Pembimbing :
Dewi Zakiawati, drg., M.Sc.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah minor Ilmu
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
3.2 Klasifikasi.....................................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................27
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................31
iv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gingiva adalah bagian mukosa rongga mulut yang mengelilingi gigi dan
menutupi ridge alveolar. Gingiva terdiri dari 3 bagian yakni marginal gingiva,
merah muda, konturnya halus dan mengisi setiap ruang interdental sehingga pada
karakteristik anatomi dan estetika individu. Warna gusi ditentukan oleh ketebalan
epitel, tingkat keratinisasi, jumlah dan deposisi derajat melanin, dan jaringan yang
mendasarinya, termasuk darah yang mengaliri dan adanya pigmen lain seperti
hemoglobin dan karoten, selain itu pigmen lainnya bilirubin dan besi. 3 Warna
fisiologis normal gingiva adalah merah muda seperti karang atau pink salmon,
secara klinis ditandai dengan adanya pewarnaan coklat gelap hingga hitam pada
gingiva. Melanin adalah pigmen coklat, merupakan pigmen alami yang ada dan
1
2
dari mukosa yang ada. Sel-sel melanosit terlihat pada lapisan basal dari epitel.
dalam sel keratinosit yang berdekatan.4 Melanin adalah sebuah pigmen non
coklat ke kulit, mukosa, rambut, dan mata, atau kadang-kadang warna kemerahan
yang disebut zat pheomelanin. Selain memberikan warna pada jaringan, fungsi
utama dari pigmen ini adalah photoprotection, dan melindungi DNA dari sinar
UV.5
Kondisi dari pigmentasi endogen antara lain pada penyakit Addison, sindroma
Kondisi dari pigmentasi eksogen antara lain paparan logam berat seperti emas,
gingival atau bukal diantara 5-22% perokok. Jumlah dan intensitas melanosis
Lessan, dkk tahun 2010 diketahui ternyata tidak hanya peroko aktif saja yang
dapat terjadi hiperpigmentasi gingiva, perokok pasif pun juga dapat terinduksi
fisiologis pada pasien perempuan 21 tahun yang datang ke klinik integrasi RSGM
FKG UNPAD .
BAB II
LAPORAN KASUS
Usia : 21 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
2.1.2 Anamnesis
bagian depan di rahang atas dan rahang bawah terlihat warna kecoklatan. Pasien
baru sadar keluhan tersebut kurang lebih sejak setahun yang lalu. Pasien tidak
mengetahui awal perubahan warna. Tidak ada faktor yang memperingan dan
memperberat keluhan. Pasien tidak merasa sakit di bagian tersebut. Pasien belum
yang sama. Saat ini pasien tidak dalam perawatan apapun dan sedang tidak
4
5
Disangkal
Disangkal
Kesadaran : Composmentis
Suhu : Afebris
Pernafasan : 16 kali/menit
Nadi : 76 kali/menit
Kelenjar Limfe
Bibir Kompeten
Lain-lain -
Gingiva :
- Bentuk : normal
- Konsistensi: kenyal
- Permukaan: kesat
- Stippling: +
- Pitting: -
- Mccall festoon: -
- Stillman’s cleft: -
- Resesi: -
Frenulum : Normal
Lidah : Makroglosia
7
Status Gigi :
PE CS CS CS CS CS GR CS
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
NV GR CS X
Gambar 2.1 Makula kecoklatan yang terdapat pada gingiva rahang atas dan anterior
gingiva rahang bawah
Tidak dilakukan
1) OHI
2) DHE
yang tidak berbahaya. Dalam kasus ini kelainan tersebut bersifat genetik.
Pasien diinstruksikan untuk tidak terlalu lama berada pada paparan sinar
2.2.1 Anamnesis
perawatan, tujuh hari yang lalu telah diperiksa. Pasien datang untuk kontrol.
Kelenjar Limfe
Bibir Kompeten
Lain-lain -
Gingiva :
- Warna: makula kecoklatan pada bagian rahang atas (17-27) dan bagian
- Bentuk : normal
- Konsistensi: kenyal
- Permukaan: kesat
- Stippling: +
- Pitting: -
- Mccall festoon: -
- Stillman’s cleft: -
- Resesi: -
Frenulum : Normal
Lidah : Makroglosia
Status Gigi :
PE CS CS CS CS CS GR CS
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
NV GR CS X
Gambar 2.1 Makula kecoklatan yang terdapat pada gingiva rahang atas dan anterior
gingiva rahang bawah
Tidak dilakukan
1) OHI dilanjutkan
2) DHE
3.2 Klasifikasi
A. Berdasarkan penyebab
I. Endogen
a. Fisiologis
1. Fordyce’s spot
Kelenjar sebaseus yang ektopik dan secara klinis terlihat seperti macula
12
13
lokasi pada rongga mulut. Biasanya pada bagian vermilion bibir atas,
2. Pigmentasi fisiologis
dan konstan pada mukosa mulut umumnya pada orang berkulit gelap.
pigmentasi ini adalah pada bagian gingiva cekat. Seringkali tampak seperti
pita yang diffuse, gelap dengan batas jelas, simetris dan tanpa gejala.
Daerah lain yang dapat terkena adalah mukosa pipi, palatum keras, bibir
melanosis.11
b. Patologis
1. Sindrom Peutz-Jeghers
14
oral merupakan temuan diagnostik yang penting, terdiri dari makula atau
spot berwarna cokelat atau hitam, berbentuk oval atau bulat, dengan
diameter 1-10 mm. Bagian yang sering terkena adalah kulit disekitar bibir,
bibir, mukosa pipi dan lidah. Lesi kulit jumlahnya banyak, biasanya
2. Penyakit Addison
berupa pigmentasi difus atau bercak berwarna cokelat tua, akibat produksi
3. Melanoma maligna
berkembang pada mukosa yang secara normal atau pada daerah berpigmen
variasi warna dari hitam ke merah, ukuran lebih besar dari 1 cm, dengan
prekursor melanoma oral. Semua nevus melanotik oral tampak sebagai lesi
berwarna cokelat atau biru, bergantung pada tipe atau kedalaman malanin.
Lesi mempunyai pewarnaan yang seragam, berbatas jelas dan sering kali
diameternya kurang dari 0,5 cm. Variasi dalam warna, batas yang tidak
jelas, ulserasi, dan ukuran yang lebih besar adalah sifat yang harus segera
II. Eksogen
a. Sistemik
Gambaran klinis makula atau plak berwarna cokelat atau hitam dengan
tepi tidak beratur atau melanosis yang difus. Daerah yang sering terkena
akumulasi melanin dan endapan dari obat atau metabolit obat di dermis
18
biru keabu-abuan atau biru kehitaman biasanya pada palatum keras, dan
pada lidah.7,14
2. Smoker’s melanosis
mandibula. Pigmentasi yang terjadi pada mukosa pipi dan palatum terkait
berhubungan dengan durasi dan dosis yang digunakan. Wanita lebih sering
3. Bismuthis
dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan endapan difus dari dari
Diagnosa ditegakkan dengan paper taste yang disisipkan pada sulkus gusi
(mual, muntah, kolik) dan efek paling serius dari timah adalah lead
penting adalah rasa logam pada mulut. Tanda-tanda pada mulut yang
terlihat bila keracunan berat dan akut dan kebersihan mulutnya buruk
maka terdapat garis timah atau lead line. Garis ini berwarna hitam abu-abu
pengukuran kadar timah dalam darah 95% timah hitam dalam darah
5. Mercuryalism (ptyalism)
yang mencolok dari aliran saliva yang kental sekali (ciri khas
merkurialism), hot mouth, rasa gatal dan rasa metalik, bibir kering, pecah-
6. Argyria
gambaran klinis terdapat rasa sakit, pigmentasi pada kulit, warna abu-abu
kehitaman (state grey, ungu atau biru, kadang terlihat berkilau → metallic
luster) dan pada intraoral pigmentasi pada gingiva dan mukosa mulut.
7. Auric stomatitis
21
8. Arsenic
pigmentasi dan ulserasi dari kulit dapat terjadi akibat terapi arsenic yang
lama dan terus menerus misalnya dengan larutan Fowler’s. Gejala intraoral
berupa mulut terasa kering dan sakit, warna merah pada mukosa mulut.
topical.11
b. Lokal
soket pencabutan atau abrasi gingiva dari bur yang berputar. Lokasinya
atau emas cor, juga terlihat pada lingir tak bergigi, mukosa vestibulum,
palatum, mukosa bukal dan dasar mulut. Berbentuk macula dengan ukuran
2. Gravit tattoo
B. Berdasarkan warna 16
Lesi warna
Pyrogenic granuloma merah, biru
Peripheral ossifying granuloma merah, biru
Peripheral giant cell granuloma merah, biru
Mucocele biru
Mucoepidermoid carcinoma biru
Acinic cell carcinoma biru
Lymphoma biru, ungu
Vascular leiomyoma merah, biru
Metastatic cancer merah, biru
Fordyce ganule kuning
Lipoma kuning
Granular cell tumor kuning
C. Berdasarkan lokasi
I. Lokal
1. Tato amalgam
melanotik labial dan makula melanotik oral. Batas vermillon bibir bawah
palatum dan gingiva. Warna lesi ini biasanya abu-abu, coklat, biru, hitam
normal.3
4. Pigmentasi menyeluruh
lentiginosis.
paska operasi.
25
II. Difus 17
penampilan terutama jika pewarnaan gusi ini terlihat ketika berbicara atau
macam cara dan metode yaitu : gingivektomi, gingivektomi dengan free gingival
abrasi dengan bor diamond, Nd: Yag Laser dan CO2 laser.18,19
antara lain:18,19
minggu.
negatif dapat menimbulkan rasa panas dan sakit pada jaringan lunak
mulut.
