i
Jurnal Realita
Volume 5 Nomor 1 Edisi April 2020
Bimbingan dan Konseling FIPP Universitas Pendidikan Mandalika ISSN (2503 – 1708)
REALITA
BIMBINGAN DAN KONSELING
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
DEWAN REDAKASI
Pelindung dan Penasehat : Prof. Drs. Kusno, DEA., Ph.D
: Drs. Wayan Tamba, M.Pd
Penanggung Jawab : Farida Herna Astuti, M.Pd
Ketua Penyunting : Mustakim, M.Pd
Sekertaris Penyunting : Hariadi Ahmad, M.Pd
Keuangan : Asmini
Penyunting Ahli : 1. Prof. Dr. Gede Sedanayasa, M.Pd
: 2. Prof. Dr. Wayan Maba
: 3. Dr. A. Hari Witono, M.Pd
: 4. Dr. Gunawan, M.Pd
: 5. Dr. I Made Sonny Gunawan, S.Pd., M.Pd.
: 6. Dr. Haromain, S.Pd., M.Pd.
Penyunting Pelaksana : 1. Dr. Abdurrahman, M.Pd
: 2. Mujiburrahman, M.Pd
: 3. Drs. I Made Gunawan, M.Pd
Pelaksana Ketatalaksanaan : 1. Ahmad Muzanni, M.Pd
: 2. Baiq Sarlita Kartiani, M.Pd
: 3. M. Chaerul Anam, M.Pd
Distributor : Nuraeni, S.Pd., M.Si
Desain Cover : Ihwan Mustakim, M.Pd
Alamat Redaksi:
Redaksi Jurnal Realita
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Pendidikan Mandalika
Gedung Dwitiya, Lt. 3 Jalan Pemuda No. 59 A Mataram Telp. (0370) 638991
Email : bk_fip@ikipmataram.ac.id
Web : ojs.ikipmataram.ac.id; fip.ikipmataram.ac.id
Jurnal Realita Bimbingan dan Konseling menerima naskah tulisan penulis yang
original (belum pernah diterbitkan sebelumnya) dalam bentuk soft file, office word
document (CD/Flashdisk/Email) yang diterbitkan setiap bulan April dan Oktober
setiap tahun.
Diterbitkan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling, FIPP UNDIKMA.
ii
Jurnal Realita
Volume 5 Nomor 1 Edisi April 2020
Bimbingan dan Konseling FIPP Universitas Pendidikan Mandalika ISSN (2503 – 1708)
Muhamad Sarifuddin
Analisis Kompenen Makna ........................................................................... 923 – 930
Abdurrahman
Analisis Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di SD ................... 937 – 949
Haromain
Pengembangan Program Layanan Sekolah Inklusi di Kota Mataram .......... 102 – 110
iii
Jurnal Realita
Volume 5 Nomor 1 Edisi April 2020
Bimbingan dan Konseling FIPP Universitas Pendidikan Mandalika ISSN (2503 – 1708)
Abstrak: Kemudahan akan kases media dan berita membuat penyebaran berita yang tidak
dapat dipertangung jawabkan kebenaranya menyebar dengan mudah saat ini. Lansia yang
merupakan rentan akan bahaya covid 19 merasa terancam dan cemas kan adanya berbagai
pemberitaan media, begitu pula dengan anggota keluaga lansia yang milenial yang merupakan
generasi yang diikuti oleh perkembangan teknologi dan media sangat rentan dalam cemas dan
mudah percaya terhadap tipuan. Penyebab kecemasan melibatkan adanya perubahan
perlakukan terhadap lansia. Oleh karena itu, diperlukan stategi agar tidak mudah merasa
cemas terhadap berita yang tidak benar.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat
berbagai tingkat kecemasan keluarga lansia tentang berita hoak. Adapun pengukuran
kecemasan menggunakan skala HARS kepada 160 responden dengan hasil rata-rata keluarga
mengalami kecemasan sedang terhadap berita bohong dengan frekuensi 77 orang mengalami
kecemasan sedang yaitu (48.1%) dari 160 responden. Dengan demikian terdapat kecemasan
yang signifikan terhadap berita hoax keluarga lansia
Keywords: anxiety, hoax, elderly
Dewi Rayani
907 Dewi Nur Sukma Purqoti
Jurnal Realita
Volume 5 Nomor 1 Edisi April 2020
Bimbingan dan Konseling FIPP Universitas Pendidikan Mandalika ISSN (2503 – 1708)
menggunakan kuesioner, dengan skala individu lebih bisa mewawas diri akan
psikologi kecemasan diukur adanya berbagai ancaman penyakit.
menggunakan instrument kecemasan Dalam penelitian ini individu dewasa
HARS “Hamilton Anxiety Rating Scals, memang mengalami kecemasan akan
HARS pertama kali dikembangkan oleh danpak berita hoax, namun persentasenya
Max Hamilton pada tahun 1956, untuk masih dalam tingkatan cemas yang
mengukur semua tanda kecemasan baik sedang 48,1%, hal ini dimugkinkan
psikis maupun somatik. HARS terdiri karena adanya perubahan kognitif yang
dari 14 item pertanyaan untuk mengukur terjadi pada usia dewasa mengalami
tanda adanya kecemasan pada anak dan peningkatan efisien dalam memperolah
orang dewasa.” HARS membagi informasi yang baru, misalkan pada
kecemasan menjadi 5 tingkat kecemasan, berbagai berita yang tidak dapat
yaitu tidak cemas, cemas ringan, cemas dipertanggung jawabkan ini tentang
sedang, cemas berat dan panik. Berikut pemberitaan covid 19, kebanyakan
penilaian dari skala ini adalah dengan responden mencari informasi yang lebih
memberikan nilai dengan kategori: 0= akurat, walaupun awalnya ada rasa cemas
tidak ada gejala sama sekali 1= satu yang dialami namun kecemasan ini tidak
gejala yang ada 2= sedang/separuh gejala tergolong dalam kategori cemas yang
yang ada 3= berat/ lebih dari separuh abnormal dan dapat mengganggu
gejala yangada 4= sangat berat semua aktifitas kehidupan yang bermanfaat.
gejala ada. Bergitu juga dalam kajian yang
lain yaitu ditinjau berdasarkan jenis
HASIL PENELITIAN DAN kelamin, dan tingkat pendidikan terakhir,
BAHASAN jenis kelamin responden didominasi oleh
Penelitian mengenai kecemasan keluarga jenis kelamin perempuan dengan
lansia terhadap berta hoax ini dikaji dari gambaran persentase sebanyak 51.9%
beberapa aspek, yaitu usia keluarga dan selebihnya adalah laki laki dengan
dengan usia terbanyak yaitu 20-hingga persentase 48.1 %. Sedangkan pada
35tahun, dalam kajian perkembanganya jejang pendidikan terakhir responden
memang usia ini masuk dalam kategori adalah didominasi pada jenjang
dewasa, yang umunya individu dewasa pendidikan SMA dengan gambaran
lebih sadar akan berbagai hal, baik dalam persentase sebanyak 47,5% responden.
kesadaran akan kesehatan dan lainnya, Berikut gambaran dalam bentuk table
Dewi Rayani
908 Dewi Nur Sukma Purqoti
Jurnal Realita
Volume 5 Nomor 1 Edisi April 2020
Bimbingan dan Konseling FIPP Universitas Pendidikan Mandalika ISSN (2503 – 1708)
perempuan lebih sensitif. Hal ini gangguan kecerdasan: daya ingat buruk,
didukung oleh hasil penelitian dari Pakar susah berkonsentrasi. Sebagian rsponden
kejiwaan Universitas Gajah Mada banyak yang memilih dengan gejala daya
(UGM) menyatakan kaum wanita ingat yang buruk, disebabkan ritme
menjadi kelompok yang rentan aktifitas yang monoton selama social
terdampak kesehatan mentalnya seperti distancing dan menyebabkan kebosanan.
