam BaSO4 yang cukup
91,70%, pada puncak nomor 4 masih
sulit untuk dicuci yang kemudian
terdapat kariofilen sebesar 4,48% dan
memakan banyak waktu dalam
pada puncak nomor 6 terdapat senyawa
pencucian eugenol.
caryophyllene oxide sebesar 1,21%.
Komponen Eugenol
Untuk puncak yang lain memiliki
Senyawa-senyawa yang terkandung
persentase kurang dari 1%. Pada Tabel
yang utama merupakan eugenol
6 dapat dilihat perbedaan antara
sebesar 91,70% dengan kariofilen yang
kandungan senyawa pada minyak daun
masih terikut sebesar 4,48% dan
cengkeh dan kandungan senyawa
sisanya adalah pengotor. Jumlah
eugenol setelah proses pemurnian
senyawa pada eugenol hasil pemurnian
dengan menggunakan reaktan basa
dengan KOH 1,25 N ini sebanyak 9
kuat KOH 1,25 N dan asam kuat
senyawa. Dari bahan baku minyak
H2SO41,5 N.
daun cengkeh yang memiliki 21
Kenaikan persentase eugenol yang
senyawa yaitu 1 senyawa utama
cukup tinggi yaitu dari 63,56% pada
eugenol dan 20 senyawa pengotor

9
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

minyak daun cengkeh menjadi 91,70% perubahan jumlah senyawa dan


pada hasil pemurnian eugenol dalam konsentrasi pada setiap senyawa
minyak daun cengkeh, hasil ini tersebut. Kariofilen merupakan
menunjukkan persentase eugenol yang senyawa yang keberadaannya cukup
bertambah tinggi. Untuk persentase besar disamping eugenol namun tidak
senyawa pengotor mengalami dapat bercampur dengan penambahan
penurunan dari total senyawa pengotor basa (Muchalal dan Rahayu, 2002).
pada minyak daun cengkeh sebesar Kariofilen dan eugenol memiliki
36,44% menjadi 8,3% senyawa penampakan yang hampir sama dengan
pengotor pada hasil pemurnian eugenol eugenol, perbedaan ada pada warna
dalam minyak daun cengkeh, terlihat saat proses ekstraksi yaitu eugenol
penurunan senyawa pengotor yang berwarna lebih cerah dan kariofilen
cukup banyak. Penyusutan senyawa berwarna lebih gelap dan lebih kental
pengotor dan peningkatan senyawa dari eugenol. Pada saat penambahan
eugenol dapat dilihat pada Tabel 6 asam kuat, kariofilen akan bercampur
dengan eugenol karena kariofilen
Tabel 6.Komposisi senyawa atsiri pada bersifat sedikit basa, maka pemisahan
minyak daun cengkeh dan eugenol hasil
menggunakan basa kuat merupakan
pemurnian
Minyak
titik kritis perpisahan kariofilen dengan
Nama Senyawa Daun Eugenol eugenol (Sohilait, 2003).
Cengkeh Eugenol yang konsentrasi atau
Methyl Salicylate 0,24% - persentasenya semakin meningkat
Chavicyl Acetate 0,22% 0,60% memiliki kegunaan untuk obat-obatan,
α- Subebene 0,54% -
Eugenol 63,56% 91,70%
kosmetik dan anti bakteri yang
Methyl Eugenol 0,22% 0,33% digunakan untuk melawan penyakit
Caryophyllene 22,43% 4,48% hama pada tanaman, eugenol juga
α- Humulene 5,82% 0,54% dilakukan isomerisasi untuk
α- Amorphene 0,15% - mendapatkan isoeugenol yang
Farnesene 0,35% -
α- Guaiene 0,13% -
kemudian bisa dijadikan vanili sintesis.
Acetyl Eugenol 0,25% - Eugenol dan chavicyl acetate sebagai
Delta Cadinene 0,49% - anti jamur untuk terapi pada jamur
Cyclohexan 0,34% - dalam mulut (Rana dan Rajak, 2011).
Caryophyllene oxide 0,34% - Untuk Caryophyllene oxide merupakan
Caryophyllene oxide 3,00% 1,21%
β- Selinene 0,13% -
sebuah senyawa alami yang terjadi
Caryophyllene oxide 0,43% - pada minyak essensial yang juga
Caryophyllene oxide 0,53% 0,43% digunakan sebagai obat dan perasa,
Caryophyllene oxide 0,43% 0,35% namun karena potensi dan struktur
Caryophyllene oxide 0,36% 0,35% kimia yang berbahaya, maka otoritas
Penta Decanone 0,06% -
keamanan pangan Eropa melarang
penggunaan Caryophyllene oxide pada
Pada Tabel 6 nama senyawa yang
persentase yang berlebihan (Sottoet al.,
terdapat dalam minyak daun cengkeh
2013). Menurut Ghelardini, et al.
maupun dalam eugenol menunjukkan
(2001), Caryophyllene oxide bersifat
10
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

anastesi yang dapat menembus dinding Hidayati, N. (2003). Ekstraksi Eugenol


sel, dan akan mengganggu dari Minyak daun Cengkeh.Jurnal
perkembangan pada vivo kelinci Teknik Gelegar. 14(2):49-54.
sehingga Caryophyllene oxide tidak Muchalal, M. dan Rahayu, T.
efektif untuk anastesi. 2002.Isolasi dan Identifikasi Produk
Utama serta Produk Samping
KESIMPULAN Reaksi Adisi Kariofilen Oksida
Perlakuan terbaik pada pemurnian dengan Asam Formiat.Indonesian
eugenol yaitu pada perlakuan B1K3 Journal of Chemistry.2(3):155-160.
(penggunaan basa kuat KOH dengan Nurdjannah, N. (2004). Diversifikasi
konsentrasi 1,25 N) sebesar 91,70% penggunaan cengkeh.Perspektif,
dan 8 senyawa pengotor dengan kadar Review Penelitian Tanaman
sebesar 8,30%. Industri. 3(2):61-70.
Nurhasanah, S. (2001). Pemisahan
DAFTAR PUSTAKA
Eugenol Dari Minyak Cengkeh
Dengan Cara Distilasi Fraksinasi.
Bangkit, P.S., Sirait, R., Iriany. (2012).
Skripsi.Jurusan Teknologi Industri
Penentuan Kondisi Keseimbangan
Pangan Universitas Padjajaran.
Unit Leaching pada Produksi
Bandung.
Eugenol dari Daun Cengkeh. Jurnal
Teknik Kimia USU. 1(1). Rana, I.S., and Rajak, R.C. 2011.
Evaluation of antifungal activity in
Busroni. (2000). Sintesis 1-(3,4
essential oil of the Syzygium
dimetoksi fenil)-2-propanon
aromaticum L. by extraction
Turunan Eugenol Melalui
purification and analysis of its main
Pembentukan Senyawa 1-(3,4
component eugenol.Brazilian
dimetoksi fenil)-2-propanil Format
Journal of Microbiolgy.42:1296-
pada Temperatur 250-3000C.
1277.
Skripsi. Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Jember. Jember. Samosir, B. (2010). Pengaruh Katalis
Asam (H2SO4) dan Suhu Reaksi
Fitri, N. (2006). Perbandingan
Dalam Pembuatan Biodiesel dari
Variabel pada Isolasi dan
Limbah Minyak Ikan. Skripsi.
Pemurnian Eugenol dari Minyak
Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Daun Cengkeh.Media Litbang
Teknik. Universitas Diponegoro.
Kesehatan.16(2):14-20.
Semarang.
Ghelardini, C., N. Galeotti., and A.
Soesanto, H. (2006). Pembuatan
Barthollini. (2001). Local
isoeugenol dari eugenol
Anasthethic
menggunakan pemanasan
Carryophyllene.Farmaco.
gelombang mikro. Skripsi.
56(5):357-386.
Departemen Teknologi Industri
Hidayanto, E. (2012). Aplikasi Pertanian, Fakultas Teknologi
Portable Brix Meter Untuk Pertanian, IPB.
Pengukuran Indeks Bias. Skripsi.
Sohilait, H. (2003). Sintesis 3,4-
Jurusan Fisika Universitas
Dimetoksifenil-2- Propanon dari
Diponegoro. Semarang.
Metileugenol.SIGMA. 6(2): 193-196.

11
Jurnal Industria Vol 3 No 1 Hal 1-12 tahun 2014
Pemurnian Eugenol

Somaatmaja, D. (2001). Pengambilan


Oleoresin Jahe Dengan Cara
Ekstraksi Pelarut. Skripsi. Jurusan
Hasil Pertanian. IPB. Bogor.
Sotto, A.D., Maffei, F., Hrelia, P., and
Grazia, M. (2013). Genotoxity
Assessment Caryophyllene oxide.
Regulatory Toxicology and
Pharmatology.66(3):264-268.
Sucipto, Adi. (2012). Fenol,
keberadaan dan pengaruhnya
dalam aktivitas enzim.
http://www.adisucipto.com. Diakses
26 Agustus 2013.
Sutesna, N. (2007). Kimia
Dasar.Erlangga. Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai