Disusun oleh:
Mohamad O. W.Yogatama (19508334011)
Nilai mengandung harapan atau sesuatu yang diinginkan oleh manusia. Oleh
karena itu nilai bersifat normatif yang merupakan keharusan untuk diwujudkan dalam
tingkah laku kehidupan manusia. Moral itu sendiri berarti kelakuan atau tingkah laku.
Setiap manusia dalam tindakan dan tingkah laku perbuatan digerakkan oleh nilai-nilai.
Semua tingkah laku perbuatan manusia harus berpedoman pada norma-norma kehidupan,
seperti norma hukum, norma kesopanan, norma kesusilaan, norma kejujuran dan lain
sebagainya. Dengan demikian, hubungan nilai, moral, dan norma adalah nilai merupakan
suatu keharusan, berupa ide dan ide ini memberi pedoman, ukuran bagi manusia,
pedoman/ukuran ini berupa norma, baik dalam hubungannya dengan manusia lain, alam
dan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Bagaimana hubungan antara Supra Struktur politik dan Infrastruktur politik di
Indonesia?
Jawab:
Infrastruktur politik dan suprastrukturu politik mempunyai hubungan timbal balik
satu sama lain. Menurut Prof. Sri Soemantri, suprastruktur politik berada pada bagian
atas dari suatu sistem politik sedangkan infrastruktur politik berada pada bagian bawah.
Di Negara demokrasi Suprastruktur dengan infrastruktur tidak bisa dipisahkan. Di
Indonesia kedaulatan tertinggi ada pada rakyat (Infra). Ini sebagai bukti bahwa
suprastruktur politik di Indonesia dipilih oleh, dari dan untuk rakyat. Rakyat dan
pemerintahan harus memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang untuk
mewujudkan keadaan yang aman dan kondusif.
b. Asal Mula yang Tidak Langsung adalah asal mula yang tidak langsung
berkaitan dengan terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara; yaitu
asal mula yang sebelum Proklamasi Kemerdekaan asal mula nilai-nilai
Pancasila yang terdapat dalam adat istiadat, kebudayaan, serta dalam nilai-
nilai agama bangsa Indonesia . Apabila dirinci asal mula tidak langsung
Pancasila sebagai berikut
1) Unsur-unsur / nilai-nilai dasar Pancasila [ nilai Ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan ]
sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar filsafat negara,
telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia.
2) Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat
[ berupa nilai adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius ]
jauh sebelum membentuk negara.
UUD 1945 ini telah mengalami 4 kali perubahan dimana dalam perubahan
tersebut terdapat beberapa pasal dan juga ketentuan yang dirubah dan juga
sebagian tetap tidak berubah. Nah berikut beberapa amandemen yang pernah
dilakukan terhadap UUD 1945.
Amandemen I
Sejarah Amandemen pertama terjadi pada tahun 1999 tepatnya pada tanggal
19 Oktober dimana dasar atas amandemen ini adalah SU MPR 14-21 Oktober
1999. Pada amandemen yang pertama ini dimana ada sekitar 9 pasal yang
dilakukan amandemen yaitu Pasal 5, pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15,
Pasal 17, Pasal 20 dan Pasal 21.
Pada amandemen pertama ini dimana yang menjadi intinya adalah mengenai
pergeseran kekuasaan eksekutif dalam hal ini presiden yang dipandang atau
dianggap terlalu kuat sehingga perlu dilakukan amandemen.
Amandemen II
Adapun Sejarah amandemen yang kedua terjadi pada tahun 2000 tepatnya
pada tanggal 18 Agustus 2000 yang disahkan melalui sidang umum MPR
tanggal 7-8 Agustus 2000. Pada amandemen ke dua ini dilakukan amandemen
terhadap 5 Bab dan 25 Pasal. Dimana pasal- pasal yang dilakukan amandemen
yaitu pada Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, pada Pasal 19, Pasal 20, Pasal
20A, juga terjadi amandemen pada Pasal 22A, Pasal 22B, Pasal 25E, Pasal 26,
Pasal 27, Pasal 28A dan 28B,28C, 28D, 28E, 28F,28G, 28H,28I, hingga Pasal
28J.
Selain itu juga terjadi amandemen pada Pasal 30, Pasal 36A, 36B, 36C. Selain
dilakukan amandemen terhadap pasal- pasal tersebut juga terjadi amandemen
terhadap beberapa Bab seperti pada Bab IXA, Bab X, Bab XA, juga terjadi
amandemen pada Bab XII, Bab XV.
Pada amandemen yang kedua ini dimana lebih dititip beratkan perubahannnya
pada pemerintahan daerah, DPR serta mengenai kewenangan dari DPR, juga
dilihat dari segi Hak Asasi Manusia, Lagu kebangsaan serta juga mengenai
lambang negara Indonesia.
Amandemen III
Pada Sejarah amandemen yang ketiga ini dimana disahkan melalui ST MPR
tanggal 1 hingga 9 November 2001 atau tepatnya amandemen tersebut terjadi
pada tanggal 10 November 2001. Ada sebanyak 3 Bab dan juga 22 pasal yang
dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini. Bab- bab yang dilakukan
amandemen ini yaitu Bab VIIA, Bab VIIB, dan juga Bab VIIIA.
Sedangkan pasal- pasal yang dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini
yaitu terdiri dari Pasal 1, Pasal 3, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7A hingga Pasal
7C, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 17,Pasal 22C hingga 22E, Pasal 23, Pasal 23A,
Psal 23E,23E, 23F, 23G, Pasal 24, Pasal 24 A hingga 24C.
Amandemen IV
Sejarah amandemen yang terakhir yaitu amandemen ke IV yang disahkan dan
juga dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2002 yang disahkan melalui ST
MPR pada tanggal 1-11 Agustus 2002. Pada amandemen yang terakhir ini
dilakukan perubahan yang lebih sedikit jika dibandingkan pada perubahan
sebelumnya dimana hanya dilakukan amandemen terhadap 2 Bab dan juga 13
Pasal saja.
b. Paradigma Reformasi
Jawab:
Kata paradigma dari Bahasa Inggris (paradigm), mengandung pengertian
sebagai model, pola atau contoh. Menurut Thomas S. Kuhn, paradigma adalah
asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan sumber nilai), yang
merupakan sumber hukum, metode, serta cara penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu
pengetahuan tersebut.
Reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan negara dalam suatu sistm
negara dibawah nilai-nilai Pancasila, bukan menghancurkan dan
membubarkan bangsa dan negara Indonesia. Bahkan pada hakikatnya
reformasi itu sendiri adalah mengembalikan tatanan kenegaraan kea rah
sumber nilai yang merupakan platform kehidupan Bersama bangsa Indonesia,
yang selama ini diselewengkan demi kekuasaan sekelompok orang baik pada
masa orde lama maupun orde baru.
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa paradigma reformasi
adalah model, pola atau cara untuk menata, memperbaiki kehidupan bangsa
dan negara agar menjadi lebih baik dari sebelumya.