MODUL ANATOMI RADIOLOGI II Doc
MODUL ANATOMI RADIOLOGI II Doc
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………. ii
ii
BAB IV GAMBARAN ANATOMI RADIOLOGI
SISTEM RERODUKSI
iii
BAB I
1
GAMBAR 1.1 Pola khas percabangan biliaris
intrahepatik. Segmen diberi nomor sesuai dengan sistem
Couinaud. CHD = saluran hati umum, RHD = saluran
hati kanan, LHD = saluran hati kiri, RPSD = saluran
sektoral posterior kanan, RASD = duktus sektoral
anterior kanan. (Dari Blumgart L H, Fong Y (eds) 2000
Pembedahan Hati dan Saluran Biliaris, edn ke-3. WB
Saunders, London, p 365, dengan izin.)
2
GAMBAR 1.2 Variasi pola percabangan bilier. Yang
lebih umum adalah A, B dan C. Segmen diberi nomor
sesuai dengan sistem Couinaud. CHD = saluran hati
umum, RHD = saluran hati kanan, LHD = saluran hati
kiri, RPSD = saluran sektoral posterior kanan, RASD =
duktus sektoral anterior kanan. (Dari Blumgart L H,
Fong Y (eds) 2000 Pembedahan Hati dan Saluran
Biliaris, edn ke-3. WB Saunders, London, p 365, dengan
izin.)
3
GAMBAR 1.3 Anatomi saluran empedu. CT-IVC
(reformat intensitas maksimum yang ditampilkan di
permukaan) menunjukkan trifurcation pada pertemuan
bilier dan segmen bernomor menurut Couinaud.
Arrowhead menunjukkan saluran sektoral anterior
kanan; panah menunjukkan saluran sektoral posterior
kanan.
4
GAMBAR 1.4 anatomi saluran empedu. CT
cholangiography intravena (CT-IVC) (intensitas
maksimum reformat). Duktus sektoral posterior kanan
(panah) lewat ke kiri untuk mengalir ke duktus hepatika
kiri.
5
Duktus sistikus biasanya bergabung
dengan duktus hepatika umum di sepertiga
tengah duktus empedu ekstrahepatik — sering
disebut sebagai 'saluran umum' pada USG (US)
untuk kenyamanan — yang kemudian berlanjut
sebagai saluran empedu (CBD) umum. Duktus
sistikus biasanya bergabung dengan sisi kanan
duktus umum tetapi dapat lewat di belakang atau
di depan duktus umum untuk bergabung dari kiri.
Duktus sistikus dapat bergabung dengan saluran
umum pada tingkat yang sangat rendah, dalam
hal ini mungkin keliru untuk saluran umum pada
pencitraan. Tidak umum ia dapat bergabung
dengan saluran sisi kanan, yang biasanya
merupakan saluran sektoral atau segmental yang
rendah dan menyimpang (Gambar 32-5).
Beberapa variasi ini memengaruhi pasien untuk
melukai kolesistektomi.
6
duktus hati kanan. Istilah 'cystohepatic duct'
mungkin paling baik disediakan untuk saluran
kecil yang langsung mengalir ke kantong empedu
atau saluran kistik. Pentingnya varian ini adalah
kedekatannya dengan kantong empedu dan
potensi cedera pada kolesistektomi yang
mengakibatkan kebocoran empedu.
7
1.2 Variasi Anatomi Gallbladder
8
1.3 Metode Investigasi
1.3.1 USG
Ultrasonografi transabdominal
sering merupakan teknik pencitraan
pertama yang digunakan untuk pasien
dengan gejala tipe hepatobiliary karena
lebih akurat daripada CT untuk
mendiagnosis penyakit biliaris akut.4
Imaging biasanya dilakukan setelah 4 jam
cepat, memungkinkan kantong empedu
untuk mengisi dan mengurangi
pengaburan. gas perut bagian atas.
Dinding kandung empedu yang tidak
terkontrak normal adalah <3 mm tebal
dan halus. Ultrasound memungkinkan
penilaian yang dinamis dan dengan
menggerakkan pasien membantu
membedakan batu, lumpur dan polip.
USG Doppler memungkinkan penilaian
vaskularisasi, sementara kelembutan
empedu fokal dapat ditentukan dengan
menggunakan tekanan probe. Duktus
sistik yang normal mungkin tidak terlihat;
Namun, duktus empedu ekstrahepatik
dapat dilihat sebagai struktur tubular
anterior vena porta dan kurangnya aliran
darah pada Doppler.
9
USG kontras-ditingkatkan
(CEUS) menggunakan agen microbubble
generasi kedua dapat dilakukan di
ultrasound transabdominal, endoskopi dan
intraoperatif. CEUS berguna pada pasien
tertentu: misalnya, dalam membedakan
lumpur dari tumor, mengidentifikasi
perforasi pada kolesistitis dan
menunjukkan choliasokarsinoma hilus
yang lebih baik.
Cholangiography
10
pemformatan ulang multiplanar.
Pencitraan tengkurap dapat dilakukan
setelah pencitraan supine jika ada
substansi intraductal gas atau pelapisan
kontras.
11
komunikasi empedu dengan kista dan
obstruksi segmental.
Cholangiopancreatography (MRCP)
12
setidaknya 30 menit setelah infus IV
untuk memungkinkan pengambilan
hepatosit dan ekskresi bilier. Oleh karena
itu memberikan informasi fungsional
serta anatomi tetapi, seperti dengan CT-
IVC, tergantung pada fungsi hepatosit
ekskresi mendekati normal. Karena
urutan MR tertimbang T1 digunakan
adalah mungkin untuk menggunakan
dekat-isotropik tiga-dimensi gradien echo
akuisisi. Kolangiografi MR dengan
kontras kontras menggunakan agen
kontras hepatobilier memiliki aplikasi
yang serupa dengan CT-IVC, kecuali
bahwa itu tidak sensitif seperti MRCP
konvensional untuk mendeteksi
choledocholithiasis.
13
daripada CT-IVC dan karena itu lebih
rentan terhadap artefak gerak.
Cholangiopancreatography
14
ERCP adalah underfilling saluran di atas
striktur.
Perkutan
15
tidak dilatasi, atau jika lintasan awal
gagal untuk mengaburkannya, suntikan
kecil dari media kontras dibuat saat jarum
ditarik secara bertahap sampai duktus
biliaris opasitas. Sampel harus diambil
untuk mikrobiologi dan, jika obstruksi
ganas dicurigai, pemeriksaan sitologi.
Perawatan harus dilakukan untuk
mengaburkan seluruh pohon bilier,
terutama pada kasus obstruksi bilier atau
segmental biliaris. Perangkap umum
adalah kegagalan untuk mengisi duktus
hati kiri dari pendekatan sisi kanan dan
ini harus dicurigai jika tidak ada saluran
yang opacified di garis tengah. Aspirasi
beberapa empedu selama prosedur
mengurangi risiko kebocoran empedu dan
endotoxaemia dengan mengurangi
tekanan intraductal.
16
beberapa operator menggunakannya
secara rutin untuk PTC atau kateterisasi
biliaris transhepatik perkutan. Tingkat
komplikasi utama adalah sekitar 4% dan
termasuk hemobilia, bakteremia dan
kebocoran empedu.
17
1.3.7 Hepatobiliary Scintigraphy
18
visualisasi langsung dari duodenum,
sitologi aspirasi jarum halus dan drainase
biliaris yang potensial. Sistem ʻ mother-
daughter 'yang lebih canggih dan mahal
memungkinkan pemeriksaan intraductal
dari CBD, tetapi tidak tersedia secara
rutin.
19
pigmen hitam yang terutama tersusun dari
kalsium bilirubinat.11
20
GAMBAR 1.6 Batu empedu dan polip.
Ultrasound menunjukkan polip non-bayangan
(panah pendek) hanya di sebelah kanan kalkulus
bayangan (panah panjang).
21
dependen dan non-independen bergantung adalah
polip (panah).
22
1.4.1 Lumpur
23
GAMBAR 1.9 Sludge di mana batu kecil
(panah) melemparkan bayangan akustik halus
(panah).
24
bayangan akustik. Pada CT (Gambar.
1.9B) dan, kadang-kadang, pada
radiografi polos itu terlihat sebagai
layering high-density material.
1.4.3 Kolesistitis
US adalah pemeriksaan
pencitraan awal yang terbaik pada
pasien dengan dugaan kolesistitis
akut, yang, pada 90-95% kasus,
disebabkan oleh batu empedu
(kalkisitis kalkuli akut). Nilai
25
prediktif positif dari batu yang
dikombinasikan dengan
kelembutan yang dilokalkan ke
kandung empedu (tanda sonografi
Murphy positif), atau keberadaan
ketebalan dinding kandung
empedu> 3 mm, masing-masing
adalah 92 dan 95% (Gambar 32-
11). Nilai prediktif negatif dari
ketiadaan batu kandung empedu
dan tanda Murphy sonografi
negatif adalah 95%. AS dapat
definitif pada sekitar 80%
kasus.15 Batu empedu dapat
terkena di leher kantung empedu
dan daerah ini harus diperiksa
secara hati-hati. Tanda-tanda US
lainnya adalah distensi kandung
empedu (diameter> 5 cm), cairan
pericholecystic, stria dinding
kandung empedu dan, kadang-
kadang, hiperemia dinding pada
pemeriksaan Doppler. Baik gema
dalam kantong empedu mungkin
karena lumpur atau nanah
(empiema kandung empedu). Jika
tes fungsi hati menunjukkan
obstruksi duktus, evaluasi yang
26
cermat terhadap CBD dilakukan
untuk choledocholithiasis
CT kurang akurat
dibandingkan AS untuk
kolesistitis akut, tetapi secara luas
digunakan untuk mengevaluasi
pasien dengan nyeri perut akut.
Temuan CT pada kolesistitis akut
termasuk penebalan dinding
kandung empedu, edema
subserosal, distensi kandung
empedu, empedu berkepadatan
27
tinggi, cairan pericholecystic dan
inflamasi yang terdampar di lemak
pericholecystic (Gambar 1.11).
Batu empedu dapat diidentifikasi
dalam minoritas. Peningkatan
dinding kandung empedu adalah
variabel dan bukan prediktor yang
dapat diandalkan kolesistitis
karena kandung empedu normal
dapat menunjukkan peningkatan
dinding. Peningkatan tepi hati
perikolecystic yang cepat dapat
dilihat. 16
28
peningkatan kontras yang
abnormal dalam kasus ini.
Hepatobiliary scintigraphy
memiliki akurasi diagnostik yang
tinggi untuk kolesistitis akut.
Hasil positif adalah non-
visualisasi kandung empedu, yang
dihasilkan dari obstruksi duktus
kistik. Meskipun akurasinya mirip
dengan AS, itu lebih memakan
waktu dan tidak memungkinkan
penilaian organ terkait. Akan
sangat membantu, ketika
ketidakpastian diagnostik tetap
ada setelah AS.
Penebalan dinding
kandung empedu dapat
disebabkan oleh banyak penyebab
selain kolesistitis. Ini termasuk
keadaan non-puasa, keadaan
edema umum, hepatitis,
pankreatitis, varises dinding
kandung empedu, adenomiosis
dan karsinoma, meskipun dua
yang terakhir biasanya
menyebabkan fokal daripada
penebalan difus.
29
1.4.3.2 Cholecystitis Gangrenous
30
GAMBAR 1.13 Kolesistitis
gangren. CT vena porta dengan
peningkatan mukosa yang tidak
lengkap (panah) pada kandung
empedu gangren buncit dengan
peradangan lemak pericholecystic.
31
GAMBAR 1.14 Kolesistitis akut dengan perforasi lokal
pada (A) US dan (B) CT. Dinding kandung empedu
menebal menunjukkan cacat lokal (panah) dan pada CT
ada sejumlah kecil cairan intraperitoneal dan edema
lemak yang berdekatan.
32
menunjukkan intramural dan /
atau intraluminal gas yang
disebabkan oleh organisme
pembentuk gas. Pada gas
intramural AS muncul sebagai
garis echogenic terang fokal atau
difus. Gas intraluminal, di bagian
kandung empedu yang tidak
tergantung, menyebabkan pita
lengkung, pita echogenic terang
dengan bayangan (Gambar 32-
16B), yang dapat membuat
kandung empedu menjadi sulit
dan menyebabkan hasil AS negatif
palsu. Fokus kecil gas intramural
dapat menyebabkan artefak
cincin-down dan meniru
adenomyomatosis.
33
GAMBAR 1.15 Kolesistitis emfisematosa. Gambar
menunjukkan intramural (panah) serta gas kandung
empedu intraluminal.
34
mukosa yang mengelupas dan
cairan pericholecystic. Diagnosis
positif sering sulit karena distensi
lumpur dan kantung empedu dapat
terjadi tanpa kolesistitis pada
kelompok ini. Semua pemeriksaan
— skintigrafi AS, CT, dan bilier
— kurang akurat dibandingkan
dengan kolesistitis kalkulus akut.
Skintigrafi bilier mungkin
merupakan teknik yang paling
akurat. Aspirasi kandung empedu
telah digunakan untuk membantu
diagnosis tetapi sering tidak
membantu.19 Kelembutan
empedu yang terlokalisasi adalah
tanda prediktif yang baik ketika
ada tetapi seringkali sulit untuk
dinilai dalam kelompok ini.
Kolesistitis akalkulus
kronis adalah entitas kontroversial
karena tidak ada kriteria klinis,
patologis atau pencitraan yang
jelas untuk diagnosisnya.
Pengaturan klinis biasanya
merupakan nyeri jenis empedu
yang tidak dapat dijelaskan, dan
35
pasien sebelumnya telah
menjalani banyak pemeriksaan
negatif lainnya. AS mungkin
menunjukkan penebalan dinding
kandung empedu dan, menurut
definisi, tidak ada batu.
Cholescintigraphy diikuti oleh
infus IV cholecystokinin (CCK),
atau salah satu analognya, dapat
digunakan untuk menilai
kontraktilitas kandung empedu.
Fraksi ejeksi <35% pada CCK-
cholescintigraphy umumnya
dianggap sebagai indikator
disfungsi kandung empedu dan
membantu memilih pasien yang
mungkin mendapat manfaat dari
kolesistektomi.
Xanthogranulomatous
cholecystitis adalah bentuk yang
tidak biasa dari kolesistitis kronis
yang dapat menyerupai
keganasan. Biasanya disertai
dengan gambaran klinis
kolesistitis atau obstruksi bilier
(varian sindrom Mirizzi). Hal ini
ditandai dengan penebalan
36
dinding kandung empedu atau
difus, yang dapat ditandai. Batu
hadir dalam mayoritas, dan dalam
persentase kecil ada karsinoma
kandung empedu terkait.20
37
impaksi batu yang lebih besar pada usus
halus bagian distal, yang disebut ileus
batu empedu, kondisi yang terkait pada
sebagian kecil pasien dengan batu
empedu yang terlihat pada radiografi
polos atau CT, dan gas di saluran
empedu. .
38
GAMBAR 1.17 Kandung empedu porselen. (A) US -
dinding echogenic dengan bayangan yang jelas (panah);
(B) CT non-kontras dengan kalsifikasi mural terus
menerus (panah).
39
mungkin berisi batu-batu kecil.
Distribusinya bersifat fundus (paling
umum), segmental (biasanya di tengah
tubuh) atau difus. Pada US tampak
sebagai penebalan dinding kandung
empedu dengan penyempitan lumen
sekunder (Gambar. 32-18). Segmen yang
terpengaruh sering mengandung gema
terang yang timbul dari ruang kistik,
sering dikaitkan dengan artefak berdering
‘comet-tail’. CT menunjukkan penebalan
dinding. Studi kontras kantung empedu
dan MR berbobot T2 mungkin
menunjukkan ruang kistik intramural
(Gambar 32-19) .20 Hiperplasia
adenomiomatosa biasanya asimtomatik,
namun penting untuk dikenali, untuk
menghindari misdiagnosis sebagai
kandung empedu kandung empedu.
Diferensiasi bentuk fokal adenomiosis
dari karsinoma kandung empedu kecil
bisa sulit dengan CT, dan USG biasanya
lebih dapat diandalkan.
40
GAMBAR 1.18 Hiperplasia adenomatosa. Ultrasound
menunjukkan penebalan mural fundus menghasilkan
konfigurasi jam pasir kandung empedu dengan artefak
komet-ekor (panah).
41
1.4.8 Polip kantung empedu
42
BAB II
43
2.1.1 Lapisan SCALP dan Cranium
44
maupun signifikan akan dapat
menegakkan berbagai macam kelainan
neurologik.
A. Cranium X – Ray
Pemanfaatan foto polos cranium dalam
praktek umum sangat jarang. Pada umumnya
dilakukan pada kejadian fraktur cranium.
Beberapa fraktur cranium:
a. Fraktur linear: ditandai dengan hasil foto
polos cranium yang menunjukkan adanya
garis tajam, bedakan dengan sutura (ada pada
lokasinya, dan lebih smooth) .
b. Fraktur impress: fraktur linear ke dalam, bisa
berisiko brain injury. Misalnya pada
perlukaan olahraga sepakbola saat dahi
terpukul ke dalam akibat terkena lutut pemain
lawan
45
c. Fraktur diastasis: fraktur disertai sutura yang
melebar.
46
CT scan polos atau tanpa kontras
dilakukan pada diagnosis stroke infark atau
pendarahan.
47
Gambar 2.4 Pendarahan dan kelainan yang nampak
pada CT scan
48
bentuk hiperdense dengan bentuk kovenks-
konkaf
49
curiga stroke iskemik tanpa pendarahan, meski
kadang klinis negative.
50
BAB III
3.1 Darah
Darah adalah cairan penopang kehidupan
yang terdiri dari plasma, sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan platelet;
darah beredar melalui jantung, arteri, vena, dan
kapiler membawa nutrisi, elektrolit, hormon,
vitamin, antibodi, panas, dan oksigen ke jaringan
dan kembali membawa zat limbah dan karbon
dioksida.
51
maka bisa jadi manusia itu akan lemas, karena
cairan yang mengangkut sari makanan, atau
oksigen ke seluruh tubuhnya tidak terpenuhi.
kekurangan darah juga akan mudah terserang
penyakit. karena pada darah terdapat beberapa
jenis sel yang membantu fungsi darah itu sendiri.
berikut jenis-jenis sel darah, seperti yang sudah
saya janjikan diatas tadi. Untuk lebih jelasnya
bisa disimak dibawah ini beberapa fungsi darah
pada manusia :
1. Mengedarkan sari makanan
Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa
darah merupakan cairan yang selalu
mengalir di dalam tubuh manusia
melewati alat alat pernapasan, melalui
nadi yang ada di dalam tubuh manusia ini,
darah terus mengalir dan menyebarkan
sari – sari makanan yang di bawanya dari
serapan oksigen maupun dari beberapa
vitamin, protein dan karbohidrat yang kita
dapatkan melalui makannan yang kita
52
konsumsi. dengan begitu maka tubuh akan
memperooleh sari makanan yang cukup
2. Mengangkut oksigen
Oksigen yang di dapatkan dari menghirup
udara bebas di luar sana, kemudian di
tangkap melalui hidung, dan kemuadian
melalui cara kerja hidung di saring dengan
bulu hidung setelah itu akan masuk ke
pembuluh darah, melalaui pembuluh
darahlah darah itu akan mengalir ke
seluruh tubuh, mulai dari menghirup
udara sampai ke jantung setelah itu dari
jantung akan di sebarkan ke serluruh
tubuh.
3. Mengedarkan hormon
Tak hanya sekedar mengedarkan darah ke
jantung dan di bawa keseluruh tubuh,
ternyata darah juga membawa hormon
yang masuk. hormon ini diperoleh
karenan adanya rangsangan atau stimulus
dari luar maupun dari dalam diri manusia,
setelah itu darah akan mengangkut
53
hormon-ccchormon itu, dan kelenjar
eksokrin akan mengambil hormon-
hormon yang tidak bermanfaat dan
dibuangnya melalui saluran khusus,
hormon yang dibuang ini dihasilkan dari
hasil sekresi. sedangkan daraah akan
membawa hormon-hormon itu dengan
saluran biasa, artinya tidak melalui aliran
khusus seperti yang diperlukan kelenjar
eksokrin.
4. Membawa sisa oksidasi sel tubuh
Fungsi darah selanjutnya adalah
membawa sisa-sisa zat yang tidak berguna
keluar dari tubuh. Hal ini bisa dilihat pada
saat kamu melakukan proses pernafasan,
disini ada proses pengangkutan oksigen
melalui darah sampai ke jantung, dan dari
jantung di proses ke seluruh tubuh, setelah
itu dari jantun. karbondioksida akhirnya
dibuang, melalui darah pula dan
dihembuskan bersamaan kita
menghembuskan nafas.
54
5. Menyerang kuman ataau bakteri yang
masuk
Ya, darah juga berfungsi sebagai
pengaktif metabolisme tubuh, diatas tadi
sudah kita lihat bahwa adanya beberapa
jenis sel-sel dalam tubuh. dan sel-sel
itulah yang menjaga metabolisme tubuh
kita. ada sel darah merah dan juga sel
darah putih. sel disini akan menyerang
kuman atau benda asing yang masuk ke
dalam aliran darah manusia. bila sel darah
itu berhasil melawan benda asing tersebut
maka kita tidak akan terserang penyakit.
namun sebaliknya jika sel darah tidak
sanggup untuk melawan benda asing itu
maka tubuh akan terserang penyakit
6. Menyembuhkan luka
Bagian darah yang disebut trombosit
adalah bagian darah yang sangat berperan
dalam penyembuhan luka yang ada di
kulit ari kita. Trombosit akan
mengelurakan zatnya dan bergabung
55
dengan vitamin K untuk membentuk
darah agar darah menjadi beku. setelah
darah membeku makan trombosit dengan
perlahan akan berusaha menuutupi luka
yang berada dikulit ari kita, itu sebabnya
mengapa kulit ari yang luka, dapat
kembali seperti semula, karena adanya
peran darah, lebih tepatnya peran
trombosit pada darah setiap manusia. jika
kepingan trombosit yang ada daalm darah
berkurang, maka bisa saja luka tersebut
akan sulit di obati, karena tidak adanya
zat-zat yang mampu menutup luka dan
membekkukan darah tersebut.
7. Mengankut karbondioksida
Mengangkut karbon dioksida, karbon
dioksida merupakan zat yang tidak
dibutuhkan tubuh, sehingga darah akan
mengembalikannya keluar melalui paru-
paru dan dihembuskannya lagi melalui
hidung. Hal ini sama halnya dengan
sisitem pengankutan oksidasi yang telah
56
dijelaskan diatas tadi. (baca : fungsi paru
paru)
8. Membuang zat zat sisa ke ginjal dan juga
kulit
Zat-zat yang diangkut oleh darah
bukanlah zat yang semuannya berguna
untuk tubuh, dalam proses pada sistem
ekskresi, disini darah akan memisahkan
mana zat yang berguna bagi tubuh dan
manapula zat yang tidak berguna bagi
tubuh, jika zat tidak berguna bagi tubuh,
maka zat itu akan di alirkan ke sistem
ekresi atau pembuangan. termasuk ke
dalam ginjal dan juga kulit.
9. Sebagai pengatur suhu tubuh
Hasil dari oksidasi darah akan
menghasilkan panas pada tubuh, jika
oksidasi itu baik maka suhu tubuh pula
akan menjadi baik
10. Memendam bibit penyakit
kepingan kepingan darah pada darah
berfungsi untuk memendam bibit penyakit
57
agar bibit penyakit itu tidak tersebar
keseluruh tubuh melalui darah, tapi bibit
penyakit itu akan di matikan oleh
kepingan-kepingan darah, tubuh akan
menjadi sehat dan terhindar dari berbagai
penyakit.
59
keluar jantung. Pada perbatasan jantung dan
pembuluh nadi terdapat katup dengan tiga
daun berbentuk bulan sabit (valvula
semilunares). Katup ini berfungsi menjaga
agar darah di dalam pembuluh nadi tidak
kembali ke jantung. Di antara serambi kanan
dan bilik kanan terdapat katup tiga
daun (valvula trikuspidalis).
Dinding jantung tersusun atas otot jantung.
Dinding bilik jantung (ventrikel), terutama
bilik kiri, lebih tebal daripada dinding
serambi jantung (atrium). Hal ini
disebabkan bilik kiri harus memompa darah
“bersih” ke seluruh tubuh.
Jantung berfungsi sebagai alat pemompa
darah. Darah dapat mengalir sampai ke
seluruh bagian tubuh karena otot jantung
berkontraksi dengan cara mengembang atau
mengempiskan bagian-bagian jantung.
Keadaan pada waktu otot bilik jantung
berkontraksi disebut sistole. Akibat kontraksi
ini, ruangan bilik menyempit, tekanan bilik
60
naik, dan darah mengalir ke pembuluh nadi.
Tekanan tertinggi dalam ruangan jantung
sebagai akibat kontraksi otot bilik jantung
disebut tekanan sistole.
61
ruangan jantung ketika otot dinding jantung
mengendur disebut tekanan diastole.
Alat untuk mengukur tekanan darah
disebut tensimeter. Adanya kontraksi dan
relaksasi otot jantung menimbulkan denyut
jantung dan denyut nadi. Denyut nadi dapat kita
rasakan pada bagian tubuh tertentu, misalnya
pergelangan tangan, lekukan tangan, pelipis, dan
leher. Pada orang dewasa yang sedang
beristirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali
tiap menit. Jantung berdenyut lebih cepat pada
saat kita melakukan aktivitas, misalnya
berolahraga, bahkan bisa mencapai 100 kali
setiap menit.
62
B. Pembuluh Darah
63
bercabang-cabang banyak menuju ke sel-sel atau
jaringan tubuh. Di dalam jaringan, kapiler
menghubungkan pembuluh arteri dan vena. Jadi,
pembuluh darah dibedakan menjadi pembuluh
nadi (arteri), pembuluh balik (vena), dan
pembuluh kapiler.
1) Pembuluh Nadi
Dinding pembuluh nadi tersusun dari
tiga lapisan, yaitu lapisan luar yang
bersifat elastis, lapisan tengah yang berupa
sel-sel otot polos, dan lapisan dalam yang
hanya disusun oleh selapis sel berdinding
tipis. Pembuluh nadi memiliki dinding tebal,
kuat, dan elastis, yang membantu tenaga
pemompaan jantung untuk menyalurkan
darah ke seluruh tubuh.
Pemompaan oleh jantung
menyebabkan darah didorong untuk
mengalir. Hal itu memberi tekanan di
sepanjang dindmg pembuluh yang dilaluinya
dan menimbulkan denyutan. Akibatnya,
64
darah akan memancar keluar apabila
pembuluh nadi terluka. Umumnya, pembuluh
nadi terletak di bagian dalam tubuh. Hanya
di beberapa tempat pembuluh nadi berada di
dekat permukaan tubuh sehingga terasa
denyutannya, misalnya di pangkal leher dan
pergelangan tangan.
Darah yang keluar dan jantung
melewati dua pembuluh nadi. Pembuluh nadi
yang paling besar disebut aorta. Pembuluh
ini berpangkal pada bilik kiri jantung dan
bertugas membawa darah yang mengandung
banyak oksigen (darah bersih) ke seluruh
tubuh. Pembuluh ini hanya memiliki sebuah
katup yang terletak tepat di luar jantung.
Selanjutnya, aorta bercabang dua, satu
cabang menuju ke kepala dan satu cabang
lagi menuju ke tubuh bagian bawah. Kedua
pembuluh nadi (arteri) yang keluar dari
jantung tersebut kemudian bercabang-cabang
lagi menjadi pembuluh nadi yang lebih kecil.
Pembuluh nadi yang paling kecil,
65
disebut arteriol. Arteriol berukuran lebih
tipis dari sehelai rambut. Arteriol akan
bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh
kapiler. Selain aorta, pembuluh nadi lain
yang membawa darah meninggalkan jantung
ialah pembuluh nadi paru-paru (arteri
pulmonalis). Pembuluh itu berpangkal pada
bilik kanan jantung dan berukuran lebih kecil
daripada aorta. Tugasnya membawa darah
yang mengandung karbon dioksida (darah
kotor) dan uap air ke paru-paru.
Melalui pembuluh nadi, darah dan
jantung diedarkan ke seluruh jaringan tubuh
termasuk jaringan penyusun jantung.
Pembuluh nadi yang bertugas mengalirkan
oksigen dan zat makanan ke jantung disebut
(arteri koronaria). Pembuluh ini berukuran
sangat kecil sehingga mudah tersumbat oleh
gumpalan lemak. Penyumbatan aliran darah
menyebabkan sebagian sel-sel pada organ
jantung menjadi kekurangan makanan dan
66
oksigen. Peristiwa penyumbatan pembuluh
nadi jantung ini disebut koronariasis.
2) Pembuluh Balik
Darah dari kapiler di dalam jaringan
tubuh kembali ke jantung
melalui venula,kemudian ke pembuluh balik
atau vena. Pernbuluh balik mempunyai
dinding lebih tipis, tidak elastis, dan
berdiameter lebih lebar daripada pembuluh
nadi. Hal itu karena darah dalam
perjalanannya kembali kejantung memiliki
tekanan yang sangat rendah. Tekanan yang
rendah tersebut menyebabkan darah
cenderung mengalir kembali ke jantung.
Untuk mencegah peristiwa itu, pembuluh
balik memiliki banyak katup yang
memastikan darah mengalir ke satu arah
menuju jantung.
Tekanan darah yang rendah dalam
pembuluh balik menyebabkan tidak terasa
adanya denyutan sehingga darah hanya
67
menetes (tidak memancar) apabila pembuluh
balik terluka. Pembuluh balik terletak dekat
dengan permukaan tubuh dan tampak kebiru-
biruan.
Pembuluh balik berfungsi menyalurkan
darah dan seluruh tubuh menuju kejantung.
Pembuluh ini dilalui darah yang banyak
mengandung karbon dioksida, kecuali
pembuluh balik dan paru-paru menuju ke
jantung (pembuluh balik paru-paru atau vena
pulmonalis) yang dilalui darah mengandung
oksigen.
Pembuluh balik yang besar ada dua
macam, yaitu pembuluh balik besar
atas (vena kava superior) dan pembuluh
balik besar bawah (vena kava inferior).
Pembuluh balik besar atas menerima darah
dari tubuh bagian atas, yaitu kepala dan
lengan. Pembuluh balik besar bawah
menerima darah dari tubuh bagian bawah,
yaitu badan dan kaki.
68
3) Pembuluh Kapiler
Darah dan jantung, melalui pembuluh
nadi, mengalir menuju ke jaringan tubuh. Di
dalam jaringan tubuh, pembuluh nadi
bercabang-cabang menjadi pembuluh-
pembuluh yang sangat kecil,
yaitu pembuluh kapiler atau pembuluh
rambut. Pembuluh kapiler membentuk
jalinan ,yang rapat dan langsung
berhubungan dengan sel-sel tubuh. Selain
itu, dinding pembuluh kapiler tersusun dari
selapis sel dan sangat sempit sehingga hanya
dapat dilalui sel-sel darah satu per satu. Oleh
karena itu, darah dan pembuluh kapiler dapat
langsung membenikan oksigen dan zat-zat
makanan kepada sel-sel tubuh.
