Anda di halaman 1dari 16

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

Pendidikan Akhlak Kartini, M.Pd

AKHLAK ISLAMI
oleh :
Kelompok VIII

SITI AISYAH : 180101020193


SITI SOFIAH MITA MURNI : 180101020105
SITI KHADIJAH : 180101021175
SAIBATUL ASLAMIAH : 180101020107

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Salawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada Rasulullah SAW. Penyusun sangat bersyukur atas segala rahmat
dan hidayah Allah SWT sehingga bisa menyelesaikan makalah Akhlak Islami.
Adalah kebahagian yang tak ternilai ketika selesai menyelasaikan sebuah karya tulis
ilmiah yang dimana dalam makalah ini membahas mengenai akhlak, terutama akhlak
Islami yang sangat penting bagi semua orang terkhusus bagi pembaca. Dengan
disusun nya makalah ini diharapkan para pembaca dapat memahami secara teori
bagaimana akhlak Islami, dan yang terpenting dapat mengaplikasikanya ke dalam
kehidupan pribadi maupun masyarakat.

Semoga makalah ini bermanfaat, dan jika ada kesalahan di dalamnya itu
adalah bentuk kekurangan dari kami sebagai manusia yang tak luput dari salah dan
khilaf. Dan penyusun mengharapkan masukan serta kritikan dari pembaca yang
sifatnya membangun sehingga dapat menjadi bahan perbaikan makalah-makalah yang
mungkin akan disusun di kemudian hari.

Banjarmasin, 05 Oktober 2018

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... 1


DAFTAR ISI ................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 3
A. Latar Belakang ..................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan .................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 4
A. Pengertian Akhlak Islami ..................................................................... 4
B. Ruang Lingkup Akhlak Islami ............................................................. 5
C. Pokok Keutamaan Akhlak.................................................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 14
Kesimpulan ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akhlak adalah pembahasan yang penting bagi seluruh umat manusia, demi
tercapainya kebaikan dan keutamaan. Menurut imam Al-Ghazali, akhlak adalah
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sedangkan akhlak Islami sendiri adalah akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau
akhlak yang bersifat Islami. Jika standar baik dan buruk akhlak hanya dari akal
manusia, maka akhlak Islami memiliki standar baik dan buruk yang bersumber dari
Al-Quran dan Hadist. Adapun dalam makalah ini, ruang lingkup akhlak Islami
berkaitan dengan pola hubungan; akhlak kepada Allah, Rasulullah, sesama
manusia, dan lingkungan, serta pokok keutamaan akhlak yang baik; hikmah,
saja’ah, dan iffah, yang wajib bagi kita seorang muslim untuk mengetahuinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan akhlak Islami?
2. Apa saja ruang lingkup akhlak Islami?
4. Apa yang dimaksud dengan hikmah, syaja’ah, dan iffah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak Islami.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup akhlak Islami.
3. Untuk mengetahui hikmah, syaja’ah, dan iffah.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Islami


Akhlak yang berarti perilaku, sifat, hal-ihwal, attitude, perangai, budi
pekerti,dan karakter yang sudah tertanam dalam jiwa manusia. Akhlak yang
baik, disebut akhlak terpuji dan akhlak yang buruk disebut akhlak tercela.
Secara linguistik, perkataan akhlak diambil dari bahasa Arab, bentuk
jamak dari kata ‫( خلق‬khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat.1
Secara terminologi, akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang
terdiri dari karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat
seseorang menjadi istimewa.2 Lebih ringkas lagi tentang definisi akhlak yang

digagas oleh Hamid Yunus, akhlak ialah ‫ألدبية‬ ‫األ خالق هي صفات االنسان‬
(Akhlak ialah sifat-sifat manusia yang terdidik). Apakah sifat-sifat itu terdidik
baik, dinamakan akhlak baik (mahmudah), jika sifat sesorang itu buruk, maka
dinamakan akhlak buruk (mazmumah).3
Akhlak Islami sendiri dapat diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan
ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang berada di
belakang kata akhlak dalam hal menempati posisi sabagai sifat. Dengan
demikian, akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah,
disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada ajaran
Islam.4
Akhlak Islami menurut Quraish Shihab lebih luas maknanya daripada
telah dikemukakan terdahulu serta mencakup pula beberapa hal yang tidak

1
Nasharuddin, Akhlak (ciri manusia paripurna), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015) hlm.206-207
2
Nasharuddin, Akhlak..........hlm.206
3
Nasharuddin, Akhlak..........hlm.207
4
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.147

4
merupakan sifat lahiriah. Misalnya, yang berkaitan dengan sikap batin maupun
pikiran. Selanjutnya akhlak Islami dapat diartikan sebagai akhlak yang
menggunakan tolak ukur ketentuan Allah. Rumusan akhlak Islami yang
demikian itu menurut Quraish Shihab adalah rumusan yang diberikan oleh
kebanyakan ulama.5

B. Ruang Lingkup Akhlak Islami


Ruang akhlak Islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran Islam
itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniyah
(agama/Islami) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak kepada Allah
SWT, kepada Rasulullah, hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang,
tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa).6
1. Akhlak Kepada Allah
Akhlak kepada Allah merupakan akhlak yang paling tinggi derajatnya.
Tidak ada akhlak baik kepada yang lain tanpa terlebih dahulu akhlak baik
kepada Allah SWT.7 Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai
sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai
makhluk, kapada Tuhan sebagai Khalik.8 Kewajiban manusia kepada Allah
menurut hadist Nabi, yang diriwiyatkan dari sahabat Mu’adz bin Jabal
bahwa Nabi SAW bersabda:
ُ‫ الله‬: ُ‫علَى الل ِه ؟ قُ ْلت‬
َ ‫ق ا ْل ِعبَا ِد‬
ُّ ‫ َو َما َح‬، ‫علَى ا ْل ِعبَا ِد‬ ُّ ‫ أَتَد ِْر ْي َما َح‬، ُ‫يَا ُمعَاذ‬
َ ‫ق الل ِه‬
‫ق‬
ُّ ‫ َو َح‬، ‫ش ْيئ ًا‬ َ ‫علَى ا ْل ِعبَا ِد أ َ ْن يَ ْعبُد ُْوهُ َو ََل يُش ِْرك ُْوا بِ ِه‬
َ ‫ق الل ِه‬ُّ ‫ َح‬: ‫س ْولُهُ أ َ ْعلَ ُم ؛ قَا َل‬
ُ ‫َو َر‬
ِ َ‫ أَفَ َاَل أُب‬، ‫س ْو َل الل ِه‬
‫ش ُِّر‬ ُ ‫ يَا َر‬: ُ‫ قُ ْلت‬.‫ش ْيئ ًا‬ َ ‫ب َم ْن ََل يُش ِْركُ بِ ِه‬ َ ِّ‫علَى الل ِه أ َ ْن ََل يُعَ ِذ‬
َ ‫ا ْل ِعبَا ِد‬
‫ش ِّْر ُه ْم فَيَت َّ ِكلُ ْوا‬
ِ َ‫ ََل تُب‬: ‫اس ؟ قَا َل‬
َ َّ‫الن‬

5
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf......... hlm.148
6
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf......... hlm.149
7
Nasharuddin, Akhlak........... . hlm. 215
8
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf......... hlm.149

5
“Wahai Mu’âdz! Tahukah engkau apa hak Allâh yang wajib dipenuhi
oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh
Allâh?’ Aku menjawab, ‘Allâh dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’
Beliau bersabda, ‘Hak Allâh yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya
ialah mereka hanya beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-
Nya dengan sesuatu pun. Sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi
Allâh ialah sesungguhnya Allâh tidak akan menyiksa orang yang tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.’ Aku bertanya, ‘Wahai
Rasûlullâh! Tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada
orang-orang?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,
‘Janganlah kau sampaikan kabar gembira ini kepada mereka sehingga
mereka akan bersikap menyandarkan diri (kepada hal ini dan tidak
beramal shalih)’.” (HR. AHMAD)
Jadi berdasarkan hadits ini kewajiban manusia kepada Allah pada garis
besarnya ada 2; 9
1). Mentauhidkan-Nya yakni tidak memusyrikan-Nya kepada sesuatu
apapun,
2). Beribadat kepada-Nya.

2. Akhlak Kepada Rasulullah


Nabi Muhammad SAW adalah sumber keteladanan bagi umat Islam,
10
dialah yang pantas disebut induk akhlak Islami. Akhlak kepada
Rasulullah adalah sejauh mana manusia mau mengikuti tuntunan beliau
sebagaimana yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah.11 ada beberapa
sikap dan perilaku santun dan mulia yang harus dilakukan terhadap
Rasulullah, antara lain:

9
A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010) hlm.156-158
10
Nasharuddin, Akhlak........... . hlm.
11
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012), hlm.71

6
1). Mematuhi dan Mengikuti Sunnahnya12

“Barangsiapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati


Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami
tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara mereka” (QS. An-Nisa: 80)
2). Mencintai dan Bershalawat Kepadanya13

“sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikatNya bershalawat untuk


Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatah kamu untuk Nabi
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (QS. Al-Ahzab: 56)

3. Akhlak Terhadap Sesama Manusia


a. Akhlak kepada diri sendiri
Bagaimana seseorang bersikap dan berbuat yang terbaik untuk dirinya
terlebih dahulu, karena dari sinilah seseorang akan menentukan sikap dan
perbuatanya yang terbaik untuk orang lain, sebagaimana sudah dipesankan
nabi bahwa; mulailah sesuatu itu dari diri sendiri. Begitu juga ayat Al-

12
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak.........hlm.72
13
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak.........hlm.72

7
Quran telah memerintahkan untuk memperhatikan diri terlebih dahulu baru
orang lain.14

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu


dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.Al-Tahrim:6)

Bentuk aktualisasi akhlak manusia terhadap diri sendiri berdasarkan


sumber ajaran Islam adalah; menjaga harga diri, menjaga makanan dan
minuman dari hal-hal yang diharamkan dan merusak, memberikan hak
jasmani (misalnya: tidur dengan teratur, makan ketika lapar, memelihara
kesehatan akal dan kalbu (misalnya; tidak mengonsumsi narkoba dan
sabu).15

b. Akhlak kepada orang lain


Dalam hal ini yang penulis kemukakan secara lebih spesifik
aktualisasi akhlak terhadap orang lain adalah terkait dengan tetangga,
walaupun dimensi akhlak kepada orang lain bukan saja tetangga, tetapi

14
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak.........hlm.73
15
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak.........hlm.73-74

8
juga manusia lain yang tidak seagama, akhlak dalam keluarga, akhlak
terhadap orang tua, dan lain-lain. Akhlak terhadap tetangga antara lain:
1. Tolong menolong antara sesama tetangga
2. Meminjamkan sesuatu yang dibutuhkan tetangga, jika seseorang
memilikinya
3. Membantu tetangga yang fakir dan miskin
4. Ikut berbahagia atas kesuksesan tetangga

4. Akhlak Terhadap Lingkungan


Yang dimaksud dengan lingkungan disini adalah segala sesuatu yang
disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda
tak bernyawa.
Jangankan dalam masa damai, dalam saat peperangan pun terdapat
petunjuk Al-Quran yang melarang melakukan penganiayaan. Jangankan
terhadap manusia dan binatang, bahkan mencabut atau menebang
pepohonan pun terlarang, kecuali kalau terpaksa, tetapi itu pun harus seizin
Allah, dalam artian harus sejalan dengan tujuan-tujuan penciptaan dan
demi kemaslahatan.
Selain itu akhlak Islam juga memperhatikan kelestarian dan
keselamatam binatang. Nabi Muhammad SAW, bersabda:
ً‫صا ِل َحة‬
َ ‫صا ِل َحةً و ُكلُو َها‬ ْ ‫اِتقُوا الله في هذه ال َب َها ِث ُم ال ُم ْع َج َم َة‬
َ ‫فار َكبُو َها‬
“bertakwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap binatang,
kendarailah, dan beri dengan baik”
Dengan demikian akhlak Islami itu jauh lebih sempurna dibandingkan
dengan akhlak lainya. Jika akhlak lainya hanya berbicara tentang hubungan
dengan manusia, maka akhlak Islami berbicara pula tentang cara
berhubungan tentang cara berhubungan dengan binatang, tumbuhan, air
udara, dan lain sebagainya.

9
C. Pokok Keutamaan Akhlak
Menurut pemikir Islam Klasik yang membahas tentang akhlak secara
intens (seperti ibn Miskawiyah dan al-Ghazali) pokok keutamaan akhlak yang
baik, antara lain:
1. Al-Hikmah atau Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah keutamaan jiwa rasional yang mengetahui
segala maujud, baik hal-hal yang bersifat ketuhanan maupun hal-hal yang
bersifat kemanusiaan. Menurut Al-Ghazali al-Hikmah merupakan keutamaan
jiwa rasional yang memelihara jiwa sahwiyyat dan jiwa ghadabiyyat yang
memungkinkan seseorang membedakan yang benar dari yang salah dalam
semua perbuatan yang disengaja. Menurutnya, keutamaan al-Hikmah ada lima
bagian, yaitu; pemikiran yang baik, pemikiran yang jernih, pendapat yang
cemerlang, praduga yang benar, dan selalu sadar terhadap sekecil apapun
perbuatan dan sehalus apapun kejahatan jiwa.16
Dengan demikian, kebijaksaan adalah kemampuan dan kemauan
seseorang menggunakan pemikiranya secara benar untuk memperoleh
pengetahuan apa saja sehingga memperoleh pegetahuan rasional. Pengetahuan
rasional itu kemudian diaplikasikan dalam wujud perbuatan berupa keputusan
untuk wajib melaksanakan atau meninggalkan sesuatu. Ini akan tercapai jika
berusaha untuk mencapai kebenaran dan menghindar dari segala kesalahan
dalam segala hal.17

2. Al-Iffah atau menjaga kesucian diri


Secara etimologi iffah adalah bentuk masdar dari ‘affa-ya’iffu-‘iffah
yang berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dan juga berarti
kesucian tubuh. Sedangkan secara terminologi, iffah adalah memelihara

16
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak.........hlm.23
17
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi, Akhlak.........hlm.24

10
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya. 18
Nilai dan wibawa seseorang tidaklah ditentukan oleh kekayaan, dan
jabatannya, dan tidak pula ditentukan oleh bentuk rupanya, tetapi ditentukan
oleh kehormatan dirinya. Oleh sebab itu, untuk menjaga kehormatan diri
tersebut, setiap orang haruslah menjauhkan diri dari segala perbuatan dan
perkataan yang dilarang oleh Allah Swt. Dia harus mampu mengendalikan
hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram, bahkan kadang-kadang
harus juga menjaga dirinya dai hal-hal yang halal karena bertentangan dengan
kehormatan dirinya.19
Ada beberapa contoh atau bentuk dari Iffah, diantaranya sebagai
berikut :20
1. Menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah seksual,
seorang muslim dan muslimah diperintahkan untuk menjga penglihatan,
pergaulan, dan pakaiannya. Tidak mengunjungi tempat-tempat hiburan
yang ada kemaksiatannya, dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan
yang bisa mengntarkannya kepada perzinaan.
2. Menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah harta,
Islam mengajarkan terutama bagi orang miskin untuk tidak menadahkan
tangan untuk meminta-minta. Meminta-minta adalah perbuatan yang
merendahkan kehormatan diri. Daripada meminta-minta seseorang lebih
baik mengerjakan apa saja untuk mendapatkan penghasilan, asalkan hal
itu halal.
3. Menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan kepercayaan orang
lain kepada dirinya, seseorang harus betul-betul menjauhi segala macam
bentuk ketidakjujuran. Sekali-kali jangan dia berkata berbohong, ingkar

18
Ilyas Yunahar, Akhlak Islami, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1999), hlm 103
19
Ilyas Yunahar, Akhlak .........................................hlm 103
20
Ilyas Yunahar, Akhlak..........................................hlm 103-107

11
janji, dan berkhianat. Karena hal itu akan merendahkan kehormatan
dirinya meskipun suatu saat nanti ia berkata benar tetapi tetap saja orang
akan menilainya sebagai pembohong.
Demikianlah sikap iffah yang sangat diperlukan untuk menjaga
kehormatan dan kesucian diri sehingga tidak ada peluang bagi orang lain yang
tidak senang dengannya untuk melemparkan tuduhan dan fitnahan. Orang yang
mempunyai sikap iffah akan dihormati dan mendapat kepercayaan dari
masyarakat. Dan yang lebih penting lagi dia akan mendapatkan ridha Allah
SWT.

3. Al-Syaja’ah atau Keberanian


Syaja’ah artinya berani, tapi bukan berani dalam arti siap menantang
siapa saja tanpa memperdulikan apakah dia berada di pihak yang benar atu
salah, dan bukan pula berani memeprturutkan hawa nafsu. Tapi berani yang
berlandaskan kebenaran dn dilakukan dengan penuh pertimbangan.
Keberanian tidaklah ditentukan oleh kekuatan fisik, tetapi ditentukan
oleh kekutan hati dan kebersihan jiwa. Betapa banyak orang yang fisiknya
besar dan kuat, tapi hatinya lemah, pengecut. Sebaliknya betapa banyak orang
yang fisiknya lemah, tetapi hatinya seperti singa.
Keberanian tidak hanya ditunjukkan dalam peperangan, tapi juga
dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini beberapa bentuk keberanian
tersebut :21
1. Keberanian menghadapi musuh dalam peperangan (jihad fii sabilillah)
2. Keberanian menyatakan kebenaran (kalimah al-haqq) sekalipun yang ia
hadapi adalah pengusaha yang zalim. Karena kebenaran memang harus
disampaikan sekalipun mengandung resiko.

21
Ilyas Yunahar, Akhlak....................hlm 116-118

12
3. Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah sekalipun dia mampu
melampiaskannya.
Sumber-sumber Keberanian
Menurut Ra’id Abdul Hadi, dalam bukunya Mamarat Al-Haqq paling kurang
ada tujuh faktor yang menyebabkan seseorang meiliki sifat syaja’ah, diantaranya
sebagai berikut : 22
1. Rasa takut kepada Allah
2. Lebih mencintai akhirat daripada dunia
3. Tidak takut mati
4. Tidak ragu-ragu
5. Tidak menomor satukan kekuatan materi
6. Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah Swt
7. Hasil Pendidikan

22
Ilyas Yunahar, Akhlak....................hlm.118-121

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari
karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang
menjadi istimewa. Akhlak Islami sendiri dapat diartikan sebagai akhlak yang
berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat Islami. Kata Islam yang
berada di belakang kata akhlak dalam hal menempati posisi sabagai sifat.
Dengan demikian, akhlak Islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan
mudah, disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada
ajaran Islam. Ruang akhlak Islami adalah sama dengan ruang lingkup ajaran
Islam itu sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak
diniyah (agama/Islami) mencakup berbagai aspek, dimulai dari akhlak kepada
Allah SWT, kepada Rasulullah, hingga kepada sesama makhluk (manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa). Terdapat
beberapa pokok keutamaan akhlak baik yang meliputi; Al-Hikmah, As-Sajaah,
Al-Iffah.
Apabila manusia sudah memiliki kehalusan budi dan akhlak yang
mulia, berarti ia sudah mulai mengisi potensi sifat ketuhanan yang ada dalam
dirinya, dimanan Allah sudah senantiasa berbuat baik kepada hamba-hambaNya
dan memerintahkan manusia supaya meniru sifat-sifat Nya. Dengan demikian
barulah manusia bisa berasa sedekat mungkin dengan Tuhan, sebab kedekatan
dengan Tuhan itulah merupakan impian yang hakiki.

14
DAFTAR PUSTAKA

A.Mustofa. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pusaka Setia, 2010.


Nasharuddin. Akhlak (ciri manusia paripurna). Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.
Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.
Kasmuri Selamat dan Ihsan Sanusi. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia, 2012.
Ilyas Yunahar. Akhlak Islami. Yogyakarta: Pusaka Pelajar Offset, 1999.

15

Anda mungkin juga menyukai