D
DENGAN SYNDROM GAWAT NAPAS
DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Laporan Studi Kasus Disusun Untuk Memenuhi Target Pada Stase “GADAR”
Disusun Oleh :
Kharisma Rakhmah
22101800004
TINJAUAN TEORI
3. ManifestasiKlinis
Skor
Pemeriksaan
0 1 2
Frekuensi napas < 60 /menit 60-80 /menit > 80/menit
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat
Sianosis Tidak ada sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap
dengan 02 walaupun diberi O2
Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara
udara masuk masuk
Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar tanpa
dengan stetoskop alat bantu
Evaluasi: < 3 = gawat napas ringan
4-5 = gawat napas sedang
> 6 = gawat napas berat (Mansjoer 2012)
4. Patofisiologi
Faktor-faktor yang memudahkan terjadinya RDS pada bayi prematur disebabkan
oleh alveoli masih kecil sehingga kesulitan berkembang, pengembangan kurang sempurna
kerana dinding thorax masih lemah, produksi surfaktan kurang sempurna.Kekurangan
surfaktan mengakibatkan kolaps pada alveolus sehingga paru-paru menjadi kaku. Hal
tersebut menyebabkan perubahan fisiologi paru sehingga daya pengembangan paru
(compliance) menurun 25% dari normal, pernafasan menjadi berat, shunting intrapulmonal
meningkat dan terjadi hipoksemia berat, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis
respiratorik.
Telah diketahui bahwa surfaktan mengandung 90% fosfolipid dan 10% protein ,
lipoprotein ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan dan menjaga agar alveoli tetap
mengembang. Secara makroskopik, paru-paru nampak tidak berisi udara dan berwarna
kemerahan seperti hati.Oleh sebab itu paru-paru memerlukan tekanan pembukaan yang
tinggi untuk mengembang. Secara histologi, adanya atelektasis yang luas dari rongga udara
bahagian distal menyebabkan edema interstisial dan kongesti dinding alveoli sehingga
menyebabkan desquamasi dari epithel sel alveoli type II. Dilatasi duktus alveoli, tetapi
alveoli menjadi tertarik karena adanya defisiensi surfaktan ini.
Dengan adanya atelektasis yang progresif dengan barotrauma atau volutrauma
dan keracunan oksigen, menyebabkan kerosakan pada endothelial dan epithelial sel jalan
pernafasan bagian distal sehingga menyebabkan eksudasi matriks fibrin yang berasal dari
darah. Membran hyaline yang meliputi alveoli dibentuk dalam satu setengah jam setelah
lahir. Epithelium mulai membaik dan surfaktan mulai dibentuk pada 36- 72 jam setelah lahir.
Proses penyembuhan ini adalah komplek; pada bayi yang immatur dan mengalami sakit
yang berat dan bayi yang dilahirkan dari ibu dengan chorioamnionitis sering berlanjut
menjadi Bronchopulmonal Displasia (BPD) (Masjoer, 2012).
5. Pathways
(Bobak, 2013)
6. PemeriksaanDiagnostik
Pemeriksaan Kegunaan
Kultur darah Menunjukkan keadaan bakteriemia
Analisis gas darah Menilai derajat hipoksemia dan keseimbangan asam basa
Glukosa darah Menilai keadaan hipoglikemia, karena hipoglikemia dapat
menyebabkan atau memperberat takipnea
Rontgen toraks Mengetahui etiologi distress nafas
Darah rutin dan hitung jenis Leukositosis menunjukkan adanya infeksi
Neutropenia menunjukkan infeksi bakteri
Trombositopenia menunjukkan adanya sepsis
Pulse oximetry Menilai hipoksia dan kebutuhan tambahan oksigen
Sumber: Masjoer, 2012)
7. Komplikasi
Menurut wong (2010) terjadinya kompilkasi pad sidrom gawat nafas sebagai berikut ini :
a. Komplikasi jangka pendek ( akut ) dapat terjadi :
1) Ruptur alveoli
Bila dicurigai terjadi kebocoran udara (pneumothorak, pneumomediastinum,
pneumopericardium, emfisema intersisiel ), pada bayi dengan RDS yang tiba2
memburuk dengan gejala klinis hipotensi, apnea, atau bradikardi.
2) Dapat timbul infeksi yang terjadi karena keadaan penderita yang memburuk dan
adanya perubahan jumlah leukosit dan thrombositopeni. Infeksi dapat timbul
karena tindakan invasiv seperti pemasangan jarum vena, kateter, dan alat
respirasi.
3) Perdarahan intrakranial dan leukomalacia periventricular
Perdarahan intraventrikuler terjadi pada 20-40% bayi prematur dengan frekuensi
terbanyak pada bayi RDS dengan ventilasi mekanik.
4) PDA dengan peningkatan shunting dari kiri ke kanan merupakan komplikasi bayi
dengan RDS terutama pada bayi yang dihentikan terapi surfaktannya.
b. Komplikasi jangka panjang yang sering terjadi :
1) Bronchopulmonary Dysplasia (BPD)
Merupakan penyakit paru kronik yang disebabkan pemakaian oksigen pada bayi
dengan masa gestasi 36 minggu.BPD berhubungan dengan tingginya volume dan
tekanan yang digunakan pada waktu menggunakan ventilasi mekanik, adanya
infeksi, inflamasi, dan defisiensi vitamin A.
2) Retinopathy premature
Kegagalan fungsi neurologi, terjadi sekitar 10-70% bayi yang berhubungan dengan
masa gestasi, adanya hipoxia, komplikasi intrakranial, dan adanya infeksi.
8. Penatalaksanaan
a. Memberikan lingkungan yang optimal. Suhu tubuh bayi harus selalu diusahakan agar
tetap dalam batas normal (36,5o-37oC) dengan cara meletakkan bayi dalam incubator.
Kelembapan ruangan juga harus adekuat.
b. Pemberian oksigen. Pemberian /oksigen harus dilakukan dengan hati-hati karena
berpengaruh kompleks pada bayi premature.pemberian oksigen yang terlalu banyak
dapat menimbulkan komplikasi seperti fobrosis paru,dan kerusakan retina. Untuk
mencegah timbulnya komplikasi pemberian oksigen sebaiknya diikuti dengan
pemeriksaan analisa gas darah arteri. Bila fasilitas untuk pemeriksaan analisis gas
darah arteri tidak ada, maka oksigen diberikan dengan konsentrasi tidak lebih dari 40%
sampai gejala sianosis menghilang.
c. Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk mempertahankan homeostasis dan
menghindarkan dehidrasi. Pada permulaan diberikan glukosa 5-10% dengan jumlah
yang disesuaikan dengan umur dan berat badan ialah 60-125 ml/kgBB/hari. Asidosis
metabolic yang selalu dijumpai harus segera dikoreksi dengan memberikan NaHCO3
secara intravena yang berguna untuk mempertahankan agar pH darah 7,35-7,45. Bila
tidak ada fasilitas untuk pemeriksaan analisis gas darah, NaHCO3 dapat diberi
langsung melalui tetesan dengan menggunakan campuran larutan glukosa 5-10% dan
NaHCO3 1,5% dalam perbandinagn 4:1
d. Pemberian antibiotic. bayi dengan PMH perlu mendapat antibiotic untuk mencegah
infeksi sekunder. dapat diberikan penisilin dengan dosis 50.000-100.000 U/kgBB/hari
atau ampisilin 100 mg/kgBB/hari, dengan atau tanpa gentamisin 3-5 mg/kgBB/hari.
e. Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH adalah pemberian surfaktan
eksogen (surfaktan dari luar). Obat ini sangat efektif tapi biayanya sangat mahal
(Masjoer, 2012).
9. FokusPengkajian
Menurut Leiver (2011) fokus pengkajian RDS sebagi beriut ini :
a. Riwayat maternal
- Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
- Kondisi seperti perdarahan placenta
- Tipe dan lamanya persalinan
- Stress fetal atau intrapartus
b. Status infant saat lahir
- Prematur, umur kehamilan
- Apgar score, apakah terjadi aspiksia
- Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
c. Cardiovaskular
- Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
- Murmur sistolik
- Denyut jantung dalam batas normal
d. Integumen
- Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi peripheral
- Pitting edema pada tangan dan kaki
- Mottling
e. Neurologis
- Immobilitas, kelemahan, flaciditas
- Penurunan suhu tubuh
- Pulmonary
- Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit, mungkin 80 – 100 x )
- Nafas grunting
- Nasal flaring
- Retraksi intercostal, suprasternal, atau substernal
- Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan persentase
desaturasi hemoglobin
- Penurunan suara nafas, crakles, episode apnea
f. Status Behavioral
- Lethargy
g. StudyDiagnostik
- Seri rontqen dada, untuk melihat densitas atelektasis dan elevasi diaphragma
dengan overdistensi duktus alveolar
- Bronchogram udara, untuk menentukan ventilasi jalan nafas.
Data laboratorium
- Profil paru, untuk menentukan maturitas paru, dengan bahan cairan amnion (untuk
janin yang mempunyai predisposisi RDS)
Lecitin/Sphingomielin (L/S) ratio 2 : 1 atau lebih mengindikasikan maturitas paru
Phospatidyglicerol : meningkat saat usia gestasi 35 minggu
Tingkat phosphatydylinositol
- Analisa Gas Darah, PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 kurang dari 60 mmHg,
saturasi oksigen 92% – 94%, pH 7,31 –
7,45- Level pottasium, meningkat sebagai hasil dari release potassium dari sel
alveolar yang rusak
C. KAJIAN JOURNAL
a. Data Subjektif
a. Kajian Jornal
Bayi laki-laki lahir dengan berat badan 1800 gram, PB 45 cm apgar score 5/6/7.
Bayi menangis setelah dilakukan resusitasi, pergerakan bayi tidak aktif dan menangis
lemah dan tidak ada kelainan bawaan.
b. Kajian Kasus
Nama Bayi : By.Ny.D
Umur Bayi : 6 Jam
Tanggal/jam lahir : 14-09-2020/ Pukul : 01.20 WIB/umur 6 Jam.
Bayi lahir spontan ditolong bidan, bayi menangis setelah dilakukan resisitasi dan hasil
nilai apgarnya 5/7/9.
b. Data Objektif
a. Kajian Jornal
Dari pemeriksaan fisik didapatkan BB sekarang 1.800 gram, PB 45 cm, Ballard
score 22 (usia gestasi 32 minggu), keadaan tampak sakit berat, kesadaran compos
mentis, suhu per aksila 36,9 oC, frekuensi denyut jantung 138 x/menit, frekuensi
pernapasan 64 x/menit, bayi tampak sianosis, pernapasan cuping hidung (+), retraksi
suprasternal dan subcostal, merintih (+) dengan stetoskop, pernafasan vesikuler (+/+).
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan hasil Hb: 16,8 gr/dl; leukosit:
24.400/ul; Trombosit: 255.000/ul; CRP: (-).
b. Kajian Kasus
Dari hasil pemeriksaan didapatkan yaitu Keadaan umum : lemah, kesadaran letargi, Nadi
Nadi 170x/mnt, Suhu 36,00OC, Pernapasan 68x/mnt, SPO2 70%. Dengan BB 2500 gram,
PB 50 cm. Hasil pemeriksaan fisik didaptkan wajah tampak pucat dan kebiruan, bibir pucat,
kuku dan telapak tangan teraba dingin, terdapat retraksidinding dada, pernapasan cepat
dan terdengan bunyi rintihan pada saat bayi bernapas, pada alat genetalia testis belum
turun. Hasil pemeriksaan labolatorium yairu pada pemeriksaaan Rongent Terdapat
gambaran hiperinflasi dada, infiltrat kasar yang menyebar di lapang paru-paru Efusi pleura
minimal,dan terdapat atelektasis di paru-paru.
c. Assesment
a. Kajian Jornal
Pasien didiagnosis dengan neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan post
Sectio Cesarea (SC) atas indikasi perdarahan ante partum et causa Plasenta Previa
Totalis dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan respiratory distress syndrome.
b. Kajian Kasus
Diagnosis Kebidanan By.Ny.D Cukup Bulan umur 6 Jam dengan Syndrome Gawat
Napas. Masalahnya adalah Letargi, Diagnosis Potensial yaitu Apneu dan
Bronchopneumony Displasia. Antisipasi Segera yaitu antara lain Pindahkan bayi
diruang NICU, Oksigenasi dengan target O2 88 – 92%, Beri cairan ruatan secara
parenteral 60 – 150 ml/Kg BB/Hari. Bila terjadi hiperfusi berikan ciran NaCl 0,9 % 10
ml/Kg BB dalam 30 menit, Berikan Antibiotik. Tindakan Segera yaitu Kolaborasi dengan
Dokter Spesialia Anak.
c. Planning
a. Kajian Jornal
Penatalaksanaan pasien pada kasus ini yaitu rawat inkubator untuk
mempertahankan suhu bayi 36,5%-37,5% 0C; Pasang CPAP dengan FiO2 30%; Penuhi
kebutuhan cairan 144 cc/ hari terdiri dari IVFD D10% 144cc. Diberikan obat- obatan
yaitu Injeksi Ceftazidime dengan dosis 90 mg/12 jam, Aminophilin dengan dosis loading
13 mg dan dosis maintenance 4,5mg/12 jam. Pemeriksaaan laboratorium darah dan
rontgen torakoabdominal bedside. Juga dilakukan monitor suhu, pernafasan, sesak,
saturasi.
b. Kajian Kasus
- Beritahu keadaan bayi kepada ibu dan keluarga
- Pindahkan bayi ke ruang NICU
- Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
- Lakukan advis dokter
- Pasang nesting untuk mengatur posisi bayi
- Pantau tanda-tanda vital bayi dan suhu inkubator
- Ganti popok/pampers bayi apabila penuh atau ganti tiap 3-4 jam sekali.
- Pantau tanda-tanda vital bayi tiap 1 jam dan suhu ruangan inkubator
- Berikan surfactan dengan menggunakan tehnik INSURE/i-gelSA
BAB II
TINJAUAN KASUS
ASUHANKEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PATOLOGI
PADA BY. NY. D DENGAN SYNDROME GAWAT NAPASDI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG
PENGKAJIAN
Tanggal : 14 September 2020
Jam : 09.00 WIB
Tempat : di Ruang NICU Rumah Sakitislam Sulan Agung Semarang
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Bayi : By.Ny.D
Umur Bayi : 6 Jam
Tanggal/jam lahir : 14-09-2020/ Pukul : 01.20 WIB/umur 6 Jam
No. Register : 05568
Nama Ibu : Ny.D Nama Ayah : Tn.R
Umur : 23 th Umur : 25 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Smp Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Semarang Alamat : Semarang
2. Riwayat Kehamilan Ibu
- GPA : Ibu mengatakan kehamilan pertama, belum melahirkan, dan
belum pernah keguguran (G1P0A0).
- Umur kehamilan : 8 bulan 3 minggu (35 mingggu).
- ANC : 5 kali
Frekuensi :
TM I 1 kali umur kehamilan 2 bulan.
TM II 2 kali umur kehamilan 5 bulan dan 6 bulan.
TM III 2 kali umur kehamilan 7 bulan dan 8 bulan.
Tempat periksa : di PMB Rismawati
- Keluhan hamil muda : Tidak ada
- Keluhan hamil tua : Nyeri Punggung dan bengkak pada kaki dan tangan.
- Riwayat Kesehatan : Ibu mengatakan selama hamil trimestr II menderita penyakit
hipertensi dan ibu mengatakan didalam keluarganya terdapat riwayat penyakit Diabetes
Mellitus yaitu ibunya kandung dan terdapat riwayat kehamilan kembar yaitu suami.
3. Kebiasaan Waktu Hamil
a. Makanan : Tidak ada alergi terhadap makanan dan makanan beragam
seperti sayuran, nasi, ikan, telor, daging, ayam, jenis makanan seafood, tahu, tempe,
biskuit dll.
b. Obat-obatan/jamu : Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat selain yang
diberikan Bidan dan ibu mengatakan pernah mengkonsumsi jamu gendong.
c. Merokok : Tidak Merokok
d. Aktivitas : Melakukan aktivitas ibu rumah tangga seperti : menyapu,
mengepel, memasak, memcuci dan melakukan senam hamil dan yoga.
4. Riwayat Persalinan Sekarang
a. Riwayat Persalinan : Ibu mengatakan datang ke Rumah Sakit pada pukul 22.55
WIB dan ketuban sudah pecah ngepyok pada pukul 22.50 dan perutnya sudah mulas
sejak 3 jam yang lalu pada pukul 19.00 WIB. dari hasil pemeriksaan bidan pada pukul
23.00 ibu sudah buka lengkap, kemudian dipimpin meneran selama 2 jam 20 menit bayi
lahir pada pukul 01.20 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, ibu khawatir karena bayinya
tidak langsung menangis dan kulitnya bewarna kebiruan, setelah bayi ditangani oleh
bidan bayi menangis, kemudia IMD selama 1 jam. Setelah 4 jam ibu mengatakan
bayinya tidak mau menyusu dan wajahnya tampak kebiruan dan telapak tangan teraba
dingin.
b. Jenis persalinan : Spontan
c. Penolong : Bidan
d. Lama persalinan
Kala I : 0 jam, 50 menit
Kala II : 2 jam, 20 menit
Kala III : 0 jam, 15 Menit
Kala IV: 2 jam, 0 menit
e. Ketuban pecah
Pecah jam : 22.50 WIB
Jenis : Spontan / amniotomi
Warna : Keruh Bercampur Mekonium
Bau : Anyir dan Busuk
Jumlah : ± 500 cc
f. Komplikasi persalinan
Ibu : Tidak ada
Bayi : Asfiksia Sedang
B. DATA OBJEKTIF
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Letargi
Hasil Penilaian Selintas
Warna Kulit : Kebiruan dibagian perut dan dada.
