SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
LINGKUP PEKERJAAN DAN TANGGUNG JAWAB
KONTRAKTOR
DATA PROGRAM
Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah pelaksanaan Fisik dari Peningkatan
fasilitas Taman Alun – Alun Kota Batu tahun anggaran 2014 yang dilaksanakan
sesuai gambar terlampir. Uraian/jenis Pekerjaan Utama antara lain :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Renovasi Ferris Wheel
c. Pekerjaan Pengaman Fasilitas Playground
d. Pembuatan Pagar Pengaman Genset
e. Peningkatan Utilitas Toilet
f. Pembuatan Logo Tulisan Alun – alun Kota Batu
g. Pekerjaan Elektrikal
h. Pengkabelan
Page 1 of 70
Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan ketentuan-ketentuan lain
yang sah berlaku di Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya
yang biasa diperbandingkan dapat dipergunakan sebagai pengganti standar
yang telah diperinci di atas dan harus dengan persetujuan Kuasa Pengguna
Anggaran.
h. Semua bahan-bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini harus didatangkan
dalam keadaan baru sama sekali dan tanpa cacat sesuai spesifikasi terkecuali
ditentukan lain dalam persyaratan kontrak ini.
i. Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk pekerjaan struktur dan di
uraikan secara terperinci terpisah dalam spesifikasi terpisah.
Page 2 of 70
3. Pelaksana Mekanikal : Pelaksana Mekanikal adalah Tenaga Terampil yang
memiliki pengalaman minimal 3 tahun dengan
kualifikasi Ijazah minimal SMK/SMU dan Sertifikat
Ketrampilan (SKT) Tukang Las Konstruksi Plat dan
Pipa kode TM039 atau yang setara.
4. Tenaga Logistik : Adalah Personil yang bertugas mengatur Logistik Bahan /
Material pada pelaksanaan pekerjaan dengan
kualifikasi Ijazah minimal SMK/SMU.
5. Administrasi : Adalah Personil yang bertugas mengatur Administrasi pada
pelaksanaan pekerjaan dengan kualifikasi Ijazah
minimal SMK/SMU.
1.6. LAPORAN
Page 3 of 70
BAB II
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.1. Umum
Page 4 of 70
pengguna. Rencana sistem pelaksanaan pembongkaran harus disetujui
oleh Konsultan dan Direksi Teknik.
5. Pembongkaran yang harus terpaksa dilakukan dengan hati – hati
dikarenakan agar tidak mengganggu bagian yang lain tersebut harus
dipindah ke lokasi lain yang telah ditentukan oleh pihak owner dimana
kondisi tanaman yang dibongkar / dipindah masih dapat dilakukan
penanaman kembali oleh pihak owner di tempat lain tersebut diatas.
BAB III
PEKERJAAN RENOVASI FERRIS WHELL
3.1. Umum
1. Khusus pekerjaan ferris Whell digunakan alat bantu berupa Skafolding atau
Crane yang dirakit sedemikian rupa sehingga minimal sebagian dari Ferris
Whell dapat terjangkau untuk dilakukan pekerjaan dimana setelah sebagian
ferris whell dapat diputar untuk dikerjakan bagian berikutnya.
2. Pengamanan K3 wajib diperhatikan untuk para pekerja seperti Sabuk
pengaman, Topi Pelindung, Karung Tangan, Sepatu Khusus agar tidak licin
pijakan kaki, serta sabuk peralatan harus tetap tersedia dan dipakai oleh
para pekerja. Disamping itu jaring pengaman harus dipasang vertikal agar
bagian – bagian bongkaran tidak terjatuh kemana – mana.
3. Sebelum dilakukan pengecatan maka seluruh bagian pengecatan harus
dilakukan pengerokkan cat existing dan penggosokan bagian tersebut agar
halus, kemudian setelah dilakukan pengerokkan baru dapat dilakukan
pengecatan dan hal ini berlaku disemua bagian yang akan dicat
4. Penggantian Acrilic jendela dan pintu kabin existing dengan yang baru
dilakukan setelah pekerjaan pengecatan telah selesai.
5. Setiap pekerjaan yang telah dilakukan,maka area dis ekitar Ferris Whell
harus terus dilakukan pembersihan dan pembuangan bekas – bekas
bongkaran / kerokan ke tempat lain sehungga pada akhir pekerjaan area
ferris Whell tetap Bersih
Page 5 of 70
BAB IV
PEKERJAAN PENGAMAN FASILITAS PLAYGOUND
4.1. Umum
Bagian ini adalah membuat pagar pengaman disekeliling area yang akan
dikerjakan dengan ukuran dan titik – titik yang telah ditentukan sesuai dengan
gambar. Bahan yang dipakai adalah Pipa Besi Diameter 8 Cm sebagai rangka
dengan dikombinasi Besi Hollw 2 Cm X 4 Cm sebagai rangka pengisi Pagar
serta finishing berupa cat besi.
Page 6 of 70
BAB V
PEMBUATAN PAGAR PENGAMAN GENSET
5.1. Umum
Bagian ini adalah membuat pagar pengaman disekeliling area yang akan
dikerjakan dengan ukuran dan titik – titik yang telah ditentukan sesuai dengan
gambar. Bahan yang dipakai adalah Pipa Besi Diameter 8 Cm sebagai rangka
dengan dikombinasi Besi Hollw 2 Cm X 4 Cm sebagai rangka pengisi Pagar
serta finishing berupa cat besi.
Page 7 of 70
BAB VI
PENINGKATAN FASILITAS TOILET
6.1. Umum
Page 8 of 70
BAB VII
PENGECATAN WAHANA
7.1. Umum
Page 9 of 70
BAB VIII
PEMBUATAN LOGO TULISAN ALUN – ALUN KOTA BATU
8.1. Umum
Page 10 of 70
BAB IX
PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN PASANGAN BATA MERAH
9.1. Umum
a. Bagian ini mencakup seluruh pekerjaan tanah sebagaimana dituntut oleh
gambar dan dokumen kontrak.
b. Sebelum pekerjaan pengukuran dan galian dimulai, kontraktor berkewajiban
untuk meneliti semua dokumen kontrak yang berhubungan, pemeriksaan
kebenaran dari kondisi pekerjaan, meninjau pekerjaan dan kondisi-kondisi
yang ada, melakukan pengukuran ulang dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan
kegiatan.
c. Kontraktor harus mempertimbangkan hambatan dan perubahan yang
mungkin terjadi pada kondisi lapangan, walaupun telah dilakukan
penyelidikan kontur tanah oleh konsultan perencana bilamana perlu,
berdasarkan pertimbangan dan tanggung jawabnya, Kontraktor
diperkenankan untuk melaksanakan penyesuaian rencana tambahan atas
persetujuan tertulis dari direksi teknik dan konsultan pengawas.
d. Tanah atau site diserahkan kepada Kontraktor dalam rangka pelaksanaan
pembangunan ini seperti apa adanya seluruh pekerjaan ini dan dapat
dilakukan penyesuaian ketinggian-ketinggian drainase, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab kontraktor.
9.2. Uraian
a. Pekerjaan galian
Galian tanah untuk saluran drainase dan pasangan bata merah struktur
nya, serta bagian-bagian yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pekerjaan pasangan bata merah
Pekerjaan pasangan bata merah ½ bata di kiri kanan galian saluran
sepanjang Ukuran yang telah ditentukan
Urugan tanah bekas lubang galian dan di bawah lantai untuk peninggian
permukaan.
Urugan pasir di bawah pasangan bata merah ½ bata
c. Pekerjaan plesteran
Plesteran digunakan sebagai penutup pasangan ½ bata.
Menggunakan campuran 1 : 4 dan tidak dilakukan acian.
d. Pekerjaan penutup saluran
Penutup saluran terbuat dari plat beton K175.
Menggunakan wire mesh sebagai struktur.
Dikerjakan dengan cara pra cetak untuk memudahkan perawatan
darainase.
Perhatikan gambar teknis.
9.3. Bahan-bahan
Page 11 of 70
a. Umum
Semua bahan konstruksi yang akan digunakan berupa bahan kualitas baik
dan sebelum digunakan dan atau dikerjakan harus seijin direksi.
b. Bata merah
Bata merah yang dipakai harus berkualitas baik dengan ciri visual matang
pembakaran dan memiliki sudut bagus. Apabila di bagi dua memiliki tekstur
bagus dan tidak mudah pecah, hingga mengurangi faktor buangan.
c. Pasir pasang
Pasir untuk pekerjaan pasangan dan plesteran menggunakan pasir yang
berstekstur bagus dan tidak mengandung lumpur. Bisa menggunakan pasir
pasang lokal.
d. Pasir cor
Pasir ini digunakan untuk pekerjaan plat beton penutup saluran darainase.
Memiliki syarat tekstur kasar dan bersih lumpur dan segala jenis kotoran.
e. Air kerja
Air yang digunakan harus bersih dan tidak tercemar zat lain yang dapat
mengurangi kekuatan struktur.
Page 12 of 70
BAB X
PEKERJAAN BETON
10.1. Umum
1. Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton yang diminta menurut
dokumen kontrak. Kecuali untuk ketentuan lain, maka untuk ketentuan
pekerjaan beton ini dipakai SNI 2002
2. Beton Bertulang (struktural)
3. Pekerjaan beton struktural terdiri dari : pondasi, kolom-kolom konstruksi,
sloof, plat lantai, duiker (plat penutup drainase), yang tercantum dalam
gambar rencana.
4. Mutu beton struktural adalah K—175 dengan tegangan izin 60kg/cm2
untuk pekerjaan konstruksi yang harus megikuti persyaratan-persyaratan
yang tercantum dalam SNI 2002 dengan pengawsan yang ketat terhadap
mutu dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara
kontinue berupa pemeriksaan benda-benda uji melakukan laboratorium
yang ditunjuk atas biaya Kontraktor.
5. Sebagai pedoman, maka campuran minimal untuk beton struktural
adalah 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil, apabila dari hasil mix desain untuk mutu K
—175 didapatkan kurang dari campuran 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil.
