Disusun oleh :
1. Fitri Ayu Anggraini (1801062)
2. Hide Sampurna (1801064)
3. Mega Silvia (1801071)
4. Putri Anugrah Heni Fajarnia (1801082)
5. Rizky Purnama Aji (1801084)
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Kebutuhan Air Dalam Tubuh”
Dengan selesainya modul ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih tang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ns. H. Nurul Huda, S.Psi, S.Kep, M.Si selaku Direktur Akper Kerta Cendekia
Kampus Pasuruan.
2. Ns. Dian Rahmadin Akbar, S.Kep, M.Kep, selaku dosen pembimbing mata kuliah
gizi yang banyak membantu dan memberikan masukan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Sehingga disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis,
masih dirasakan banyak kekurang tepatan, oleh karna itu penulis mengharapkan saran yang
membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................2
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................2
1.4 Metode Penelitian ...........................................................................2
1.5 Ladasan Teori..................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN……................................................................4
2.1 Definisi…………………................................................................4
2.2 Peran Air Bagi Tubuh…...............................................................4
2.2.1 Air Memberikan Konstribusi suhu....................................4
2.2.2 Air Membantu Membuang Buangan Metabolik…………5
2.2.3 Peran lain dari air..............................................................5
2.3.Bahaya akibat Ketidakcukupan Intake Air…............................6
2.4 Rata-Rata Intake Air.....................................................................9
2.5 Definisi Gizi Makro dan Mikro……………................................11
BAB 3 PENUTUP.................................................................................12
3.1 Kesimpulan....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................13
BAB I
1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan
lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau
keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-kurangnya
setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan:
1. Untuk mengetahui definisi dari persalinan.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan.
1.4 Manfaat
1. Bagi penyusun
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses
persalinan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi perpustakaan yang berguna untuk menambah wawasan mahasiswa kebidanan.
3. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi ibuataupunmasyarakattentangfaktor-faktor yang mempengaruhi
proses persalinan.
BAB II
PEMBAHASAN
a.
BAB II
PEMBAHASAN
C. Passenger (Penumpang)
1. Janin
Janin merupakan passenger utama dan dapat memengaruhi jalannya persalinan karena besar dan
posisinya. Bagian janin yang paling penting adalah kepala karena mempunyai ukuran yang
paling besar, sebesar 90% bayi di Indonesia dilahirkan dengan letak kepala.
a. Postur janin dalam rahim
Istilah-istilah yang dipakai untuk menentukan kedudukan dalam rahim adalah sebagai berikut :
1) Sikap (attitude atau habitus)
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin dengan sumbu janin, biasanya terhadap tulang
punggungnya. Bagian-bagian janin seperti kepala, tulang punggung, dan kaki, umumnya berada
dalam sikap fleksi, serta lengan bersilang dada. Hal ini disebabkan oleh pola pertumbuhan janin
dan penyesuaian janin terhadap bentuk rongga.
Sikap janin yang fisiologi adalah badan janin dalam keadaan kifosis sehingga punggung menjadi
konveks, kepala dalam sikap hiperfleksi dengan dagu dekat dada, lengan bersilang di depan
dada, tali pusat terletak diantara ekstremitas dan tungkai terlipat pada lipat paha, serta lutut yang
rapat pada badan. Sikap fisiologi ini akan menghasilkan sikap fleksi, tetapi jika dagu menjauhi
dada hingga kepala menengadah dan tulang puggung berada dalam posisi lordosis, akan
menghasilkan sikap defleksi.
2) Letak (Lie atau situs)
Bagaimana sumbu panjang janin berada terhadap sumbu ibu sering dikatakan sebagai letak janin,
misalnya letak lintang yaitu dimana sumbu janin sejajar dengan sumbu panjang ibu; letak ini
dapat berupa letak kepala/letak sungsang. Frekuensi situs memanjang adalah 99,6% (96% letak
kepala; 3,6% letak bokong) dan 0,4% letak lintang/miring. Letak janin dipengaruhi oleh struktur
janin yang pertama memasuki panggul ibu. Letak janin dibagi menjadi tiga, yaitu :
a) Letak membujur (longitudinal)
· Letak kepala: letak fleksi dan letak defleksi (letak puncak kepala, dahi, dan muka).
