Anda di halaman 1dari 3

大正時代

ZAMAN TAISHOU
30 Juli 1912 – 25 Desember 1926 Kaisar Yoshihito
昭和時代
ZAMAN SHOUWA
25 Desember 1926 – 7 Januari 1989 kaisar Hirohito

A. Perang Dunia dan Jepang


Pada tahun 1914 (Taishou 3), di benua Eropa terjadi perang dunia I, karena saat itu negara
Jepang terikat perjanjian “Nichieidoumei” yaitu aliansi antara Jepang dan Inggris, maka
Jepang mengambil bagian dari peperangan tersebut. Jepang berperang dengan tentara Jerman
dan berhasil merebut Pusat Militer di Semenanjung Shandong (RRC).
Negara-negara yang terlibat dalam perang dunia I, Pihak Sentral (blok Jerman) yang terdiri
atas 4 negara, yaitu Jerman, Turki, Bulgaria, Austria-Hongaria, dan Pihak Sekutu (blok
Perancis) yang terdiri atas 23 negara yang antara lain: Perancis, Rusia, Inggris, Italia,
Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang.
Setelah PD 1 berakhir, 1919 diadakan konferensi perdamaian di Paris, Jepang hadir sebagai
negara yang menang. Pada tahun 1920 Jepang menjadi anggota tetap Federasi Internasional.
Tahun 1921, untuk pengurangan pasukan, diadakan perjanjian di Washington dan diputuskan
bahwa kekuatan angkatan laut Amerika, Inggris, Jepang adalah 5 : 5 : 3. Selain itu Jepang
diharuskan mengembalikan Semenanjung Shandong, hal itu menimbulkan ketidakpuasan
Angkatan laut Jepang dan para kelompok nasionalis (Sayap kanan).
Ketika perang berlangsung, Jepang mengambil alih kekuatan ekonomi negara-negara Eropa
dengan mengekspor hasil industry ke negara-negara Asia. Dengan demikian industri di
dalam negeri Jepang mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat dan muncullah
kapitalis besar. Dilain pihak, harga beras yang menjadi bahan pokok masyarakat Jepang naik,
menyebabkan banyak orang yang mengalami kesulitan
Pada tahun 1918, para istri nelayan di Toyama Ken menuntut penurunan harga beras dengan
menyerang toko-toko beras, pergerakan para istri nelayan tersebut disebut dengan 米騒動 
(Komesoudou / Demo beras). Demonstrasi meluas ke seluruh Jepang dan diikuti dengan
kelompok buruh dan kelompok petani. Setelah kejadian ini berakhir, Hara Takashi (1856 –
1921) Menteri Rakyat Biasa, membentuk kabinet partai politik.
1 september 1923 (taishou 12), terjadi Gempa bumi dahsyat di daerah kantou (Tokyo dan
Yokohama) mengalami kerusakan parah. Korban jiwa mencapai lebih dari 100 ribu. Gempa

Page 1 of 3
bumi tersebut juga menimpa daerah Industri Keihin yang mengakibatkan pukulan bagi
ekonomi Jepang

B. Demokrasi Taisho
Pemilu pertama kali diadakan pada tahun 1890, tetapi pada saat itu hanya sebagian
masyarakat saja yang memiliki hak untuk memilih. Tahun 1925 ditetapkan bahwa yang
memiliki hak untuk memilih adalah laki-laki usia 25 tahun keatas. Pada saat yang bersamaan
pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai pengetatan organisasi masyarakat

C. Kebangkitan Jepang setelah Gempa besar Kantou


Setelah dihancurkan oleh gemba bumi besar, Tokyo bangkit membangun gedung-gedung
pencakar langit, dan dibangun pula kereta api bawah tanah. Penggunaan telpon semakin
meluas, mobil menjadi sarana transportasi baru. Diawali dengan radio, media surat kabar dan
majalah pun meningkat jumlahnya. Pendidikan dan kebudayaan menjangkau seluruh lapisan
masyarakat, Ilmu pengetahuan dari Eropa dan Amerika masuk ke Jepang, melahirkan
peneliti terkenal mengenai demam kuning yaitu Noguchi Hideyo (1876 – 1928). Yelow Fever
(Demam Kuning), suatu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Saat itu
banyak terjangkit di Afrika Barat dan Amerika Selatan.
Bidang Kesusasteraan, kelompok aliran Estetika dengan sastrawan Junichiro Tanizaki dengan
karyanya “shunnkinnshou” dan “sasameno yuki” berhasil mengalahkan kepopuleran aliran
Naturalis.
Dengan perkembangan pesat kapitalisme, maka paham individualisme dan liberalisme
menjadi lebih kuat. Pada saat itulah muncul kelompok Shirakaba yang dimotori oleh Shiga
Naoya (1883 – 1971) dengan karyanya “An-ya kouro” dan Mushano Kouji Saneatsu (1885 -
1976) dengan karyanya “sono imouto”.
Orang-orang yang ada dalam kelompok Shirakaba adalah mereka yang sangat idealis
terhadap kemanusiaan. Tetapi dengan resesi ekonomi dunia yang dimulai pada tahun 1929,
maka kegiatan mereka pun menjadi berkurang.
Di sisi lain, kesusateraan proletar mulai bermunculan, salah satu tokohnya adalah Takiji
Kobayashi dengan karyanya "Kani Kousen = kapal kepiting", tetapi militerisme
menghancurkan karya-karya semacam itu.
Pada zaman Taisho ini muncullah seoarang sastrawan yang bernama Akutagawa Ryuunosuke
dengan cerpen-cerpennya yang sangat cerdas dan Teknik penulisan yang menarik,seperti

Page 2 of 3
misalnya “Rashoumon”, “Hana”, “Jigokuhen”, dll. Ryuunosuke bunuh diri pada tahun 2
Showa (1927)

Page 3 of 3

Anda mungkin juga menyukai