Gerakan : Lemah
Tangisan : Bayi tidak menangis
Hasil APGAR SCORE
TANDA I II III
Apperance 1 2 2
Pulse 1 1 2
Grimace 1 2 2
Aktivity 1 1 2
Respirasi 1 1 1
Jumlah 5 7 9
c. Tanda-Tanda Vital
a. Nadi : 170x/mnt
b. Suhu : 36,00OC
c. Pernapasan : 68x/mnt
d. SPO2 : 70%
d. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat Badan : 2500 gr
b. Panjang Badan : 50 cm
c. Lingkar Kepala : 33 cm
d. Lingkar Dada : 32 cm
e. LiLA : 10 cm
e. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada caput succedanium, tidak ada cephal
hematom, dan ubun-ubun datar.
b. Rambut : Rambut tebal, bewarna hitam
c. Muka : Wajah tampak kebiruan, tidak kuning, tidak terlihat seperti wajah
mongoloid (syndrom down).
d. Mata : Simetris kanan dan kiri, konjungtiva merah muda, sklera tidak kuning,
tidak ada secret, tidak ada kelainan seperti mata juling dan katarak kongenital.
e. Hidung : Terdapat dua lubang hidung terlihat jelas, tidak ada secrtet, terdapat
pernapasan cuping hidung, dan tidak ada kelainan.
f. Mulut : Bibir bersih dan tidak kering, tampakkebiruan, tidak ada bibi sumbing,
lidah bersih, tidak ada lubang di pallatum, mulut tidak sulit untuk membuka, tidak ada
lendir sisa persalinan, reflek hisap lemah.
g. Telinga : Simetris kanan dan kiri, fungsi pendengaran baik, tulang rawan
terbentuk dengan baik, tidak ada serumen, terdapat lubang telinga, tidak ada vernik,
lanugo sedikit, dan tidak ada kelainan.
h. Leher : Pendek, kulit berlipat, vernik sudak bersih, tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, ataupun kelenjar vena jugularis.
i. Dada : Pernapasan cepat dan terdapat rintihan pada saat bernapas, terdapat
retraksi dinding dada, tidak ada suara tambahan seperti ronchi, stidor, atau wheezing.
j. Perut : Perut datar, turgor kulit baik <1 detik, tidak kembung, tidak ada
pembesaran pada hati dan organ lainnya, tali pusat terbungkus kasa kering, tidak ada
tanda-tanda infeksi pada tali pusat.
k. Punggung : Rambut lanugo tidak terlihat, tidak ada pembengkakan, tidak ada
kelainan seperti spina bifida.
l. Genitalia : Testis belum turun, skrotum terdapat garis2 halus dan berkerut,
terdapat lubang pada ujung penis, BAK (+) Frekuensi 2 kali bewarna jernih.
m. Anus : Terdapat lubang anus, BAB (+) berupa mekonium, dan tidak ada
kelainan.
Eliminasi
- Miksi : Sudah / BAK 2 kali, warna jernih.
- Meconeum : Sudah / BAB mekonium bewarna hitam-kehijauan.
n. Ekstremitas :
1) Atas : Terdapat verniks, simetris kanan dan kiri, jari-jari lengkap, gerakan
lemah, kuku bewarna kebiruan, warna kulit tidak kuning, tidak ada fraktur clavicula
dan humerus, tidak ada kelainan seperti polidaktili, syndaktilli, brakidaktilli.
2) Bawah : Simetris kanan dan kiri, jari-jari lengkap, gerakan lemah, warna kulit
tidak kuning, kuku bewarna kebiruan, tidak ada kelainan seperti polidaktili, syndaktili,
brakidaktilli, dan tidak ada kelainan CTEV (congenital talipes equinovarus).
f. Pemeriksaan Refleks
1) Refleks Moro (+) : Lemah Tangan dan kaki terbuka, kemudian seperti gerakan
memeluk pada saat bertepuk tangan di depan bayi.
2) Refleks Rooting (-) : Tidak ada
3) Refleks Grasping (+) : Lemah
4) Reflek Plantar (-) : Tidak ada
5) Reflek Tonic Neck (-) : Tidak ada
6) Refleks Sucking (+) : Bayi menghisap lemah pada saat menyusu ibunya dan pada
saat memasukkan jari kedalam mulut bayi.
g. PEMERIKSAAN PENUNJANG
(14 September 2020 pukul 09.05 WIB)
Pemeriksaan Rontgen :
Menunjukkan retikulargranular/ gambaran ground glass bilateral. Difus, air bronchograms
menunjukkan bronkiolus yang terisi udara didepan alveoli yang kolaps, dan ekspansi paru
yang jelek.
Terdapat gambaran hiperinflasi dada, infiltrat kasar yang menyebar di lapang paru-paru
Efusi pleura minimal,dan terdapat atelektasis di paru-paru.