5. Laser. Penggunaan laser mencipakan cara yang paling efektif dan efisien
gingiva dengan metode scrapping memberikan hasil yang lebih optimal dan
Diagnosis untuk lesi pigmentasi yang ada di kavitas oral adalah hal yang
tapi terkadang dapat menjadi prekursor untuk penyakit serius. Oleh karena itu,
evaluasi pasien lesi pigmentasi harus mencakup keseluruhan sejarah dental dan
medis, pemeriksaan ekstraoral dan intraoral, dan tes laboratorium. Uji klinis
diagnosa.
Hasil pemeriksaan intraoral ditemukan pada gingiva cekat rahang atas dan
gingiva cekat anterior rahang bawah terdapat warna kecoklatan dan didiagnosa
sebagai pigmentasi fisiologis. Hal ini sesuai dengan yang disebutkan pada
literatur, bahwa gambaran klinis dari pigmentasi fisiologis adalah gingiva yang
Tingkatan warna ada dari terang ke coklat gelap. Gingiva cekat adalah tempat
pada intraoral yang paling sering terkena pigmentasi, dimana itu dapat muncul
bilateral, batas baik, ribbon like, dark brown band yang terkadang terpisah dari
margin gingival. Pigmentasi fisiologis dari mukosa bukal, palatum keras, bibir
dan lidah juga dapat terlihat sebagai potongan kecil berwarna coklat dengan batas
memerlukan pengobatan.14
27
28
Pigmentasi oral terjadi pada semua ras manusia, meskipun ada berbagai
variasi dari satu ras ke ras yang lain. Pada orang Asia hal ini normal karena
adanya peningkatan jumlah pigmen melanin yang dimiliki orang Asia. Tidak ada
perbedaan yang signifikan dari pigmentasi oral pada pria dan wanita. Intensitas
dan distribusi pigmentasi rasial mukosa mulut bervariasi, tidak hanya antara ras,
tetapi dari individu yang berbeda dari ras yang sama dan dalam berbagai area pada
oral yang sama. Pigmentasi fisiologis mungkin ditentukan oleh genetik, tetapi
kimia, dan fisika. Pada orang berkulit gelap, pigmentasi oral meningkat tetapi
tidak ada perbedaan dalam jumlah melanosit antara orang yang berkulit putih dan
melanosit.20
dinyatakan sebagai multifokal atau difus pigmentasi melanin dengan jumlah yang
bervariasi pada kelompok etnis yang berbeda di seluruh dunia dan itu terjadi pada
semua ras. Pada kaukasian, hampir seluruh melanosit memiliki lurik granula yang
tidak seutuhnya termelanisasi dalam ukuran 0,1-0,3 mm. Tapi, jumlahnya yang
pigmentasi). Jumlah granul yang besar ditemukan pada individu Afrika dan Asia
Timur. Pada seorang yang berkulit gelap dan hitam, produksi melanin meningkat
sebagai hasil dari melanosit yang hiperaktif secara genetik. Melanosit pada
individu yang berkulit gelap dan hitam sangat reaktif, sedangkan pada individu
dari faktor endogen peran melanin yang terdapat pada pasien. Tidak ada terapi
apabila pasien merasa terganggu dengan perubahan warna pada gingivanya, dapat
yang terjadi pada pasien kemungkinan karena faktor genetik dimana pasien
sendiri memiliki kulit yang cukup gelap (coklat) serta ibu dan kakaknya juga
kulit wajah, khususnya regio perioral, diikuti labial vermillion border dan
gingiva. Investigasi riwayat dental, medis, keluarga, serta sosial dari pasien perlu
pada saat kontrol kedua setelah 7 hari tidak nampak perubahan pada daerah yang
ditemukan gingiva rahang atas dangingiva anterior rahang bawah yang berwarna
meningkatnya jumlah pigmen melanin dalam lapisan sel basal bisa dikarenakan
faktor endogen maupun eksogen. Pasien juga sudah dijelaskan tentang beberapa
pilihan tindakan perawatan namun pasien tidak ingin dilakukan apapun. Oleh
karena itu pasien diberi Dental Health Education (DHE) mengenai faktor-faktor
penyebab dan bahaya paparan atau faktor eksogen yang dapat memperparah
kondisi yang ada sekarang. Pasien tidak diberikan obat-obatan dan pasien
30
DAFTAR PUSTAKA
11. Glick M. Burket’s Oral Medicine. 12th Edition. USA: People’s Medical
Publishing House; 2015.
31
32
16. Greenberg, Martin S., Glick, Michael. Ship, Jonathan A. Burket’s Oral
Medicine 11th edition. BC Decker Inc: Hamilton; 2008. p. 109.
17. Scully C and Caoson RA. Atlas Bantu Kedokteran Gigi. Penyakit Mulut,
Jakarta: Hipokrates; 1991.
20. Anil Ghom and Savita Ghom. Textbook of Oral Medicine. Third Edition.
New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd; 2014.
21. Alawi F. Pigmented lesions of the oral cavity : an update. Dent Clin N
Am; 2003. Vol 57: 699–710.