6. Beton tidak bertulang
Beton tidak bertulang seperti beton lantai kerja dan rabatan dibuat
dengan campuran 1 PC : 3 PS : 5 KR.
7. Pengujian pekerjaan beton
Pada prinsip pengujian beton mengikuti persyaratan yang ditentukan
dalam SNI 2002 dan sesuai petunjuk/instruksi dari Direksi.
8. Dalam hal penggunaan beton fabrikasi atau ready mix concrete,
diperbolehkan, namun harus seizin tertulis kepada Direksi dan Konsultan
pengawas dengan menyebutkan dimana dan kapan serta dengan
spesifikasi apa beton tersebut dibuat, untuk memudahkan pengawasan
mutu beton yang dibuat.
10.2. Bahan-bahan
Bahan bahan campuran beton berupa PC, agregat halus dan agregat kasar.
Kontraktor harus mengajukan lebih dulu contoh-contoh yang memenuhi
syarat-syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan).
1. Semen
a. Jenis semen PC yang dipakai memenuhi ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam NI. 8—1969 dan
sebagai pedoman dalam memakai semen merek PC type 1
produksi Gresik/setaraf dan seusia standar SNI.
Page 13 of 70
b. Semen yang didatangkan ketempat pekerjaan harus baik dan
baru serta di dalam kantong-kantong semen yang masih utuh
tanpa sobekan-sobekan.
c. Semen yang sipakai harus selalu diperiksa oleh direksi
sebelumnya.
d. Semen yang mulai mengeras harus segera di keluarkan dari
lapangan/lokasi.
2. Agregat halus (pasir)
a. Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alami atau pasir
buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu dengan
syarat susunan diameter butirnya memenuhi SNI 2002.
b. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang tajam, keras, bersih dari
kotoran-kotoran bahan kimia, bahan-bahan organic serta bersifat
kekal.
c. Agregat halus harus bersih dan tidak boleh mengandung lumpur
lebih 5% (terhadap berat kering) serta memenuhi gradasi yang
baik.
d. Grafik pembagian butir pasir beton yang dianalisa dengan
saringan harus masuk dalam daerah baik (well graded) menurut
grafik-grafik yang ada pada SNI 2002.
e. Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
3. Agregat kasar
a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah
alami maupun buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah
batu asal memenuhi SNI 2002.
b. Ukuran butir agregat maximum tidak boleh lebih daripada
seperlima jarak terkecil antara bidang-bidang sepanjang dari
cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tigaperempat dari jarak
bersih minimum diantara batang-batang atau berkas-berkas
tulangan dengan bentuk lebih kurang seperti kubus dan
mempunyai “bidang pecah” minimum tiga muka.
c. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak
berpori serta bersifat kekal.
d. Agregat harus bersih dengan kandungan lumpur maximum 1%,
bila melebihi, maka agregat kasar harus dicuci dan tak boleh
mengandung zat-zat yang dapat merusak mutu beton seperti zat
reaktif alkali dan memenuhi persyaratan SNI 2002.
4. Air
a. Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bebas dari
asam, garam, bahan alkalin dan bahan organik yang dapat
mengurangi mutu beton.
b. Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan dari direksi
dan bila air yang digunakan meragaukan, maka kontraktor harus
mengadakan penelitian laboratorium atas tanggungan
kontraktor.
5. Besi beton
a. Beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu ST 37
dan atau U—32 dengan diameter-diameter seperti yang tertera
dalam gambar dengan tegangan izin 1400kg/cm2.
b. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus
dilaksanakan menurut gambar atau rencana detail dengan
menggunakan alat potong dan mal-mal yang sesuai dengan
diameter masing-masing.
Page 14 of 70
c. Pengukuran dimensi dan mutu baja tulangan harus dilakukan
setiap kali kontraktor mendatangkan baja tulangan tersebut ke
lapangan, jumlah sampel yang diambil harus memenuhi criteria
statistic dan tidak boleh ada pengurangan mutu atau dimensi
yang lebih besar dari 5%.
d. Semua baja tulangan harus disimpan yang bebas lembab,
dipisahkan sesuai dengan diameter serta asal pembelian, semua
baja tulangan harus dilindungi terhadap segala macam kotoran
dan minyak serta sejauh mungkin dihindarkan terhadap
pengaruh garam kuat.
6. Kayu untuk cetakan beton
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas III sesuai dengan syarat
SNI 2002, yang cukup kering dengan tebal minimum 2 cm atau
panil-panil multipleks dengan tebal minimum 12mm dan
pemakaiannya maximum 2 (dua) kali.
b. Sebelum pengecoran bidang multipleks dilapisi mud oil sampai
rata agar pada waktu pembongkaran, beton tidak menempel
pada papan multipleks, perancah bekesting dipergunakan kayu
meranti ukuran minimum 5/7cm atau rangka baja/schafolding.
c. Rangka penguat konstruksi bekesting dari kayu ukuran 5/7
sebagai penyokong, penyangga maupun pengikat, sehingga
mampu mendukung tekanan beton pada saat pengecoran
sampai selesai proses pengikatan.
d. Penyanggah struktur lantai (balok, lantai dll) dapat digunakan
kayu dengan ukuran minimal 5/7cm dengan jarak maksimum
50cm dengan dialasi dengan papan kelas III antara tanah dan
penyanggah (perancah).
7. Bahan pembantu (bahan kimia)
a. Pemakaian bahan kimia pembantu kecuali yang disebut dalam
gambar atau syarat harus izin tertulis dari direksi.
b. Apabila kontraktor akan menggunakan bahan kimia, maka
kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis lebih dulu
dengan disertai dengan alas an-alasan dan bukti-bukti manfaat
yang telah dibuktikan dengan hasil pemeriksaan laboratorim,
denga hasil-hasil percobaanya.
c. Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk ternis dari pabrik
dan selama bahan-bahan pembantu ini digunakan, maka harus
diadakan pengawasan yang cermat.
d. Pemakaian bahan pembantu tidak boleh menyebabkan
dikuranginya volume semen dalam adukan.
e. Spesi beton
f. Pada pengecoran plat, balok dan kolom yang bersifat structural
diwajibkan menggunakan ready mix sedang untuk pekerjaan
pondasi, kolom maupun konstruksi beton yang bersifat praktis
kontraktor di izinkan menggunakan campuran yang dibuat
sendiri, dengan tuntutan mutu beton seperti yang disyaratkan.
g. Penggunaan ready mix (beton pabrik) di izinkan dengan
campuran sesuai dengan yang telah ditentukan.
Page 15 of 70
a. Tebalnya lapisan penutup beton harus mendapat pesetujuan
direksi dan ditetapkan sesuai dengan ketentuan menurut SNI
2002
b. Untuk mendapatkan ketebalan lapis penutup beton yang
seragam, maka harus dibuat beton ganjal tulangan/beton blok
persegi yang dapat di ikat terhadap baja tulangan dengan mutu
perekat yang sama dengan suatu batas yang dicor.
c. Beton ganjal tulangan/beton blok persegi harus cukup kuat dan
jaraknya sedemikian sehingga tulangan tidak melengkung dan
beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi
yang diperkenankan terhadap bidang horizontalnya adalah ±
4mm.
d. Sehubungan dengan ketepatan tebal penutup beton, maka
selain dipasang beton-beton ganjal bila perlu dipasang penahan
jarak dari baja tulangan (korset) dengan jumlah minimum empat
buah tiap-tiap m2 cetakan atau lantai kerja.
2. Penulangan
a. Gambar rencana kerja untuk baja tulangan meliputi rencana
pemotongan, pembengkokan, sambungan, penghentian dan
lain-lain, untuk semua pekerjaan tulangan harus dipersiapkan
oleh kontraktor kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu sebelum pelaksanaan. Semua detail harus
memenuhi persyaratan seperti yang dicantumkan dalam gambar
kerja dan syarat-syarat yang harus diikuti menurut SNI 2002.
b. Pemasangan tulangan harus sesuai dengan jumlah dan jarak
yang sesuai yang ditentukan dalam gambar.
c. Tulangan yang berkarat harus segera dibersihkan atau diganti
bilamana dianggap direksi teknik akan melemahkan konstruksi.
d. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai
rencana dan harus dijaga jarak antar tulangan dengan tulangan,
jarak tulangan dengan bekesting untuk mendapatkan tebal
selimut beton/beton decking yang cukup. Untuk ini kontraktor
harus menggunakan penyekat/spacer dudukan/chairs dari balok
beton atau baja.
e. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus diikat
dengan baik dan kokoh sehingga dijamin tidak bergeser pada
waktu pengecoran dan diperiksa terlebih dahulu untuk
memastikan ketelitian penempatannya kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana perlu.
f. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan
disetujui oleh direksi.
3. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan
a. Kontraktor diharuskan membuat gabar detail pemotongan baja
tulangan dengan berpedoman kepada gambar-gambar beton
yang ada sesuai dengan SNI 2002.
b. Gambar-gambar detail setelah disetujui direksi mengikat untuk
dilaksanakan.
c. Baja tulangan di bengkok atau diluruskan dalam keadaan dingin,
kecuali apabila pemasangan di izinkan oleh direksi.
d. Pembengkokan atau meluruskan tulang tidak boleh dengan
cara-cara yang merusak tulangan.
4. Tulangan susut
Page 16 of 70
Untuk seluruh plat beton ditambahkan tulangan susut seperti
tercantum pada gambar, apabila dalam gambar tidak tercantum,
maka kontraktor harus memasang tulangan susut dengan besi beton
Ø 8-20
5. Begesting
a. Pembuatan bekesting harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI
2002
b. Ukuran dalam bekesting adalah ukuran jadi beton sesuai dengan
ukuran yang ditentukan dalam gambar.
c. Bekesting harus diperkuat sedemikian rupa sehingga tidak
bocor/pecah pada saat mendapatkan tekanan spesi.
d. Untuk mendapat bentuk penampang, ukuran beton seperti yang
diminta dalam gambar konstruksi bekesting harus dikerjakan
dengan baik, teliti dan kokoh.
e. Konstruksi dari bekesting harus kedap adukan/mortegtigh dan
tidak melengkung menerima beban-beban dari adukan basah,
tulangan dan lain-lain tidak berubah bentuk akibat pemadatan
adukan dengan vibrator.
f. Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai
bentuk, ukuran dan tepi-tepi yang sesuai dengan gambar-
gambar rencana dan syarat-syarat pelaksanaan.
g. Sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari bekesting harus
bersih dan kering dari air limbah dan kotoran lainnya, kemudian
bekesting dibasahi air sampai jenuh.
