Anda di halaman 1dari 12

JAWABAN UAS MATA KULIAH PANCASILA

Disusun untuk memenuhi ujian akhir semester Pendidikan Pancasila


Dosen Pengampu Drs. Sigit Dwi Kusrahmadi, M.Si.

Disusun oleh:
Mohamad O. W.Yogatama (19508334011)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2019
1. Bandingkan antara Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup dan berikan
contohnya!
Jawab:
a. Ideologi terbuka ialah suatu ideologi yang tidak dimutlakkan. Ideologi yang
mampu mengikuti perkembangan jaman dan bersifat dinamis atau merupakan
suatu sistem pemikiran terbuka yang merupakan hasil konsensus dari masyarakat
itu sendiri, nilai-nilai dari cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan digali
dan diambil dari suatu kekayaan, rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
Contoh: Ideologi Liberal dan Ideologi Pancasila.

b. Ideologi tertutup ialah suatu ideologi yang bersifat mutlak. Ideologi yang ajaran


atau pandangan dunia yang menentukan tujuan-tujuan dan norma-norma politik
dan sosial, yang ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan
lagi, tetapi harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi. 
Contoh: Ideologi Komunis, Pasis, dan Agama.

2. Bagaimana hubungan antara pembukaan UUD’45 dengan batang tubuh UUD’45?


Jawab:
Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan langsung yang bersifat kausal
organis dengan batang tubuh UUD 1945, karena isi dalam Pembukaan dijabarkan ke
dalam pasal-pasal Uud 1945. Maka Pembukaan UUD 1945 yang memuat dasar filsafat
negara dan Undang-Undang Dasar merupakan satu kesatuan, walaupun dapat
dipisahkan, bahkan merupakan rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu. Pembu
kaan Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya terkandung Pokok-pokok Pikiran
Persatuan Indonesia, keadilan sosial,kedaulatan rakyat berdasarkan atas
Permusyawaratan dan Perwakilan, serta Ketuhana yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab, yang inti sarinya merupakan penjelmaan dari
dasar filsafat Pancasila. Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan batang tubuh
UUD 1945 yaitu bahwa di dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat pokok-pokok kaidah
negara yang fundamental, pokok-pokok kaidah negara yang fundamental ini kemudian
dijabarkan dalam batang tubuh UUD 1945 berbentuk pasal-pasal yang mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara

3. Bandingkan antara Ideologi Pancasila, Liberal, Ideologi Komunis atau Khilafah!


Jawab:
a. Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan
religius bangsa Indonesia. Pancasila berkedudukan sebagai dasar negaradan
ideologi negara. Jadi, Ideologi pancasila adalah kumpulannilai-nilai atau norma
yang berdasarkan sila-sila pancasila.

b. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politikyang


didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yangutama. 

c. Komunisme/khilafah merupakan sebuah paham yang menekankan


kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (modal, tanah, tenaga kerja) yang
memilikitujuan terwujudnya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis
tanpakelas dan semua orang sama.

4. Jelaskan hubungan antara Nilai, Norma, Moral, dan Etika!


Jawab:

Nilai mengandung harapan atau sesuatu yang diinginkan oleh manusia. Oleh
karena itu nilai bersifat normatif yang merupakan keharusan untuk diwujudkan dalam
tingkah laku kehidupan manusia. Moral itu sendiri berarti kelakuan atau tingkah laku.
Setiap manusia dalam tindakan dan tingkah laku perbuatan digerakkan oleh nilai-nilai.
Semua tingkah laku perbuatan manusia harus berpedoman pada norma-norma kehidupan,
seperti norma hukum, norma kesopanan, norma kesusilaan, norma kejujuran dan lain
sebagainya. Dengan demikian, hubungan nilai, moral, dan norma adalah nilai merupakan
suatu keharusan, berupa ide dan ide ini memberi pedoman, ukuran bagi manusia,
pedoman/ukuran ini berupa norma, baik dalam hubungannya dengan manusia lain, alam
dan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Bagaimana hubungan antara Supra Struktur politik dan Infrastruktur politik di
Indonesia?
Jawab:
Infrastruktur politik dan suprastrukturu politik mempunyai hubungan timbal balik
satu sama lain. Menurut Prof. Sri Soemantri, suprastruktur politik berada pada bagian
atas dari suatu sistem politik sedangkan infrastruktur politik berada pada bagian bawah.
Di Negara demokrasi Suprastruktur dengan infrastruktur tidak bisa dipisahkan. Di
Indonesia kedaulatan tertinggi ada pada rakyat (Infra). Ini sebagai bukti bahwa
suprastruktur politik di Indonesia dipilih oleh, dari dan untuk rakyat. Rakyat dan
pemerintahan harus memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang untuk
mewujudkan keadaan yang aman dan kondusif.

6. Jelaskan bahwa Pancasila merupakan system nilai!


Jawab:
Dalam Pendidikan Pancasila (2002) karya Purwastuti dkk, Pancasila sebagai sistem nilai
artinya mengandung serangkaian nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan
dan keadilan yang merupakan satu kesatuan utuh dan sistematis. Kesatuan sila-sila
Pancasila bersifat organis, susunannya bersifat hierarkis dan berbentuk piramidal.
Menurut Kaelan dalam Pendidikan Pancasila (2001), Pancasila bersifat organis artinya
sila-sila Pancasila merupakan satu kesatuan dan keutuhan yang majemuk tunggal. Setiap
sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan. Menurut Notonagoro dalam
Pancasila Secara Ilmiah Populer (1975), Pancasila memiliki susunan yang bersifat
hierarki (urutannya logis) dan berbentuk piramidal. Hierarkis berarti tingkat. Sedangkan
piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan bertingkat dari sila-sila Pancasila.
Maksudnya sebagai berikut:
Sila 1 ditempatkan di urutan paling atas karena bangsa Indonesia meyakini segala
sesuatu berasal dan akan kembali kepada Tuhan, sehingga disebut sebagai Causa Prima
(sebab pertama). Manusia sebagai subyek pendukung pokok negara sehingga negara
harus berlaku sebagai lembaga kemanusiaan (sila 2). Negara adalah akibat adanya
manusia yang bersatu (sila 3), sehingga terbentuk persekutuan hidup bersama yang
disebut rakyat. Rakyat mewakilkan kekuasaannya kepada lembaga perwakilan rakyat
yang menjalankan fungsi secara bijaksana, mengedepankan musyawarah dan mewakili
aspirasi rakyat (sila 4). Negara memiliki tujuan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia (Sila 5).
7. Jelaskan pelaksanaan Pancasila secara obyektif dan subyektif!
Jawab:
a. Pelaksanaan pancasila secara subyektif adalah pelaksanaan dalam pribadi
seseorang, warganegara, individu, penduduk, penguasa, dan orang Indonesia.
Pengamalan pancasila yang subyektif ini justru lebih penting dari pengamalan
yang objektif karena pengamalan yang subyektif merupakan syarat pengamalan
pancasila yang obyektif (Notonegoro,1974;44).

Pelaksanaan pancasila yang subyektif ini berkaitan dengan kesadaran, ketaatan,


sertakesiapan individu untuk mengamalkan pancasila. Dalam pengertian inilah
akan terwujud jika suatukeseimbangan kerohanian yang mewujudkan suatu
bentuk kehidupan dimana kesadaran wajibhukum telah berpadu menjadi
kesadaran wajib moral. Sehingga dengan demikian suatu perbuatanyang tidak
memenuhi wajib melaksanakan pancasila. Dalam pengamalan pancasila yang
subyektif ini bilamana nilai-nilai pancasila telahdipahami, diresapi, dan dihayati
oleh seseorang maka orang itu telah memiliki moral Pancasila dan jika
berlangsung terus menerus sehingga melekat dalam hati maka disebut dengan
kepribadian Pancasila.

Darji Darmodiharjo dalam Penjabaran Nilai-nilai Pancasila Dalam Sistem Hukum


Indonesia (1996) menjelaskan nilai Pancasila bersifat subyektif terletak pada:
1) Nilai-nilai Pancasila sebagai hasil pemikiran, penilaian dan refleksi filosofis
bangsa Indonesia.
2) Nilai-nilai Pancasila merupakan falsafah (pandangan hidup) bangsa Indonesia
sehingga menjadi jati diri bangsa. Yang diyakini kebenaran, kebaikan,
keadilan dan kebijaksanaan nilai-nilainya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3) Nilai-nilai Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan hati.

b. Pelaksanaan pancasila yang obyektif adalah pelaksanaan dalam bentuk realisasi


dalam setiap penyelengaraan negara, baik di bidang legislatif,eksekutif, maupun
yudikatif. Dan semua bidang kenegaraan terutama realisasinya dalam bentuk
peraturan perudang-undangan negara. Nilai Pancasila bersifat obyektif artinya:
1) Rumusan nilai-nilai dari sila-sila Pancasila bersifat umum, universal dan
asbtrak. Nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang dan waktu.
2) Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental
sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia dan
berkedudukan sebagai tertib hukum yang tertinggi.
3) Pancasila tidak dapat diubah secara hukum sebab berkaitan dengan
kelangsungan hidup negara.

8. Apa yang saudara ketahui tentang paham Negara Integralistik?


Jawab:
Paham Negara Integralistik adalah prinsip yang dimana negara merupakan suatu
satu kesatuan integral yang terbentuk dari unsur-unsur yang menyusun negara itu sendiri,
kemudian negara juga diharapkan untuk dapat mengatasi semua golongan dan juga
bagian-bagian yang membentuk negara tersebut, dan juga negara tidak boleh untuk
memihak pada golongan-golongan tersebut dengan tidak memperdulikan seberapa besar
suatu golongan tersebut.

Paham negara integralistik adalah sebagai berikut :


a. Negara adalah sebuah bentuk dari susunan masyarakat yang integral
b. Golongan bagian, bagian dan anggotanya saling berhubungan erat antara satu dengan
yang lainnya
c. Golongan, bagian dan anggotanya ialah satu kesatuan masyarakat yang organis
d. Seluruh perhimpunan bangsa adalah hal yang terpenting dalam berlangsungnya
kehidupan bersama
e. Negara tidak boleh memihak pada golongan-golongan maupun perseorangan
f. Negara tidak boleh mengganggap suatu kepentingan individu sebagai pusat
g. Negara menjamin kepentingan suatu masyarakat dan secara keseluruhan adalah
sebagai suatu satu kesatuan integral

9. Jelaskan secara singkat!

a. Tatanan Dunia Baru


Jawab:
sebuah sistem pemerintahan dengan tiga aspek kehidupan baru sebagaimana
yang disebutkan oleh Texe Marrs dalam bukunya Dark Majesty. Ketiga aspek
tersebut adalah :
1) Satu tatanan Ekonomi
2) Satu tatanan Pemerintah dan Pemerintahan
3) Satu tatanan Agama

b. Asal Mula Pancasila


Jawab:
Pancasila hadir bukan sebagai sebuah kebetulan yang tidak bermakna.
Hadirnya pancasila dalam kehidupan bangsa Indonesia merupakan upaya
keras para pendiri bangsa ini agar indonesia merdeka memiliki landasan yang
kukuh. Hal ini dapat ditemukan sebagai asal mula yang langsung dan asal
mula yang tidak langsung.
a. Asal mula langsung adalah asal mula yang langsung berkaitan dengan
terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara; yaitu asal mula yang
sesudah dan menjelang Proklamasi Kemerdekaan sejak dirumuskan dalam
sidang BPUPKI Pertama, Panitia Sembilan, Sidang BPUPKI Kedua serta
sidang PPKI sampai pengesahannya.
Adapun rincian asal mula langsung Pancasila sebagai berikut:
1) Asal Mula Bahan  [ kausa materialis ] Nilai-nilai dasar Pancasila 
digali dan diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai kebudayaan
serta nilai religius yang dimiliki bangsa Indonesia; maka kausa
materialis / asal mula bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia
sendiri.
2) Asal Mula Bentuk [ kausa formalis ] ialah siapa yang merumuskan
Pancasila sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945.
Bentuk, rumusan dan nama Pancasila sebagaimana termuat dalam
Pembukaan UUD 1945 dirumuskan dan dibahas oleh Ir. Soekarno
bersama Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya; maka
kausa formalis / asal mula bentuk Pancasila adalah : Ir. Soekarno ,
Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI.
3) Asal Mula Karya   [ kausa efficient ] ialah asal mula yang
menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara
yang sah. PPKI sebagai pembentuk negara, dan atas kuasa
pembentuk negara yang mengesahkan pancasila menjadi dasar
negara yang sah; maka kausa efficient / asal mula karya Pancasila
adalah PPKI.
4) Asal Mula Tujuan  [ kausa finalis ] Ialah apa tujuan para pendiri
bangsa merumuskan dan membahas Pancasila. BPUPKI dan
Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan Hatta merumuskan dan
membahas Pancasila tujuannya adalah untuk dijadikan sebagai
dasar negara; maka kausa finalis / asal mula tujuan Pancasila
adalah : anggota BPUPKI, Panitia Sembilan serta Soekarnoa dan
Hatta.

b. Asal Mula yang Tidak Langsung adalah asal mula yang tidak langsung
berkaitan dengan terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat negara; yaitu
asal mula yang sebelum Proklamasi Kemerdekaan asal mula nilai-nilai
Pancasila yang terdapat dalam adat istiadat, kebudayaan, serta dalam nilai-
nilai agama bangsa Indonesia . Apabila dirinci asal mula tidak langsung
Pancasila sebagai berikut
1) Unsur-unsur / nilai-nilai dasar Pancasila [ nilai Ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan ]
sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar filsafat negara,
telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia.
2) Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat
[ berupa nilai adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai religius ]
jauh sebelum membentuk negara.

10. Jelaskan secara singkat

a. Amandemen UUD 1945


Jawab:
Pengertian Amandemen adalah suatu proses penyempurnaan terhadap suatu
Undang- undang tanpa melakukan perubahan terhadap UUD atau bisa
dikatakan hanya melengkapi dan juga memperbaiki beberapa rincian dari
UUD yang asli. Amandemen berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri dari to
amend atau juga sering dikenal dengan to make better, sjika kita artikan dalam
Bahasa Indonesia artinya adalah suatu hal yang dilakukan untuk melakukan
perubahan atau penambahan terhadap suatu peraturan, dalam hal ini Undang-
Undang Dasar.

Dalam melakukan amandemen, maka dilakukan beberapa hal seperti


menambah beberapa ketentuan atau juga pasal. Merevisi atau memperbaiki
pasal- pasal yang belum sempurna atau belum rinci serta mengurangi
beberapa pasal yang dianggap tidak perlu dalam suatu rumusan naskah UUD
tersebut.

Tujuan diilakukannya amandemen ini adalah untuk menyempurnakan


beberapa ketentuan, aturan yang menjadi dasar dalam tatatan negara Indonesia
sehingga dengan dilakukan amandemen tersebut diharapkan nantinya bisa
mencapai tujuan nasional dan juga kesejahteraan masyarakat Indonesia dan
juga bisa melindungi hak- hak asasi manusia yang sesuai dengan peradapan.

Sedangkan yang menjadi alasan terjadinya amandemen adalah karena adanya


kekuasaan yang terlalu dominan yang ada ditangan eksekutif dan legislatif,
terlalu sedikitnya pengaturan mengenai HAM serta juga dinilai mulai
lemahnya sistem ketatanegaraan Indonesia melalui checks and balances nya.

UUD 1945 ini telah mengalami 4 kali perubahan dimana dalam perubahan
tersebut terdapat beberapa pasal dan juga ketentuan yang dirubah dan juga
sebagian tetap tidak berubah. Nah berikut beberapa amandemen yang pernah
dilakukan terhadap UUD 1945.
Amandemen I
Sejarah Amandemen pertama terjadi pada tahun 1999 tepatnya pada tanggal
19 Oktober dimana dasar atas amandemen ini adalah SU MPR 14-21 Oktober
1999. Pada amandemen yang pertama ini dimana ada sekitar 9 pasal yang
dilakukan amandemen yaitu Pasal 5, pasal 9, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 15,
Pasal 17, Pasal 20 dan Pasal 21.

Pada amandemen pertama ini dimana yang menjadi intinya adalah mengenai
pergeseran kekuasaan eksekutif dalam hal ini presiden yang dipandang atau
dianggap terlalu kuat sehingga perlu dilakukan amandemen.

Amandemen II
Adapun Sejarah amandemen yang kedua terjadi pada tahun 2000 tepatnya
pada tanggal 18 Agustus 2000 yang disahkan melalui sidang umum MPR
tanggal 7-8 Agustus 2000. Pada amandemen ke dua ini dilakukan amandemen
terhadap 5 Bab dan 25 Pasal. Dimana pasal- pasal yang dilakukan amandemen
yaitu pada Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, pada Pasal 19, Pasal 20, Pasal
20A, juga terjadi amandemen pada Pasal 22A, Pasal 22B, Pasal 25E, Pasal 26,
Pasal 27, Pasal 28A dan 28B,28C, 28D, 28E, 28F,28G, 28H,28I, hingga Pasal
28J.
Selain itu juga terjadi amandemen pada Pasal 30, Pasal 36A, 36B, 36C. Selain
dilakukan amandemen terhadap pasal- pasal tersebut juga terjadi amandemen
terhadap beberapa Bab seperti pada Bab IXA, Bab X, Bab XA, juga terjadi
amandemen pada Bab XII, Bab XV.

Pada amandemen yang kedua ini dimana lebih dititip beratkan perubahannnya
pada pemerintahan daerah, DPR serta mengenai kewenangan dari DPR, juga
dilihat dari segi Hak Asasi Manusia, Lagu kebangsaan serta juga mengenai
lambang negara Indonesia.

Amandemen III
Pada Sejarah amandemen yang ketiga ini dimana disahkan melalui ST MPR
tanggal 1 hingga 9 November 2001 atau tepatnya amandemen tersebut terjadi
pada tanggal 10 November 2001. Ada sebanyak 3 Bab dan juga 22 pasal yang
dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini. Bab- bab yang dilakukan
amandemen ini yaitu Bab VIIA, Bab VIIB, dan juga Bab VIIIA.

Sedangkan pasal- pasal yang dilakukan amandemen pada tahap ketiga ini
yaitu terdiri dari Pasal 1, Pasal 3, Pasal 6, Pasal 6A, Pasal 7A hingga Pasal
7C, Pasal 8, Pasal 11, Pasal 17,Pasal 22C hingga 22E, Pasal 23, Pasal 23A,
Psal 23E,23E, 23F, 23G, Pasal 24, Pasal 24 A hingga 24C.

Amandemen ketiga ini menitik beratkan perubahannya pada Kewenangan dari


MPR, Kepresidenan, kekuasaan Kehakiman, Keuangan negara, impeachment
serta juga memiliki inti perubahan pada bentuk serta kedaulatan negara
Indonesia.

Amandemen IV
Sejarah amandemen yang terakhir yaitu amandemen ke IV yang disahkan dan
juga dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2002 yang disahkan melalui ST
MPR pada tanggal 1-11 Agustus 2002. Pada amandemen yang terakhir ini
dilakukan perubahan yang lebih sedikit jika dibandingkan pada perubahan
sebelumnya dimana hanya dilakukan amandemen terhadap 2 Bab dan juga 13
Pasal saja.

b. Paradigma Reformasi
Jawab:
Kata paradigma dari Bahasa Inggris (paradigm), mengandung pengertian
sebagai model, pola atau contoh. Menurut Thomas S. Kuhn, paradigma adalah
asumsi-asumsi teoritis yang umum (merupakan sumber nilai), yang
merupakan sumber hukum, metode, serta cara penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu
pengetahuan tersebut.

Reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan negara dalam suatu sistm
negara dibawah nilai-nilai Pancasila, bukan menghancurkan dan
membubarkan bangsa dan negara Indonesia. Bahkan pada hakikatnya
reformasi itu sendiri adalah mengembalikan tatanan kenegaraan kea rah
sumber nilai yang merupakan platform kehidupan Bersama bangsa Indonesia,
yang selama ini diselewengkan demi kekuasaan sekelompok orang baik pada
masa orde lama maupun orde baru.
 
Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa paradigma reformasi
adalah model, pola atau cara untuk menata, memperbaiki kehidupan bangsa
dan negara agar menjadi lebih baik dari sebelumya.

Anda mungkin juga menyukai