Anda di halaman 1dari 5

 

Journal of Indonesian History, Vol. 1 (1) tahun 2012

Vol. 1 No. 1 tahun 2012 [ISSN 2252-6633]


Hlm. 18-22

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI


MASYARAKAT BADUY PASCA TERBENTUKNYA
PROPINSI BANTEN TAHUN 2000
 

Risna Bintari
Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
historiaunnes@gmail.com

ABSTRACT

Bedouins are the Sundanese ethnic groups residing in the village of Kanekes, District Leuwidamar,
Lebak, Banten Province. The society still lives in rraditional way life. They emphasize community
interest rather than self-interest to support the future viability of the next generation. The entry of
outsiders to the community makes the cultural shift in Bedouin society. This article examines the
history of economic and social conditions of the Bedouins after the formation of Banten province.
The results of this study indicates that the Bedouins are the direct descendants of the first man cre-
ated by God on earth named Adam Tunggal. The community’s system of belief is called Sunda
Wiwitan. Bedouin communities live together and help each other with each other in every activity.
The Bedouins live from farming (ngahuma). To meet life needs they also trade outside the Bedou-
in. Bedouins lifestyle changes caused by several factors, some from within and and some from out-
side. The internal factors include the increase of population and the presence of conflict and rebel-
lion. External factors include the natural environment and the influence of outsiders.

Keywords: bedouin community, socioeconomic conditions, changes


 

ABSTRAK

Masyarakat Baduy merupakan kelompok etnis Sunda yang bermukim di Desa Kanekes, Kecama-
tan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Masyarakat Baduy hidupnya masih tradi-
sional dan lebih memperhatikan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi untuk menun-
jang kelangsungan hidup masa depan generasi berikutnya. Masuknya masyarakat luar membuat
pergeseran kebudayaan pada masyarakat Baduy. Artikel ini mengkaji sejarah dan kondisi social
ekonomi masyarakat Baduy paska terbentuknya propinsi Banten. Hasil dari penelitian ini menun-
jukkan bahwa masyarakat Baduy merupakan keturunan langsung dari manusia pertama yang dic-
iptakan Tuhan di muka bumi yang bernama Adam Tunggal dengan kepercayaan yang diyakini
yaitu Sunda Wiwitan. Masyarakat Baduy hidup berdampingan dan saling membantu antara satu
dengan yang lain dalam setiap aktivitasnya. Sistem mata pencaharian utama masyarakat Baduy
yaitu berladang (ngahuma) tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka juga melakukan
perdagangan di luar wilayah Baduy. Perubahan pola hidup masyarakat Baduy disebabkan oleh
beberapa faktor dari dalam dan luar. Faktor dari dalam meliputi adanya pertambahan jumlah
penduduk dan adanya pertentangan dan pemberontakan. Faktor dari luar meliputi lingkungan
alam dan pengaruh masyarakat luar.

Kata kunci: komunitas baduy, kondisi sosial ekonomi, perubahan

18
Alamat korespondensi
Gedung C2 Lantai 1, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
Kampus Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang 50229
  Sejarah Perkembangan Sosial Ekonomi … - Risna Bintari

PENDAHULUAN Baduy disebut dengan Sunda Asli atau


Sunda Wiwitan (Permana, 2010: 34).
Masyarakat Baduy adalah masyara- Adanya perubahan dan perkem-
kat yang bermukim di Desa Kanekes, bangan jaman tidak dapat dihindari oleh
Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Leb- masyarakat Baduy. Pola hidup masyarakat
ak, Propinsi Banten. Masyarakat Baduy yang selalu konsisten mulai mengalami
sering digambarkan sebagai kelompok pergeseran walaupun tidak secara drastis.
masyarakat miskin dan terpencil karena Perlahan masyarakat Baduy mulai terbuka
hidup di kawasan yang jauh dari jangkau- dengan gaya hidup modern, seperti mem-
an orang luar dengan tidak menggunakan iliki dan menggunakan alat elektronik, ken-
listrik, barang-barang modern dan ken- daraan bermotor, bersekolah, bahkan su-
daraan. dah bermunculan pengusaha-pengusaha
Orang Sunda dan luar Sunda menye- kecil dan menengah dengan jaringan yang
but kelompok masyarakat ini dengan cukup luas.
sebutan Baduy. Namun, masyarakat Baduy Dari latar belakang diatas, rumusan
sendiri tidak senang dengan sebutan terse- masalah yang diangkat dalam penelitian ini
but karena mempunyai pengertian yang adalah (1) Bagaimana sejarah masyarakat
mempersamakan mereka dengan orang Baduy di propinsi Banten?, (2) Bagaimana
Badawi, yaitu kelompok masyarakat kondisi sosial ekonomi masyarakat Baduy
pengembara padang pasir di tanah Arab sebelum dan pasca terbentuknya propinsi
yang dipandang rendah peradabannya Banten tahun 2000?, (3) Faktor-faktor apa
(Ekadjati, 2009: 46). saja yang mendorong terjadinya perubahan
Ma syara k at Ba duy merupa kan sosial ekonomi masyarakat Baduy?. Ber-
masyarakat unik yang penuh dengan dasarkan rumusan masalah yang telah
kesederhanaan dan kepatuhan. Kesederha- disusun, tujuan dari penelitian ini adalah
naan masyarakat Baduy dapat terlihat da- mengetahui sejarah masyarakat Baduy,
lam bentuk dan arah rumah yang seragam, mengetahui kondisi sosial ekonom i
sistem bercocok tanam, dan cara berpaka- masyarakat Baduy sebelum dan pasca ter-
iannya. Di perkampungan Baduy, antara bentuknya propinsi Banten tahun 2000,
rumah satu dengan yang lainnya ditata mengetahui faktor-faktor pendorong ter-
rapih dan semua menghadap ke selatan. jadinya perubahan sosial ekonomi
Sistem bercocok tanam yang dilakukan masyarakat Baduy. Dengan demikian,
juga masih sangat tradisional yaitu dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sum-
cara berladang (ngahuma). Masyarakat bangan bagi penelitian sejarah terutama
Baduy mengenakan pakaian sehari-hari sejarah budaya lokal yang ada di Indone-
yang terdiri dari lengkung atau ikel (ikat sia. Khususnya tentang kondisi sosial
kepala), jamang kamprét atau jamang kurung ekonomi masyarakat Baduy pasca ter-
(baju lengan panjang tanpa kerah), dan beu- bentuknya propinsi Banten tahun 2000.
beur (Adi, 1988: 17). Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan
Kepatuhan masyarakat Baduy da- bacaan, kajian, dan referensi bagi
lam melaksanakan amanat leluhurnya san- penelitian-penelitian yang lain terutama
gat kuat. Masyarakat Baduy bukanlah pen- penulisan kondisi sosial ekonomi masyara-
ganut agama Hindu atau Budha melainkan kat Baduy.
penganut animisme. Animisme merupakan .
kepercayaan yang memuja roh nenek mo- METODE PENELITIAN
yang, tetapi dalam kepercayaan Baduy su-
dah dimasuki oleh unsur-unsur agama Hin- Penelitian ini membahas mengenai
du dan Islam (Ekadjati, 2009: 62). Kabuyu- perkembangan sosial ekonomi masyarakat
tan (nenek moyang) masyarakat Baduy Baduy pasca terbentuknya propinsi Banten
dikenal dengan Kabuyutan Jati Sunda atau tahun 2000. Dilihat dari sasaran yang akan
Sunda Wiwitan. Oleh karena itu, ke- diteliti, dapat dikatakan sebagai penelitian
percayaan yang dianut oleh masyarakat sejarah yang menggunakan pendekatan

19
Journal of Indonesian History, Vol. 1 (1) tahun 2012

ilmu-ilmu sosial yaitu pendekatan an- Pada tahun 1975, masyarakat Baduy
tropologi, sosiologi, dan ekonomi. mulai merespon bentuk pelayanan
Penelitian ini dilakukan melalui proses kesehatan modern yang merupakan pro-
penggalian informasi melalui wawancara gram Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak.
dengan beberapa orang Baduy yang me- Namun, masyarakat Baduy masih sulit un-
rasakan langsung adanya perkembangan di tuk menerima penerapan konsep dan pola
wilayah Baduy dan hasil penelitian yang hidup sehat yang sesuai dengan standar
telah dilakukan oleh para peneliti sebe- kesehatan nasional. Faktor utama yang
lumnya di wilayah Baduy serta surat kabar menjadi kendala, yaitu kuatnya keyakinan
yang berkaitan dengan masyarakat Baduy. masyarakat terhadap hukum adat, ren-
Penelitian ini menggunakan penelitian se- dahnya tingkat pendidikan karena warga
jarah yang bertumpu pada empat tahapan Baduy dilarang bersekolah secara formal,
penelitian, antara lain: (1) Pengumpulan dan rasa takut serta malu terhadap orang
Data (Heuristik), (2) Kritik Sumber, (3) luar (Wawancara Dainah, 18 Februari
Analisis data (interpretasi), (4) Penyajian 2012)
data (Historiografi). Pada tahun 1997, masyarakat Baduy
sudah menerima program kesehatan mod-
HASIL DAN PEMBAHASAN ern. Meskipun telah menerima pelayanan
kesehatan, tetapi bentuk pelayanan
Masyarakat Baduy sering disebut kesehatan masyarakat Baduy Dalam ber-
juga dengan orang Kanekes atau Rawayan. beda dengan masyarakat Baduy Luar kare-
Masyarakat Baduy tidak memiliki catatan na harus tetap menghormati aturan-aturan
silsilah keturunan atau leluhur yang adat yang berlaku (Asep Kurnia dan Ah-
lengkap. Semua yang berhubungan dengan mad Sihabudin, 2010: 234).
peraturan hukum adat, kisah-kisah nenek Masyarakat Baduy sebagai masyara-
moyang dan kepercayaan diturunkan dan kat tradisional dapat disebut juga sebagai
diwasiatkan pada anak cucu secara lisan masyarakat yang sedang berkembang. Hal
dan terpilih. ini terjadi tidak hanya karena perubahan
Menurut Sesepuh Baduy Dalam dan yang sedang berlangsung, tetapi juga piku-
para Kokolotan di Baduy Luar, masyarakat kuh atau adat istiadatnya yang mengalami
Baduy merupakan cikal bakal manusia pergeseran. Perubahan yang begitu cepat
yang merupakan keturunan langsung dari dapat terlihat pada masyarakat Baduy yang
manusia pertama yang diciptakan Tuhan berada di Baduy Luar (Panamping).
di muka bumi yang bernama Adam Tung- Menjelang akhir abad ke-18, pada
gal. Mereka menyatakan bahwa orang masa pemerintahan Sultan Hasanudin dari
Baduy bukanlah pelarian dari wilayah Kerajaan Islam Banten, Sultan membatasi
kekuasaan Kerajaan Padjajaran dan bukan luas daerah Baduy. Batas daerah Baduy
pula keturunan dari Prabu Siliwangi se- pada masa lalu hanya merupakan batas
bagaimana yang selama ini banyak dibic- alam saja, seperti sungai, bukit, dan hutan.
arakan orang luar (Wawancara Sangara, 17 walaupun wilayah ini sudah dibatasi,tetapi
Februari 2012). penyerobotan lahan terjadi secara terus-
Masyarakat Baduy merupakan ke- menerus. yang disertai dengan mening-
lompok masyarakat yang hidup terpisah katnya jumlah penduduk yang sangat pesat
dari lingkungan masyarakat luar dan ke- dari tahun ke tahun di wilayah ini
hidupannya masih sangat tradisional. Sejak mengakibatkan kurangnya tanah garapan,
ratusan tahun yang lalu, masyarakat Baduy sehingga banyak masyarakat Baduy
sudah berhubungan dan bergaul dengan terpaksa membeli dan menyewa tanah
masyarakat lain. Pada tahun 1960an orang-orang di luar Baduy untuk bercocok
keterbukaan masyarakat Baduy dengan tanam dan berdagang demi memenuhi
orang luar mulai terlihat dengan memper- kebutuhan hidup.
bolehkan orang luar menginap dan berko- Untuk menanggulangi pengikisan
munikasi secara langsung dengan mereka. akibat penyerobotan lahan Baduy yang

20
  Sejarah Perkembangan Sosial Ekonomi … - Risna Bintari

terus menerus, maka pada tahun 2001 Ba- (perdagangan) sudah mulai dilakukan di
dan Pertanahan Nasional (BPN) rumah penduduk. Hampir di setiap kam-
melakukan pematokan lahan Baduy pung (Baduy Luar) ada warga yang
dengan luas 5.136,8 hektar. Selain itu, berdagang, bahkan sudah mulai bermuncu-
pemerintah juga mengeluarkan Peraturan lan pengusaha kecil dan menengah, baik
Daerah (Perda) Kabupaten Lebak Nomor secara individu maupun berkelompok
32 Tahun 2001 Pasal 9 Ayat (1) yang ber- membentuk jaringan kerja yang cukup luas
tujuan untuk melindungi status hak ulayat (Asep Kurnia dan Ahmad Sihabudin,
masyarakat Baduy atas lahan di Desa Kan- 2010: 65).
ekes (Kompas, 2003: hal 31). Apa saja faktor-faktor yang men-
Bagaimana dengan kondisi ekonomi? dorong perubahan Baduy? Faktor intern
Sistem mata pencaharian manusia telah meliputi jumlah penduduk serta perten-
mengalami proses perkembangan yang tangan dan pemberontakan. Pertambahan
cukup panjang. Proses tersebut berawal penduduk menjadi permasalahan besar
dari kegiatan manusia dalam bentuk bagi masyarakat baduy karena adanya
mengumpulkan hasil bumi atau disebut pengikisan/penyempitan lahan yang terjadi
dengan sistem berburu dan meramu. Pada di wilayah mereka. Masalah ini membuat
abad ke-19 kegiatan ini mulai menghilang masyarakat Baduy harus melakukan
dan berganti dengan sistem bercocok penyesuaian-penyesuaian, seperti
tanam. Daerah Jawa Barat yang beriklim melakukan kontak dengan dunia luar. Per-
tropis dikenal sebagai daerah agraris yang tumbuhan dan perkembangan jumlah
subur. penduduk masyarakat Baduy termasuk da-
Ma syara k at Ba duy merupa kan lam kategori cepat dan tinggi dengan
masyarakat tradisional Sunda yang kaya ditandai bertambahnya jumlah kampung
akan sumber kearifan. Kerja keras sudah dari tahun ke tahun (Asep Kurnia dan Ah-
menjadi kebiasaan yang mendarah daging mad Sihabudin, 2010: 67).
bagi mereka. Masyarakat Baduy khususnya Pertentangan dirasakan pula oleh
Baduy Dalam, menggantungkan hidupnya masyarakat Baduy sehingga menyebabkan
pada pertanian tradisional, yaitu warga pindah dari desa adat. Perpindahan
melakukan perladangan berpindah. Di ini dibagi menjadi dua, yaitu pindah atas
samping berladang dengan menanam padi, kemauan sendiri dan pindah karena dibu-
sumber penghidupan mereka juga di- ang. Pindah atas kemauan sendiri karena
peroleh dari usaha mencari madu lebah di sudah tidak sanggup hidup dilingkungan
hutan dan menanam atau memelihara be- masyarakat Baduy Dalam. Perpindahan ini
berapa tanaman lain. Untuk memenuhi disebut dengan undur rahayu (pindah secara
kebutuhan hidup yang tidak dapat di- baik-baik). Pindah karena dibuang disebab-
usahakan sendiri seperti ikan asin dan kan warga telah melanggar adat yang ada
garam, mereka melakukan kegiatan di wilayah Baduy (Ekadjati, 2009: 68).
perdagangan. Orang Baduy menjual hasil Faktor eksternal meliputi lingkungan
buah-buahan, madu, dan gula kawung/ alam di sekitar manusia dan masuknya
aren melalui para tengkulak. pengaruh kebudayaan lain. Kehidupan
Pada saat pekerjaan di ladang tidak masyarakat Baduy memiliki ketergan-
terlalu banyak, orang Baduy juga senang tungan besar terhadap alam. Ketergan-
berkelana ke kota besar sekitar wilayah tungan ini diimbangi dengan menjaga alam
mereka dengan syarat harus berjalan kaki. dari kerusakan. Penyerobotan lahan yang
Pada umumnya masyarakat Baduy Dalam dilakukan oleh orang-orang dari luar
dan Baduy Luar pergi dalam rombongan Baduy menyebabkan semakin sempitnya
kecil yang terdiri dari 3 sampai 5 orang un- lahan perladangan orang Baduy. Keadaan
tuk berkunjung ke rumah kenalan yang ini mendorong terjadinya kepemilikan la-
pernah datang ke Baduy sambil menjual han secara individual, dimana sebelumnya
madu dan hasil kerajinan tangan. Penye- lahan tersebut dimiliki secara turun
lenggaraan usaha yang berorientasi pasar

21
Journal of Indonesian History, Vol. 1 (1) tahun 2012

temurun dengan kebiasaan mengerjakan adat istiadat masyarakat Baduy juga men-
lahan tersebut secara berkesinambungan. galami pergeseran.
Perubahan pola hidup sebagian Dalam pemenuhan kebutuhan
masyarakat Baduy tidak dapat terlepas dari hidup, baik Baduy Dalam maupun Baduy
peran orang-orang luar yang berkunjung ke Luar berasal dari kegiatan berladang
Baduy. Pergaulan dengan dunia luar mem- (huma) dengan menanam padi dan pala-
buat masyarakat Baduy bersentuhan wija. Penyelenggaraan usaha yang berori-
dengan teknologi modern yang selama entasi pasar (perdagangan) sekarang sudah
ratusan tahun dilarang oleh Adat. Layak- mulai dilakukan di rumah penduduk.
nya masyarakat kebanyakan, masyarakat Hampir di setiap kampung (Baduy Luar)
Baduy saat ini sudah menonton televisi, ada warga yang berdagang.
menggunakan jam tangan, dan memiliki Perubahan hidup masyarakat Baduy
radio. Bahkan warga Baduy Luar sudah dalam bidang sosial maupun ekonomi di-
mempunyai telepon selular atau ponsel. pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor in-
tern dan faktor ekstern. Faktor intern yang
SIMPULAN mempengaruhi perubahan masyarakat
Baduy antara lain pertambahan jumlah
Ma syara k at Ba duy merupa kan penduduk serta adanya pertentangan dan
sebutan yang melekat pada orang-orang pemberontakan yang terjadi pada masyara-
yang menetap di sekitar kaki Pegunungan kat atas kemauan sendiri dan karena dibu-
Kendeng di Desa Kanekes, Kecamatan ang. Faktor ekstern yang mempengaruhi
Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Propinsi perubahan masyarakat Baduy antara lain
Banten. Asal usul mengenai masyarakat berasal dari lingkungan alam di sekitar
Baduy menimbulkan banyak versi yang manusia dan masuknya pengaruh ke-
berbeda-beda. Namun, menurut pengakuan budayaan masyarakat lain.
dan penuturan Pemangku Adat, baik dari
tokoh adat Baduy Dalam maupun Baduy DAFTAR PUSTAKA
Luar berpendapat bahwa masyarakat
Baduy merupakan keturunan langsung dari Adi, S. 1988. ‘Hitam dan Putih dalam
manusia pertama yang diciptakan Tuhan Busana’. Dalam Nurhadi Rangkuti
di muka bumi yang bernama Adam Tung- (Ed.), Orang Baduy dari Inti Jagat.
gal. Yogyakarta : PT Bayu Indra Grafika.
Tatanan sosial maupun ekonomi Asep, K. dan Sihabudin, A. 2010. Saatnya
masyarakat Baduy tidak pernah berubah. Baduy Bicara. Jakarta: PT. Bumi
Dalam bidang sosial mereka hidup Aksara.
berdampingan dan saling membantu antara Ekadjati, S. Edi. 2009. Kebudayaan Sunda
satu dengan yang lain. Kebersamaan ini Suatu Pendekatan Sejarah. Jakarta: PT
tercermin dalam setiap aktivitasnya, seperti Dunia Pustaka Jaya.
saat membangun rumah, membuka lahan, Permana, E.C. 2010. Kearifan Lokal
menanam dan memanen padi, membuat Masyarakat Baduy dalam Mitigasi
leuit (lumbung) dan saung, membuat jem- Bencana. Jakarta: Wedatama Widya
batan, dan lain-lain. Kegiatan tersebut Sastra.
mereka lakukan dengan cara yang masih Kompas. 2003. Jangan Rebut Hutan Kami.
tradisional. Namun, terjadinya perubahan 28 Juli. Hal. 31
yang terus-menerus membuat pikukuh atau Wawancara dengan mantan Jaro Sangara
dan Jaro Dainah.

22

Anda mungkin juga menyukai