Pada waktu yang sama, sel darah juga
mengangkut zat-zat sisa metabolisme dan
sel-sel tubuh dibawa melalui pembuluh balik
menuju kejantung. Dengan demikian,
jaringan pembuluh kapiler menghubungkan
pembuluh nadi terkecil atau arteriol dan
69
pembuluh balik terkecil atau venula. Jadi,
peredaran darah dan jantung ke sel-sel tubuh
melalui pembuluh nadi, pembuluh kapiler,
terus menuju pembuluh balik untuk kembali
ke jantung merupakan sistem peredaran
(sirkulasi) darah tertutup.
70
tubuh, jika seseorang kekurangan sel darah
putih maka bukan tidak mungkin seseorang
itu akan mudah merasa lelah, letih dan lesu.
kaarena kekebalan tubuh yang dimiliki tidak
seimbang. sel darah putih yang ada di dalam
darah sekitar 7ribu sampai 25ribu sel darah
putih.Pada tubuh, sel darah putih bergerak
bebas kemanapun dia mau, bila dalam
perjalanannya itu sel darah putih menemukan
benda asing yang melalui darahnya maka ia
akan langsung bekerja menyerang benda
asing tersebut, selain itu kandungan dalam
sel darah putih juga akan memakan bakteri
bakteri yang masuk ke sistem peredaran
darah manusia.
c. Plasma darah
plama darah juga termasuk dari sel darah,
plasma darah memiliki warna yang agak
kekuning-kuningan, tapi warna kuning pada
plasma darah ini bening dan jernih. Plasma
darah juga memiliki beberapa zat yang
tentunya bermanfaat untuk tubuh manusia
71
adapun zat yang dibawa oleh plasma darah
itu sendiri adalah hormon, mineral, antibodi,
zat sisa atau karbondioksida, hormon,
mineral, sisa pembonkaran proein dan juga
anti bodi. dari plama darah ini mengankut
sisa zat zat yang tidak berguna dan zat itu
akn diserap di usus halur.
Selain itu pada plasma darah juga ada garam
mineral, dan garam mineral ini yang akan
mengatur PH darah dan juga osmotik dalam
darah. plasma darah mengandung baberapa
protein dan protein yang ada didalam darah
antaranya adalah protein fibrinogen dan juga
protein globulin. protein-protein ini
berfungsi untuk mengatur tekanan darah.
dan juga melawan bibit penyakit yang ada
didalam tubuh, jadi hampir sama dengan
peran sel darah putih. (baca : fungsi
fibrinogen dalam plasma darah)
d. Trombosit atau keping darah
Sudah kita ketaui bahwa trombosit atau
keping darah ini memiliki bentuk yang
72
paling beda dari bentuk-bentuk keping darah
yang lain, disini bentuk keping darah tidak
teratur, bahkan berubah ubah, kepinga darah
ini tidak memliki warna sepeti keping darah
yang lain, keping darah ini juga tidak
memiliki inti darah. Keping darah ini
terdapat kurang lebih 250000 setiap
milimeter kubik darah. Dalam trombosit ini
berfungsi untuk membekukan darah, apabila
ada luka dalam tubuh kita. makan trombosit
akan membantu membekukan darah itu dan
juga mengembalikan luka ke bentuk semula
sebelum terkena luka.
Jadi tanpa adanya sel darah maka fungsi
darah juga akan berkurang, darah tidak akan
mampu bekerja dengan baik. begitu pula
dalam tubuh manusia, jika darah tidak dapat
berfungsi dengan baik, maka tubuh manusia
akan mudah terserang penyakit. karana salah
satu fungsi darah adalah membantu menjaga
metabolisme tubuh sehingga tubuh bisa
mengangkal semua penyakit yang datang.
73
atau benda-benda asing yang datang
menyerang tubuh.
74
transduser bertindak sebagai penerima
pantulan balik gelombang ultrasonik
(echo) untuk membentuk bayangan.
Gambaran yang dibentuk oleh
pantulan dipindahkan ke layar, yang dapat
menampilkan gambaran bagian dalam
jantung, ukuran dan gerakan dinding
ventrikel, anatomi dan gerakan katup,
arah aliran darah, adanya gumpalan
darah, dan tumor di jantung.
Ekoardiografi berguna untuk
mendiagnosis penyakit dan gangguan
pada gangguan jantung bawaan, gagal
jantung, tumor di jantung, dan gangguan
fungsi ventrikel kiri.
75
Gambar 3.4 Hasil Pemeriksaan
Ekokardiograf (Echocardiography ECG)
76
3.5.3 Angioplasty
Cara ini dilakukan untuk
membuka aliran darah pada pembuluh
darah yang tersumbat oleh plak (timbunan
lemak). Caranya, balon yang masih
kempis diletakkan pada tabung kecil
panjang (kateter), kemudian dimasukkan
kedalam bagian arteri yang tersumbat.
Setelah letaknya tepat, balon
digelembungkan. Saat balon membesar,
plak akan terdorong keluar, arteri
melebar, dan aliran darah kembali lancar.
3.5.4 Operasi Hypass Jantung
Operasi Hypass seringkali
dilakukan terhadap pasien yang menderita
penyumbatan pembuluh darah arteri
jantung. Pada operasi hypass, dilkukan
pencangkokan penbuluhdarah baru dari
aorta menuju kejantung. Untuk itu
diperlukan vena dari tubuh lainuntuk
menggantikan jalur arteri yang tersumbat.
77
Sistem peredaran darah manusia
begitu lengkap dan rumit. Oleh karena itu,
kita harus bersukur dan menjaga
kesehatan sistem peredaran darah dengan
berolahraga dan mengkonsumsi makanan
yang sehat.
78
BAB IV
79
GAMBAR 4.1 Anatomi Penis
1. Vas deferens
Vas deferens merupakan saluran
yang membawa sperma dari epididimis.
Saluran ini berjalan ke bagian belakang
prostat lalu masuk ke dalam uretra dan
membentuk duktus ejakulatorius. Struktur
lainnya (misalnya pembuluh darah dan
saraf) berjalan bersama-sama vas deferens
dan membentuk korda spermatika.
2. Uretra
Uretra memiliki 2 fungsi, yaitu
sebagai bagian dari sistem kemih yang
mengalirkan air kemih dari kandung
80
kemih dan bagian dari sistem reproduksi
yang mengalirkan semen.
3. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah
kandung kemih di dalam pinggul dan
mengelilingi bagian tengah dari uretra.
Biasanya ukurannya sebesar walnut dan
akan membesar sejalan dengan
pertambahan usia. Prostat mengeluarkan
sekeret cairan yang bercampur secret dari
testis, perbesaran prostate akan
membendung uretra dan menyebabkan
retensi urin. Kelenjar prostat, merupakan
suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50
kelenjar yang terbagi atas 4 lobus yaitu:
a. Lobus posterior
b. Lobus lateral
c. Lobus anterior
d. Lobus medial
Fungsi Prostat: Menambah cairan
alkalis pada cairan seminalis yang
berguna untuk menlindungi spermatozoa
terhadap sifat asam yang terapat pada
uretra dan vagina.
Di bawah kelenjar ini terdapat
Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki
panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama
dengan kelenjar prostat.
81
4. Vesikula seminalis.
Prostat dan vesikula seminalis
menghasilkan cairan yang merupakan
sumber makanan bagi sperma. Cairan ini
merupakan bagian terbesar dari semen.
Cairan lainnya yang membentuk semen
berasal dari vas deferens dan dari kelenjar
lendir di dalam kepala penis. Fungsi
Vesika seminalis adalah mensekresi
cairan basa yang mengandung nutrisi
yang membentuk sebagian besar cairan
semen.
5. Epididimis
Merupakan saluran halus yang
panjangnya ± 6 cm terletak sepanjang atas
tepi dan belakang dari testis. Epididimis
terdiri dari kepala yang terletak di atas
katup kutup testis, badan dan ekor
epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan
visceral, lapisan ini pada mediastinum
menjadi lapisan parietal.
Saluran epididimis dikelilingi oleh
jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli
eferentis merupakan bagian dari kaput
(kepala) epididimis. Duktus eferentis
panjangnya ± 20 cm, berbelok-belok dan
membentuk kerucut kecil dan bermuara di
duktus epididimis tempat spermatozoa
disimpan, masuk ke dalam vas deferens
Fungsi dari epididimis yaitu
sebagai saluran penhantar testis, mengatur
82
sperma sebelum di ejakulasi, dan
memproduksi semen.
6. Duktus Deferens
Merupakan kelanjutan dari
epididimis ke kanalis inguinalis,
kemudian duktus ini berjalan masuk ke
dalam rongga perut terus ke kandung
kemih, di belakang kandung kemih
akhirnya bergabung dengan saluran
vesika seminalis dan selanjtnya
membentuk ejakulatorius dan bermuara di
prostate. Panjang duktus deferens 50-60
cm.
83
4.2 Sistem Reproduksi Wanita
a. Genetalia Eksterna
2. Labia Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons
veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir
ini bertemu di bagian bawah dan
84
membentuk perineum. Labia mayora
bagian luar tertutp rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada
mons veneris. Labia mayora bagian dalam
tanpa rambut, merupakan selaput yang
mengandung kelenjar sebasea (lemak).
Ukuran labia mayora pada wanita dewasa
à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1
– 1,5 cm. Pada anak-anak dan nullipara à
kedua labia mayora sangat berdekatan.
3. Labia Minora
Bibir kecil yang merupakan
lipatan bagian dalam bibir besar (labia
mayora), tanpa rambut. Setiap labia
minora terdiri dari suatu jaringan tipis
yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan
bersatu membentuk preputium dan
frenulum clitoridis, sementara bagian. Di
Bibir kecil ini mengeliligi orifisium
vagina bawahnya akan bersatu
membentuk fourchette
85
4. Klitoris
Merupakan bagian penting alat
reproduksi luar yang bersifat erektil.
Glans clitoridis mengandung banyak
pembuluh darah dan serat saraf sensoris
sehingga sangat sensitif. Analog dengan
penis pada laki-laki. Terdiri dari glans,
corpus dan 2 buah crura, dengan panjang
rata-rata tidak melebihi 2 cm.
5. Vestibulum (serambi)
Merupakan rongga yang berada di
antara bibir kecil (labia minora). Pada
vestibula terdapat 6 buah lubang, yaitu
orifisium urethra eksterna, introitus
vagina, 2 buah muara kelenjar Bartholini,
dan 2 buah muara kelenjar paraurethral.
Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika
terjadi rangsangan seksual. Kelenjar
bartholini juga menghalangi masuknya
bakteri Neisseria gonorhoeae maupun
bakteri-bakteri patogen
86
seperti bulan sabit, konsistensi ada yang
kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang
seujung jari, ada yang dapat dilalui satu
jari. Saat melakukan koitus pertama sekali
dapat terjadi robekan, biasanya pada
bagian posterior
7. Perineum (kerampang)
Terletak di antara vulva dan anus,
panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi
oleh otot-otot muskulus levator ani dan
muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi
untuk menjaga kerja dari sphincter ani.
b. Genetalia Interna
1. Vagina
Merupakan saluran muskulo-
membraneus yang menghubungkan rahim
dengan vulva. Jaringan muskulusnya
87
merupakan kelanjutan dari muskulus
sfingter ani dan muskulus levator ani,
oleh karena itu dapat dikendalikan.
Vagina terletak antara kandung kemih
dan rektum. Panjang bagian depannya
sekitar 9 cm dan dinding belakangnya
sekitar 11 cm. Bagian serviks yang
menonjol ke dalam vagina disebut portio.
Portio uteri membagi puncak (ujung)
vagina menjadi:
-Forniks anterior -Forniks dekstra
-Forniks posterior -Forniks sisistra
Sel dinding vagina mengandung
banyak glikogen yang menghasilkan asam
susu dengan pH 4,5. keasaman vagina
memberikan proteksi terhadap infeksi.
Fungsi utama vagina:
a. Saluran untuk mengeluarkan lendir
uterus dan darah menstruasi.
b. Alat hubungan seks (koitus).
c. Jalan lahir pada waktu persalinan
(partus).
2. Uterus
Merupakan Jaringan otot yang
kuat, terletak di pelvis minor diantara
kandung kemih dan rektum. Dinding
belakang dan depan dan bagian atas
tertutup peritonium, sedangkan bagian
bawah berhubungan dengan kandung
kemih.Vaskularisasi uterus berasal dari
arteri uterina yang merupakan cabang
88
utama dari arteri illiaka interna
(arterihipogastrika interna). Bentuk uterus
seperti bola lampu dan gepeng.
a. Korpus uteri : berbentuk segitiga
b. Serviks uteri : berbentuk silinder
c. Fundus uteri : bagian korpus uteri yang
terletak diatas kedua pangkal tuba.
Untuk mempertahankan posisinya,
uterus disangga beberapa ligamentum,
jaringan ikat dan parametrium. Ukuran
uterus tergantung dari usia wanita dan
paritas. Ukuran anak-anak 2-3 cm,
nullipara 6-8 cm, multipara 8-9 cm dan >
80 gram pada wanita hamil. Uterus dapat
menahan beban hingga 5 liter.
b) Lapisan otot
Susunan otot rahim terdiri dari
tiga lapisan yaitu lapisan luar, lapisan
tengah, dan lapisan dalam. Pada
lapisan tengah membentuk lapisan
89
tebal anyaman serabut otot rahim.
Lapisan tengah ditembus oleh
pembuluh darah arteri dan vena.
Lengkungan serabut otot ini
membentuk angka delapan sehingga
saat terjadi kontraksi pembuluh darah
terjepit rapat, dengan demikian
pendarahan dapat terhenti.
Makin kearah serviks, otot
rahim makin berkurang, dan jaringan
ikatnya bertambah. Bagian rahim
yang terletak antara osteum uteri
internum anatomikum, yang
merupakan batas dari kavum uteri dan
kanalis servikalis dengan osteum uteri
histologikum (dimana terjadi
perubahan selaput lendir kavum uteri
menjadi selaput lendir serviks) disebut
isthmus. Isthmus uteri ini akan
menjadi segmen bawah rahim dan
meregang saat persalinan.
c) Endometrium
Pada endometrium terdapat
lubang kecil yang merupakan muara
dari kelenjar endometrium. Variasi
tebal, tipisnya, dan fase pengeluaran
lendir endometrium ditentukan oleh
perubahan hormonal dalam siklus
menstruasi. Pada saat konsepsi
endometrium mengalami perubahan
menjadi desidua, sehingga
90
memungkinkan terjadi implantasi
(nidasi).Lapisan epitel serviks
berbentuk silindris, dan bersifat
mengeluarakan cairan secara terus-
menerus, sehingga dapat membasahi
vagina. Kedudukan uterus dalam
tulang panggul ditentukan oleh tonus
otot rahim sendiri, tonus ligamentum
yang menyangga, tonus otot-otot
panggul.
Ligamentum yang menyangga
uterus adalah:
a) Ligamentum latum ; Ligamentum
latum seolah-olah tergantung pada
tuba fallopii.
b) Ligamentum rotundum (teres
uteri)
Terdiri dari otot polos dan
jaringan ikat. Fungsinya menahan
uterus dalam posisi antefleksi.
Ligamentum
infundibulopelvikum.
Menggantung dinding uterus ke
dinding panggul.
c) Ligamentum kardinale Machenrod
• Menghalangi pergerakan
uteruske kanan dan ke kiri.
• Tempat masuknya pembuluh
darah menuju uterus.
d) Ligamentum sacro-uterinum
91
Merupakan penebalan dari
ligamentum kardinale Machenrod
menuju os.sacrum.
e) Ligamentum vesiko-uterinum
Merupakan jaringan ikat agak
longgar sehingga dapat mengikuti
perkembangan uterus saat hamil
dan persalinan.
3. Tuba Fallopii
Tuba fallopii merupakan tubulo-
muskuler, dengan panjang 12 cm dan
diameternya antara 3 sampai 8 mm.
fungsi tubae sangat penting, yaiu untuk
menangkap ovum yang di lepaskan saat
ovulasi, sebagai saluran dari spermatozoa
ovum dan hasil konsepsi, tempat
terjadinya konsepsi, dan tempat
pertumbuhan dan perkembangan hasil
konsepsi sampai mencapai bentuk
blastula yang siap melakukan implantasi.
4. Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk
buah kenari terletak kiri dan kanan uterus
di bawah tuba uterina dan terikat di
sebelah belakang oleh ligamentum latum
uterus. Setiap bulan sebuah folikel
berkembang dan sebuah ovum dilepaskan
pada saat kira-kira pertengahan (hari ke-
14) siklus menstruasi. Ovulasi adalah
pematangan folikel de graaf dan
92
mengeluarkan ovum. Ketika dilahirkan,
wanita memiliki cadangan ovum
sebanyak 100.000 buah di dalam
ovariumnya, bila habis menopause.
Ovarium yang disebut juga indung
telur, mempunyai 3 fungsi:
a. Memproduksi ovum
b. Memproduksi hormone estrogen
c. Memproduksi progesterone
Memasuki pubertas yaitu sekitar
usia 13-16 tahun dimulai pertumbuhan
folikel primordial ovarium yang
mengeluarkan hormon estrogen. Estrogen
merupakan hormone terpenting pada
wanita. Pengeluaran hormone ini
menumbuhkan tanda seks sekunder pada
wanita seperti pembesaran payudara,
pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan
rambut ketiak, dan akhirnya terjadi
pengeluaran darah menstruasi pertama
yang disebut menarche.
Awal-awal menstruasi sering tidak
teratur karena folikel graaf belum
melepaskan ovum yang disebut ovulasi.
Hal ini terjadi karena memberikan
kesempatan pada estrogen untuk
menumbuhkan tanda-tanda seks sekunder.
Pada usia 17-18 tahun menstruasi sudah
teratur dengan interval 28-30 hari yang
berlangsung kurang lebih 2-3 hari disertai
dengan ovulasi, sebagai kematangan
organ reproduksi wanita.
93
4.3 Hormon Reproduksi pada wanita
a. Hormon FSH yang berfungsi untuk
merangsang pertumbuhan sel-sel folikel sekitar
sel ovum.
b. Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang
sekresi hormone LH.
c. Hormon LH yang berfungsi merangsang
terjadinya ovulasi (yaitu proses pematangan sel
ovum).
d. Hormon progesteron yang berfungsi untuk
menghambat sekresi FSH dan LH
2. Progesterone
Hormon ini diproduksi oleh korpus
luteum. Progesterone mempertahankan
94
ketebalan endometrium sehingga dapat
menerima implantasi zygot. Kadar
progesterone terus dipertahankan selama
trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG.
95
berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-
sel teka dan sel-sel granulosa) dan juga
mencetuskan terjadinya ovulasi di
pertengahan siklus (LH-surge). Selama fase
luteal siklus, LH meningkatkan dan
mempertahankan fungsi korpus luteum
pascaovulasi dalam menghasilkan
progesteron. Pelepasannya juga periodik /
pulsatif, kadarnya dalam darah bervariasi
setiap fase siklus, waktu paruh eliminasinya
pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat
dan singkat.
96
7. LTH (Lactotrophic Hormone) / Prolactin
Diproduksi di hipofisis anterior,
memiliki aktifitas memicu / meningkatkan
produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar
payudara. Di ovarium, prolaktin ikut
mempengaruhi pematangan sel telur dan
mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada
kehamilan, prolaktin juga.
97
mungkin (Proteksi perlu di perhatikan).
Oleh karena itu sekarang pemeriksaan ini
banyak digantikan dengan pemeriksaan
dengan USG.
B. HSG
Histerosalpingografi atau HSG
sendiri pengertiannya adalah Pemeriksaan
secara radiologi organ reproduksi wanita
bagian dalam pada daerah uterus, tuba
fallopii, cervix dan ovarium mengunakan
media kontras positif. Pemeriksaan ini
biasanya sering dilakukan pada ibu-ibu
dengan indikasi Infertil baik primer
maupun sekunder. Akan tetapi juga
bisa dilakukan untuk indikasi-indikasi
lain yang tentunya merupakan kelainan
pada organ reproduksi wanita.
1. Indikasi Pemeriksaan
Histerosalpingografi (HSG)
Indikasi pemeriksaan
Histerosalpingografi adalah :
98
1. Menentukan keberhasilan
tindakan operasi sterilitas,
2. Sterilitas primer maupun
sekunder untuk melihat
normal tuba (paten tidaknya
tuba),
3. Fibronyoma pada uteri,
4. Hypoplasia endometri,
5. Perlekatan-perlekatan dalam
uterus,adenomiosis.
2. Kontra Indikasi Pemeriksaan
Histerosalpingografi (HSG)
Kontra Indikasi dari pemeriksaan
HSG adalah :
1. Menstrurasi,
2. Peradangan dalam rongga
pelvis,
3. Persarahan dalam kavum uteri,
4. Alergi terhadap bahan kontras,
5. Setelah dikerjakannya
curettage,
6. Kecurigaan adanya kehamilan.
3. Prosedur Pemeriksaan
1) Pelaksanaan Pemeriksaan HSG
Sebaiknya pemeriksaan
HSG dilaksanakan pada masa
Subur / Fertile efektifnya yaitu 10
hari setelah HPHT (Hari Pertama
Haid Terahir). Akan tetapi pada
prakteknya tidak pasti sperti itu.
99
Untuk pasien dengan siklus haid
Normal ( Haid 7 hari) maka
pemeriksaan dilakukan 10-14 hari
setlah HPHT. Dan untuk pasien
dengan siklus haid tidak Normal
maka pemeriksaan dilakukan 3-4
hari setelah haid selesai
2) Persiapan Pasien
Persiapan penderita untuk
pemeriksaan HSG adalah sebagai
berikut :
100
d. Sebelum pemeriksaan yang
dilakukan penderita untuk
buang air kecil terlebih dahulu
untuk menghindari agar
penderita tidak buang air
selama jalannya pemeriksaan
sehingga pemeriksaan tidak
terganggu dan berjalan lancar.
e. Berikan penjelasan pada
pasien maksud dan tujuan
pemeriksaan yang akan
dilakukan, serta jalannya
pemeriksaan agar pasien
merasa aman dan tenang
sehingga dapat diajak
kerjasama demi kelancaran
pemeriksaan.
101
GAMBAR 4.5 Pemasukan media
kontras menggunakan HSG Set
102
kontras sampai keluar dari
ujung .
103
g. Setelah pasien diposisikan
lithotomi, daerah vagina
diberikan menggunakan
desinfektan, diberi juga obat
antiseptik daerah cervix.
h. Spekulum digunakan untuk
membuka vagina dan
memudahkan kateter masuk
kemudian bagian dalam
vagina dibersihkan dengan
betadin, kemudian sonde uteri
dimasukan untuk mengukur
kedalaman serta arah uteri.
i. Spuit yang telah terisi media
kontras dipasang pada salah
satu ujung kateter, sebelumnya
kateter diisi terlebih dahulu
dengan media kontras sampai
lumen kateter penuh.
j. Dengan bantuan long forcep,
kateter dimasukan perlahan ke
ostium uteri externa
k. Balon kateter diisi dengan air
steril kira-kira 3 ml sampai
balon mengembang diantara
ostium interna & externa,
balon ini harus terkait erat pd
canalis servicalis, kemudian
spekulum dilepas.
l. Pasien diposisikan ditengah
meja pemeriksan dan mulai
disuntikan media kontras
104
jumlahnya sekitar 6 ml atau
lebih
m. Media kontras akan mengisi
uterus dan tuba fallopii, atur
proyeksi yang akan dilakukan
serta ambil radiografinya
n. Balon dikempeskan dan
kateter dapat ditarik secara
perlahan
o. Setelah semua proyeksi
dilakukan kemudian daerah
vagina dibersihkan.
4) Proyeksi
a. AP Plan foto
b. AP dengan Kontras
c. Oblik dengan Kontras
d. AP Post miksi
A. Proyeksi AP
Proyeksi AP ini
digunakan untuk plan foto,
proyeksi setelah
dimasukannya media
kontras,dan post miksi.
105
Prosedurnya sebagai
berikut:
Posisi Pasien :
pasien tidur supine di atas
meja pemeriksaan untuk
plan foto dan post miksi,
lakukan posisi Lithotomi
saat pemasukan HSG Set
atau kateter dan untuk
proyeksi AP setelah
pemasukan media kontras.
Posisi Objek :
Daerah pelvis true AP dan
atur MSP tbuh pada
pertengahan kaset atau
meja pemeriksaan. Atur
kaset pada posisi
membujur.
Central Ray :
Vertical tegak lurus film.
Central Point: 5 cm
proximal symphisis phubis
B. Proyeksi Oblique
Proyeksi Oblique
ini digunakan untuk
proyeksi setelah
dimasukannya media
106
kontras pada vagina.
Prosedurnya sebagai
berikut:
Posisi Pasien:
Pasien tidur semi supine ke
salah satu sisi tubuh (LPO
atau RPO)
Central Ray :
Vertical tegak lurus film.
Central Point: 5 cm
proximal symphisis pubis.
RPO : 2 cm kearah kiri
dari MSP. LPO : 2 cm
kearah kanan dari MSP.
107
C. BNO Sonde
a. Sonde uterus
b. Speculum vagina
c. Disinfektan
108
GAMBAR 4.8 Jenis – Jenis AKDR
109
GAMBAR 4.9 Posisi Pasien Proyeksi AP
110
2. Proyeksi Lateral
a. Tujuan :Untuk foto setelah pemasukan
sonde utrus
g. Kriteria Radiograf :
a) Terdapat gambaran spekulum di
rongga Vagina
b) Terdapat gambaran sonde uterus
dengan ujungnya menyentuh bagian
dari AKDR
111
c) Dari gambaran itu dapat dilihat
pergeseran lokasi AKDR dari tempat
seharusnya
112
BAB V
113
Limfe mirip dengan plasma tetapi dengan
kadar protein yang lebih kecil. Kelenjar-kelenjar
limfe menambahkan limfosit pada limfe sehingga
jumlah sel itu sangat besar di dalam saluran
limfe. Di dalam limfe tidak terdapat sel lain.
Limfe dalam salurannya digerakkan oleh
kontraksi otot di sekitarnya dan dalam beberapa
saluran limfe yang gerakannya besar itu dibantu
oleh katup. Mengembalikan cairan dan protein
dari jaringan ke dalam sirkulasi darah. Fungsi
kelenjar limfe :
114
5.1.2 Pembuluh limfe
Struktur pembuluh limfe serupa
dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih
banyak katup sehingga pembuluh limfe
tampaknya seperti rangkaian petasan.
Pembuluh limfe yang terkecil atau kapiler
limfe lebih besar dari kapiler darah dan
terdiri hanya atas selapis endotelium.
Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan
halus kapiler yang sangat kecil atau
sebagai rongga-rongga limfe di dalam
jaringan berbagai organ. Sejenis
pembuluh limfe khusus, disebut lacteal
(khilus) dijumpai dalam vili usus kecil.
115
kelenjar. Di sebelah luar, jaringan limfe
terbungkus oleh kapsul fibrous. Dari sini
keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan
fibrous, yaitu trabekulae, masuk ke dalam
kelenjar dan membentuk sekat-sekat.
Ruangan diantaranya berisi jaringan
kelenjar, yang mengandung banyak sel
darah putih atau limfosit.
Pembuluh limfe aferen menembus
kapsul di pinggiran yang cembung dan
menuangkan isinya ke dalam kelenjar.
Bahan ini bercampur dengan benda-benda
kecil daripada limfe yang banyak sekali
terdapat di dalam kelenjar dan selanjutnya
campuran ini dikumpulkan pembuluh
limfe eferen yang mengeluarkannya
melalui hilum. Arteri dan vena juga
masuk dan keluar kelenjar melalui hilum.
116
menuangkan isinya ke dalam vena-vena
itu.
Ductus thoracicus mengumpulkan
limfe dari semua bagian tubuh, kecuali
dari bagian yang menyalurkan limfenya
ke ductus limfe kanan (batang saluran
kanan).
Ductus limfe kanan ialah saluran
yang jauh lebih kecil dan mengumpulkan
limfe dari sebelah kanan kepala dan leher,
lengan kanan dan dada sebelah kanan,
dan menuangkan isinya ke dalam vena
yang berada di sebelah bawah kanan
leher.
Sewaktu suatu infeksi pembuluh
limfe dan kelenjar dapat meradang, yang
tampak pada pembengkakan kelenjar
yang sakit atau lipat paha dalam hal
sebuah jari tangan atau jari kaki terkena
infeksi
117
kelenjar getah bening untuk tujuan
diagnostik.
Pada pemeriksaan
lymphangiography dibutuhkan waktu
kira-kira 1,5 jam untuk cairan kontras
sampai ke vertebrae lumbal 3.
118
duktus torakal dan membuat mikroemboli
di paru-paru.
Lipiodol Ultra Fluid Guerbet 38 %
sebanyak 8-10 ml
119
f. Prosedur ini harus dijelaskan kepada
pasien, termasuk penekanan. Sangat
penting tidak menggerakan kaki
selama pemasangan jarum dan
penyuntikan, pasien di beritahu bahwa
dia nanti akan tidak sehat selama 24
jam yaitu selama pemeriksaan
abrsorbsidari.
g. Paten blue akan membuat kencing
berwarna biru, jadi keterangan ini
harus di jelaskan kepada pasien dan
keluarganya
h. Pasien harus di beri tahu bahwa
pemeriksaan ini memakan waktu yang
lama.
i. Pasien harus mixi terlebih dahulu
sebelum pemeriksaan
j. Jika pasien rawat jalan di haruskan
rawat inap.
120
Ultra fluid guerbet 38 % sebanyak 8-
10 ml dimasukkan dengan
menggunakan injektor otomatis
dengan kecepatan 1 ml / 10 menit
secara merata.
121
h) 24 jam kemudian dilakukan
pemeriksaan adenografi untuk melihat
kontras di dalam pembuluh kelenjar
getah bening apa masih ada atau
sudah menghilang dengan posisi
berikut.:
1. Pelvis ap
2. Abnomen ap/ oblique kanan dan
kiri
3. Thorak ap
122
DAFTAR PUSTAKA
https://fadelmuhammad.files.wordpress.com/2010/01/fm
garishah-neuroimaging.pdf/Diakses pada 04
Maret 2018
https://radiologykey.com/the-biliary-
system/2016/02/Diakses pada 04 Maret 2018
http://reynaldiabdio.blogspot.co.id/2013/06/teknologi-
pada-sistem-peredaran-darah.html/Diakses pada
04 Maret 2018
http://adzhar-arsyad.blogspot.co.id/2015/03/anatomi-
dan-fisiologi-sistem-reproduksi.html/Diakses
pada 05 Maret 2018
http://geminiomishella01.blogspot.co.id/2014/02/lympha
ngiografi.html/Diakses pada 05 Maret 2018
https://bocahradiography.wordpress.com/2012/05/14/tek
nik-pemeriksaan-radiografi-bno-sonde/#more-
421/Diakses pada 05 Maret 2018
123
124