PENDIDIKAN MATEMATIKA
( PERMASALAHAN PADA METODE PENELITIAN MATEMATIKA )
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
NABILA SHAFIRA ( 418111038 )
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalahpada mata kuliah
MetodePenelitianPendidikanMatematika. Penulis berterima kasih kepada Bapak Dr. Edi Surya,
M.Si. selaku dosen yang bersangkutan yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama
proses pembelajaran mata kuliah ini.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
Kelompok II
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam penelitian masalah memegang peranan utama. Tanpa masalah tak ada penelitian.
Masalah adalah jiwa penelitian. Masalah mendorong untuk berfikir, menyelidiki agar
menemukan makna sesuatu.Tiap kerja peneliti harus mempunyai masalah penelitian untuk di
pecahkan. Perumusanmasalah penelutan merupakan kerja yang bukan mudah, termasukbagi
peneliti-peneliti yang sudah berpengalaman. Padahal masalah selalu ada di sekeliling kita.
Dalam proses perumusan masalah penelitian harus diawali dengan melakukan identifikasi
masalah itu sendiri dan sesuai dengan topik yang diangkat. Proses indentifikasi masalah adalah
apabila peneliti mengetahui dan menyadari bahwa telah atau akan terjadi situasi yang tidak
diinginkan. Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalam makalah
ini penulis mencoba membahas tentang menentukan masalah penelitian yang
adadalammelakukanpenelitian.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak metode penelitian atau model rancangan penelitian yang biasa digunakan dalam
penelitian bidang sosial dan pendidikan. McMillan dan Schumacher (2001) memulai dengan
membedakannya antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif
dibedakan pula antara metode-metode penelitian eksperimental dan noneksperimental. Dalam
penelitian kualitatif dibedakan antara kualitatif interaktif dengan noninteraktif.
a. Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan
fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas
desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan
statistik, struktur dan percobaan terkontrol.
Ada beberpa metode penelitian yang dapat dimasukkan ke dalam penelitian kuantitatif
yangt bersifat noneksperimental, yaitu metode: deskriptif, survai, ekspos fakto, komparatif,
korelasional dan penelitian tindakan.
a) Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau
saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada
variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.
b) Penelitian survai
Survai digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah
besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Tujuan utama dari survai adalah
mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi.
2
c) Penelitian ekspos fakto
Penelitian ekspos fakto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau
diberi perlakuan oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap
program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi.
d) Penelitian komparatif
Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua
kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini
pun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.
Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan instrumen yang bersifat mengukur.
e) Penelitian korelasional
Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-
variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan
besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara stastik.
f) Penelitian tindakan Penelitian tindakan merupakan penelitian yang diarahkan pada
mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan.
b. Penelitian kualitatif
Menurut Denzin dana Licoln (2009), kata kualitatif menyiratkan penekanan pada
proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur dari sisi kuantitas,
jumlah, intensitas, atau frekuensinya. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti
menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti
dan subjek yang diteliti. Cresweel (1998), menyatakan penelitian kualitatif sebagai
suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan
responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif
dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan.
Dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan instrumen kunci. Oleh karena itu,
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya,
menganalisis, dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian
3
ini lebih menekankan pola makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan
jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami
interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data, dan meneliti
sejarah perkembanngan. Penelitian kualitatif memiliki enam jenis penelitian, yaitu:
a) Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripkan suatu
gejala, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan
perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan
peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan
perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa
tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dari satu variabel.
b) Studi kasus
Studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap situasi yang
mirip dalam organisasi lain, dimana sifat dan definisi masalah yang terjadi
adalah serupa dengan masalah yang dialami saat ini. Studi kasus pada
dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu atau kelompok yang
dipandang mengalami kasus tertentu.
c) Biografi
Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang
dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip. Tujuan
penelitian ini ialah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu
pengalaman menarik yang sanga memengaruhi atau mengubah hidup
seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut
memosisikan dirinya sendiri.
d) Fenomenologi
Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan mengungkap makna konsep
atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada
beberapa individu.
e) Grounded Theory
4
Walaupun suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman
untuk sejumlah individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk
menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi
tertentu.
f) Etnografi
Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok
sosial. Peneliti menguji kelompok ini dan mempelajari pola perilaku,
kebiasaan, dan cara hidup. Etnografi adalah merupakan proses dan hasil dari
sebuah penelitian.
Permasalahan dalam penelitian sering disebut problema atau metode dan secara umum
dikelompokkan ke dalam 3 jenis yaitu problema deskriptif, problema komparatif dan problema
korelatif.
Ketiga jenis permasalahan ini biasanya dijadikan dasar peneliti dalam merumuskan judul
penelitian. Secara lebih operasional, permasalahan penelitian adalah: Suatu rumusan kalimat
interogatif mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang belum terjawab dengan teori
atau penelitian yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut diketahui bahwa rumusan
permasalahan penelitian harus berupa kalimat yang isinya “mempertanyakan kesenjangan” yang
ditemukan atau yang ingin dibuktikan peneliti, baik dalam kalimat tanya maupun dalam kalimat
positif. Namun, walaupun rumusan kalimat interogatif bukan suatu keharusan, disarankan
5
kepada peneliti untuk menggunakan kalimat tanya. Saran ini didasarkan atas pertimbangan,
bahwa dengan kalimat tanya akan lebih mudah diperoleh sifat-sifat tajam dan spesifik tentang
inti masalah yang dipersoalkan, sebagai sifat yang amat penting dalam perumusan masalah
penelitian.
Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada keharusan
dilaksanakannya penelitian tersebut. Masalah ini bisa muncul dari berbagai sumber. Ia bisa
bersumber dari pengalaman yang pernah dirasakan peneliti dalam kehidupan pribadi atau tempat
kerjanya. Ia juga bisa berasal dari perdebatan ekstensif dalam literature-literatur. Ia juga bisa
muncul dari perdebatan kebijakan di pemerintahan atau antara para eksekutif kenamaan. Intinya,
sumber-sumber masalah penelitian bisa jadi sangat beragam.
Berbagai sumber, dari mana permasalahan penelitian dapat digali, diidentifikasi dan
dikembangkan, antara lain dari:
1. Pengalaman Pribadi
Setiap orang dapat mengidentifikasi secara unik masalah dari pengalaman
pribadinya dalam keseharian, juga pengalaman akademik selama belajar, dan
mengerjakan tugas ataupun laporan.
2. Lanjutan atau Perluasan
Penelitian Peneliti dapat mengambil permasalahan penelitian dari hasil penelitian
sebelumnya, yang biasanya tercantum pada saran untuk mengembangkan atau
melanjutkan penelitian tersebut.
3. Sumber Kepustakaan: buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian
Membaca buku teks, jurnal maupun laporan penelitian, selain dapat memperkaya
khasanah pengetahuan, juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan identifikasi
masalah yang memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan.
4. Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi
Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi dengan orang yang lebih berpengalaman atau
para pakar di bidangnya dapat membuka wawasan dan pandangan lain untuk
6
memperoleh identifikasi masalah yang direncanakan sebagai bahan untuk
menyusun skripsi atau tesis.
5. Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek
Hasil observasi dan pengalaman langsung juga merupakan sumber yang masalah
yang potensial dijadikan dalam merencanakan suatu penelitian.
6. Perubahan Paradigma dalam pendidikan
Paradigma pendidikan yang selalu berubah dan berkembang dari masa ke masa
dalam berbagai hal seperti kurikulum, media dan metode pembelajaran dapat
dijadikan sumber berbagai identifikasi masalah untuk penelitian.
7. Fenomena Pendidikan dalam kelas, luar kelas dan di Masyarakat
Fenomena pendidikan yang terjadi baik dalam kelas, luar kelas maupun dalam
masyarakat dapat mendorong peneliti untuk menjadikannya sebagai sumber
masalah yang dapat diangkat dalam suatu penelitian.
8. Deduksi dari teori
Terdapatnya deduksi dari teori yang sudah ada ataupun merupakan cabang studi
yang sedang dikembangkan.
Hal-hal yang dapat dipermasalahkan dalam penelitian adalah masalah atau peluang,
dimana pendefinisiannya harus jelas baik keluasannya maupun kedalamannya. Masalah diartikan
sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang dari batas-batas
toleransi yang diharapkan. Peluang merupakan suatu kondisi eksternal yang menguntungkan
jika dapat diraih dengan usaha-usaha tertentu, tetapi juga dapat menjadi ancaman bila peluang
itu dapat dimanfaatkan oleh pesaing.
Pemilihan atau penetapan masalah yang dikatakan baik dalam penelitian perlu menjadi
pertimbangan peneliti. Masalah dapat dikatakan baik jika memiliki:
1. Kontribusi
Salah satu ciri masalah yang baik adalah dapat memberi kontribusi kepada beberapa
aspek, antara lain; pengembangan teori baru, perbaikan metode, manfaat dan implikasi
aplikatif
7
2. Orisinalitas
Bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian lain, seperti: masalah yang diteliti,
kerangka konsep, dan pendekatan
3. Pernyataan Permasalahan antara lain; pernyataan penelitian dan gambaran asosiasi dua
atau lebih fenomena terukur
4. Aspek Kelayakan (Feasibility) antara lain; dapat dijawab, pertimbangan waktu dan
biaya, tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan daya dukung fasilitas
dan sumber daya lain
A. Metode Penelitian
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau lagkah- langkah dalam
mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis
untuk menyususn ilmu pengetahuan. Sedangkan teknik penelitian adalah cara untuk
melaksanakan metode penelitian. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk
penelitian.
8
(3) Metode Deskriptif (mendeskripsikan), yaitu metode yang digunakan untuk mencari unsur-
unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data,
mengaanalisis data dan menginterprestasikannya. Metode deskriptif dalam pelaksanaannya
dilakukan melalui: teknik survey, studi kasus (bedakan dengan suatu kasus), studi
komparatif, studi tentang waktu dan gerak, analisis tingkah laku, dan analisis dokumenter.
(4) Metode Historis (merekonstruksi), yaitu suatu metode penelitian yang meneliti sesuatu yang
terjadi di masa lampau. Dalam penerapannya, metode ini dapat dilakkan dengan suatu bentuk
studi yang bersifat komparatif-historis, yuridis, dan bibliografik. Penelitian historis bertujuan
untuk menemukan generaalisasi dan membuat rekontruksi masa lampau, dengan cara
mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti untuk
enegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti guna memperoleh kesimpulan yang kuat.
Merumuskan Hipotesis
3
Menarik Kesimpulan
Melakukan 9
pembahasan
56
B. Mengidentikasi, Memilih dan merumuskan Masalah
a. Mengidentifikasi Masalah
Mengidentifikasi masalah adalah mencari masalah yang paling relevan dan menarik untuk
diteliti. Masalah dapat dicari melalui “Pancaindera ”, yaitu pengamatan pendengaran,
penglihatan, perasaan, dan penciuman. Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara
das sollen dan das sein , yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang
ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia, antara harapan
dan kenyataan. Masalah berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu,
menghambat, menyulitkan, yang menunjukkan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan. “A problem as any situation where a gap exist between the actual and the desire
d ideal state (Sekaran, 1992).
b. Sumber Masalah
Masalah dapat diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut:
1. Bacaan, terutama bacaan yang berisi laporan penelitian
2. Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah
3. Pernyataan pemegang otoritas
4. Pengamatan sepintas
5. Pengalaman pribadi
6. Perasaan intuitif.
c. Memilih Masalah/Pembatasan
Dalam mengidentifikasi masalah biasanya dijumpai lebih dari satu masalah, dan tidak semua
masalah dapat/layak diteliti. Oleh sebab itu perlu diadakan pemilihan/pembatasan masalah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah:
1. Masalah tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, tergantung pada :
a. Ada/tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada/tidaknya teori yang relevan dengan
itu ,
b. Ada/tidaknya kegunaan untuk pemecahan masalah-masalah praktis.
2. Managebility,yaitu Cukup dana, cukup waktu, cukup alat, cukup bekal kemampuan
teoritis, dan cukup penguasaan metode yang diperlukan.
d. Merumuskan Masalah
10
Setelah masalah diidentifkasi dan dipilih/dibatasi, selanjutnya masalah tersebut hendaknya:
1. Dirumuskan dalam kalimat tanya (?) yang padat dan jelas.
2. Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab
pertanyaan dalam rumusan tersebut.
Contoh:
B. Penelitian Pendidikan
Penelitian pendidikan dicirikan oleh masalah yang diteliti. Pada beberapa kasus metode
yang digunakan dalam penelitian pendidikan juga menjadi ciri khas yang membedakannya
dengan penelitian bidang lain. Pada kegiatan belajar ini akan kita bahas jenis masalah-
masalah yang menjadi bahan penelitian pendidikan serta metode penelitian yang sering
digunakan dalam penelitian pendidikan.
Pada kegiatan belajar ini kita akan meninjau tempat kedudukan (locus) masalah
penelitian dalam penelitian pendidikan. Pertama, mari kita lihat model satu dimensi pada
gambar berikut
11
Model kedua untuk menelusuri tempat kedudukan masalah penelitian pendidikan ialah
model tiga dimensi masalah penelitian pendidikan seperti tampak pada Gambar berikut
12
1. Merumuskan masalah. 1. Apa yang hendak dicari?
2. Menetapkan hipotesis sebagai jawaban 2. Mengestimasikan jawaban.
sementara terhadap masalah yang telah
dirumuskan.
3. Rencana pelaksanaan. 3. Mencari semua hal yang diketahui
sebagai bahan untuk rencana
penyelesaian.
4. Mengumpulkan data. 4. Memilih cara penyelesaian rumus-
rumus dan hubungan-hubungan
berdasakan rencana.
5. Mengorganisasikan dan menganalisa 5. Memanipulasi simbol-simbol dengan
data. teknik-teknik matematika.
6. Mengambil kesimpulan, generalisasi. 6. Menemukan jawaban, generalisasi yang
harus dibuktikan secara deduktif.
7. Mengaplikasikan generalisasi yang 7. Mengaplikasikan generalisasi yang
diperoleh ke situasi baru. diperoleh kesituasi baru.
13
2) Pengambilan sampel yang terlalu besar atau terlalu kecil.
3) Penemuan penelitian yang didasarkan hanya sebagian dari unsur sampel. Misalnya, yang
ditetapkan, suatu sampel yang terdiri dari 150 responden, ternyata hanya 50 responden saja
yang teramati. Yang terjadi adalah bias.
4) Anggota kelompok perlakuan seharusnya dipilih secara rambang, namun peneliti tidak
berhasil melakukannya.
5) Karakteristik anggota kelompok kontrol seharusnya setara dengan karakteristik anggota
kelompok perlakuan, namun peneliti tidak berhasil memberikan persyaratan yang demikian
itu.
6) Terdapat perbedaan anggota di antara kelompok yang dikenai tes awal (pre-test) dan tes
akhir (post-test). Dalam kondisi yang demikian, peneliti menjadi salah bila peneliti
memperbandingkan hasil tes awal dan tes akhir.
7) Penggunaan instrumen yang derajat keterandalannya tidak tinggi.
9) Informasi penting terlupakan dalam laporan. Informasi yang tidak lengkap, mengakibatkan
sulit menginterpretasikan dan menarik kesimpulan yang cocok. Juga terjadi kesulitan, bila
pembaca ada yang ingin mengulangi penelitian serupa.
Para pengajar matematika perlu didorong untuk melakukan penelitian ulang. Penelitian
ulang perlu dilaksanakan dengan menggunakan sampel yang berbeda untuk memantapkan
penemuan-penemuan.
Kesalahan dalam penelitian yang mungkin terjadi seperti dikemukakan di atas
perlu diperhatikan oleh para peneliti sebab mungkin saja kesalahan tadi tanpa disadari
menyelinap dalam proses penelitian.
Perlu diketahui, kesalahan-kesalahan yang dikemukakan di atas itu merupakan
sebagian kecil dari kesalahan yang mungkin terjadi dalam penelitian. Misalnya kesalahan
menghitung statistiknya, penggunaan rumus matematika yang kurang tepat untuk analisis
data dan sebagainya. Kesemuanya ini menyebabkan kesimpulan/ generalisasi penelitian
menjadi tidak saih. Ketidaksaihan kesimpulan/ generalisasi penelitian tidak dapat
dipergunakan sebagai landasan pengembangan pendidikan matematika.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful. 2017. Dasar-dasar Metode Penelitian Pendidikan Matematika. Jambi: Universitas Jambi
Sugilar. 2013. Metode Penelitian Pendidikan matematika. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Cetakan Kedua belas, Alfabeta.
16