Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN


INTEGRASI SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

Untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Sistem Informasi Kesehatan”


Dosen Pembimbing : Baderi, S.Kom.,MM.

Disusun oleh :
Kelompok 4

Alfina Magrifathul Vingky A N (183210005)


Eva Nia Septika (183210014)
Ida Dwiyanti (183210019)
Indah Sari (183210022)
Nur Laily Indah S. (183210031)
Putri Ulandari (183210036)
Sari Kusumaning Tias (183210038)
Yusnia Ningrum (183210047)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Bahwa kami telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan dalam bentuk
makalah.Dalam penyusunan tugas dan materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari rekan-rekan kami, sehingga kendala-
kendala penulis dapat diatasi.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang penulis
harapkan demi menyempurnakan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada rekan-rekan yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah.

Jombang, 12 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ...........................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ......................................................................1
B. Rumusan masalah..................................................................1
C. Tujuan....................................................................................1
D. Manfaat ................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN TINJAUAN PUSTAKA
A. SIK berhubungan dengan apa saja?....................................2
B. Jurnal tentang integrasi SIK beserta kelebihan,
kekurangan dan aplikasinya ..............................................4
C. Tips dan trik dalam membuat aplikasi SIK .......................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................10
B. Saran .................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu System dan Information.
Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang
lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat
ini atau mendatang.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah suatu sistem pengelolaan data
dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat Perturan perundang undangan. Bagian
atau ranah yang menyebutkan sistem informasi kesehatan adalah Kepmenkes
Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang kebijakan dan strategi desentralisasi
bidang kesehatan dan Kepmenkes Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
petunjuk pelaksanaan pengembangan sistem laporan informasi kesehatan
kabupaten/kota.Kebutuhan akan data dan informasi disediakan melalui
penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan, yaitu dengan cara pengumpulan,
pengolahan, analisis data serta penyajian informasi.

B. Rumusan Masalah
1. SIK Berhubungan dengan Sistem Apa Saja?
2. 2 jurnal tentang integrasi SIK beserta kelebihan, kekurangan, dan
aplikasinya?
3. Sebutkan tips dan trik dalam membuat aplikasi SIK?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja system yang berhubungan dengan SIK
2. Mengetahui 2 jurnal tentang integrasi SIK beserta kelebihan, kekurangan,
dan aplikasinya?
3. Sebutkan tips dan trik dalam membuat aplikasi SIK?

D. Manfaat
Mengetahui dan menambah wawasan baru dalam mengetahui, SIK
Berhubungan dengan Sistem Apa Saja dan 2 Jurnal Tentang Integrasi SIK
Beserta Kelebihan, Kekurangan dan Aplikasinya, dan Tips dan Trik dalam
Membuat Apikasi SIK. 

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Kesehatan berhubungan dengan sistem apa saja


Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting yang
tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan di suatu negara. Kemajuan atau
kemunduran Sistem Informasi Kesehatan selalu berkorelasi dan mengikuti
perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) bahkan mempengaruhi Sistem Pemerintahan yang berlaku di
suatu negara. Suatu system yang terkonsep dan terstruktur dengan baik akan
menghasilkan Output yang baik juga. Sistem informasi kesehatan merupakan
salah satu bentuk pokok Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang dipergunakan
sebagai dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan
arahan penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan
berwawasan kesehatan.
Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat
masyarakat tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau
membawa keluarga nya berobat dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi yang
rumit yang membuat masyarakat enggan membawa anggota keluarganya berobat
di pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah. Dengan maraknya
perkembangan media dan technology seharusnya membuat masyarakat dan
khususnya pada mahasiswa kesehatan masyarakat melek akan kemajuan
berinovasi terhadap sistem informasi kesehatan Indonesia.
Pada Model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubug dan saling
terkait yaitu:
1. Sumber Data Manual
Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang
masih dilakukan secara manual atau secara komputerisasi offline. Model
SIK Nasional yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi masih tetap dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas
kesehatan yang masih mempunyai keterbatasan infrastruktur (antara lain,
pasokan listrik dan peralatan komputer serta jaringan internet). Fasilitas
pelayanan kesehatan yang masih memakai sistem manual akan
melakukan pencatatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas.
Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data
rekapan/agregat ke dinas kesehatan kabupaten/ kota. Fasilitas pelayanan
kesehatan dengan komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk
softcopy berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Bagi
petugas kesehatan yang termasuk dalam jejaring puskesmas yang belum
komputerisasi, laporan dikirim dalam bentuk data rekapan/agregat sesuai
jadwal yang telah ditentukan. Sedangkan bagi yang sudah komputerisasi

2
offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy untuk dilakukan
penggabungan data di puskesmas.
2. Sumber Data Komputerisasi
Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari sumber
data yang sudah dilakukan secara komputerisasi online. Pada fasilitas
pelayanan kesehatan dengan komputerisasi online, data individual
langsung dikirim ke Bank Data Kesehatan Nasional dalam format yang
telah ditentukan. Selain itu juga akan dikembangkan program mobile
health (mHealth) yang dapat langsung terhubung ke sistem informasi
puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).
3. Sistem Informasi Dinas Kesehatan
Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas
kesehatan baik kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke
dinas kesehatan kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan (kecuali
milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan
softcopy dan laporan hardcopy. Laporan hardcopy dientri ke dalam
aplikasi SIKDA generik. Laporan softcopy diimpor ke dalam aplikasi
SIKDA Generik, selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank
Data Kesehatan Nasional. Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang
sama dengan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk laporan dari fasilitas
kesehatan milik provinsi.
4. Sistem Informsi Pemangku Kepentingan
Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan
terkait kesehatan. Mekanisme pertukaran data terkait kesehatan dengan
pemangku kepentingan di semua tingkatan dilakukan dengan mekanisme
yang disepakati.
5. Bank Data Kesehatan Nasional Bank
Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan mencakup semua data
kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit
program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data langsung ke
sumber data.
6. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan
Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan
Nasional dapat dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di
Kementerian Kesehatan dan UPT-nya serta dinas kesehatan dan
UPTP/D-nya.
7. Pengguna Data
Semua pemangku kepentingan yang tidak/belum memiliki sistem
informasi sendiri serta masyarakat yang membutuhkan informasi
kesehatan dapat mengakses informasi yang diperlukan dari Bank Data
Kesehatan Nasional melalui website Kementerian Kesehatan.

3
Namun sebesar apapun rencana pasti ada juga kelemahan dan
kemerosotan yang terjadi. Pelaksanaan SIKNAS di era desentralisasi
dipandang bukan menjadi lebih baik tetapi malah berantakan.  Hal ini
dikarenakan belum adanya infrastruktur yang memadai di daerah  dan
juga pencatatan dan pelaporan yang ada (produk sentralisasi) banya
overlaps sehingga dirasaka sebagai beba oleh daerah.
Kemudian bergulirnya waktu sampai dengan saat ini telah banyak
rumah sakit dan klinik klinik yang menggunakan sistem informasi
kesehatan sesuai yang dibutuhkan di pelayanan kesehatan tersebut
walaupun tidak menyeluruh seperti di Negara Jepang contohnya.
Berkembangnya tekhnologi informasi saat ini seharusnya bisa
dimanfaatkan dalam pembentukan sistem informasi kesehatan yang
menyeluruh. Terkendala dengan penjangkauan kepada masyarakat
Indonesia yang berada di pelosok yang sulit untuk didata dan sulit untuk
menerima informasi baru dari luar yang mereka anggap asing. Masih
tabu dan kentalnya budata beberapa kelompok masyarakat di Indonesia
membuat sistem informasi belum menyeluruh.

B. 2 Jurnal Tentang Integrasi SIK Beserta Kelebihan, Kekurangan, dan Aplikasinya

 Jurnal 1
Integrasi Sistem Informasi Laboratorium Ke Dalam Sistem Informasi
Rumah Sakit Menggunakan Enterprise Application Integration Di Rsud Dr.
Moewardi
1. Kelebihan :
a) Integrasi dapat memangkas proses bisnis yang berulang yaitu pendaftaran
dan pengisian hasil.
b) Integrasi dapat meningkatkan kinerja administrasi laboratorium
dengan       penghematan sumber daya.
2. Kekurangan :
Arsitektur integrasi ini memiliki kekurangan yaitu, ketika sistem sedikit
maka koneksi relatif lebih mudah, namun jika sistem ini mengalami
peningkatan jumlah aplikasi, maka kompleksitas lingkungan juga meningkat.
Dengan meningkatnya kompleksitas akan mengakibatkan tingginya biaya
pemeliharaan dan kurangnya fleksibilitas ketika perubahan dibutuhkan.
3.Aplikasi :
Aplikasi HIS dan LIS dapat terhubuung dengan metode Enterprise
Application integration menggunakan Model point to point integration
dengan metode transfer file.
a) Kondisi HIS
Sebagai sistem yang sangat komplek, layanan HIS yang baik harus
menyediakan informasi yang akurat kepada semua stakeholder kesehatan

4
seperti dokter, pasien, menajemen maupun stakeholder lain. Secara
parsial layanan rumah sakit di RSUD Dr. Moewardi terbagi dalam
beberapa bagian yaitu bagian pelayanan medik, keperawatan, keuangan
dan logistik. Bagian pelayanan medik meliputi IGD, front office,
poli umum, poli khusus, dan bagian-bagian penunjang meliputi Farmasi,
Laboratorium, Radiologi, Patologi Anatomi, Fisioterapi, Bank darah.
Bagian-bagian tersebut mengelola berbagai macam data yang
berbeda walaupun memiliki beberapa persamaan data dasar seperti data
pasien. Salah satu fitur HIS adalah di modul laboratorium yang
digunakan berdampingan dengan penggunaan LIS. Modul yang
digunakan pada laboratorium adalah pendaftaran dan pengisian
hasil.Dalam hal teknologi aplikasi HIS ini merupakan aplikasi client-
server. Klien menggunakan sistem operasi Windows, sedangkan server
menggunakan Windows Server. DBMS yang digunakan adalah
SQLServer.
b) Kondisi LIS
Sistem Informasi Laboratorium atau Laboratory Information System
(LIS) merupakan aplikasi pengelola proses bisnis laboratorium mulai
dari administrasi pasien, pengelolaan data pemeriksaan,
komunikasi dengan instrumen diagnostik, logistik,
manajemen pelaporan, pola penyakit, pola kuman. Secara
umum laboratorium terbagi atas beberapa departemen yaitu Kimia,
Hematologi, Urinalisa, Serologi, Mikrobiologi, Andrologi, Patologi /
Sitologi serta Bank Darah. Sistem ini dikembangkan untuk menyimpan
data seluruh pasien beserta semua hasil pemeriksaan. Setiap
departemen memiliki kekhususan dalam penanganan sampel
(darah, serum, urin, sperma, dan cairan lainnya). Sebagai
contoh instrumen di Hematologi membutuhkan darah sebagai sampel,
Kimia membutuhkan serum. Hal ini memerlukan penanganan khusus di
tiap departemen. Awal pola kerja laboratorium dimulai dari
penggunaaan metode analisa manual / rapid test. Metode ini berkembang
ke proses otomatisasi dengan instrumen diagnostik / analyzer.
Hampir semua hasil tertransfer otomatis dari instrument dengan
memasukkan nomer sampel dari LIS sebagai identifier saat pengerjaan
pada instrument (unidirectional). Pada koneksi instrumen yang bersifat
bidirectional, pengguna tidak perlu memasukkan parameter pemeriksaan
karena instrumen akan meminta parameter pemeriksaan secara otomatis
dari LIS sesuai transaksi pendaftaran sesuai departemen dan
instrumen yang ditentukan sebelumnya. Beberapa hasil harus diinput
manual oleh analis atau dokter, seperti pemeriksaan golongan darah dan
rhesus, aspirasi sumsum tulang, gambaran darah tepi, dan lain
lain. Analis maupun dokter dapat menggunakan menu sejarah, grafik, dll

5
sebelum memutuskan valid tidaknya sebuah pemeriksaan. Hasil
pemeriksaan yang sudah di-ACC dapat dicetak dan diserahkan kepada
pasien.
Setiap instrumen memiliki protokol yang unik.
Masingmasing protokol komunikasi perlu diterjemahkan dalam aplikasi
antar muka yang unik. Ada 2 metode interface dalam komunikasi
komputer dengan alat diagnostik, yaitu komunikasi searah
(unidirectional) dan komunikasi dua arah (bidirectional). Komunikasi
searah mengharuskan analis laboratorium untuk memasukkan jenis
pemeriksaan pada setiap sampel, sedangkan komunikasi dua arah
meyediakan data jenis pemeriksaan yang dikirim dari LIS berdasarkan
pemeriksaan yang telah terdaftar sebelumnya dalam proses
registrasi pasien. Jenis komunikasi yang digunakan sesuai spesifikasi
instrumen.

 Jurnal 2
Integrasi Database Electornic Medical Record Berbasis Standar Hl7
Untuk Sinkronisasi Data Pasien
1. Kelebihan :
Sinkronisasi database di puskesmas baik dengan pusesmas lain
maupun dengan lembaga lain dapat sinkron ketika database dan
pengisian data sesuai dengan standarisasi HL7 message versi
2. Kekurangan :
Oleh karena itu untuk dilakukan implementasi di masyarakat
perlu tabel yang lebih detail mengenai data pasien itu sendiri. Disarankan
agar pembuatan aplikasi untuk sinkronisasi database ini lebih lengkap
lagi
3. Aplikasi :
Berdasarkan latar belakang masalah serta tujuan yang telah
diuraikan pada bab 1, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
berawal pada analisadata dan berakhir pada kesimpulan yang disusun
dengan permodelan metode ADDIE (analysis, design, developmet,
implementation and evaluation). Agar penelitian semakin terarah dan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka diperlukan sebuah
rancangan yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian, dengan
tahapan yang akan penulis gambarkan dengan bagan sebagai berikut :
a.) Analisis
Setelah mendapatkan teori mengenai acuan guna
melaksanakan penelitian, peneliti menentukan tempat penelitian
untuk mendalami penelitian mengenai HL7. Tempat yang
menjadi obyek penelitian di Rumah Sakit Telogorejo yang
beralamat di Jalan KH.A. Dahlan Semarang Jawa

6
Tengah Indonesi. Dalam melakukan analisa penelitian, penulis
membagi menjadi tiga bagian pokok yang meliputi studi pustaka,
studi lapangan dan alanisis data. Dari ketiga bagian tersebut
studi pustaka dan studi lapangan merupakan satu keterkaitan
yang menjadi standar informasi dan data dalam HL7.
b.) Desain
Dalam melakukan desain permodelan perancangan
sistem, peneliti menggunakan alat bantu perancangan yaitu Use
Case Diagram dan Skenario Diagram. Sedangkan untuk
melakukan perancangan basis data peneliti menggunakan
Entity Relationship Diagram (ERD), Transformasi ERD ke tabel.
Kemudian dilanjutkan dengan perancangan interface fields yang
berisikan kodekode HL7 message untuk hasil diagnosa pasien.
Semua sistem dirancang sesuai dengan requirement engineering.
c.) Development
Tahap development adalah tahap pembuatan aplikasi
mulai dari perancangan interface sampai ke pengkompilan
aplikasi. Sebelum mengungkapkan mengenai
development penelitian yang memuat penggabungan informasi-
informasi yang dibutuhkan, penulis akan menjabarkan
mengenai kerangka pikir dalam proses penelitian yang dilakukan
penulis.
d.)  Implementasi
Pada tahap ini mulailah penyusunan program dan kode-
kode HL7 message untuk hasil diagnosa pasien sesuai dengan
standar-standar HL7 message.Implementasi pada integrasi
database ini diterapkan di sistem Informasi Kesehatan (SIK) di
puskesmas. Untuk objek penelitian implementasi sistem adalah di
Puskesmas Srondol Semarang. Implementasi dari
development software kode tersebut diharapkan dapat digunakan
sebagai isian fields agar tabel tersebut dapat dikomunikasikan
dengan database yang lain.
e.) Evaluasi
Setelah semua proses implementasi selesai dilakukan,
tahap selanjutnya adalah pengujian yang bertujuan untuk menguji
kebenaran dalam penyusunan kode-kode standar HL7 message
untuk komunikasi data hasil diagnosa pasien. Selain itu pengujian
sistem dilakukan secara langsung terhadap user di instansi
kesehatan dan pengujiannya dilakukan dengan uji
sistem menggunakan kuisioner kepuasan (black box testing).

7
C. Tips dan trik dalam membuat aplikasi sistem informasi keperawatan
 Persiapan InfrastruktuR
Langkah yang dilakukan meliputi :
1. Checking Network Operational Center / Data Server.
Network Operational Center/Data center sebagai pusat data dan aplikasi
SIM RS       yang sudah ada. Checking server Network Operational
Center/Data           center hanya    untuk memastikan bahwa computer
server dikonfigurasi sesuai dengan      peruntukannya, sebagai server
aplikasi, server basisdata, server backup dan   sebagainya.
2. Checking sistem jaringan LAN.
Konfigurasi sistem perkabelan jaringan yang ada, perlu diperhatikan
sebagai    perhitungan kebutuhan aplikasi di lapangan. Pengembangan atau
pembangunan jaringan baru dapat dilakukan sesuai kebutuhan system. LAN 
dapat menggunakan        kabel (Wired LAN) atau tanpa kabel (Wireless LAN)
3. Segmentasi terhadap kelompok komputer disetiap unit kerja
akan    memproteksinetwork operational center/data server dari akses
pengguna ilegal yang         tidak bertanggung jawab. Setiap komputer yang
ada disetup dengan konfigurasi IP     yang telah ditetapkan sesuai dengan
segmentasinya.
 Implementasi Sistem
Langkah yang dilakukan meliputi :
1. Pemasangan system basis data pada komputer server.
2. Agar dapat terintegrasi dengan system sebelumnya (billing system) maka
diperlukan komunikasi intensif dengan programmer sebelumnya.
3. Pemasangan sistem aplikasi Sistem Informasi Keperawatan.
4. Setup komputer client / workstation.
 Training
Langkah yang dilakukan meliputi :
1. Analisa kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki setiap
unit kerja.
2. Persiapan pelaksanaan pelatihan untuk meningkatkan kompetesi
dan kemampuan sumber daya manusia calon pengguna SI Kep.
3. Pelaksanakan pelatihan secara bertahap sesuai dengan rencana
pelaksanaan dan implementasi SIKep yang direncanakan.
 Pendampingan dan Pemeliharaan Sistem
1. Selama SIKep dijalankan, perlu ada nya teknisi yang akan memelihara
infrastruktur. Network operational center/data center, sistem jaringan (LAN
dan WLAN), sistem komputer client/workstation perlu dipelihara setiap
waktu.
2. Kegiatan lainnya adalah monitoring terhadap pengguna yang mengakses
jaringan, monitoring pengguna yang mengakses network operational
center/data center, melakukan pemeriksaan terhadap virus dan lain-lain.

8
3. Pendampingan sistem aplikasi dilakukan selama operator masih belum lancar
dalam menggunakan sistem aplikasi. Kesalahan dalam memasukkan data
perlu dikoreksi dan diubah sesuai data yang benar. Kebutuhan format laporan
dan kebutuhan penyesuaian data perlu terus dijaga.
4. Perkembangan organisasi dan  perubahan data serta perubahan kebijakan
dapat menimbulkan perubahan proses kerja (bussines process). Perubahan
tersebut tetap dapat diikuti dan diimplementasikan ke dalam system
 Verifikasi dan Pemeliharaan Data
1.  Pemeriksaan data dilakukan secara periodik. Semua data yang telah
dimasukkan perlu diperiksa. Data yang masuk ke dalam sistem aplikasi
adalah data yang valid dan relevan. Data yang tidak valid perlu dilakukan
koreksi dan koreksi dilakukan secara periodik.
2. Setiap periode tertentu data yang ada perlu dipelihara. Pemeliharaan data
dapat dilakukan dengan mem-backup data tersebut ke suatu media tertentu
dan disimpan di tempat tertentu. Backup data perlu dilakukan untuk
menyelamatkan data maupun untuk mengarsip data.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem informasi terdiri dari dua kata, yaitu System dan Information.
Sistem adalah kumpulan elemen yang berintegrasi untuk mencapai tujuan
tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk
yang lebih berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau mendatang .
Dengan sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat
masyarakat tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau
membawa keluarga nya berobat dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi
yang rumit yang membuat masyarakat enggan membawa anggota
keluarganya berobat di pelayanan kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah.Waktu yang diperlukan untuk mengimplementasikan Sistem
Informasi Keperawatan (SIKep) mulai dari tahap persiapan infrastruktur,
implementasi system, training dan pendampingan adalah 1 (satu) tahun.
Pemeliharaan di luar tenggang waktu 1 (satu) tahun  akan dikenakan biaya
tambahan.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber- sumber yang lebih banyak yang dapat di pertanggung
jawabkan.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi
kami sendiri sebagai penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan
adanya makalah ini   rekan mahasiswa Perawat lebih memahami
tentang  Integrasi Sistem Informasi Keperawatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://realtimehealth.wordpress.com/2014/11/01/sistem-informasi-kesehatan-di-
indonesia/
https://www.google.co.id/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/arti
cle/download/302/279&ved=0ahUKEwiUx5GX6snXAhUIk5QKHXBNBAA4ChAWC
C4wBw&usg=AOvVaw1KTNcbymOzctczQ0okX0WR
http://mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skripsi/jurnal/17942.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai