Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Administrasi Perusahaan


2.1.1 Profil Perusahaan
Sebelum tahun 1947 Bandara Ahmad Yani dikuasai oleh Belanda dan
diberi nama Lapangan Terbang Kalibanteng. Pada saat itu sebagian besar pegawai
lapangan terbang adalah orang Belanda dan sedikit orang Indonesia yang
dipekerjakan. Pesawat yang pertama kali melakukan penerbangan di Kalibanteng
adalah pesawat dari perusahaan KLM yang selain melakukan kegiatan komersial
juga melakukan kegiatan militer.
Pada tahun 1950 saat pemerintah Republik Indonesia Serikat terbentuk,
mulai diadakan pengambilalihan fasilitas penerbangn milik Belanda. Lapangan
Terbang Kalibanteng kemudian dikuasai oleh Angkatan Udara Republik
Indonesia. Mulai saat itulah pesawat-pesawat milik Indonesia mulai beroperasi di
Lapangan Terbang Kalibanteng.
Tahun 1953 sampai 1967 diadakan kerjasama antara Angkatan Udara
Republik Indonesia dengan perwakilan perhubungan udara Indonesia untuk
mengelola Lapangan Terbang Kalibanteng. Setelah tahun 1967 Lapangan Udara
Kalibanteng diubah namanya menjadi Pangkalan Udara Angkatan Darat Ahmad
Yani Semarang yang seluruh kegiatannya dikelola oleh penerbangan Angkatan
Darat(Penerbad) bekerja sama dengan Direktorat Jendral Perhubungan Udara.
Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang secara geografis
terletak pada 06⁰,59⁰LS dan termasuk wilayah kota Semarang. Jarak dari pusat
kota Semarang ke lokasi Bandara ±5,6 km. Nama Ahmad Yani diambil dari salah
satu nama pahlawan revolusi dan pelopor Angkatan Darat Indonesia. Selain
fungsinya sebagai sarana transportasi umum, Bandara Ahmad Yani juga berfungsi
sebagai Pangkalan Militer Angkatan Darat bidang penerbangan.
Fasilitas yang dimiliki Bandara Internasional Ahmad Yani adalah landasan
pacu dengan panjang 2850 meter dan lebar 45 meter. Kapasitas pendaratan untuk
pesawat jenis Foker 28, Foker 27, Hercules, Boeing 737,

4
5

Cessna, dan lain-lain. Untuk area Apron (ruang parkir pesawat) dengan kapasitas
6 pesawat, terminal keberangkatan dan kedatangan serta areal parkir. Saat ini telah
dibuat landasan pacu baru dan penambahan areal apron, mengingat bertambah
banyaknya masyarakat, berkembangnya industri dan perdagangan di Jawa Tengah
yang membutuhkan alat transporasi udara.

2.1.2 Sejarah Berdirinya Perusahaan


Mengingat Kota Semarang merupakan pusat pemerintahan Provinsi Jawa
Tengah, maka dari sisi lalu lintas Udara Bandar Udara Internasional Ahmad Yani
Semarang dapat dikatakan sebagai tempat lalu lintas Jawa Tengah.
Berdasarkan keputusan Mentri Perhubungan nomor KM 50/OT/PHB 1979,
tanggal 8 Maret 1979 Bandar Udara Ahmad Yani termasuk bandar udara kelas II
yang memiliki panjang landas pacu(Runway) 1650 meter dan lebar 45 meter.
Arah landasan tersebut membujur 130⁰ sera mampu didarati pesawat seperti
Foker 28, Foker 27, Hercules, Boeing 737, Cessna, dan lain-lain.
Setelah pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah nomor 5 tahun
1992 tentang pengalihan perusahaan umum (Perum) Angkasa Pura I menjadi
perusahaan perseroan (Persero) Angkasa Pura I serta penyerahan dan
pengoperasian Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang maka landasan
telah mengalami perpanjangan menjadi 2850 meter dan lebar 45 meter.

Visi:

Visi Bandara Udara Internasional Ahmad Yani Semarang adalah menjadi


bandar udara yang dapat memberikan pelayanan terbaik, handal, dan terpercaya di
bidang kebandarudaraan guna mendukung pelayanan angkutan udara bagi
masyarakat, pengembangan industri, perdagangan di Jawa Tengah.
6

Misi:
Guna menjabarkan misi tersebut Bandar Udara Internasional Ahmad Yani
Semarang melakasanakan Visinya dengan:
1. Menyelenggarakan pelayanan jasa pemandu lalu linatas udara, jasa pelayanan,
jasa kebandarudaraan, yang berkualitas dan mengutamakan faktor
keselamatan , keamanan, kecepatan, keteraturan, dan kenyamanan.
2. Menyelenggarakan pengelolaan bandar udara secara efektif, efisien, dan
berkualitas bagi pengunaan jasa bandar udara berdasarkan prinsip-prinsip
perusahaan dan menjadikan karyawan sebagai aset perusahaan yang dapat
mengembangkan kemampuan di bidang kebandarudaraan.
3. Menyediakan fasilitas dan pelayanan jasa bandar udara dengan tetap menjadi
rekan pemerintah dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah dan
tanggap terhadap lingkungan di sekitar bandar udara.

Tujuan:

PT Angkasa Pura I (Persero) cabang Bandar Udara Internasional Ahmad


Yani Semarang mempunyai tujuan memberikan pelayanan dalam penerbangan,
Penyedia fasilitas-fasilitas tersebut antara lain meliputi tower, apron, landasan,
terminal penumpang, dan sarana-sarana pendukung lain yang mendukung
kelancaran lalulintas penerbangan dan kenyamanan pengguna jasa.

PT Angkasa Pura I (Persero) cabang Bandar Udara Internasional Ahmad


Yani Semarang merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang
jasa pelayanan transportasi udara. Bandar Udara Internasional Ahmad Yani
Semarang semula merupakan perwakilan Direktorat Jendral Perhubungan Udara
di Puad Ahmad Yani Semarang. Terbentuknya perwakilan tersebut adalah sebagai
realisasi atas perubahan status Pelabuhan Udara Kalibanteng Semarang.
Sebagaimana tertulis dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan
Menteri Angkatan Darat
83/1996
Nomor:

N2/1Phb-Kep-923/9/1996
7

Tanggal 3 Agustus 1966 perihal Perubahan Status Pelabuhan Udara Bersama


Kalibanteng Semarang.

Selanjutnya pemanfaatan Puad Ahmad Yani Semarang untuk pelayanan jasa


angkutan udara komersial disediakan untuk enclave sipil untuk menampung
kegiatan kepelabuhan yang diatur bersama Keputusan Menteri/Panglima
Angkatan Darat dan Menteri Perhubungan Indonesia.

Nomor:
KEP-987/87/1967-LAD

S2/1/17-PHB

Tanggal 9 Agustus 1967 perihal Dasar-dasar Penggunaan Pangkalan Udara


Ahmad Yani Semarang.

Kemudian sejalan dengan lajunya perkembangan sebagai akibat dari


pembangunan disegala sektor, sehingga terasa adanya peningkatan kebutuhan
akan sarana dan jasa angkutan udara, maka dikeluarkan Surat Keterangan
Bersama Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata, Menteri
Keuangan Republik Indonesia.

Nomor:
KEP/30/IX/1975

KM.393/S/Phb.75

KEP.927.a/MK/IV/8/1975

Tanggal 21 Agustus 1975 perihal Dasar-dasar Penggunaan Bersama Pangkalan


atau Pelabuhan Udara.

Sebagai tindak lanjut atas keputusan tersebut,dikeluarkan petunjuk pelaksanaan

Nomor : JUK/08/XII/1977

KM/08/LU.308/Phb.77

01/MM.I/1977
8

Tanggal 1 Desember 1977 perihal Dasar-dasar Penggunaan Bersama Pangkalan


atau Pelabuhan Udara, yang didalamnya diatur tentang:

1. Bandar Udara dipimpin oleh seorang kepala Bandar Udara yang diangkat dan
diberhentikan oleh Menteri Perhubungan.
2. Kepala Stasiun Direktorat Jendral Perhubungan Udara (bandar udara) yang
dirangkap oleh Komandan Pangkalan Udara yang diangkat dan diberhentikan
oleh Menteri Perhubungan staff Angkatan Udara yang bersangkutan.
3. Segala fasilitas penunjang operasi penerbangan yang digunakan bersama dibina
oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara.

Berdasarkan PP 39 tahun 1995 tanggal 6 November tentang penambahan


modal Negara Republik Indonesia ke dalam satuan perusahaan perseroan PT
Angkasaa Pura I (Persero) Bandar Internasional Ahmad Yani dan Berita Acara
Serah Terima Kepemilikan dan Pengoperasian Bandar Udara Internasional
Ahmad Yani Semarang adalah sebagai berikut

Nomor :
AU/4978/UM.1188/95

BA.90/Hk.50/1995/TU

Tanggal 11 Oktober 1995

Bahwa terhitung sejak 11 Oktober 1995 kepemilikan dan pengelolaan Bandar


Udara Ahmad Yani Semarang telah resmi diserah terimakan ke PT Angkasa Pura
I (Persero).
9

2.2 Kepegawaian
2.2.1 Disiplin Kerja
Untuk memperlancar dan meningkatkan prestasi kerja maka disiplin kerja
diperlukan bagi karyawan PT Angkasa Pura I (Persero) cabang Bandar Udara
Internasional Ahmad Yani Semarang. Pengertian dari Disiplin kerja adalah suatu
usaha atau kesadaran diri masing-masing karyawan untuk melakukan
kewajibannya serta memenuhi segala ketentuan perusahaan. Disiplin kerja yang
ditetapkan disini adalah jam kerja yang dibagi menjadi empat shift, yaitu:
1. Shift Netral, pukul 08:00-16:30
2. Shift pagi, pukul 05:00-14:00
3. Shift Siang, pukul 14:00-21:00
4. Shift malam, pukul 21:00-05:00

Selain disiplin kerja tersebut di atas, masih ada hal-hal lain seperti
tanggung jawab karyawan perusahaan terhadap perusahaan pekerjaan yang
dibebankan dan karyawan harus berusaha sebaik-baiknya menyelesaikan
pekerjaan dengan hasil yang memuaskan.

2.2.2 Tata Tertib


Untuk meningkatkan kedisiplinan karyawan maka perusahaan menetapkan
tata tertib yang berisi:
1. Setiap karyawan harus siap di tempat kerja 15 menit sebelum jam kerja
dimulai dan mengikuti apel pagi tiap Senin,Rabu, dan Jum’at serta Senam
Kesehatan Jasmani(SKJ).
2. Semua karyawan wajib menggunakan mesin absensi unutk sebagai dafar
hadir.
3. Semua karyawan dilarang meninggalkan tanggung jawab sebelum jam
dinas berakhir.
4. Semua karyawan dilarang meninggalkan tempat kerja tanpa seizin
atasannya.
5. Semua karyawan harus bersedia kerja lembur bila diperlukan.

Alasan-alasan mendesak yang dapat mengakhirnya kepegawaian adalah


sebagai berikut:
10

1. Karyawan secara sengaja menempatkan diri atau orang lain dalam bahaya.
2. Karyawan merusak alat perusahaan.
3. Karyawan melakukan pencurian, penipuan, dan penggelapan atau
kejahatan lain yang mengakibatkan kehilangan kepercayaan pada
karyawan tersebut.
4. Karyawan dengan efisiensi rendah.

2.2.3 Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja bertujuan untuk menciptakan suasana kerja yang aman
dan nyaman sehingga karyawan yang bekerja termotivasi untuk meningkatkan
prestasinya. Adapun peralatan yang diberikan untuk menunjang keselamatan kerja
antara lain:
1. Alat ukur yang presisi
2. Headset
3. Helm kerja
4. Kaos tangan
5. Kacamata pelindung
6. Pakaian kerja
7. Sepatu kerja
8. Peralatan lain yang sesuai standart keamanan kerja

2.2.4 Sarana Penunjang


Pemberian sarana penunjang karyawan dimaksudkan untuk meningkatkan
semangat kerja dan disiplin kerja. Sarana-sarana penunjang yang tersedia
diantaranya:
1. Asuransi kecelakaan
2. Gaji karyawan yang di terima satu bulan sekali
3. Makan siang(dalam bentuk uang)
4. Poliklinik karyawan
5. Uang bonus karyawan
6. Uang lembur karyawan
11

2.3 Jasa Kebandar Udaraan


2.3.1 Jasa Aeronautika
Jasa aeronautika adalah jasa yang diberikan oleh PT Angkasa Pura I
(persero) Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang berkaitan dengan jas
pelayanan pesawat terbang. Jasa Aeronautika adalah fungsi utama dari sebuah
bandar udara.
Jasa Aeronautika meliputi:
1. Pendaratan pesawat
Dalam hal ini bandara memberikan jasa pemanduan dalam pendaratan
pesawat. Jasa ini berupa komunikasi langsung antara petugas bandar dengan
pilot dan jasa dapat berupa panduan sinyal dan lampu-lampu.
2. Parkir Pesawat
Bandara juga memberikan layanan tempat parkir pesawat untuk
keperluan tempat pemberhentian pesawat, menaikkan dan menurunkan
penumpang, serta digunakan untuk pengecekan pesawat dan pengisian bahan
bakar pesawat.
3. Lapas landas pesawat
Jasa ini hampir sama dengan jasa pendaratan pesawat, yaitu pemanduan
lepas landas pesawat.
4. Over flying plane
Merupakan jasa penduan untuk pesawat yang lewat di atas bandara agar
tidak terjadi kecelakaan pesawat yang akan mendarat atau lepas landas.
12

2.3.2 Jasa Non Aeronautika


Jasa non aeronautika adalah jasa yang diberikan oleh bandara diluar
kepentingan penerbangan. Jasa ini merupakan suatu sumber pendapatan bagi
sebuah bandar udara. Jasa non aeronautika antara lain:
1. Persewaan counter
Merupakan jasa non aeronautika terbesar dikarenakan letak counter yang
berada ditempat bagi penumpang untuk menunggu pesawat, atau disebut
juga boarding longue. Counter yang berada di boarding longue meliputi
penjualan perlengkapan, persewaan kendaraan dan kamar hotel, dan
sebagainya.

2. Lahan parkir
Lahan parkir juga disediakan oleh bandara untuk memberikan kenyamanan
bagi mereka yang mengendarai alat transportasi sendiri, sehingga jalur
aktivitas di sekitar bandara dapat diatur.

3. Pelayanan terminal
Pelayanan terminal merupakan pelayanan terhadap pelanggan agar
pelanggan merasa nyaman saat di bandara. Pelayanan badara meliputi
pelayanan kenyamanan, penerangan, hiburan, dan lain-lain.

4. Jasa pelayanan penumpang pesawat udara (Airport Tax)


Merupakan jasa pelayanan yang diberikan kepada penumpang pesawat
udara yang akan berangkat. Pelayanan in berupa fasilitas yang ada di
boarding longue.
13

2.4 Struktur Organisasi


Berikut adalah bagan organisasi kantor PT Angkasa Pura I (Persero)
cabang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang yang dapat dilihat
pada gambar 2.1

ar 2.1 Struktur organisasi PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Inernasional Ahmad Yani ( sumber; PT Angkasa Pura I, 2017).
14

2.5 Lokasi dan Denah Perusahaan


PT Angkasa Pura I (persero) Bandar Udara Internasional Ahmad Yani
Semarang berlokasi di sebelah bara laut dengan jarak kurang lebih 6 km dari pusat
kota Semarang, tepatnya di Jalan Puad Ahmad Yani Semarang. Gambar lokasi PT
Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional Ahmad Yani dapat dilihat
pada gambar 2.2

Gambar 2.2 Peta menuju PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional
Ahmad Yani Semarang (Sumber; PT Angkasa Pura I, 2017).

Anda mungkin juga menyukai