· Letak sungsang/ letak bokong: letak bokong sempurna (complete breech), letak bokong
(frank breech), dan letak bokong tidak sempurna (incomplete breech).
b) Letak lintang (transverse lie)
c) Letak miring (oblique lie)
· Letak kepala mengolak
· Letak bokong mengolak
3) Presentasi
Istilah presentasi digunakan untuk menyebutkan bagian janin yang masuk di bagian bawah
rahim. Presentasi ini dapat diketahui dengan cara palpasi atau pemeriksaan dalam. Jika pada
pemeriksaan didapatkan presentasi kepala, maka pada umumnya bagian yang menjadi presentasi
adalah oksiput. Sementara itu, jika pada pemeriksaan didapatkan presentasi bokong, maka yang
menjadi presentasi adalah sakrum; sedangkan pada letak lintang, bagian yang menjadi presentasi
adalah skapula bahu. Faktor yang menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan tersebut adalah
letak janin dan sikap janin (kepala janin fleksi atau ekstensi).
b. Posisi janin
Untuk menetapkan bagian janin yang berada dibagian bawah, indikator yang dapat digunakan
adalah posisi janin. Posisi janin dapat berada pada sebelah kanan, kiri, depan, atau belakang
terhadap sumbu ibu (maternal pelvis). Sebagai contoh, letak belakang kepala (LBK), ubun-ubun
kecil (UUK) kiri depan, dan UUK kanan belakang.
Saat melakukan pemeriksaan luar dengan palpasi, posisi janin didapatkan dengan menentukan
letak punggung janin terhadap dinding perut ibu, sedangkan pada pemeriksaan dalam, posisi
janin didapatkan dengan menentukan salah satu bagian janin yang terhadap jalan lahir, bagian
yang terendah tersebut dinamakan penunjuk. Penunjuk tersebut dinyatakan sesuai dengan bagian
kiri atau kanan dari ibu.
Pada bagian terendah tersebut terdapat UUK untuk presentasi belakang kepala, UUB untuk
presentasi puncak kepala, dahi untuk presentasi bentuk dahi, dagu untuk presentasi muka,
sacrum untuk presentasi bokong, dan akromiom skapula untuk presentasi bahu (letak lintang).
c. Kelainan-kelainan janin
1) Kelainan bentuk
a) Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah salah satu kelainan bentuk yang terjadi pada kepala janin yang disebabkan
adanya penimbunan cairan serebrospinal dalam ventrikel otak sehingga kepala menjadi besar,
serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.
b) Pertumbuhan janin yang berlebihan (Makrosemia).
Kelainan bentuk berupa makrosemia, yaitu bila berat badannya melebihi dari 4000 gram.
c) Janin kembar melekat (Double Monster).
Janin kembar melekat adalah keadaan perlekatan antara dua janin pada kehamilan kembar.
2) Kelainan presentasi
a) Presentasi muka
Presentasi muka merupakan merupakan salah satu kelainan presentasi dimana kepala dengan
defleksi maksimal hingga oksiput mengenai punggungdan muka terarah kebawah (kaudal)
terhadap ibu. Punggung terdapat dalam lordosis dan biasanya terdapat di belakang.
b) Presentasi dahi
Presentasi dahi adalah presentasi dimana kedudukan kepala janin berada diantara fleksi
maksimal, sehingga dahi janin merupakan bagian terendah. Pada umumnya, presentasi dahi ini
merupakan kedudukan janin yang bersifat sementara, sebagian besar presentasi tersebut akan
berubah menjadi presentasi muka atau presentasi belakang kepala.
c) Presentasi puncak kepala
Pada persalinan normal, saat melewati jalan lahir, kepala janin berada dalam keadaan fleksi.
Pada umumnya, presentasi puncak kepala merupakan kedudukan sementara, yang nantinya akan
berubah menjadi presentasi belakang kepala.
3) Kelainan letak
a) Letak dahi
Letak dahi merupakan salah satu kelainan letak janin dimana letak kepala janin berada dalam
defleksi yang sedang, sehingga dahi menjadi bagian yang terendah. Pada umumnya, kelainan
letak ini bersifat sementara dan seiring dengan majunya persalinan, akan berubah menjadi letak
muka atau letak belakang kepala.
b) Letak sungsang
Letak sungsang merupakan letak janin yang memanjang dengan bokong sebagai bagian yanf
terendah (presentasi bokong). Angka kejadiannya adalah ± 3% dari kehamilan.Letak sungsang
dapat dibagi menjadi :
· Letak bokong murni (presentasi bokong murni = frank breech). Bokong saja yang menjadi
bagian depan, sedangkan kedua tungkai lurus keatas.
· Letak bokong kaki (preesntasi bokong kaki = complete breech). Letak bokong kaki
sempurna atau tidak sempurna jika disamping bokong teraba kedua kaki atau kaki saja.
· Letak lutut (presentasi lutut). Bisa sempurna atau tidak sempurna.
· Letak kaki (presentasi kaki = incomplete breech prensentation). Bisa sempurna atau tidak
sempurna.
c) Letak lintang
Kelainan letak ini adalah dimana sumbu panjang janin tegak lurus atau hampir tegak lurus pada
sumbu panjang ibu. Pada letak lintang, bahu janin akan menjadi bagian terenda, yang disebut
presentasi bahu atau presentasi akromion. Jiak punggung janin terdapat didepan disebut
dorsoanterior dan jika dibelakang disebut dorsoposterior.
d) Letak majemuk
Letak majemuk adalah letak dimana samping bagian terendah teraba anggota badan. Letak yang
tidak termasuk letak majemuk adalah tangan yang menumbung pada letak bahu atau adanya kaki
disamping bokong pada letak sungsang. Pada letak kepala dapat terjadi tangan, lengan atau kai
yang menumbung.
4) Kelainan posisi
a) Posisi oksipitalis posterior persisten.
Pada janin letak kepala, umumnya ubun-ubun kecil akan memutar kedepan dengan sendirinya
dan janin dapat lahir secara spontan. Akan tetapi, terkadang ubun-ubun kecil tidak berputar
kedepan, namun tetap berada dibelakang. Untuk menghadapi persalinan dengan ubun-ubun kecil
terdapat dibelakang, penolong harus sabar karena rotasi kedepan kadang-kadang baru terjadi saat
berada didasar panggul.
2. Plasenta
a. Peran plasenta dalam kehamilan
Plasenta merupakan salah satu organ yang merupakan ciri khas mamalia sejati pada saat
kehamilan, berfungsi sebagai jalur penghubung antara ibu dan anaknya, mengadakan sekresi
endokrin, serta pertukarab selektif substasi yang dapat larut dan terbawa darah melalui lapisan
rahim dan bagia tropoblast yang mengandung pembuluh-pembuluh darah, termasuk makanan
untuk janin. Dengan demikian, plasenta dapat disebut sebagai organ penting bagi janin karena
kelangsungan hidup dari janin bergantung pada plasenta.
b. Struktur plasenta
1) Bentuk dan ukuran
Pada umumnya plasenta berbentuk bundar atau oval yang memilki diameter 15-20 cm, dan berat
500-600 gram. Sementara itu, tali pusat yang menghubungkan plasenta memiliki panjang 25-60
cm. bentuk plasenta akan sempurna pada minggu ke-16, dimana desidua parietalis dan desidua
kapsularis telah menjadi satu, serta ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.
2) Letak plasenta dalam rahim
Letak plasenta berada didepan atau belakang dinding uterus, agak keatas kearah fundus uteri. Hal
ini adalah fisiologi karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas sehingga lebih banyak
tempat untuk berimplantasi. Bila diperhatikan lebih lanjut, dapat ditemukan bahwa plasenta
sebenarnya berasal dari sebagian besar bagian janin, yaitu villi chorialis yang berasal dari korion
dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
3) Pembagian plasenta
a) Bagian janin (fetal portion), terdiri atas korion frondosum dan villi.
b) Bagian maternal (maternal portion), terdiri atas desidua kompakta yang berasal dari beberapa
lobus dan kotiledon sebanyak 15-20 buah. Bagian desidua basalis plasenta yang telah matang
disebut sebagai lempeng korionik atau basal, dimana melalui tali pusat, sirkulasi uteroplasenta
akan berjalan keruang-ruang intervili.
c) Tali pusat merentang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin. Panjang rata-rata
tali pusat tersebut adalah 50-55 cm dan diameter sebesar jari (1-2,5 cm).
4) Fungsi plasenta
5) Plasenta sebagai tempat pertukaran zat
a) Pertukaran zat pasif
· Filtrasi : plasenta bekerja sebagai membran semipremeabel.
· Difusi : molekul-moleku kecil melalui membran plasenta.
· Diapedese : seperti eritrosit.
b) Transpor aktif
· Diatur oleh enzim
Beberapa zat dalam darah janin (seperti asam amino, fosfat anorganik, vitamin-vitamin)
memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada yang ada dalam darah ibu, tetpai zat-zat tersebut
tetap dapat mengalir kedalam darah janin.
· Pinocytose
Molekul-molekul yang besar, seperti proyein, dikelilingi oleh penonjolan atau pencekungan dari
sitoplasma.
6) Plasenta penghasil hormon
7) Plasenta penghasil enzim
a) Alkalin fosfatase
b) Oksitosin
c) Protein spesifik kehamilan.
8) Plasenta sebagai barier
9) Proses lepasnya plasenta dalam persalinan
§ Tanda-tanda lepasnya plasenta
a) Perubahan tinggi fundus
b) Tali pusat memanjang
c) Semburan darah yang mendadak dan singkat.
§ Penyebab terlepasnya plasenta
a) Ketika bayi dilahirkan, ukuran rahim akan mengecilsecara tiba-tiba sehingga tempat
perlekatan plasenta juga akan mengecil. Proses pelepasan plasenta terjadi dalam startum
spongiosum yang memiliki banyak lubang. Jadi, faktor yang penting dalam pelepasan plasenta
adalah retraksi dan intensitas kontraksi otot-otot rahimsetelah anak lahir.
b) Pada tempat plasenta lepas akan terjadi perdarahan antara plasenta dan desisua besar.
Hematom yang dihasilkan ini membesar dan seolah-olah plasenta terangkat dari dasarnya oleh
hematom tersebut sehingga daerah pelepasan meluas.
§ Cara pengeluaran plasenta
a) Secara schultze
Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta. Pada bagian ini terjadi hematoma
retroplancentair yang kemudian akan mengangkat plasenta dari dasarnya. Plasenta dengan
hematoma diatasnya sekarang jatuh kebawah dan menarik lepas selaput janin. Bagian
plasentayang tampak dalam vulva ialah permukaan fetal, sedangkan hematoma sekarang terdapat
dalam kantong yang berputar balik.
Pada pelepasan plasenta secara schultze, tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir atau
minimal terlepas seluruhnya. Setelah plasenta terlepas seluruh atau lahir, barulah darah
sekonyong-konyong akan mengalir.
b) Secara Duncan
Pelepasan dimulai pada pinggir plasenta. Darah mengalir keluar antara selaput janin dan dinding
rahim. Jadi, perdarahan yang terjadi sudah ada sejak sebagian dari plasenta terlepas dan terus
berlangsung sampai seluruh plasenta lepas.
Plasenta dikeluarkan secara manual jika terjadi hal-hal seperti perdarahan lebih dari 400-500 cc,
terjadi retensio plasenta, bersamaan dengan tindakan yang disertai pembiusan, dan terdapat
anamnesis perdarahan terus-menerus. Apabila sebagian plasenta tertinggal, dapat menyebabkan
puerperium yang berkepanjangan, bahaya infeksi, terjadi polip plasenta. Dan degenerasi ganas
menjadi koriokarsinoma.
10) Kelainan plasenta dan asuhan kebidanan
1) Plasenta previa
Plasenta previa adalah suatu letak plasenta yang menutupi atau berada sangat dekat dengan
ostium uteri internum. Plasenta previa dibagi menjadi empat, yaitu :
a) Plasenta previa totalis : plasenta menutupi seluruh ostium uteri internum.
b) Plasenta previa parsialis : plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum.
c) Plasenta previa marginalis : bagian tepi plasenta terletak dipinggir ostium uteri internum.
d) Plasenta letak rendah : plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim, tetapi tepi dari
plasenta tidak mencapai ostium uteri internum, namun berada didekatnya.
2) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah pelepasan plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada uterus
sebelum waktunya, yaitu sebelum janin dilahirkan. Definidi ini berlaku pada kehamilan dengan
gestasi diatas 22 minggu atau berat janin diatas 500 gram.
3) Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah kelahiran plasenta yang tertahan atau belum lahir hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir.
3. Air ketuban
Liquor amnii yang sering juga disebut sebagai air ketuban merupakan cairan yang mengisi
ruangan yang dilapisi oleh selaput janin 9amnion dan korion).
a. Ciri-ciri air ketuban
1) Jumlah volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000-1500 cc.
2) Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis.
3) Reaksinya agak alkali atau netral, dengan berat jenis 1,008.
4) Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam urat, kreatinin, sel-sel
epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa, dan garam-garam organik.
5) Kadar protein kira-kira 2,6% g per liter, terutama albumin.
6) Asal air ketuban
Beberapa perkiraan mengenai asal dari air ketuban, yaitu :
· Urin janin (fetal urine).
· Transudasi dari darah ibu.
· Sekresi dari epitel amniom.
· Asal campuran (mixed origin).
7) Cara mengenali air ketuban
· Menggunakan lakmus.
· Secara makroskopis, air ketuban memiliki karakteristik :
- Bau amis : adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa.
- Bercampur mekoneum.
· Secara mikroskopis, pada air ketuban dapat ditemukan lanugo dan rambut.
· Laboratorium : kadar urea (ureum) rendah dibandingkan dengan urin
D. Psikologis Ibu
1. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin
Lancar atau tidaknya proses persalinan banyak bergantung pada kondisi biologis, khususnya
kondisi wanita yang bersangkutan. Namun, perlu juga untuk diketahui bahwa hampir tidak ada
tingkah laku manusia (yang disadari) dan biologisnya yang tidak dipengaruhi oleh proses psikis.
Dengan demikian, dapat dimengerti bahwa membesarnya janin dalam kandungan mengakibatkan
ibu bersangkutan mudah lelah, badan tidak nyaman, tidak nyenyak tidur, sering kesulitan dalam
bernapas, dan beban jasmania lainnya saat menjalani proses kehamilan.
Pada ibu bersalin terjadi beberapa perubahan psikolgis diantaranya:
a. Rasa cemas pada bayinya yang akan lahir
b. Kesakitan saat kontraksi dan nyeri
c. Ketakutan saat melihat darah
Rasa takut dan cemas yang dialami ibu akan berpengaruh pada lamanya persalinan, his kurang
baik, dan pembukaan yang kurang lancar. Menurut pitchard, dkk., perasaan akut dan cemas
merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh
terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinannya lama. Apabila perasaan
takut dan cemas yang dialami ibu berlebihan, maka akn berujung pada stress.
Beberapa hal yang dapat memengaruhi psikolgi ibu meliputi :
a. Melibatkan psikologi ibu, emosi, dan persiapan intelektual
b. Pengalaman bayi sebelumnya
c. Kebiasaan adat
d. Hubungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
Sikap negatif yang mungkin muncul pada ibu menjelang proses persalinan adalah sebagai berikut
:
a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
b. Persalinan sebagai ancaman terhadap self-image
c. Medikasi persalinan
d. Nyeri persalinan dan kelahiran.