6. Kolom
a. Bekesting kolom dapat dibuat utuh untuk satu kolom, atau denga
cara pengecoran bertahap.
b. Bekesting kolom harus tegak lurus ke atas, dengan pemeriksaan
menggunakan unting-unting atau theodolit.
c. Hubungan horizontal antara kolom harus lurus kemudian diikat
dengan kaso 5/7 antara sesama bekesting.
d. Antara bagian dalam bekesting kolom dengan tulangan terluar
dipasang pengganjal yang diikat pada tulangan tersebut, agar
tulangan tidak melekat pada bekesting.
7. Perancah balok dan plat
a. perancah balok/plat dipasang apabila tanah landasan telah
dipadatkan, agar pada saat dibebani pada saat pelaksanaan
pengecoran tidak terjadi penurunan.
b. Kaki perancah dilandasi dengan papan kelas III, sehingga
menjadikan beban merata pada tanah dasar perancah.
c. Perancah diikat satu dangan lainnya dengan reng 2/3 atau
bambu.
d. Setelah perancah kuat, maka pemasangan bekesting balok/plat
dapat dilaksanakan.
e. Pada penggunaan ready mix akan menerima beban lebih berat
akibat menumpuknya adukan beton yang di tuang dari concrete
pump unit, maka konstrusi penunjang bekesting harus lebih kuat.
f. Untuk menghindari ini, kontraktor dapat membuat lokasi
penuangan menurut zona-zona yang ditetapkan diluar bagian
yang dicor, sehingga dalam waktu istirahat dapat memindahkan
slang concrete pump unit ke lokasi penuangan yang dimaksud.
8. Ijin pengecoran akan diberikan setelah dilakukan pemeriksaan
terhadap :
Page 17 of 70
a. Kesiapan bahan-bahan pengecoran beton.
b. Kesiapan bekesting.
c. Pemasangan penulangan beton.
d. Siar rencana pemutusan pengecoran.
e. Perkiraan volume yang akan dicor dalam 1 (satu) hari.
f. Saluran-saluran instalasi yang akan tertanam di dalam beton.
g. Rencana waktu pengecoran.
h. Apabila atas pemeriksaan dari direksi, bahwa segala sesuatunya
siap, maka direksi dapat mengijinkan pelaksanaan pengecoran
sesuai dengan rencana pelaksanaan, dengan menulis pada
buku direksi.
9. Peralatan kerja dan pengujian
a. Yang disebut dengan peralatan kerja adalah :
a) Mesin pengaduk (beton molen) apabila membuat
campuran sendiri.
b) Mesin penggetar (vibrator).
c) Takaran-takaran bahan-bahan beton.
d) Pengangkut adukan.
b. Jalan kerja, yaitu jalan diatas tulangan, agar dalam
pelaksanaan pengecoran tidak terjadi kerusakan tulangan,
terutama tulangan plat, tempat berdiri orang, atau jalan bagi
gerobak pengangkut adukan beton.
c. Jalan kerja terbuat dari papan meranti 2/20, dibuat
sedemikian rupa tidak menempel tulangan sehingga tulangan
yang telah terpasang tidak rusak terinjak.
d. Dimensi beton
e. Dimensi beton adalah ukuran beton sendiri, tanpa adanya
plesteran, yang merupakan ukuran dalam (rong) bekesting.
10. Pelaksanaan pengecoran dengan cara manual
a. Pengecoran
Pengadukan, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan
perawatan beton, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
SNI 2002.
b. Takaran campuran beton
Pelaksanaan penakaran campuran beton harus dengan kotak-
kotak takaran yang sama volumenya, yang merupakan volume
yang sama dengan atau kelipatan 1 zak semen. Hal ini akan
diatur oleh direksi teknis.
c. Pengadukan campuran beton
Pengadukan beton harus dilaksanakan dengan menggunakan
mesin pengaduk beton (beton molen) yang bekerja baik.
Pemberhentian pengadukan dilakukan bila adukan sudah
rata/homogen.
d. Pengangkutan campuran beton
Pengangkutan beton dari molen sampai tempat cetakan harus
hati-hati dapat dipergunakan ember talang atau kereta dorong
sedemikian rupa sehingga adukan yang sudah homogen tidak
berubah/terjadi pemisahan bahan.
e. Penuangan adukan beton pada bekesting
a) Penuangan adukan pada plat atau balok diusahakan tidak
terjadi segregasi.
b) Penuangan pada pengecoran kolom jangan terlalu tinggi,
sehingga terjadi penguraian campuran. Apabila terpaksa
Page 18 of 70
dapat dilakukan dengan membuat lubang-lubang pada
bagian tertentu untuk penuangan campuran beton
f. Pengujian slump spesi beton
a) Pengujian slump dilakukan pada waktu pemeriksaan oleh
direksi sebelum pengecoran dilaksanakan, berdasar
referensi dari hasil percobaan pendahuluan.
b) Pengujian slump, sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
pada pasal-pasal dalam SNI 2002 yang masih berlaku
disesuaikan dengan kondisi bahan dilapangan.
c) Apabila takaran air telah ditentukan, berdasarkan pengujian
slump, maka alat penakar tersebut harus digunakan selama
pelaksanaan pengecoran.
d) Apabila takaran air dalam ember, maka pada muka air yang
telah ditentukan, dibuat lubang sehingga tinggi air tetap
seperti yang dikehendaki.
e) Peratan pengujian slump harus tersedia dilapangan dimana
sewaktu-waktu pengawas lapangan dapat melakukan
pengujian slump sesuai denga hasil pencampuran bahan
yang ada di lapangan.
f) Beton adukan yang tidak memenuhi syarat slump tersebut
tidak boleh dicor kedalam cetakan.
11. Pemadatan dan penggunaan alat penggetar (vibrator)
a. Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil, adukan beton yang dituangkan pada
cetakan harus dipadatkan dan merata dengan menggunakan
mesin penggetar (vibrator)
b. Pemadatan plat/balok
a) Alat penggetar pada pengecoran plat/balok harus
digunakan berdiri 90 derajat hanya dalam keadaan
khusus dipergunakan bersudut 45 derajat, dan tidak
diperkenankan menyentuh tulangan.
b) Ujung penggetar harus diangkat dari dalam adukan
apabila adukan terlihat mulai mengkilap sekitar ujung
penggetar atau kurang lebih 30 detik.
12. Penghentian dan pencegahan pada waktu hujan
a. Penghentian pengecoran hanya dilakukan pada tempat-
tempat yang telah disetujui oleh direksi di dalam pola
rencana pengecoran.
b. Untuk mencegah gangguan cuaca, dianjurkan agar
disediakan tenda-tenda atau plastik secukupnya sehingga
jalannya pengecoran tetap lancar.
c. Apabila ternyata gangguan terhadap spesi akibat hujan tidak
dapat dihindari, maka setelah beton yang dicor ditutup
dengan terpal, maka pengecoran harus diberhentikan.
13. Penyambungan dengan beton lama/tembok
Bidang-bidang beton lama yang akan dihubungkan dengan
adukan beton baru yang merupakan sisa pelaksanaan harus
dikeraskan dulu, dibersihkan dengan susunan seperti adukan
beton (tanpa agregat kasar) barulah kemudian dicor adukan
beton yang baru. Cara seperti ini adalah untuk mendapatkan
hubungan beton yang lama dan baru yang baik.
14. Pembongkaran bekesting
Page 19 of 70
Bekesting hanya boleh dibongkar apabila bagian konstruksi
tersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul
berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja
padanya. Pembongkaran tersebut harus mendapat persetujuan
dari pengawas ahli. Setelah ia memeriksa hasil-hasil
pemeriksaan benda uji dan perhitungan-perhitungan tersebut.
Bagian-bagian konstruksi dimana terjadi barang-barang kerikil
harus diperbaiki dengan penuh keahlian.
BAB XI
PEKERJAAN BATU ALAM
1.1. Umum
Pekerjaan Pemasangan Batu Alam antara lain :
Pemasangan Batu Alam Pada Pedestal Tulisan
1.2. Bahan-bahan
Bahan yang dipakai adalah :
1. Bahan Utama
Batu Andesit
2. Bahan Perekat
Sement Portland
Pasir
Air
3. Bahan Finishing
Coating Batu Alam
Page 20 of 70
BAB XII
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL ( ME )
Page 21 of 70
komponen kontrol yang diperlukan
h. Bagian sisi depan pintu atas terdapat lampu
indikator.
i. Panel terdiri atas 1 ruang (1 pintu) dilengkapi
handle dan master key
j. Pada bagian dalam pintu harus digambarkan
diagram sistem instalasi panel tersebut secara
lengkap.
k. Tipe Aplikasi: Outdoor
l. Kabel-kabel dari dan ke panel dalam ketinggian
kurang dari 3 (tiga) meter harus ditanam dalam
tanah atau dibungkus dengan pipa PVC dengan
diameter secukupnya.
m. Pengikatan pipa PVC di tiang harus memakai
stainless steel belt. Ujung atas PVC dibuat
sedemikian rupa, sehingga air hujan tidak dapat
masuk dari atas.
Page 22 of 70
Working Temperatur : -20 – 60 C
Working Humidity :10 % RH – 90 % RH
Gray Scale : 14 bit
Max Power Consumption : 560-700W/m2
Average Power Consumption : 195 – 245 W/m2
Driver Mode : Constant Current
Viewing Angle : H110v110-70
Viewing Diistance : >8-20m
Garansi : 3 Tahun
Brosur atau Katalog Asli dilampirkan di penawaran
Tegangan : AC 70 – 285 V
7 Led Fluorescent Tubes Daya : 20 dan 50 Watt ( DC Support )
Color : RGB
Tegangan : AC 70 – 285 V
Daya : 80 dan 100 Watt ( DC Support )
8 Lampu Hias Tiang
Color Temperature : Warm White 2700 K – 3000 K
Tinggi : 3 M – 5 M
Tegangan : 220 V
Daya : 140-210 Watt
Warna : Menyesuaikan
Jumlah Lampu : 3744 pc
Material : Iron+pc
Lampu Pohon / LED Lifetime : 50.000 jam
9
Simulation Tree Tingkat Proteksi: (IP) 65
Garansi : 3 tahun
Dimensi :
Tinggi 3 Meter Diameter 3.5 Meter
Tinggi 4 Meter Diameter 3.5 Meter
Brosur atau Katalog Asli dilampirkan di penawaran
Diameter 30 Cm include Assesories
Konsumsi Daya Watt : 1.2 Watt/pc
CCT ( Kelvin): 2700 K – 5500 K
Lampu RGB Ferris Whell Power Factor: ≥ 0.9
Master Control Box CRI (Ra) : ≥ 80
Control Box Luminous Flux (lm) : 35-50 lm/W
Signal-Amplifier Lifetime: 50.000 jam
10 Power Supply Memiliki Konfigurasi Penyalaan sampai 5 model
Software & Programing Tingkat Proteksi: (IP) 68
Waterproof Panel Garansi : 3 tahun
Suport Material Master Control Box,Control Box, Signal-
Stabilizer Amplifier,Power Supply,Software &
Programing,Waterproof Panel.Suport Material dan
Stabilizer. Merupkan satu kesatuan yang mendukung
berfungsinya lampu Ferris Whell secara maksimal
11 Circuit Breaker dan MCCB, MCB:
Asesoris Sekualitas MG atau Shenaeder. ]
Brosur atau Katalog Asli dilampirkan di penawaran
Memenuhi standard PLN dan/atau LMK.
Dengan ukuran pembatas arus; 6-50A.
Icn = 4.5kA.
Kurva C (magnetis trip 5 dan 10 ln).
TIMER SWITCH :
Page 23 of 70
Tegangan nominal: 230V ± 10%
Temperatur ambien yang diijinkan: -20ºC - +50 ºC
Akurasi timer = 1 detik/hari pada temperatur 20ºC
power reserve (backup batteray) minimal 72 jam dalam
kondisi penuh
Minimum switching interval 30 menit
Override manual switching on/off tanpa mempengaruhi
sequence
Terdapat permanent switch on/off
Mempunyai indicator switching status
MAGNETIK KONTAKTOR :
Standard Industri Indonesia
Memenuhi standard PLN dan/atau LMK.
3 Kutub
AC3 380V
Masing-masing phase mampu dialiri 20 – 32A
Mampu dialiri tegangan 220-240 V.
Pasal 1
Pendahuluan
1.1. Syarat Umum
Page 24 of 70
Petunjuk dan ketentuan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuat, baik untuk peralatan maupun material.
Koordinasi dengan pekerjaan terkait lainnya seperti struktur, arsitektur
mekanikal dan elektrikal sendiri.
6. Pemborong harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam
bidangnya, agar dapat memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi,
yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
Mengerti dan menguasai lingkup pekerjaan yang akan
dikerjakan. Mempunyai alat kerja yang memadai.
o Mudah diberi pengarahan.
Dapat melakukan koordinasi dengan
tenaga kerja lain. Terampil.
Mempunyai sertifikat untuk tenaga kerja spesialis penyambungan
kabel tegangan menengah.
7. Pemborong bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap
jadwal atau urutan pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian
proyek secara keseluruhan pada waktu yang telah ditetapkan.
8. Pemborong harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan
peralatan-peralatan yang diserahkan oleh Pemborong harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan, dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan
dengan cara yang wajar dan terbaik. Dan bahwa instalasi yang dilakukan
adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek
sekalipun, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan / peralatan-
peralatan yang seharusnya disediakan, walaupun tidak disebutkan secara
nyata dalam Persyaratan Teknis ataupun tidak dinyatakan secara tegas
dalam Gambar-Gambar Teknis.
9. Pemborong harus dapat menunjukkan surat pernyataan dari pihak
pemasok barang / komponen yang akan terpasang kepada Konsultan
Pengawas dan Pemberi Tugas, bahwa barang tersebut merupakan barang
“original”dan bukan barang produksi tiruan dengan menggunakan merek
yang sama.
10. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk
penyelesaian pekerjaan harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
11. Pemborong harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada,
agar dapat mengetahui hal-hal yang akan mengganggu / mempengaruhi
pekerjaan. Apabila timbul persoalan, Pemborong wajib mengajukan saran
penyelesaian kepada Konsultan Pengawas, paling lambat satu minggu
sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
12. Pemborong harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-
syarat yang diperlukan dengan Pemborong lainnya, sehingga peralatan-
peralatan Mekanikal & Elektrikal dapat dipasang pada tempat dan ruang
yang telah disediakan.
13. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus memeriksa dan memahami
pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini,
apabila pekerjaan pelaksanaan dari pihak lain tersebut dapat
mempengaruhi kualitas pengerjaan Pemborong itu sendiri.
14. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong harus membuat Rencana Kerja
dengan jadwal yang disesuaikan dengan Pemborong yang lain. Apabila
terjadi sesuatu perubahan, Pemborong wajib memberitahukan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas dan mengajukan saran-saran
perubahan / perbaikan.
15. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Pemborong wajib menyerahkan
Gambar-Gambar Kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh
Page 25 of 70
persetujuan dari Pemberi Tugas. Gambar-gambar tersebut harus
diserahkan kepada Pemberi Tugas minimal dalam waktu 2 (dua) minggu
sebelum instalasi dilaksanakan.
16. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat peralatan tersebut. Untuk itu, Pemborong harus membuat
dan menyerahkan gambar-gambar rencana instalasi secara rinci sebelum
melaksanakan pekerjaan.
17. Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana Pemborong tidak mungkin
menghasilkan kualitas pengerjaan yang terbaik, maka Pemborong wajib
memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan
mengajukan saran-saran perubahan / perbaikan. Apabila hal ini tidak
dilakukan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas kerugian-kerugian
yang mungkin ditimbulkannya.
18. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Pemborong harus memberi
tanda-tanda (misalnya dengan pensil atau tinta merah) pada dua set
gambar pelaksanaan, atas segala perubahan pada rancangan instalasi
semula.
Page 26 of 70
23. SMACNA, Sheet Metal and Air Conditioning Contractor National
Assosociation
24. PPI Pedoman Plambing Indonesia
25. UnderwritrsoratoriesaListed (U.L) - USA
26. Factory Mutual (FM) Approved - USA
27. Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
28. Peraturan Depnaker tentang Keselamatan tenaga kerja
29. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
30. Peraturan dari Pemerintah Daerah
31. Semua Peralatan Jaringan Distribusi Tegangan Rendah disesuaikan
untuk tegangan kerja 220 / 380 Volt, 50 Hz
32. Semua peralatan jaringan Distribusi Tegangan Menengah disesuaikan
untuk Tegangan kerja 20 KV, 50 Hz.
33. Data teknis dari produk dibidang Peralatan Tata Suara, Telepon dan
Fire Alarm yang dibuat oleh pabrik–pabrik di berbagai Negara.
34. Seluruh pekerjaan instalasi telepon harus dilaksanakan mengikuti
standar dan peraturan dari ITU-T atau PT. TELKOM.
Kontraktor diwajibkan mentaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan sesuai dengan
yang tertulis pada peraturan- peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit
mesin atau peralatan yang dipasangnya.Bila terjadi kesimpang-siuran dalam hal
standard yang harus diikuti, kontraktor harus melapor pada Konsultan Pengawas
untuk mendapat kejelasan tentang hal tersebut.Bila konsultan Pengawas tidak dapat
memutuskan hal tersebut maka pengambil keputusan akan diserahkan kepada
Instansi / Badan yang berwenang (local Authority Having Jurisdiction).
a. Dalam penentuan dan persetujuan untuk standard yang diikuti atau standard
yang disebut oleh material, peralatan, unit mesin dan lainya, kontraktor harus
dapat menunjukkan dan menyerahkan copy dari standard yang dianut / disebut
oleh material, peralatan, unit mesin dan lainnya untuk diperiksa dan diteliti oleh
konsultan pengawas sebelum dikeluarkan persetujuan.
d. Apabila perlu pengujian oleh lembaga lain diluar proyek, kontraktor harus
menyelesaikan segala sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil
dari lembaga penguji tersebut dalam waktu secepatnya sehingga tidak
menghambat jadwal pelaksanaan proyek.
Page 27 of 70
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan
juga kemudahan dalam perawatan dan maintance jika peralatan tersebut
sudah dioperasikan.
3. Gambar instalasi menunjukan secara teknis pekerjaan instalasi yang harus
dilaksanakan dimana dicantumkan ukuran dan bahan serta keterangan lain
yang diperlukan.
4. Gambar–gambar Arsitektur dan Struktur Sipil, harus dipakai Referensi
untuk pelaksanaan maupun detail finishing dari instalasi.
5. Setiap pekerjaan yang disebutkan dalam spesifikasi ini, tetapi tidak
ditunjukan dalam gambar atau sebaliknya harus dipasang atas beban
kontraktor, seperti halnya pekerjaan lain yang disebut oleh spesifikasi dan
ditunjukan dalam gambar.
6. Kontraktor pelaksana diwajibkan memeriksa gambar terhadap kemungkinan
adanya kesalahan atau ketidakcocokan dalam hal yang berhubungan
dengan fabrikasi maupun pelaksanaan pemasangan. Hal tersebut harus
dibuat List Daftar Kesalahan / Ketidakcocokan dan diajukan sebelum
pemasukan penawaran. Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, maka
kontraktor dianggap sudah memahami system secara keseluruhan. Bila
dikemudian hari diadakan penyesuaian oleh Pemberi Tugas yang
mengakibatkan perubahandalam pelaksanaan, maka menjadi kewajiban
ubnutuk melaksanakannya tanpa adanya biaya tambahan.
7. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan
gambar kerja dan detail kepada Pemilik / Pengawas untuk dapat diperiksa
dan disetujui terlebih dahulu.
8. Gambar kerja harus termasuk catalog / literature data dari Pabrikan, data
ukuran dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat dari perusahaan
yang memberi pelayanan pemeliharaan dan mempunyai suku cadang yang
ready stock.
9. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar –gambar instalasi terpasang
dengan disertai dengan buku cara pengoperasian dan instruksi perawatan,
serta harus diserahkan kepada Pemilik / Pengawas.
10. Untuk pekerjaan Sistem Distribusi Listrik dan pekerjaan lainnya yang
sifatnya memelukan persetujuan dari instansi terkait, Kontraktor wajib
menyiapkan gambar system dan instalasi yang diperlukan untuk diperiksa
dan disahkan oleh Instansi terkait sesuai dengan peraturan yang berlaku.
11. Data dari setiap system harus menunjukan pemasangan yang lengkap dari
seluruh koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan system yang
sebenarnya, penyerahan yang sebagian-sebagian tidak akan diperhatikan.
Gambar Shop Drawing harus dibuat sebanyak 3 ( tiga ) set.
12. Hal-hal yang menyangkut perubahan gambar pelaksanaan di lapangan baik
ukuran / konstruksi kontraktor wajib mengajukan pertanyaan dan alternative
penyelesaian atau Shop Drawing yang dikehendaki untuk mendapat
persetujuan dari Pemilik / Pengawas dan dilakukan setidaknya 2 ( dua )
minggu sebelum pelaksanaan sehingga tidak berakibat pada kesalahan
dalam pelaksanaan.
13. Kontraktor wajib wajib membuat gambar instalasi terpasang ( As Built
Drawing ) pelaksanaan.engawas dan dilakukan setidaknya 2 ( dan
kelengkapan yang harus disertai kepada Pemberi Tugas pada saat
penyerahan pertama dalam bentu Soft Copy ( CD / Cad Drawing ) dan Hard
Copy masing-masing rangkap 3 ( tiga ) dijilid dan dilengkapi dengan daftar
isi dan data notasi.
Page 28 of 70
1. Bahan / meterial / peralatan yang digunakan dan dipasang pada pekerjaan
harus dalam keadaan baru dan tanpa cacat.
2. Semua bahan yang dipergunakan diusahakan produksi dalam negeri,
sejauh mana masih memenuhi persyaratan teknis dan standard yang
ditentukan.
3. Kelambatan pekerjaan dan segala akibatnya, yang terjadi akibat
keterlambata pengajuan maupun pengajuan ulang menjadi tanggung
jawab dan beban kontraktor.
4. Kesalahan pemilihan ukuran dan kapasitas equipment menjadi tanggung
jawab kontraktor.
Page 29 of 70
3. Klaim atau tuntutan.
b. Bila ada hal –hal seperti tersebut diatas, kontraktor wajib mengurus
dalam arti menyelesaikan segala sesuatu perijinan / biaya / lisensi yang
berhubungan dengan hal tersebut diatas beban biaya ditanggung
kontraktor.
4. Untuk pekerjaan / pengadaan barang Kontraktor harus dapat menunjukkan :
a. Sertifikat Keaslian Barang ( Original )
b. Sertifikat Mutu dan Kualitas Barang ( Quality )
c. Sertifikat Keamanan ( Safety Inspector )
d. Sertifikat Welding Inspector
e. Garansi material, Service dan Sparepart serta Surat Dukungan dari
Agen Tunggal di Indonesia ( Bermeterai cukup )
5. Hal –hal yang berkaitan tersebut diatas harus disertakan bukti data ( 1 kopi
dilampiri Data Asli )
Page 30 of 70
2. Untuk memudahkan komunikasi teknis, kontraktor harus menempatkan
seorang atau lebih pemimpin lapangan perpengalaman, dapat
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, serta
mewakili kontraktor, menerima perintah dan petunjuk Pemberi Tugas /
Pengawas lapangan dan segera melaksanakannya bila diperlukan.
Page 31 of 70
4. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada access panel yang
diperlukan, maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel
tersebut sehubungan dengan letak peralatan / accessories dan kaitannya
dengan arsitek interior, perlu dibicarakan dengan pihak Owner untuk
disetujui.
1.10. Proteksi
1.11. Pengecatan
1. Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena
pengangkutan / pengapalan atau pemasangan harus segera diperbaiki dan
dicat dengan warna aslinya sehingga nampak seperti baru kembali.
2. Semua bagian-bagian pekerjaan yng menyangkut carbon steel atau seng
yang di galvanis harus dicat dasar dan cat finish.
3. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease,
minyak dan segala kotoran yang melekat.
4. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zincromate) dan cat
finish terdiri atas 2 lapis cat copolymer.
5. Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam
pengangkutan, penyimpanan dan lain sebagainya harus dicat kembali
sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pihak Owner.
6. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standart.
Page 32 of 70
gambar detail.
2. Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve
dengan clearance 20 mm (3/4”)jika duct atau pipa berisolasi, clearance
tetap dibutuhkan 20 nn (3/4”)antara isolasi dan sleeve. Sleeve yang
menembus atap lantai.
3. Setelah pemasangan pipa atau duct clearance harus diisi dengan sealant
tahan api.
1.14. Penjagaan
Page 33 of 70
material yang ada di site.
b. Memisahkan material yang mudah terbakar dengan material yang
tidak mudah terbakar.
c. Menyediakan alat pemadam api ringan minimal 2 x 10 kg pada
Pemberi Tugas Kit dan Gudang Penyimpanan.
Page 34 of 70
Sebelum Testing & Comissioning dilaksanakan, Kontraktor wajib
mengajukan terlebih dahulu Program ( Jadwal ) Testing &
Comissioning.
Kontraktor harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan
dilakukan 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pengujian,
Pemborong menyerahkan jadwal dan cara pengujian tersebut
kepada Pengawas untuk disetujui.
b. Pencatatan
f. Pengujian Ulang
Page 35 of 70
2. Pemborong harus menyerahkan laporan pengujian / sertifikat test untuk
peralatan sistem kepada Pengawas.
5. Pekerjaan baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti – bukti hasil
pemeriksaan baik (goed keuring) yang ditanda tangani bersama oleh
instalatir yang melaksanakan pekerjaan tersebut juga Konsultan Pengawas
serta perlu disyaratkan juga oleh jawatan keselamatan kerja.
Page 36 of 70
kurang dari 2 (Dua) minggu sekali.
Nama Proyek
3. Operation & Manual harus dibuat pada format kertas A-4 kecuali jika berupa
gambar bisa ukuran lain, mudah dibaca, susunan halaman dukumen harus
konsisten terhadap urutan daftar isi. Operation & Manual yang telah
disetujui harus dijilid dengan hard covrdngan kualitas warna, tulisan dan
tinta copy yang baik untuk disimpan dalam jangka panjang.
Page 37 of 70
yang berukuran diatas A-3 harus diserahkan dalam bentuk 3 (tiga) copy
ukuran A-3 dan 1 (satu) set asli sesuai ukuran. Untuk ukuran besar harus
digulung didalam tabung gambar dan dilengkapi dengan label gambar.
5. Digital file sebanyak 2 copy pada Compact Disk, dokumen yang berupa foto
lengkap dengan negative film / digital file nya harus termasuk yang harus
disertakan pada Operation & Manual.
b. Training
Page 38 of 70
Indonesia kepada Pemilik, dan sebuah singkatan dari buku petunjuk harus
dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada dinding
dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Pemberi Tugas /
Konsultan Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) set buku catalog suku cadang dari
peralatan yang dipasang kepada Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.
e. Pemeliharaan dan Garansi:
Apabila terjadi gangguan dan atau kerusakan selama masa garansi, maka
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam Pemborong harus dapat
mendatangkan tenaga ahlinya untuk mengatasi gangguan tersebut setelah
mendapatkan laporan / konfirmasi dari pemilik proyek.
Page 39 of 70
2. Perijinan.
d. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pemberi Tugas / Konsultan
Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan
melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
Pasal 2
Instalasi Penerangan dan Tenaga
1. Panel
2. Kabel
Page 40 of 70
a. Pemasangan kabel daya dari Panel Utama Tegangan Rendah
( PTUR ) Gedung ke Panel Utama Gedung (MDP) termasuk seluruh
peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
sistem instalasi.
b. Kabel daya dari Panel Utama Gedung (MDP) ke seluruh Panel Pembagi
(PP)
3. Instalasi kabel & konduit dari sub panel ke titik-titik beban yang dilayaninya
atau dari
panel penerangan titik lampu atau dan outlet – outlet penerangan seperti
yang tercantum pada gambar perencanaan.
Page 41 of 70
1. Mempunyai surat ijin kerja Instalatir Listrik (SIKA) tahun kerja yang
berlaku dengan Pas. Instalatir Kelas C. dari Instansi terkait.
7. Seluruh pola pemasangan armatur / fixture dan soket & outlet disesuaikan
dengan gambar desain arsitektur atau sesuai petunjuk direksi / Pengawas
lapangan.
1. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh tenaga ahli yang
sudah berpengalaman.
Page 42 of 70
4. Tenaga kerja harus berpengalaman dan ahli di bidangnya, bila tidak
berpengalaman & ahli harus diganti. Bila tidak dihiraukan pengawas akan
mengambil tindakan untuk mengatasi permasalahan yang ada.
3. Jika bahan / material dan peralatan kerja tersebut harus melewati jalanan
umum, Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran serta
mengganggu lalu lintas.
6. Semua material yang terbuat dari besi (Armatur) dan pipa yang
dipergunakan untuk konstruksi, penyangga, penggantung dan lain-lain
harus diproses sebagai berikut :
a. Disikat dengan sikat kawat / dibersihkan hingga mengkilat dan bebas
dari karat.
c. Dicat akhir dengan cat berkualitas baik 2 kali dengan warna yang akan
ditentukan kemudian / sesuai dengan penggunaan.
d. Kecuali material yang terbuat dari plastik, Satinless stell dan alumunium
tidak perlu dicat, cukup dibersihkan saja.
1. Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat dari besi siku atau
besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan karat serta difinish
dengan cat bakar powder coating warna abu-abu.
Page 43 of 70
2. Ketebalan plat baja harus mengikuti ketentuan dibawah ini :
3. Karakteristik panel :
a. Tegangan kerja : 220-415 Volt
b. Tegangan Uji : 3.000 Volt
c. Tegangan Uji impuls : 20,Kv
d. Frekuensi : 50 Hz.
4. Panel harus dilengkapi dengan master key.
5. Setiap panel harus dilengkapi dengan label, yang memberi nama pada
setiap panel.
6. Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi dengan peralatan ukur dan meter
ukur Type “Moving Iron Type”dengan ukuran yang proporsional dan
peralatan lain misalnya lampu Indikator dan Minifuse.
7. Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan, harus disediakan lubang
ventilasi dengan dibagian dalamnya diberi plat / lapisan pelindung, sehingga
dapat dicegah kemungkinan terjadinya tusukan secara langsung terhadap
bagian-bagian dalam panel yang bertegangan.
10. Untuk pemasangan kabel incoming dan outgoing harus disediakan terminal
penyambung yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat
dalam arti kata pada bagian panel dimana kabel incoming itu datang dan
kabel outgoing itu meninggalkan panel.
11. Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti
pada gambar perencanaan. Pemasangan panel harus menggunakan
dudukan konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur baut atai dinabolt
sehingga tidak akan berubah posisi oleh gangguan mekanis.
12. Panel jenis wall mounting dipasang flush mouting pada dinding tembok
dengan lokasi sesuai Gambar perencanaan. Pemasangan panel pada
dinding harus diperkuat dengan baut tanah (anchor bolt) sehingga tidak
tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
13. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada
disekitar panel harus dihubungkan ke sistem pengaman pentanahan
gambar skema rangkaian listrik panel harus dilengkapi dengan gambar-
Page 44 of 70
gambar skema rangkai listrik, lengkap dengan keterangan mengenai
bagian - bagian intalasi yang diatur oleh panel tersebut. Gambar skema
rangkai listrik dibuat dengan baik dan dilaminasi plastik. Ditempatkan pada
panel bagian dalam.
14. Panel mempunyai tutup bagian dalam dan pintu luar yang dilengkapi
dengan kunci dan handle pintu. Handle itu dipasang baik untuk tutup
bagian dalamnya panel maupun tutup bagian luar (pintu) panel.
15. Pada bagian diatas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm dibawah
ambang atas panel) harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu,
indikator, fuse dan alat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagan
terpisah dari pintu panel dan kedudukannya menetap (fixed). Ukuran panel
tidak mengikat dan dapat disesuaikan dengan ukuran komponen yang
dipilih dan standard pabrik pembuat.
16. Pada bagian dalam pintu panel harus digambarkan diagram sistim instalasi
panel tersebut secara lengkap dan baik serta harus dilaminasi.
18. Perletakan komponen didalam panel harus mudah dilihat, mudah dilepas
dan dipasang pada saat penggantian komponen. Setiap kabel harus
dipasang tanda warna phasa (marking colour end cup).
20. Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk menyimpan gambar /
diagram panel. Gambar diagram panel harus dibundel rapi dalam sampul
plastik atau dilaminating.
c. Panel-panel listrik baru adalah jenis In-door / outdoor type, terbuat dari
plat baja.
Page 45 of 70
tambahan Isolator untuk menghindari adanya hubung singkat.
g. Panel di cat dengan cat dasar (meni) tahan karat 2 kali cat akhir dari
jenis cat bakar 2 kali yang tahan gores. Sebelum di cat, panel termasuk
rangkanya harus dibersihkan dari karat, bila perlu digunakan bahan
kimia penghilang karat (RUST REMOVER).
2. Busbar dan terminal penyambung panel harus sesuai untuk sistim 3 phase,
4 kawat dan mempunyai 5 busbar dimana busbar pentanahan terpisah
yang terdiri dari 3
busbar untuk phase R-S-T, 1 busbar untuk Neutral, dan 1 busbar unbtuk
grounding. Kapasitas busbar harus mampu mengalirkan arus minimal
sebesar 2 kali dari rating pengaman utama. Setiap busbar harus diselubungi
bahan isolatif dengan warna standar untuk identifiksi phasa.
6. Busbar harus memiliki kemurnian tembaga diatas 95%, dan harus tidak
menyebabkan keretakan permukaan jika ditekuk 90°.
Page 46 of 70
menggunakan penyangga atai dijepit partinax pada beberapa tempat
sehingga Konstruksi Bus-bar cukup kuat dan tidak lentur / bergetar.
Tahanan isolasi terhadap Body / rangka minimum 50 M Ohm.
3. Circuit breaker yang digunakan dari type MCCB dan MCB yang dilengkapi
dengan thermal overcurrent release dan electromaghnetic overcurrent
release yang rating ampere trip dapat disetel ( adjustable ) untuk jenis
MCCB. Komponen Panel produksi ex. ABB, LS, Schneider atau setara.
5. Setiap circuit breaker harus dilengkapi dengan proteksi arus lebih dan
proteksi arus hubung singkat.
6. Pada circuit breaker dan terminal penyambung harus diberi indikasi / label /
sign plates mengenai nama beban atau kelompok beban yang dicatat daya
listriknya. Label itu harus harus dibuat dari plat aluminium atau standar DIN
4070.
7. Sekering/Fuse (jika ada) harus tipe HRC/HHC dan mampu menahan arus
hubung singkat diatas 100 kA. Fuse harus dilengkapi dengan dudukan dan
rumah sekering (Safety Fuse Holder).
10. Outgoing circuit breaker dari Main Distribution Switch Board harus
dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phase.
11. Cirkuit Breaker untuk proteksi motor – motor listrik harus menggunakan
Cirkuit Breaker yang dirancang khusus untuk pengamanan.
12. Breaking Capacity dan rating Cicuit Breaker yang digunakan harus sebesar
yang tercantum dalam gambar Perencanaan.
Page 47 of 70
13. Semua Circuit Breker harus diidentifikasi dengan jelas. Identifikasi ini
meliputi Breaking Capacity-nya, Voltage Rating dan Ampera Trip-nya
sesuai dengan dinyatakan dalam gambar perencanaan.
14. Pemasangan MCB harus menggunakan omega rail sedangkan MCCB dan
komponen-komponen lain seperti relay contractor, time switch lain harus
menggunakan dudukan plat.
16. Jika dalam gambar perencanaan dinyatakan ada spare tersebut harus
terpasang secara lengkap. Semua CB harus diberi label / sign plate yang
terbuat dari bahan yang sudah disetujui oleh Pengawas / Direksi.
a. Volt meter
b. Ampere meter pada masing –masing phase
c. Frekuensi Meter
d. KW meter
f. Selector switch
g. Trafo arus
h. Indicator lamp. & Fuse
Page 48 of 70
c. Warna hijau untuk phase T
3. Sistem pentanahan panel listrik yang digunakan pada Instalasi ini adalah
sistem PNP (Pentanahan Netral Pengaman), sesuai aturan yang
digunakan pada PUIL 1987.
5. Bila perlu elektroda pentanahan untuk badan peralatan dan panel harus
dipisahkan penanamannya sejauh minimum 3 meter satu dengan yang lain.
7. Saluran ini tidak boleh ada sambungan hanya diperbolehkan pada terminal
yang disediakan dengan menggunakan sambungan mur baut dan sepatu
kabel yang sesuai.
10. Penyambungan dipanel harus pada rek pentanahan atau mur baut yang
telah di las ke badan panel.
a. Kabel daya
Page 49 of 70
Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang
menghubungkan antara panel satu dengan panel yang lainnya
termasuk peralatan bantu dibutuhkannya.
Setiap kabel daya ujungnya harus diberi end cup marking colour,
untuk mengidentifikasi warna phasa. Warna tanda harus tidak boleh
berubah atau pudar karena temperatur kabel.
b. Instalasi penerangan
Page 50 of 70
instalasi seperti conduit, sparing, doos penyambung, doos pemasangan dan
lain–lain yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi penerangan.
c. Instalasi tenaga
2. Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku
yang diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik yang
digunakan minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan dan sudah
direkomendasi oleh LMK
a. Inti Tembaga
c. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada
surat keterangan dari distributor / pabrik.
d. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark yang
jelas dan tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.
f. Penyambungan :
Page 51 of 70
bahan yang sama dengan conduit dipasang tutup dengan skrup. Tutup
kotak dengan cara clip tidak diijinkan. Setiap sambungan harus memakai
alat penyambung berupa las dop.
g. Pada setiap jarak maksimum 25 meter dan setiap belokan sepanjang jalur
penanaman kabel harus di pasang patok beton dengan tulisan TR/TM.
h. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa
galvanized minimum 2,5 kali penampang kabel.
3. Pemipaan ( Konduit )
a. Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang umum
digunakan pada bangunan tinggi adalah “solasi PVC High Impact (HI)”yang
khusus digunakan untuk instalasi penerangan saja.
(satu) konduit, maka sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)
berlaku faktor pengisian maksimum = 50 %.
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
e. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan
pada tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan
menggunakan paku tidak dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau
lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel untuk kabel berukuran 70 mm2 atau lebih harus
menggunakan hydraulic press kemudian di solder dengan timah pateri.
Page 52 of 70
g. Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan besarnya kabel dan
harus yang berkualitas baik, standart produksi ex. GAE, 3M atau setara.
4. Tahanan Isolasi
a. Tahanan isolasi kabel yang dipersyaratkan sesuai pasal 213 sub pasal
213.B.2 PUIL 1987 adalah minimum 1000OHM per satu volt tegangan
nominal.
b. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus
bocor yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel.
Kecuali untuk instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat.
5. Kabel–kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi
pemasangannya seperti table dibawah ini / sesuai dengan gambar Perencanaan :
6. Sebagai pengenal untuk inti kabel atau rel digunakan warna, lambang atau huruf
seperti yang terdapat dalam tabel Tabel : 701 - 1, PUIL 1987.
Pengenal
Pengganti Inti Dengan Dengan Dengan warna
Atau Rel huruf lamban
g
1 2 3 4
A. Instalasi arus bolak-balik :
Fase Satu L 1/R Merah
Fase Dua L 2/S Kuning
Page 53 of 70
Fase Tiga L 3/T Hitam
Netral N Biru
B. Instalasi perlengkapan listrik :
Fase satu U/X Merah
Fase dua V/Y Kuning
Fase tiga W/Z Hitam
C. Instalasi arus searah :
Positif L+ + Tidak
Negatif L- - ditetapkan
Kawat tengah M Tidak
ditetapkan
Biru
Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning /
hijau (untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel
harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.
b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian) dan diberi pelindung pipa galvanized dengan
penampang minimum 2,5 kali penampang kabel.
c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/tinggi dan kabel
telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel PLN
dengan jarak minimum 50 cm.
d. Pada persilangan antara kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil salah
satu tindakan pengamanan, kecuali jika salah satu kabel tanah yang
bersilangan itu terletak di dalam saluran pasangan batu, beton atau semacam
itu yang mempunyai tebal dinding sekurang-kurangnya 6 cm.
Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung
dari lempengan beton (concrete tile) atau pipa beton atau sekurang-
kurangnya dari bahan tahan lama atau yang sederajat.
Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pelindung beton, pipa beton
belah atau dari bahan lain yang cukup kuat tanah lama dan tahan api. Pipa
belah ini harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter
dari kabel yang terletak di bawah diukur kabel sisi luar.
Page 54 of 70
tanah harus dilindungi pada bagian atasnya dengan pipa belah, plat atau
pipa dari bahan bangunan yang tidak dapat terbakar.
8. Rak Kabel
b. Rak kabel umumnya buatan pabrik yang telah digalvanized dan dalam
pemasangannya harus dibumikan.
d. Penyusunan kabel didalam rak harus secara rapi dan tidak saling
menyilang.
9. Seluruh bahan metal tidak bertegangan (rak kabel, panel dll) harus
ditanahkan secara sempurna, pada sambungan rak kabel dimana
sambungan tersebut tidak menggunakan las maka kedua bagian rak harus
jumperdengan konduktor tembaga minimal berpenampang 2,5mm2.
10. Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/lama harus dikerjakan
dengan extra hati-hati. Bila terjadi kerusakan pada kabel existing karena
terkena peralatan gali (pacul, ganco, dsb), kontraktor harus mengganti kabel
tersebut tanpa adanya tambahan biaya, termasuk biaya perawatan pekerja
yang mengalamai kecelakaan hingga sembuh benar.
11. Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang berwenang (PLN)
merupakan Pekerjaan dan Tanggung Jawab dari Kontraktor.
12. Motor
a. Motor dengan kapasitas sama atau lebih kecil 5,5 Kw yang distart
secara langsung atau Direct On Line (DOL) starters.
Page 55 of 70
b. Motor dengan kapasitas lebih besar 5.5 KW distart secara star delta
(Y-) starters.
d. Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal
pentanahan (grounding).
h. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak
mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu. Ventilasi
dalam box harus cukup.
j. Ballast harus mempunyai dudukan yang kuat dalam box lampu, tetapi mudah
dibuka untuk diperiksa atau diangkat.
Page 56 of 70
Starter switch, terminal dan tube fitting, dengan sistem rotary lock. Stater
untuk lampu fluorescent mempunyai reability tinggi, terbuat dari high quality
white polycarbonate. Rating stater disesuaikan dengan rating lampu TL.
e. Kapasitor Yang digunakan harus Kapasitor yang dapat menghasilkan p.f. 0.95
(kapasitas + 3.25 s/d 4.5 micro farad).
f. Fitting/Lamp Holder dan starter holder ( sockets ) produksi ex. Vossloh atau
setara. Material dari white plastic polycarbonate dengan proteksi Uncorosive
dan Touchproof. Lamp holder dan starter holder anti vibrator contact.
a. Armature terbuat dari plat baja putih dengan ketebalan minimal 0,6 mm atau
ketebalan total setelah finis sekitar +- 0,7 mm, pembuatan harus dengan mesin
peralatan lampu Built-in dan dengan proses melalui system Pre Treatment
dengan penyempurnaan finishing cat powder coating.
b. Konstruksi armature harus kuat dan kokoh serta dibuat sedemikian rupa agar
dapat dibuka / dilepas untuk perbaikan / penggantian komponen yang berada di
dalamnya. Armature dan reflektor harus dilengkapi dengan sekrup, agar dapat
dilepas pada waktu memerlukan perbaikan. Seluruh armature harus lengkap
dengan rangka dudukan / gantungan.
Page 57 of 70
c. Pemasangan instalasi lampu dan peralatan tidak dibenarkan
membebani kerangka ceilling yang ada, melainkan harus dipasang pada
cable trays yang tersedia atau dilekatkan langsung pada bagian bawah
dari plat dan, dengan menggunakan klem dan concrete fastener yang
sesuai, sekali-kali penggunaan paku sangat dilarang dalam pengerjaan
ini.
pipa conduit yang terpasang harus diberi tanda ( label ) berwarna pada
setiap jarak 2 meter. (dapat dengan menggunakan insulation tape).
Warna tanda/label yang dipakai harus dikonsultasikan terlebih dahulu
dengan pengawas.
penerangan atau area evakuwasi bila terjadi lampu mati atau kebakaran
dan berfungsi sebagai penerangan darurat sesrta berfungsi sebagai
penunjuk jalan pada saat terjadi pemadaman listrik.
Page 58 of 70
2.14. Soket & Outlet
Outlet daya dan plug yang digunakan harus memenuhi standard SII dan
PLN atau standart lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
Saklar yang digunakan sesuai dengan standard PLN atau SII atau
standard lain yang berlaku dan diakui di
Page 59 of 70
h. Untuk kotak kontak yang dipasang untuk daerah basah harus memakai
type tertutup (Water Proof Type).
- Jalur pipa konduit dan kabel tekukan kabel tidak boleh patah.
- Jalur kabel diatas rak kabel harus rapi dan diusahakan posisi rak
kabel diatas instalasi pipa atau duct VAC untuk menghindari adanya
tetesan air.
- Sambungan dan terminasi kabel pada panel atau beban harus rapi
dan tersambung dengan kuat. Kabel serabut atau berurat banyak
(multicore) harus dilengkapi dengan sepatu kabel (cable shoe).
-
Seluruh Sistem dan Pekerjaan Instalasi harus diperiksa, diteliti dan
diuji dengan baik sebelum diserahkan dan pelaksanaannya harus
menyertakan Konsultan Pengawas dan bila perlu dengan petugas
dari Instansi terkait yang berwenang.
c. Pengukuran Tahanan Isolasi dan Tahanan Pentahanan.
Page 60 of 70
Tegangan Nominal Tegangan Uji Arus Resistans
V Searah Isolasi
V MOhm
Tegangan ekstra rendah 250 0,25
(SELV,PELV dan FELV) yang
memenuhi persyaratan 3.3.1 dan
3.3.2
Sampai dengan 500 V, dengan 500 0,25
pengecualian hal tersebut diatas
Diatas 500 V 1.000 1,00
Table 3.20-1 PUIL 2000 : Nilai Resistans Isolasi Minimum
2. Setelah semua instalasi selesai dipasang dan aliran listrik telah dimasukan,
maka jaringan instalasi harus dites terhadap group –group yang dipasang
apakah telah sesuai dengan gambar.
b. Ampere meter
c. Frekwensi meter
d. Lampu indikator
5. Semua bahan – bahan peralatan dan perbaikan, atas kerusakan yang timbul
Page 61 of 70
sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
7. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas dan Pemilik.
BAB XIII
Page 62 of 70
PEKERJAAN LANDSCAPE DAN TAMAN
13.1. UMUM
C. Penyediaan tanaman
Memperoleh, membeli dan membawa material tanaman ke tapak /lokasi
proyek. Semua material harus disetujui oleh Manajer Konstruksi sebelum
dipakai di tapak. Material tanaman harus diperoleh dari supplier/nursery
terpercaya dengan kondisi tanah dan iklim mirip dengan tapak. Material
tanaman yang didatangkan ke lokasi penanaman tidak boleh dibiarkan tidak
tertanam lebih dari 2 (dua) hari.
D. Penggantian
1. Jika tanaman yang diusulkan tidak dapat diperoleh, berikan permintaan
penggantian tertulis kepada Manajer Konstruksi 1 (satu) minggu setelah
kontrak diserahkan. Permintaan ini dapat berupa spesies yang sama
dengan ukuran berbeda atau spesies alternatif dengan ukuran sama
dengan usulan penyesuaian harga kontrak.
2. Penggantian material tanaman tidak dizinkan tanpa persetujuan tertulis
dari Manajer Konstruksi.
Page 63 of 70
ulang pekerjaan seminggu sekali.
D. Perlindungan
Harap bertanggung jawab terhadap setiap kerusakan akibat penanaman
lanskap. Setiap kerusakan diperbaiki sesuai kondisi area sebelumnya.
E. Pembersihan
Menjaga area kerja tetap bersih, rapi dan teratur selama waktu kontrak.
Membersihkan area pekerjaan pada penghujung hari kerja.
F. Contoh
Manajer Konstruksi berhak mengambil dan menguji contoh material untuk
disesuaikan dengan spesifikasi setiap saat. Material yang ditolak harus
segera dikeluarkan dari tapak.
B. Durasi
Pemeliharaan tanaman akan berlanjut hingga satu tahun setelah serah
terima pekerjaan pertama. Pemeliharaan tanaman selama pelaksanaan
proyek tidak dianggap periode pemeliharaan.
C. Material tanaman
1. Material tanaman dengan kondisi sebagai berikut:
mati atau sekarat dan tidak dalam kondisi bertahan hidup,
ditanam tidak sesuai, atau
dalam kondisi menurun, tidak sehat atau berpenyakit, harus
diganti dengan tanaman dari spesies dan ukuran yang sama dengan
tanaman asal dalam waktu maksimum dua minggu setelah keluar
instruksi penggantian tanaman.
2. Biaya penggantian material tanaman selama periode pemeliharaan
ditanggung oleh kontraktor.
Page 64 of 70
spesifikasi dan sesuai penyesuaian lapangan, penanggung jawab akan
memberi kontraktor pemeberitahuan tertulis mengesahkan
Penyelesaian Pekerjaan dan permulaan periode pemeliharaan enam
bulan.
Jika setelah inspeksi pra pemeliharaan, pekerjaan yang dilakukan
dianggap tidak dapat diterima, daftar kekurangan lansekap akan
dikeluarkan untuk kontraktor. Pekerjaan perbaikan lansekap harus
diselesaikan pada waktu yang disetujui.
Jika pekerjaan perbaikan tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang
disetujui, kontraktor akan mendapat peringatan tertulis dari penanggung
jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dan permintaan inspeksi. Dalam
inspeksi, jika dalam pandangan Manajer Konstruksi pekerjaan tersebut
tidak dapat diterima, Pelaksanalain akan dipanggil untuk mengerjakan
pekerjaan itu. Biaya pelaksanaannya akan dipotong dari harga kontrak.
5. Setelah periode enam bulan pemeliharaan formal, inspeksi final akan
dilakukan. Jika dalam inspeksi final, Manajer Konstruksi beranggapan
semua pekerjaan telah dikerjakan sesuai spesifikasi, maka
pemberitahuan tertulis akan penyelesaian SPK akan dikeluarkan.
13.2. MATERIAL
13.2.1. Media Tanam
A. Tanah taman (Top soil)
Alami, subur, tanah remah bebas kerikil, biji-bijian, gulma dan akar-
akaran.
B. Campuran media tanam
Media tanam untuk pohon, palm, semak dan penutup tanah terdiri
dari:
3 bagian tanah taman (top soil)
1 bagian pasir saring/ayak
1 bagian pupuk kandang/kompos (pupuk organik)
C. Lapisan di bawah media tanam (pada area basement)
Untuk mendapatkan ketinggian tanah yang dikehendaki, lapisan
sirtu diletakkan di bawah media tanam sebelum melakukan
penanaman di atas area basement.
Page 65 of 70
setelah dipangkas, dengan percabangan normal, sesuai ukuran
dalam BOQ.
3. Tanaman yang sesuai ukuran, namun tidak mempunyai bentuk,
keseimbangan tinggi dan lebar yang normal, akan ditolak.
4. Pohon, palem, semak dan penutup tanah lebih besar dari
spesifikasi dapat digunakan, namun pemakaian material
tanaman yang lebih besar tidak akan mengubah harga dalam
SPK. Ketinggian tanaman tidak boleh diganti untuk
menciptakan keseimbangan. Untuk palem berbatang banyak
(contoh:Chrysalidocarpus) setidaknya tanaman memiliki 4
batang. Tanaman rambat minimal memiliki dua pucuk utama
sesuai tinggi tnaman yang direkomendasikan dan memiliki
perakakran yang baik.
5. Palem dan pohon yang dikirim dengan bola akar kecil atau tidak
cukup akan ditolak. Dalam semua kasus, keputusan
penanggung jawab adalah final. Ukuran diameter bola akar
yang mencukupi adalah minimal tiga kali dari ukuran diameter
batang di pangkal bawah.
6. Pada saat tanaman ditanam, seluruh pembungkus akar harus
dilepas agar tidak menganggu pertumbuhan akar.
7. Setiap pohon, palem, semak dan penutup tanah dengan batang
yang lemah dan kurus tidak akan sanggup menyangga diri
sendiri di tempat terbuka, akan ditolak.
8. Pohon dan palem sebaiknya tegak, dengan bentuk seragam
tanpa kerusakan, bengkok atau memiliki batang utama lebih
dari satu, kecuali diminta.
9. Potongan akar harus sehat, material vegetatif dengan
perakaran yang baik pada satu atau lebih titik.
13.2.5. Penyiraman
Pelaksanadapat menggunakan sumber air yang ada di tapak.
Kontraktor harus menyediakan selang dan semprotan untuk penyiraman
tanaman. Bila terdapat ketentuan lain mengenai detail teknis
penyiraman, harus ditentukan oleh kedua belah pihak (pemilik dan
pelaksana) sebelum dimulainya pelaksaan konstruksi di lapangan.
13.3. PELAKSANAAN
13.3.1. Pembersihan
a. Membersihkan semua area penanaman dari vegetasi yang ada (existing),
yang tidak sesuai dengan rencana dan semua sampah dan material asing
lainnya yang dianggap halangan untuk pelaksanaan penanaman dan atau
tidak terlihat baik.
b. Memelihara bentukan lahan/grade yang telah terbentuk sebelumnya (hanya
pada area grading yang sudah selesai).
c. Kontraktor utama harus bertanggung jawab untuk pembersihan bak
tanaman dan menyerahkannya kepada Pelaksanadalam keadaan siap
ditanami. Adalah tanggung jawab Pelaksanamemastikan hal ini dikerjakan.
Jika gagal, pekerjaan pembersihan dan persiapan bak tanaman menjadi
tanggung jawab Kontraktor Lansekap.
d. Mengatur semua material yang sudah disiapkan ke area dalam tapak
sebagaimana diarahkan oleh Manajer Konstruksi.
13.3.2. Tahap-Tahap Persiapan Lahan Tanam :
Page 66 of 70
1. Lapisan permukaan tanah (top
soil) dikupas setebal 20 cm untuk mendapatkan tanah yang baik dan bebas
dari kototan-kotoran yang diperkirakan akan menghambat pertumbuhan
rumput.
2. Pembentukan kontur dan
kemiringan lahan disesuaikan dengan desain yang ada dengan
menggunakan alat grader.
3. Lahan dengan kontur yang telah
disesuaikan dengan desain kontur segera dipadatkan dengan big roller.
B. Penempatan Tanaman
1. Lokasi tanaman harus ditandai oleh Pelaksana untuk ditinjau ulang oleh
Manajer Konstruksi sebelum pelaksanaan kerja. Pelaksana harus
memberi tahu Manajer Konstruksi 3 hari di muka sebelum pemberian
tanda.
2. Tanaman harus diletakkan di tengah-tengah dengan posisi tetap pada
media tanam padat yang sesuai, yang telah tercampur rata.
3. Tanaman harus diletakkan dengan ketinggian tanah rata dengan
Page 67 of 70
bentukan lahan/grade akhir dan ditanam untuk memberi penampilan
yang terbaik pada struktur atau lingkungan terdekatnya.
C. Penunjang
Segera sesudah penanaman semua pohon dan palem dengan tinggi 2,0 m
atau
lebih, seperti pada detil, diberi penunjang.
Page 68 of 70
A. Pemeliharaan akan meliputi, namun tak terbatas pada:
1. Perlindungan area yang dilewati lalu lintas, dengan membangun
barikade segera sesudah penanaman.
2. Menyiram area penanaman sebanyak kebutuhan untuk menunjang
pertumbuhan yang aktif, menjaga area lembab namun tidak
menggenangi (harian).
3. Pemupukan sesuai kebutuhan dan sesuai rekomendasi produsen (1-2
kali /bulan).
4. Memelihara area penanaman bebas gulma dan rumput-rumput
pengganggu melalui pembersihan gulma harian jika dibutuhkan.
Mencabut gulma hingga ke akarnya (2 kali/bulan).
5. Memeriksa semua tanaman untuk penyakit dan serangan hama (setiap
bulan atau sesuai kebutuhan). Memindahkan tanaman yang rusak atau
terinfeksi. Material yang terkena diobati segera.
6. Segera memindahkan tanaman yang mati atau sekarat. Penggantian
harus dari jenis dan ukuran yang sama dengan tanaman sebelumnya
(sesuai kebutuhan).
7. Pengulangan pemberian penyangga, pengencangan ikatan atau
pengaturan kembali ke ketinggian yang sesuai atau penegakan kembali
tanaman yang tidak berada pada posisi tumbuh yang sesuai (sesuai
kebutuhan).
8. Memangkas rumput hingga setinggi 15 mm (1 kali/bulan). Untuk rumput
pada area golf mini, pertahankan ketinggian rumput agar tetap 10-12
mm.
9. Merapikan semua pohon, semak dan penutup tanah seperti pengarahan
Penanggung Jawab Lansekap untuk membuat bentuk, kebiasaan dan
tampilan tanaman yang diinginkan (1 kali/ bulan).
10. Membuat catatan dari prosedur pemeliharaan yang meliputi tenaga
kerja, deskripsi tugas, pupuk, irigasi, dan lain-lain. Memberikan salinan
dari catatan pemeliharaan kepada Penanggung Jawab Lansekap.
1. Penyiraman Harian
2. Pembersihan gulma Harian dan jika dibutuhkan
3. Forking bedeng tanaman Bulanan
4. Edging Bulanan
5. Pemupukan 2 kali/bulan
6. Penyemprotan hama penyakit Bulanan atau jika
dibutuhkan
dengan adanya hama dan
penyakit
7. Pemangkasan rumput Sekali/bulan
8. Perapian/trimming semak dan Sekali/bulan dan atau jika
penutup tanah dibutuhkan
9. Penggantian tanaman dan Jika dibutuhkan
perbaikan kecil bedeng tanaman
10. Pemberian penunjang untuk Jika dibutuhkan
mengatur pertumbuhan pohon dan
tanaman
C. Tenaga kerja
Pengawas : 6 hari per minggu
Tim pekerja pemeliharaan : 7 hari per minggu.
Page 69 of 70
mengenai aktivitas pemeliharaan, peralatan yang digunakan, obat-obatan
atau jenis pupuk yang dipakai serta jumlah dan pembagian tenaga
pemeliharaan harian kepada Manajer Konstruksi untuk dimintakan
persetujuannya sebelum dimulainya pelaksanaan masa pemeliharaan.
Batu,__________________2015
Dibuat Oleh :
Konsultan Perencana
CV. DEKA KHARIESMA
Page 70 of 70