Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

Nama: Jihad Maulana Yusuf

NPM: 181105010259

Mata Kuliah: Bimbingan Konseling (BK)

Soal UTS:

1. Jelaskan perbedaan Bimbingan dengan Konseling!

2. Jelaskan urgensi layanan BK profesional di lembaga pendidikan formal!

3. Jelaskan perbedaan paradigma lama dan paradigma baru dalam layanan BK di sekolah!

4. BK paradigma baru dikenal dengan BK Komprehensif atau BK Perkembangan, mengapa?

5. BK komprehensif dikemas dalam berbagai kegiatan yg disusun salan program tahunan dan
semester, layanan dipilah menjadi 4 bidang...sebutkan dan jelaskan masing-masing!

6. Sebutkan dan jelaskan masing-masing jenis layanan BK!

7. Regulasi yg mengatur BK di sekolah terdapat salam Permendikbud yang mana? Jelaskan


singkat isinya terkait apa?

Jawaban:

1. Peebedaan antara Bimbingan dan Konseling terletak pada isi kegiatan atau juga tenaga dari
yang menyelenggarakannya. Dari segi isi bimbingan akan lebih banyak bersangkutan dengan
mendapatkan atau diberi informasi dari kegiatan mengumpulkan data siswa yang sedang
ditangani sedikit lebih menekan pada pencegahan. Sedangkan konseling merupakan kegiatan
yang sering dilakukan secara langsung atau tatap muka antar konselor dan konseling.

2. Bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan pemberian bantuan yang dilakukan
konselor kepada seorang klien atau peserta didik, agar klien dapat memahami dirinya sendiri,
membuat keputusan, memahami potensi dirinya yang dimiliki, mengetahui bagaimana
mengembangkan potensinya tersebut, dan memiliki sifat tanggung jawab atas keputusan-
keputusan yang yang diambilnya sendiri. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di
sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang kearah yang semaksimal mungkin.

3. Pada masa paradigma lama, layanan bimbingan dan konseling ditujukan kepada tiga bentuk
layanan yaitu: konseling, konsultasi, dan koordinasi. Sedangkan pada masa paradigma baru
layanan bimbingan dan konseling ditambah dalam bentuk melakukan layanan yang proaktif,
antara lain: kepemimpinan, advokasi, bekerja secara tim dan berkolaborasi, memanfaatkan
asesmen dan penggunaan data, serta pemanfaatan teknologi.

4. BK paradigma baru dikenal dengan BK Komprehensif atau BK Perkembangan karena dikenal


sebagai program bimbingan konseling yang memiliki tujuan untuk memandirikan murid/peserta
didik. Dalam BK Komprhensif bentuk layanan yang diberikan tidak lagi berfungsi membantu
peserta didik menyelesaikan masalahnya namun mengembangkan potensi peserta didik
berasarkan perkembangannya sehingga disebutlah bahwa BK komprehensif adalah sama
dengan BK berbasis perkembangan. untuk mencapai kemandirian peserta didik tersebut
konselor tidak lagi mengedepankan fungsi kuratif, namun lebih menekankan fungsi
pencegahan/preventif dan perkembangan/developmental.

5. Bentuk layanan yang diberikan meliputi 4 layanan, Yaitu:

1. Bimbingan dan Konseling pribadi. Suatu proses pemberian bantuan dari konselor atau
guru bimbingan dan konseling kepada peserta didik/konseli untuk memahami,
menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan keputusannya
secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat
mencapai perkembangan pribadinya secara optimal dan mencapai kebahagiaan,
kesejahteraan dan keselamatan dalam kehidupannya.
2. Bimbingan dan Konseling sosial. Suatu proses pemberian bantuan dari konselor
kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan
interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-
masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki keserasian
hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan dalam kehidupannya.
3. Bimbingan dan Konseling karir. Proses pemberian bantuan konselor atau guru
bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang
hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan kesempatan
yang tersedia di lingkungan hidupnya, sehingga dapat mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya.

4. Bimbingan dan Konseling belajar. Proses pemberian bantuan konselor atau guru
bimbingan dan konseling kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri
untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan
pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,
kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.
6. Jenis-jenis layanan BK:

1. layanan dasar, layanan yang meliputi program-program yang direncanakan konselor


untuk megembangkan potensi peserta didik berupa program bimbingan kelompok,
assesment, an layanan-layanan lain.
2. Layanan responsif, adalah layanan yang diberikan kepada peserta didik yang
memerlukan bantuan khusus, misalnya konseling, referal, konsultasi
3. Perencanaan individual, yaitu layanan yang diberikan konselor untuk membantu
individu merencanakan kariernya, misalnya tes bakat minat, analisis hasil belajar,
konslutasi dengan orang tua an lain sebagainya yang dapat membantu peserta didik
menentukan pilihan karier yang sesuai dengan kebutuhannya dan pengharapan orang
lain disekitarnya.
4. Dukungan sistem, meliputi keterampilan konselor, dukungan pihak sekolah,
ketersediaan instrument bimbingan, sarana-prasarana, dukungan orang tua dan peserta
didik.

7. Terdapat pada Permendikbud no 111 tahun 2014. Peraturan ini menjelaskan fungsi dan
tujuan layanan bimbingan dan konseling bagi konseli. asas dan prinsip layanan bimbingan dan
konseling. Komponen dan bidang layanan bimbingan dan konseling dituangkan ke dalam
program tahunan dan semester dengan mempertimbangkan komposisi dan proporsi serta
alokasi waktu layanan baik di dalam maupun di luar kelas. Strategi dan mekanisme layanan
bimbingan dan konseling juga dijelaskan serta pelaksana layanan bimbingan dan konseling.
serta yang paling terbarukan adalah pada Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling akan
menggunakan Pedoman Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah yang tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini. Pedoman dan panduan akan ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar atau Direktur Jenderal Pendidikan Menengah sesuai dengan kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai