Anda di halaman 1dari 8

Metana : Media Komunikasi Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna ISSN: 1858-2907

Desember 2019 Vol. 15(2):71-78 EISSN: 2549-9130

Bioplastik Berbasis Galaktomanan Hasil Ekstraski Ampas Kelapa Dengan


Campuran Polyvinyl Alkohol

Nofita Sari*, Maudy Mairisya, Riska Kurniasari, Sari Purnavita

Program Studi Teknik Kimia, Politeknik Katolik Mangunwijaya


Jl. Sriwijaya 104 Semarang, Jawa Tengah 50242
Email : nofitasari2213@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi optimum yang meliputi luas permukaan dan jumlah solven
pada proses ekstraksi galaktomanan dari ampas kelapa terhadap yield yang dihasilkan dan mendapatkan kondisi
optimumpada proses pembuatan bioplastik yang meliputi jumlah sorbitol dan waktu pencampuran terhadap
karakteristik bioplastik yang meliputi ketebalan, ketahanan air, kuat tarik, elongasi, waktu degradasi dan
morfologi.Bioplastik merupakan plastik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dalam waktu yang singkat,
sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan plastik konvensional.Bioplastik terbuat dari bahan polimer alami
seperti pati, selulosa atau lemak.Penelitian pembuatan bioplastik ini berbasis dari galaktomanan ampas kelapa
dan PVA. Galaktomanan merupakan polimer alami yang memiliki kemampuan membuat lapisan film.Polyvinyl
alkohol (PVA) merupakan polimer sintetik namun memiliki sifat mudah larut dalam air sehingga dapat
digunakan sebagai bahan campuran pembuatan bioplastik. PVA juga mampu meningkatkan elastisitas dan kuat
tarik bioplastik. Penelitian ini menghasilkan bioplastik dengan ketebalan terbaik 0,18 mm dan prosentase
ketahanan air tertinggi 74,76%. Tensile strength bioplastik terbaik dengan nilai 7,55 MPa, sedangkan prosentase
elongation terbaik 46,81%. Bioplastik pada penelitian ini memiliki titik leleh (MP) 120°C dan terdegradasi
sempurna dalam 24 jam.

Kata kunci: bioplastik, Galaktomanan, PVA.

Abstract

Galactomannan Based Bioplastics Produced by Coconut Pulp Extract with Polyvinyl Alcohol Mixture

This study aims to obtain optimum conditions which are including surface area and amount of solvent in the
galactomannan extraction process from coconut pulp to the produced yield and obtaining the optimum conditions
in the bioplastic manufacturing process which are included the amount of sorbitol and mixing time of the
bioplastic characteristics including thickness, water resistance, tensile strength, elongation, degradation time and
morphology. Bioplastics are plastics that can be decomposed by microorganisms in a short time, making them
more environmentally friendly than conventional plastics bioplastics made from natural polymer materials such as
starch, cellulose, or fat. The research in making bioplastics was based on galactomannan coconut pulp and PVA.
Galactomannan is a natural polymer that can make film layers. Polyvinyl alcohol (PVA) is a synthetic polymer but
has properties that are soluble in water so it can be used as a mixture of bioplastics. PVA is also able to increase
the elasticity and strong pull of bioplastics. This study produced bioplastics with the best thickness of 0,18mm and
the highest percentage of water resistance in 74,76%. The best bioplastic tensile strength at 7,55 MPa value, while
the best percentage of elongation 46,81%. Bioplastics in this study had a melting point (MP) of 120 ° C and were
degraded correctly in 24 hours.

Keywords: bioplastics, galactomannan, PVA

*)Correponding author Diterima : 10-08-2019


DOI : 10.14710/metana.v15i1.24892 Disetujui : 20-11-2019
Metana : Media Komunikasi Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna Desember 2019 Vol. 15(2):71-78

PENDAHULUAN dalam pembuatan bioplastik selain PVA adalah


sorbitol. Menurut Hidayati (2015), penggunaan
Plastik merupakan bahan kemasan pangan sorbitol diketahui lebih efektif dibandingkan
yang paling popular digunakan. Plastik banyak gliserol. Bioplastik dengan plasticizer sorbitol
dignakan diberbagai sektor kehidupan. Hampir memiliki permeabilitas oksigen lebih rendah.
setiap produk industri menggunakan plastik Penelitian ini fokus pada pembuatan
sebagai pengemas. Setiap tahun sekitar 100 juta bioplastik untuk mendapatkan kondisi optimum
ton plastik diproduksi di dunia untuk digunakan di penelitian, yaitu jumlah sorbitol dan waktu
berbagai sektor industri dan sekitar itulah limbah pencampuran terhadap karakterisasi bioplastik.
plastik yang dihasilkan setiap tahun (Arini, 2017). Karakterisasi bioplastik dalam penelitian ini
Menurut Melani (2017), untuk memenuhi dilakukan analisa meliputi ketebalan, ketahanan
kebutuhan plastik dalam kehidupan sehari-hari, air, tensile strength, elongation, waktu degradasi,
sebanyak 100 juta ton plastik konvensional morfologi, melting point (MP) dan struktur gugus
berbahan dasar petroleum di produksi tiap tahun fungsi bioplastik menggunakan Fourier Transform
dibutuhkan 7 juta barel minyak per hari untuk Infra Red (FTIR). Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh bahan dasar plastik dan untuk menghasilkan bioplastik dengan hasil kondisi
memperoduksinya. Selain itu, untuk mendaur terbaik sehingga mampu menggantikan
ulang sampah plastik dibutuhkan biaya yang lebih penggunaan plastik konvensional dengan
tinggi dibandingkan dengan memproduksinya. bioplastik yang ramah lingkungan.
Maka diperlukan pemikiran dan teknologi baru
untuk membuat plastik yang ramah lingkungan METODOLOGI
(bioplastik).
Bioplastik merupakan plastik ramah Bahan-bahan yang digunakan meliputi
lingkungan karena mudah diurai oleh ampas kelapa yang diperoleh dari rumah makan
mikroorganisme dibandingkan plastik padang hayam wuruk Semarang sebagai bahan
konvensional. Bioplastik memiliki kegunaan yang baku pengahasil galaktomanan, PVA, aquades,
sama seperti plastik sintetis atau plastik sorbitol yang diperoleh dari toko bahan kimia
konvensional (Sari, 2015). Menurut Rohman “candi sakti instrument” Semarang.
(2016), Bioplastik adalah jenis plastik yang hampir Variabel bebas pada penelitian ini yaitu
keseluruhannya terbuat dari bahan yang dapat jumlah sorbitol (0 ml; 0,5 ml; 1 ml; 1,5 ml; 2 ml)
diperbaharui dan mudah terdegradasi oleh tanah. dan waktu pencampuran (25 menit; 35 menit)
Bioplastik dapat terbuat dari bahan polimer alami dengan variabel tetap jumlah galaktomanan 5
seperti pati, selulosa, galaktomanan, dan lain-lain. gram, jumlah PVA 5 gram dan suhu pencampuran
Menurut Rindengan (2015), ampas kelapa kering 70°C. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
mengandung 61% galaktomanan. Galaktomanan karakterisasi bioplastik seperti ketebalan,
merupakan polimer organik yang mengandung ketahanan air, tensile strength, elongation,
unit mannopironisa dan galaktopiranosa. morfologi, waktu degradasi, Melting Point (MP)
Galaktomanan memiliki kemampuan membuat dan FTIR.
lapisan film sehingga sangat berotensi sebagai Penelitian ini dilakukan secara ekserimental
bahan baku pembuatan bioplastik. menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial
Bioplastik yang terbuat dari satu (RAL) dengan 2 kali pengulangan. Analisis data
komponen memiliki sifat yang rapuh, sehingga dilakukan secara statistik dengan uji F dan uji
dibutuhkan bahan polimer lain untuk mendukung lanjutan. Pembuatan bioplastik dimulai dari
sifat plastik. Bahan polimer yang dapat digunakan melarutkan 5 gram PVA dengan 100 ml aquades
dalam pembuatan bioplastik adalah PVA. PVA dalam beaker glass hingga homogen. Pada beaker
merupakan polimer sintetik namun dapat glass lain, 5 gram galaktomanan dilarutkan
terdegradasi secara alami. PVA memiliki kekuatan dengan 50 ml aquades hingga homogen. Setelah
tarik yang tinggi, felksibilitas yang baik, dan sifat kedua bahan homogen dalam tematnya masing-
penghalang oksigen yang baik (Purnavita, 2018). masing, larutan galaktomanan dimasukkan
Dalam penelitian ini plasticizer yang digunakan kedalam larutan PVA. Sorbitol sesuai variabel yang

72 Bioplastik Berbasis Galaktomanan Hasil Ekstraski Ampas Kelapa (N. Sari et al.)
Metana : Media Komunikasi Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna Desember 2019 Vol. 15(2):71-78

telah ditentukan (0 ml, 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml, 2 ml) bioplastik hal ini sama dengan penelitian
dimasukkan kedalam campuran PVA dan Anggraeni (2016) bahwa semakin banyak
galaktomanan serta dilakukan pemanasan hingga penambahan sorbitol maka ketebalan bioplastik
suhu 70°C selama variabel waktu pencampuran semakin tebal. Waktu pencampuran bioplastik
yang ditentukan (25 menit dan 35 menit) dengan berpengaruh sangat nyata pada ketebalan
pengadukan menggunakan magnetic bar skala 6. bioplastik. Hal ini terjadi karena semakin lama
Pencampuran selesai sesuai variabel waktu waktu pemanasan maka komponen volatil akan
pencampuran dan dilanjutkan degassing selama menguap sehingga viskositas larutan bioplastik
10 menit untuk menghilangkan udara dalam semakin tinggi. Ketebalan bioplastik terbaik pada
larutan dalam keadaan pengadukan tetap berjalan variabel waktu pencampuran 35 menit dan jumlah
namun tanpa pemanasan. Setelah degassing sorbitol 2 ml dengan nilai ketebalan 0,18 mm.
selesai, larutan bioplastik dituang kedalam gelas
ukur hingga volume 75 ml. Campuran kemudian Analisa ketahanan air bioplastik menurut
dimasukkan ke dalam cetakan yang selanjurnya ulangan dan kombinasi perlakuan
dipanaskan dalam oven pada suhu 60°C Hasil analisa ketahanan air bioplastik
(Harsojuwono et al., 2017). berdasarkan pengaruh jumlah sorbitol dan waktu
pencampuran ditunjukkan pada Gambar 2.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa ketahanan air dilakukan untuk
Pada penelitian pembuatan bioplastik mengetahui terjadinya ikatan dalam polimer serta
berbasis galaktomanan hasil ekstraksi dari ampas
kelapa dengan campuran PVA, langkah pertama
yang dilakukan menyiapkan alat dan bahan yang
digunakan dalam penelitian. Bioplastik dibuat dari
5 gram galaktomanan yang dilarutkan dengan
aquades 50 ml dan 5 gram PVA yang dilarutkan
dengan aquades 100 ml serta penambahan
sorbitol (0 ml, 0,5 ml, 1 ml, 1,5 ml dan 2 ml).
pembuatan bioplastik dilakukan dengan
pemanasan 70°C selama waktu pencampuran 25
menit dan 35 menit dengan pengadukan
menggunakan magnetic bar skala 6. Larutan
bioplastik dicetak dan dikeringkan dalam oven
pada suhu 60°C untuk dihasilkan bioplastik sesuai Gambar 1. Grafik pengaruh jumlah sorbitol dan
karakterisasi yang diinginkan. waktu pencampuran terhadap
ketebalan bioplastik
Analisa ketebalan bioplastik menurut ulangan
dan kombinasi perlakuan
Pada Gambar 1 menunjukkan hasil analisa
ketebalan bioplastik. Hasil analisa ketebalan
bioplastik dilakukan uji statistik dengan uji F. hasil
uji statistika menunjukkan bahwa ulangan dan
kombinasi antara jumlah sorbitol dan waktu
pencampuran berengaruh sangat nyata terhadap
ketabalan bioplastik. Dari kombinasi tersebut,
waktu pencampuran memberikan pengaruh
sangat nyata terhadap ketebalan bioplastik.
Kombinasi tersebut berarti bahwa semakin banyak
penambahan jumlah sorbitol maka bioplastik yang
dihasilkan menjadi semakin tebal karena total Gambar 2. Grafik pengaruh jumlah sorbitol dan
volume akhir bioplastik juga bertambah karena waktu pencampuran terhadap
meningkatkan total padatan dalam larutan ketahanan air bioplastik

Bioplastik Berbasis Galaktomanan Hasil Ekstraski Ampas Kelapa (N. Sari et al.) 73
Metana : Media Komunikasi Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna Desember 2019 Vol. 15(2):71-78

tingkatan ikatan dalam polimer yang ditentukan sedangkan Gambar 3(b) menunjukkan grafik hasil
melalui prosentase penambahan berat polimer analisa elongation bioplastik. Gambar 3 (a)
setelah terjadinya penyerapan air. Prosentase menunjukkan nilai tensile strength terbaik pada
penembangan bioplastik oleh adanya air bioplastik dengan waktu pencampuran 35 menit
ditentukan dengan uji swelling. Semakin rendah dan pada penambahan sorbitol 1 ml dengan nilai
nilai penyerapan air maka sidat bioplastik akan tensile strength 7,55 Mpa. Gambar 3(b)
semkain baik, sedangkan semakin tinggi menunjukkan bahwa bioplastik dengan
penyerapan air maka sifat bioplastik akan semakin prosentase elongation terbaik pada bioplastik
buruk (Coniwanti et al., 2014). Pada Gambar 2 dengan jumlah sorbitol 1,5 ml dengan prosentase
menunjukkan grafik hasil analisa ketahanan air 46,81% pada waktu pencampuran 25 menit. Dari
pada bioplastik hasil penelitian. Hasil analisa kedua grafik hasil analisa dapat disimpulkan
ketahanan air dilakukan uji statistika. Hasil uji bahwa penambahan sorbitol terlalu banyak dapat
statistika menunjukan bahwa kombinasi perlakuan menurunkan nilai tensile trength, tetapi akan
antara jumlah sorbitol dan waktu pencampuran meningkatkan nilai elastisitas bioplastik tersebut.
berpengaruh sangat nyata terhadap ketahanan air Penelitian ini sama dengan hasil penelitian dari
bioplastik. Dari kombinasi perlakuan tersebut, Setiawan, et al. (2015). Penambahan sorbitol yang
jumlah sorbitol sangat berpengaruh terhadap terlalu banyak dapat menurunkan nilai tensile
prosentase ketahanan air. Gambar 2 menunjukkan strength, hal ini disebabkan karena sorbitol atau
semakin banyak penambahan jumlah sorbitol plasticizer akan mengurangi nilai tensile strength
maka bioplastik yang dihasilkan ketahanan airnya dari bioplatik, namun menyebabkan bioplatik
semakin buruk karena sorbitol bersifat hidrofilik. memiliki nilai elastisitas tinggi.
Waktu proses pencampuran bioplastik juga
berpengaruh pada ketahanan air bioplastik. Analisa morfologi bioplastik menurut ulangan
Semakin lama waktu pencampuran maka dan kombinasi perlakuan
ketahanan air bioplastik semakin baik. Hal ini Analisa morfologi bertujuan untuk
terjadi karena semakin lama waktu pemanasan mengetahui kondisi permukaan bioplastik yang
maka komponen volatil akan menguap sehingga dihasilkan dengan menggunakan mikroskop
kemungkinan kandungan air dalam larutan dengan perbesaran 100x. Hasil analisa morfologi
bioplastik semakin sedikit. Bioplastik dengan ditunjukkan pada Gambar 4.
ketahanan air terbaik pada variabel waktu Terlihat pada Gambar 4 bahwa bioplastik
pencampuran 25 menit dan jumlah sorbitol 0 ml dengan waktu pencampuran 35 menit memiliki
dengan prosentase 74,76%. Hasil penelitian ini permukan lebih halus dibandingkan permukaan
sama dengan penelitian Setiawan, et al. (2015) bioplastik pada waktu pencampuran 25 menit.
bahwa semakin banyak sorbitol yang Permukaan bioplastik semakin halus ini
ditambahkan sebagai plasticizer bioplastik maka menunjukan bahwa kerapatan pori-pori bioplastik
ketahanan air bioplastik semakin menurun. sudah baik hal ini dipengaruhi oleh jumlah
padatan terlarut dalam bioplastik. Hal ini sama
Analisa tensile strength dan elongation dengan penelitian Kairina (2014) bahwa semakin
bioplastik menurut ulangan dan kombinasi homogen larutan bioplastik maka kerapatan pori-
perlakuan pori bioplastik semakin baik. Menurut Pamilia
Hasil analisa tensile strength dan elongation (2014) morfologi plastik dipengaruhi oleh waktu
bioplastik berdasarkan pengaruh jumlah sorbitol pencampuran. Semakin lama waktu pencampuran
dan waktu pencampuran pada penelitian ini maka penyebaran partikel semakin merata
ditunjukkan pada Gambar 3. sehingga permukaan lebih halus yang ditandai
Tensile strength menunjukkan nilai dengan sedikitnya gelembung pada plastik.
maksimum yang diperoleh ketika dilakukan uji
tarik. Bioplastik dengan nilai tensile strength yang Analisa waktu degradasi bioplastik menurut
tinggi mampu melindungi produk yang ulangan dan kombinasi perlakuan
dikemasnya (Hasanah et al., 2017). Gambar 3(a) Analisa degradasi bertujuan untuk
menunjukkan grafik hasil analisa tensile strengt, mengetahui kemampuan mikroorganisme untuk

74 Bioplastik Berbasis Galaktomanan Hasil Ekstraski Ampas Kelapa (N. Sari et al.)
Metana : Media Komunikasi Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna Desember 2019 Vol. 15(2):71-78

mendegradasi bioplastik. Bioplastik hasil mudah terurai oleh mikroorganisme. Hal ini
penelitian dilakukan analisa waktu degradasi menunjukkan bahwa bioplastik galaktomanan-
menggunkan bakteri EM4 sebagai PVA dapat terdegradasi lebih cepat dibandingkan
mikroorganisme. Bakteri EM4 yang digunakan bioplastik komersil.
adalah bakteri yang digunakan untuk fermentasi
bahan organik tanah. EM4 mengandung bakteri Analisa melting point bioplastik menurut
fermentasi dari genus Lactobacillus, jamur ulangan dan kombinasi perlakuan
fermentasi, Actinomycetes bakteri fotosintetik, Analisa melting point (MP) atau titik leleh
bakteri pelarut fosfat dan ragi (Saputro et al., dilakukan pada 4 sempel bioplastik hasil
2017). Hasil uji biodegradabilitas menunjukkan penelitian. Analisa MP menggunakan sempel
bioplastik galaktomanan-PVA dapat terdegradasi dengan perbedaan jumlah sorbitol (0 ml dan 2 ml)
sempurna dalam waktu 24 jam, sedangkan dan perbedaan waktu pencampuran (25 menit
bioplastik komersil dapat terdegradasi sempurna dan 35 menit). Melting point dari semua sempel
dalam waktu lebih dari 30 hari. Terurainya bioplastik tersebut mencapai suhu 120°C. Melting
bioplastik dalam waktu 24 jam dikarenakan bahan point dipengaruhi dengan banyak sedikitnya
yang digunakan merupakan bahan alami sehingga bahan organik yang digunakan dalam pembuatan

(a)

(b)

Gambar 3. Grafik pengaruh jumlah sorbitol dan waktu pencampuran terhadap tensile strength bioplastik (a)
dan elongation (b)

Bioplastik Berbasis Galaktomanan Hasil Ekstraski Ampas Kelapa (N. Sari et al.) 75
Metana : Media Komunikasi Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna Desember 2019 Vol. 15(2):71-78

bioplastik, semakin banyak bahan organik yang komposit bioplastik yang terbaik digunakan untuk
digunakan maka melting point biolastik akan mengindentifikasi karakteristik profil permukaan
menurun. Hasil analisa melting point bioplastik dan gugus fungsi bioplastik (Harsojuwono et al.,
galaktomanan-PVA dengan titik leleh 120°C 2017). Gambar 5 menunjukkan ada pita serapan
hampir sama dengan hasil analisa MP dari kuat pada daerah panjang gelombang sekitar
-1
penelitian Humaira (2012) dengan rentang suhu 3300 cm menunjukkan adanya gugus –OH
100-118°C. tumpang tindih dengan -NH2. Panjang
-1
golombang sekitar 2900 cm menunjukkan
Analisa gugus fungsi biolastik menggunakan adanya gugus –CH. Puncak pada daerah panjang
-1
FTIR gelombang sekitar 1700 cm menunjukkan
Gugus fungsi yang terbentuk pada adanya gugus –C=O tumpang tindih dengan
bioplastik dari galaktomanan dan PVA tersaji gugus C-N yang menunjukkan adanya gugus
-1
Gambar 5. Gugus fungsi yang terbentuk pada fungsi amida. Pada puncak sekitar 1400 cm

Gambar 4. (a) sorbitol 0 ml dan waktu pencampuran 25 menit; (b) sorbitol 2 ml dan waktu pencampuran 25
menit; (c) sorbitol 0 ml dan waktu pencampuran 35 menit; (d) sorbitol 2 ml dan waktu
pencampuran 35 menit.

103
102
101
100
99 2335.35cm-1

98
97
%T

96 1428.75cm-1
1734.30cm-1 839.75cm-1
2940.70cm-1 1375.47cm-1
95
94 650.83cm-1
93 1092.48cm-1 598.49cm-1
3328.11cm-1 1256.09cm-1 632.90cm-1
92
667.90cm-1
91
4002 3500 3000 2500 2000 1500 1000 585
cm-1

Gambar 5. Hasil analisa FTIR Bioplastik

76 Bioplastik Berbasis Galaktomanan Hasil Ekstraski Ampas Kelapa (N. Sari et al.)
Metana : Media Komunikasi Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna Desember 2019 Vol. 15(2):71-78

menunjukkan gugus NH dengan gugus fungsi Arini, D., Kasman & Ulum, M.S., 2017. Pembuatan
amina, sedangkan pada panjang gelombang dan Pengujian Sifat Mekanik Plastik
-1
sekitar 1300 cm menunjukkan adanya gugus CH Biodergradable Berbasis Tepung Biji Durian.
-1
amina. Panjang gelombang sekitar 1000 cm dan Journal of Science and Technology. 6(3):276-
-1
800 cm menunjukkan adanya gugus C-O dan C- 283.
C yang ada pada bioplastik dari galaktomanan Coniwanti, P., Laila, L & Alfira, M.R. 2014.
dan PVA. Hasil analisa gugus fungsi FTIR pada Pembuatan Film Plastik Biodegradable dari
penelitian sama dengan hasil analisa gugus fungsi Pati Jagung dengan Penambahan Kitosan
pada penelitian Saputro, et al. (2017). dan Pemplastis Gliserol. Jurnal Teknik Kimia.
4(20):22-30.
KESIMPULAN
Harsojuwono, B.A., Arnata, I.W & Mulyani S. 2017.
Ketebalan bioplastik dengan hasil optimum Bioplastic Characteristics From Cassava Starch
pada jumlah sorbitol 2 ml dan waktu Modified in Variations The Temperature and
pencampuran 35 menit dengan ketabalan pH of Gelatinization. Jurnal of
biolastik 0,18 mm. Prosentase ketahanan air Pharmaceutical, Biological and Chemical
bioplastik terbaik adalah 74,76% pada jumlah Sciences. 9(2):1-7.
sorbitol 0 ml dan waktu pencampuran 25 menit. Hasanah, Y.R & Haryanto. 2017. Pengaruh
Tensile strength terbaik pada jumlah sorbitol 1 ml Penambahan Filler Kalsium Karbonat (CaCO3)
dan 35 menit dengan nilai 7,55 Mpa, sedangkan dan Clay terhadap Sifat Mekanik dan
hasil analisa elongation terbaik pada bioplastik Biodegradable Plastik dan Limbah Tapioka.
dengan jumlah sorbitol 1,5 ml dan waktu Jurnal Techno. 18(2):96-107.
pencampuran 25 menit dengan prosentase Hidayati, S., Zuidar, A.S. & Ardiani, A. 2015.
46,81%. Hasil pengamatan morfologi Aplikasi Sorbitol pada Produksi
menunjukkan bioplastik dengan permukaan Biodegradable Film dari Nata De Cassava.
terbaik pada bioplastik dengan jumlah sorbitol 2 Jurnal Reaktor, 15(3): 196-204.
ml dan waktu pencampuran 35 menit. Bioplastik Humaira. 2012. Pengembangan Material Bioplastik
hasil penelitian memiliki melting point pada suhu dari Blending Tepung Konjac Glukomanan
120°C. (KGM) dan Kitosan menggunakan Single
Screw Extruder. Skripsi. Surabaya: Universitas
UCAPAN TERIMA KASIH
Airlangga.
Terima kasih kami ucapkan kepada Direktur Kairina, A. 2014. Bioplastik Komposit Pati Tapioka
Kemahasiswaan Dirjen. Belmawa KemenristekDikti Terplastisasi Sorbitol, Natrium Alginat dan
dan Kepala LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah Limonena. Skripsi. Bogor: IPB.
selaku penyandang dana hibah PKMP tahun Melani, A., Herawati, N. & Kurniawan, A.F. 2017.
anggaran 2019 sesuai surat perjanjian Bioplastik Pati Umbi Talas Melalui Proses
pelaksanaan penugasan penelitian Hibah Bersaing Melt Intercalation. Jurnal Distilasi. 2(2):53-67
Nomor: 755/SPK/KM.02.01/2019 Tanggal 22 April Pamilia. 2014. Pembuatan Film Plastik
2019, Direktur, Wadir Bidang III dan Ka.Prodi Biodegradable dari Pati Jagung dengan
Teknik Kimia Politeknik Katolik Mangunwijaya Penambahan Kitosan dan Pemplastis Gliserol.
yang telah memfasilitasi dan mengkoordinir Jurnal Teknik Kimia. 20(4):27-28
pelaksanaan PKMP. Purnavita, S & Utami, W.T. 2018. Pembuatan
Plastik Biodegradable dari Pati Aren dengan
DAFTAR PUSTAKA
Penambahan Aloe Vera. Inovasi Teknik Kimia.
Anggraeni, Y., Sulistiawati, F. & Astria, D.N. 2016. 3(2):31-35.
Pengaruh Plasticizer Gliserol dan Sorbitol Rohman, M.A. 2016. Pengaruh Penambahan
terhadap Karakteristik Film Penutup Luka Glutaraldehida Terhadap Karakteristik Film
Kitosan-Tripolifosfat yang Mengandung Bioplastik Kitosan Terplastis Carboxy Methyl
Asiatoksida. Jurnal Ilmu Kefarmasian Cellulose (CMC). Skripsi. Surabaya: Universitas
Indonesia. 14(2):128-134. Erlangga.

Bioplastik Berbasis Galaktomanan Hasil Ekstraski Ampas Kelapa (N. Sari et al.) 77
Metana : Media Komunikasi Rekayasa Proses dan Teknologi Tepat Guna Desember 2019 Vol. 15(2):71-78

Rindengan, B. 2015. Ekstraksi Galaktomanan pada Ramah Lingkungan (Biodegradable) dengan


Daging Buah Kelapa dan Ampasnya serta Penambahan Gliserol dan Minyak Jelantah.
Manfaatnya untuk Pangan. Perspektif. 4(1):. Skripsi Surakarta: UMS.
37-49. Setiawan, H., Faizal, R dan Amarullah, A. 2015.
Saputro, A. N. C & Ovita, A. L. 2017. Sintesis dan Penelitian Kondisi Optimum Modifikasi
Karakterisasi Bioplastik dari Kitosan-Pati Konsentrasi Platicizer Sorbitol PVA pada
Ganyong (Canna edulis). Jurnal Kimia dan Sintesa Plastik Biodegradable Berbahan Dasar
Pendidikan Kimia. 2(1):13-21. Pati Sorgum dan Kitosan Limbah Kulit Udang.
Sari, I. 2015. Pemanfaatan Tepung Kulit Singkong Jurnal Sains dan Teknologi. 13(1):29-38.
(Manihot Utilissima) untuk Pembuatan Plastik

78 Bioplastik Berbasis Galaktomanan Hasil Ekstraski Ampas Kelapa (N. Sari et al.)

Anda mungkin juga menyukai