Pemeriksaan Labolatorium :
Pemeriksaan Salih Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hema Rutin 5 Diff
Kadar Gula Darah 40 Mg/dl 50-60
Hemoglobin 17,6 g/dl 12,0-15,0
Eritrosit 4,97 jt/ul 4,0-5,1
Hematokrit 52,6 % 36-47
Trombosit 248 ul/3^10 150-400
Leokosit 25,6 ul/3^10 0,4-0,12
Netrofil L 48,1 % 50-70
Limfosit H 40,1 % 25-40
Monosit H 9,3 % 2-8
Eosinofil L 1,0 % 2-4
Basofil H 1,5 % 0-1
MCH H 35,4 Pg 27,0-31,0
MCHC 33,5 g/dl 33,0-37,0
MCV H 105,8 fL 79,0-99,0
RDW H 18,7 % 10,0-15,0
MPV H 11,3 fL 6,5-11,0
PDW 12,6 fL 10,0-18,0
ELEKTROLIT
Calsium 2,42 mmol/L 0,20-1,20
Kalium 4,8 mmol/L 0,0-0,40
Natrium L 132 mmol/L 0-0,75
Klorida 100 mmol/L 0-50
Magnesium H 1,1 mmol/L 0-50
Pemeriksan Gas Darah
Tekanan parsial karbon
70 mmHg 38-42
dioksida (PaCO2)
Tekanan parsial
62 mmHg. 75-100
oksigen (PaO2)
Bikarbonat (HCO3) 20 mEq/L. 22-28
PH 7,2 >7,3
C. ASSESMENT
1. Diagnosis Kebidanan
By.Ny.D Neonatus Kurang Bulan umur 6 Jam dengan Syndrome Gawat Napas.
2. Masalah
Letargi
3. Diagnosis Potensial
- Apneu
- Bronchopulmonary Dysplasia (BPD)
Antisipasi Segera
- Oksigenasi dengan target O2 88 – 92%
- Beri cairan ruatan secara parenteral 60 – 150 ml/Kg BB/Hari. Bila terjadi hiperfusi
berikan ciran NaCl 0,9 % 10 ml/Kg BB dalam 30 menit.
- Berikan Antibiotik
4. Tindakan Segera
Lakukan kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak.
D. PLANNING
14 September 2020 Pukul 09.20 WIB
1. Beritahu keadaan bayi kepada ibu dan keluarga
2. Pindahkan bayi ke ruang NICU
3. Berikan Oksigenasi sebagai penanganan awal terhadap bayi
4. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
5. Lakukan advis dokter
6. Pasang nesting untuk mengatur posisi bayi
7. Pantau tanda-tanda vital bayi dan suhu inkubator
8. Ganti popok/pampers bayi apabila penuh atau ganti tiap 3-4 jam sekali.
9. Pantau tanda-tanda vital bayi tiap 1 jam dan suhu ruangan inkubator
10. Berikan surfactan dengan menggunakan tehnik INSURE/i-gelSA
E. CATATAN IMPLEMENTASI
Jam Implementasi Jam Evaluasi
09.20 1. Memberitahukan kepada ibu mengenai 09.20 1. Ibu mengerti dan faham tentang keadaan bayinya
WIB kondisi bayinya bahwasannya bayi WIB saat ini.
mengalami syndrome gawat napas
dimana ketidakmampuan untuk usaha
napas pada bayi, sehingga bayi harus
dirawat secara intensif.
09.20 2. Memindahkan bayi ke ruang NICU 09.22 2. Bayi sudah di ruang NICU dan didalam inkubator.
WIB agar mendapatkan penanganan WIB
secara intensif.
09.22 3. Memberikan Oksigen kepada bayi 09.22 3. Oksigen nasal kanul sudah erpasang dihing bayi
WIB untuk penanganan awal dengan target WIB dan oxymetri di jempol kaki kanan bayi.
saturasi yaitu 88-92 % dan memasang
oxymetry di jempol kaki bayi untuk
menilai SPO2 pada bayi.
09.22 4. Melakukan kolaborasi dengan dokter 09.23 4. Kolaborasi sudah dilakukan dan dokter sudah
WIB spesialis anak melalui telpon WIB memberikan advis.
09.24 5. Memberikan advis dokter yaitu : 09.28 5. CPAP dan OGT sudah terpasang dan sudah
WIB - Memasang CPAP dengan FiO2 WIB diberikan surfaktan dan obat injeksi, beserta
30%. terpasang infus di kaki kiri bayi .
- Memasang OGT ukuran 8
untuk membersihkan residu
dalam lambunng dan
persiapan diit nutrisi.
- Memberikan dosis 3 hingga 4,5 ml
Kg/BB surfaktan (Beractant)
diulang setelah 6 jam sampai total
4 dosis dalam 48 jam.
- Memenuhi kebutuhan cairan 144
cc/hari yang terdiri dari IVFD
D10% 144 cc.