timbul rasa cemas dan stress selama Ke enam Perasaan depresi: hilangnya
pandemi virus corona atau covid 19. minat, perasaan berubah-ubah sepanjang
(pikiran rakyat-cirebon.com). Hal ini hari. Gambaran indikator ketujuh lebih
sejalan dengan penelitian yang dilakukan banyak memilih aktifitas positif sehingga
oleh salah seorang peneliti dari gejala ini tidak tergambar. Beitu juga
Univercity of Cambridge yang dengan gejala somatik pada indikator ke
menyatakan bahwa wanita memiliki Ketujuh hingga kesembilan. Indikator ke
resiko gangguan hampir dua kali tujuh adalah adanya gejala somatik: sakit
dibanding dengan pria. Banyak sumber dan nyeri otot, kaku, kedutan otot, gigi
daya untuk mempelajari gangguan yang gemerutuk, suara tidakstabil. Yang ke
diperkirakan dialami empat dari 100 delapan gejala sensorik: tinitus,
orang, dan menyerang mereka pada usia penglihatan kabur, muka merah atau
di bawah 35 tahun.(CNN Indonesia.com) pucat, merasa lemas, dan perasaan
Adapun kecemasan pada skala ditusuk-tusuk. Seembilan gejala
HARS diukur berdasarkan 14 indikator kardiovaskuler: berdebar, nyeri di dada,
yaitu, pertama perasaan cemas, meliputi : denyut nadi mengeras, perasaan lesu
firasat buruk, pirasat buruk yang lemas seperti mau pingsan, dan detak
tergambar dalam jawaban responden jantung hilang sekejap.
adalah adanya ketakutan akan tertular Sedangkan pada indikator ke
virus dan dapat menularkan pada orang sepuluh dan kesebelas terjadi gejala
yang dicintai. takut akan pikiran sendiri pernapasan: rasa tertekan di dada,
dan mudah tersinggung. Yang kedua perasaan tercekik, sering menarik napas,
ketegangan meliputi merasa tegang, napas pendek/sesak. gastrointestinal:
gelisah, gemetar, mudah menangis, dan sulit menelan, perut melilit, gangguan
lesu, tidak bisa istirahat tenang, dan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah
mudah terkejut. Gambaran yang makan, tidak semua gejala ini muncul
mendominasi responden adalah, pada pada responden penelitian , adapun
awal awal pemberitaan banyak yang gejala fisik yang sering muncul
merasa gelisah dan kadang tidak berdasarkan jawaban responden adalah
semangat melakukan aktifitas apapun. adanya rasa nyeri yang tiba tiba muncul.
Sedangkan yang ketiga Begitu juga dengan gejala duabelas dan
ketakutan: takut terhadap orang asing dan tiga belas tidak tanpak gejalagejala
pada kerumunan orang banyak. Gejala berikut pada diri sesponden penelitian.
yang banyak dalam kategori ketiga ini Berikut rincian gejala Dua belas Gejala
adalah takut berkerumunan dan menjadi urogenital: sering kencing, tidak dapat
tertular, artinya responden lebih memilih menahan air seni, amenorrhoe,
untuk membatasi aktifitas sosial di luar menorrhagia, frigid, ejakulasi praecocks,
rumah dan memilih untuk selalu bersama ereksi lemah, dan impotensi. Tiga belas
keluarga. Ke empat gangguan tidur: Gejala otonom: mulut kering, muka
sukar memulai tidur, terbangun pada merah, dan ke empat belas muncul rasa
malam hari, tidur tidak pulas, Pada gelisah, tidak tenang.
kebanyakan responden indikator ke Tingkat kecemasan Responden
empat tidak terlau terlihat. Ke lima paling banyak dalam kategori kecemasan
Dewi Rayani
910 Dewi Nur Sukma Purqoti
Jurnal Realita
Volume 5 Nomor 1 Edisi April 2020
Bimbingan dan Konseling FIPP Universitas Pendidikan Mandalika ISSN (2503 – 1708)
Dewi Rayani
912 Dewi Nur Sukma Purqoti
Jurnal Realita
Volume 5 Nomor 1 Edisi April 2020
Bimbingan dan Konseling FIPP Universitas Pendidikan Mandalika ISSN (2503 – 1708)
PEDOMAN PENULISAN