- Memberikan obat injeksi
Ceftazidime dengan dosis 90
mg/12 jam. Dan Aminophilin
dengan dosis loading 13 mg dan
maintenance 4,5mg/12 jam.
09.29 6. Memasang nesting untuk mengatur 09.30 6. Bayi sudah terpasang nesting
WIB posisi bayi menggunakan gulungan WIB
dua kain bedung dari bahan phlanyl
yang halus kemudian dibuat bulatan
dengan perekat plester tissue. Bulatan
bedung tadi diletakkan di atas kain dari
bahan phlanyl dengan ukuran 30x40
cm memiliki perekat di bawahnya,
bagian bawah dari bahan phlanyl
tersebut dibuat tali sebanyak dua
dengan ukuran 50 cm. Sehingga tetap
dalam posisi fleksi, hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi
perubahan posisi yang drastis pada
bayi yang dapat mengakibtkan
hilangnya banyak energi dari tubuh
neonatus.
09.30 7. Memantau tanda-tanda vital bayi pada 09.32 7. Hasil periksaan yaitu :
WIB tiap jam dan suhu ruangan inkubator WIB Jam Nx/mnt SC Px/mnt SpO2%
bayi 09.30 170 36,3 62 88
10.30 174 36,4 64 89
11.30 170 36,5 60 90
12.30 172 36,3 60 89
13.30 178 36,2 64 89
14.30 174 36,5 60 89
15.20 8. Mengganti popok/diapers bayi apabila 15.23 8. Diapers sudah diganti dengan yang baru.
WIB penuh dan bersihkan dengan tissu WIB
basah dari depan baru kebelakang,
dan mengganti diapers 3-4 jam sekali
untuk menjaga kebersihan area
genetalia pada bayi.
15.30 9. Memberikan surfactan kedua 15.33 9. Surfactan sudah diberikan melalui metode
WIB (Baractant) sebanyak 3-4 ml/kgBB WIB INSURE dengan endotracheal tube.
dengan menggunakan metode Hasil periksaan yaitu :
INSURE/i-gelSA dengan catatan - Nadi : 168x/mnt
tanda-tanda vital baik dan SPO2 bayi - Suhu : 36,48OC
88-92%. - Pernapasan : 59x/mnt
- SPO2 : 89%
15.30 10. Memberikan surfactan ketiga 15.33 10. Surfactan sudah diberikan melalui metode
WIB (Baractant) sebanyak 3-4 ml/kgBB WIB INSURE dengan endotracheal tube.
dengan menggunakan metode Hasil periksaan yaitu :
INSURE/i-gelSA dengan catatan - Nadi : 160x/mnt
tanda-tanda vital baik dan SPO2 bayi - Suhu : 36,48OC
88-92%. - Pernapasan : 58x/mnt
- SPO2 : 90%
CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL DAN JAM : 14 September 2020/ 21.00 WIB
TEMPAT : DI RUANG NICU
Subjektif Objektif Assesment Planning Jam Implementasi Jam Evaluasi
Pasien 1. KU : Lemah, 1.Diagnoisis Kebidanan 1. Pastikan Tanda- 21.00 1. Melakukan 21.00 1. Hasil pemeriksaan yaitu :
terpasang 2. Kesadaran : By Ny.d Neonatus Kurang tanda vital dan monitoring TTV tiap
CPAP dan Komposmentis Bulan Umur 18 Jam suhu inkobator. WIB 1 jam selama 24 WIB Monitoring TTV tiap 1 jam sudah dilakukan
tampak 3. TTV : dengan Syndrome Gawat jam, dengan hasil pada 11 jam awal dengan hasil :
lemah. a. Suhu : 36,4̊C Napas. 11 jam awal dan
b. Denyut jantung : memastikan suhu Jam Nx/mnt SC Px/mnt SpO2
163x/menit 2.Masalah : inkubator berada di 21.00 160 36,3 56 89
c. SPO2 : 90% suu 36,05-37,05 oC. 22.00 162 36,2 55 90
d. Pernafasan: Sianosis 23.00 162 36,6 54 88
64x/menit 00.00 160 36,6 55 94
Status present : 3.Diagnosis Potensial 01.00 161 36,5 57 91
Wajah tampak pucat dan - Apneu 02.00 162 36,7 56 87
bibir bewarna kebiruan, - BPD 03.00 160 36,6 58 90
ujung kuku kebiruan dan (Brochopulmonary
04.00 162 36,7 57 90
telapak tangan teraba Dysplasia)
- Pneumonia. 05.00 158 36,6 56 91
dingin.
06.00 159 36,6 54 92
Bayi bernapas cepat dan Antisipasi Segera
07.00 157 36,7 55 92
merintih, nafas sesak,
tidak ada retraksi dinding - Oksigenasi dengan 2. Berikan surfaktan 15/9/20 2. Memberikan 15/9/20 2. Surfactan sudah diberikan melalui metode
dada dan terdapat target O 2 88 – 92% ke empat pada surfactan keempat INSURE dengan endotracheal tube.
pernapasan cuping - Pasang CPAP jika gagal bayi dengan 03.30 (Baractant) 03.30 Hasil periksaan yaitu :
hidung. pasang ventilator atau metode INSURE. sebanyak 3-4
nHFOV. WIB ml/kgBB dengan WIB - Nadi : 160x/mnt
kedua tangan lemah,
- Beri cairan rumatan menggunakan - Suhu : 36,48OC
terpasang infus di kaki
secara parenteral 60 – metode INSURE/i- - Pernapasan: 58x/mnt
kiriIVFD D10% 144 cc.
150 ml/Kg BB/Hari. Bila gelSA dengan - SPO2 : 90%
BAB (+), BAK (+).
Pemeriksaan Penunjang terjadi hiperfusi berikan catatan tanda-tanda
vital baik dan SPO2
ciran NaCl 0,9 % 10 bayi 88-92%.
Pemeriksaan Rontgen ml/Kg BB dalam 30 3. Bersihkan badan 15/9/20 3. Membersihakan 15/9/20 3. Diapers bayi sudah diganti dengan yang baru
Infiltrat dibagian paru-paru menit. bayi dengan air badan bayi dengan beserta tempat tidurnya sudah dibersihkan.
kanan, hiperinflasi hangat 05.30 air hangat 05.35
4.Tindakan Segera menggunakan menggunakan
Pemeriksaan LAB waslah beserta WIB waslah dan WIB
- Kadar gula darah : 42 Konsultasi Dokter Spesialis mengganti diapers mengganti diapers
mg/dl Anak. bayi dan tempat dengan baru,
- Hemoglobin : 16,8 tidurnya. memberikan minyak
gr/dl telon pada badan
- Hematokrit : 50 % bayi agar hangat
- Trombosit : 255.00/ul dan harum, serta
- Leukosit : 24.400/ul membersihkan dan
mengganti kain
P.Gas Darah : tempat tidur bayi.
- Tekanan parsial 4. Berikan dukungan 15/9/20 4. Memberikan 15/9/20 4. Ibu dan suami mencoba untuk tetap tegar dan
karbon dioksisa dan semangat dukungan dan semangat.
(PaCO2) : 60 mmHg pada orang tua 05.37 semangat pada 05.37
- Tekanan parsial bayi. orang tua dan
oksigen (PaO2) : 58 WIB keluarga dan selalu WIB
mmHg untuk berfikir posisif.
- PH : 7,3 5. Berikan 15/9/20 5. Memberikan penkes 15/9/20 5. Ibu dan suami mengerti dan faham dan
pendidikan tentang syndrom mencoba tetap tegar dan berfikir positif
kesehatan gawat napas yaitu mengenai kesembuhan bayinya.
mengenai konsisi 08.05 08.20
bayinya. WIB Bahwasannya WIB
sindrome gawat napas
sangat sering terjadi
apabila bayi lahir
kurang bulan atau
umur kehamilan <9
bulan, karena paru-
paru bayi untuk
menghasilkan zat yang
bernama surfaktan
belum sempurna.
Surfaktan sangan
penting dalam paru2
karena surfaktan dapat
mempertahankan agar
alveoli tetap
mengembang dan
tidak mengalamikolaps
pada saat bayi
bernapas untuk
pertama kalinya
diluaruterus.
Sehingga bayi
dengan kondisi
syndrome gawat napas
memerlukan
perawatan intensiv
sampai paru2 bayi
matang dan bayi dapat
bernapas tanpa
adanya alat bantuan.
Apabila bayi tidak
segera ditngani dapat
memperburuk keadaan
dan dapat meninggal
karena tidak adanya
pasokan oksigen
didalam paru2 bayi.
Karena bayi sudah
mendapatkan
perawatan intensiv ibu
dan keluarga tetap
berdoa dan berfikir
positif mengenai
kesehatan bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Lowdermik. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.Jakarta :
EGC
Leifer, Gloria. 2011. Introduction to maternity & pediatric nursing. Saunders
Elsevier : St. Louis Missouri
Perwawirohardjo, Sarwano. 2013. Ilmu KeSbidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Mansjoer. (2002). Kapita selekta kedokteran. Edisi III. Jakarta: FKUI.: EGC.
Wong. Donna L. (2004). Pedoman klinis keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC.