Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruaan untuk
Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MUHAMMAD BAYU PAMUNGKAS
NIM 111 12 110
vi
PERSEMBAHAN
1. Ibu saya Prih Suhardiyatmi yang selama ini telah mencurahkan doa dan
2. Ayah saya tercinta Moh Yoedhi yang selalu memberikan dukungan moril
skripsi ini dan engkau selalu berpesan kepadaku untuk bersabar dalam
5. Keluarga Besar PMII kota Salatiga yang telah memberikan ku ilmu dan
vii
ABSTRAK
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
tidak akan mungkin penulis dapa tmenyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag. sebagai kepala jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M. Pd.I selaku pembimbing yang dengan sabar dan
5. Ibu Peni Susapti, S.Si., M.Si. sebagai dosen pembimbing yang selalu
ix
x
xi
DAFTAR ISI
1. JUDUL………………………………………………………………………..i
2. LOGO IAIN……………………………………………………...………….ii
4. PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….………....iv
5. PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………….……v
6. MOTTO………………………………………………………………….….vi
7. PERSEMBAHAN………………………………………………………….vii
8. ABSTRAK…………………………………………………………………viii
9. KATA PENGANTAR……………………………………………………....ix
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah…………………………………………….7
C. Tujuan Penelitian……………………………………………..7
D. Manfaat Penelitian……………………………………………8
E. Penegasan Istilah……………………………………………..10
F. Kajian Pustaka………………………………………………14
G. Metode Penelitian……………………………………………15
H. Sistematika Penulisan………………………………………..17
xii
A. Riwayat Hidup Burhanuddin Al Zarnuji……………………19
TA’LIM MUTA’ALLIM
1. Pengertian Nilai………………………….……………..31
2. Pengertian Pendidikan……………….…………………33
3. Pengertian Akhlak………………………….…………..35
1. Pembagian Ilmu……………………….……………......37
2. Tujuan Pendidikan…………………….………………..43
3. Metode Pembelajaran…………………….…………….44
xiii
B. Relevansi Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Ta’lim Muta’allim
Zarnuji…………………………………………………….56
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………….59
B. Saran……………………………………………………...61
C. Penutup…………………………………………………...62
12. LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………………65
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
membaca buku akan tetapi, membaca dapat diartikan adalah belajar, belajar
yang dimaksud bukan hanya sekedar belajar saja namun juga diamalkan.
dan/atau wahyu Allah SWT baik yang tersirat maupun tersurat. Di indonesia
pendidikan menjadi hal yang perlu di perhatikan, contoh seperti orang tua
lebih senang anaknya menjadi juara kelas daripada anaknya tidak menghargai
orang yang lebih tua darinya. Disini pendidikan berbasis pendidikan akhlak
pandai dalam keilmuan namun sedikit orang yang berakhlak, sebagai contoh
karena untuk persaingan dengan negara asing dan kualitas negara dilihat
secara kasap mata adalah dari anak bangsa yang berpendidikan tinggi,namun
1
benar –benar layak baik secara akhlak maupun pemikiran. Kita dapat
bangsa.
lingkungan anak hidup dari kecil, yaitu keluarga. Karena pondasi seorang
generasi bangsa dimulai dari keluarga dan lingkungan sekitar anak tesebut
tinggal. Salah satu kesalah kaprahan dari orang tua menyerahkan pendidikan
anaknya kepada pihak sekolah, dan pihak sekolahlah yang bertanggung jawab
anak memang banyak disekolah. Anggapan tersebut tentu saja keliru, sebab
itulah orang tua merupakan pendidik pertama, utama dan kodrati. Dialah yang
2
َص َرا ِن ِه ْ علَى ْال ِف
ِ ط َر ِة فَأ َ َب َواه ي َه ِودَا ِن ِه َوين َ سلَّ َم َما ِم ْن َم ْولود ِإ َّّل يولَد
َ علَ ْي ِه َو َّ
َ اّلل
َ سانِ ِه َك َما ت ْنتَج ْالبَ ِهي َمة َب ِهي َمة َج ْمعَا َء ه َْل ت ِحسُّونَ فِي َها ِم ْن َج ْد
ث َّم. عا َء َ َوي َم ِج
) (رواه مسلم.َوقَا َل َك َما ت ْنتَج ْالبَ ِهي َمة َب ِهي َمة َولَ ْم يَ ْذك ْر َج ْم َعا َء
“(MUSLIM - 4803) : Telah menceritakan kepada kami Hajib bin Al
Walid telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Harb dari Az Zubaidi
dari Az Zuhri telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab dari Abu
bersabda: 'Seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada
yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian
merasakan adanya cacat? ' Lalu Abu Hurairah berkata; 'Apabila kalian mau,
maka bacalah firman Allah yang berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yang
telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas
fitrah Allah.' (QS. Ar Ruum (30): 30). Telah menceritakan kepada kami Abu
Bakr bin Abu Syaibah; telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Alaa
3
'Abdurrazzaq keduanya dari Ma'mar dari Az Zuhri dengan sanad ini dan dia
menyebutkan cacat.-“
Manusia mengerti akan apa yang baik dan apa yang buruk, bahwa ia
adalah sesuatu kenyataan yang tidak bisa dibantah. Pengertian itu tidak
dicapainya melalui pengalaman, akan tetapi telah ada padanya sejak ada
dalam kandungan ibunya. Pada ketika itu tuhan lalu memberikan pengertian
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (QS Asy
Syams:8-7)“
Akhlak yang baik atau mulia tidak lahir dengan sendirinya, bukan pula
karena keturunan dari orang tuanya namun akhlak yang mulia diri seseorang
dimulai dari lingkungan terkecil sampai terbesar, baik dari keluarga sampai
lingkungan dia hidup baik di masyarakat, atau lingkungan dia menuntut ilmu.
ditawarkan oleh barat. Namun tentu saja ada kekurangan dan kelebihan.
4
Sedangkan pendidikan akhlak yang diajarkan oleh Islam sudah
bumi tidak lain tidak bukan adalah untuk menyempurnakan akhlak umatnya.
Akhlak yang baik adalah perangai dari para Rasul dan orang terhormat,
sifat orang yang muttaqin dan hasil dari perjuangan orang yang ‘abid.
Sedangkan akhlak yang jahat adalah racun berbisa, kejahatan dan kebusukan
yang menjauhkan diri dari Rabbil Alamin. Akhlak yang buruk menyebabkan
orang terusir dari jalan Tuhan, tercampak kepada jalan setan. Akhlak buruk
sedang akhlak baik laksana pintu menuju jannah Ilahi (Hamka, 1992: 1).
lingkungan harus ada upaya yang serius dan intensif dalam penanaman nilai-
nilai pendidikan akhlak tersebut. Supaya sejarah bangsa arab yang jahiliyah
5
tidak terulang. Karena jika melihat masa tersebut banyak kekurangan akhlak
sebagainya yang tentu saja bertentangan dengan nilai akhlak yang terkandung
mengingat salah satu fungsi hadits adalah menjelaskan kandungan ayat yang
terdapat di dalamnya.
serta akhlak terhadap pendidik dan peserta didik yang lain. Pemikiran
dengan merujuk kepada kitab karya beliau yang menjadi dasar seseorang
6
beliau dalam kitab Ta’limul Muta’allim menjadi dasar dalam konsep
pendidikan akhlak antara murid dan guru, dan semua orang yang berada
Oleh karena itu untuk mengenal lebih jauh konsep pendidikan akhlak yang di
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
saat ini?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam penelitian ini mengacu pada
7
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Akhlak
D. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
akhir-akhir ini.
2. Secara Praktis
a. Bagi penulis
8
b. Bagi Guru
akhlaknya.
murid.
d. Bagi Lembaga
santri-santri.
habluminannas.
9
E. Penegasan Istilah
Agar didalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan
didalam judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan sebagai berikut:
a. Pengertian Nilai
2008:153).
pilihannya.
10
b. Pengertian Pendidikan
tantangan kehidupan.
c. Pengertian Akhlak
11
2) Menurut Moh. Aziz Al Khuly, akhlak adalah sifat jiwa yang
atau keadaan yang tertanam dalam jiwa, yang dari padanya lahir
merenung.
2. Burhanuddin Al Zarnuji
Sedang Al Zarnuji adalah nama marga yang diambil dari nama kota
tempat beliau berada yaitu Zarnuj. Diantara dua nama itu ada yang
terdapat dua pendapat. Ada yang mengatakan beliau wafat pada tahun
12
591 H, 593H dan 597 H. Hidup beliau semasa dengan Ridha Al-Din Al-
mengatakan bahwa beliau berasal dari zarnuj, suatu daerah yang kini
ini juga banyak dijadikan bahan penelitian dan rujukan dalam penulisan
hanya digunakan oleh ilmuwan Muslim saja, tetapi juga dipakai oleh para
Kitab ini salah satu karangan Al Zarnuji yang tetap abadi sampai
yang hidup pada abad VI-VII Hijriah tentu masih banyak kitab karangan
13
sebelum sempat diterbitkan atau turut dihancurkan dalam peperangan
F. Kajian Pustaka
yang penulis lakukan,ada beberapa skripsi yang terkait dengan penelitian ini.
Ta’limul Muta’allim.
skripsi hamper sama dengan yang penulis teliti, namun hanya berbeda
objek pembahasan.
sudah ada beberapa skripsi terkait yang mengkaji tentang pendidikan akhlak,
namun judul dan fokus kajiannya berbeda dengan yang penulis lakukan.
14
G. Metode Penelitian
penelitian adalah cara yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
15
adalah: “metodologi penelitian yang memanfaatkan seperangkat
mandir antara yang empiri dengan yang abstrak. Empiri yang khusus
c. Metode deduktif
d. Metode Induktif
16
H. Sistematika Penulis
membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian secara garis
1. Bagian Awal
2. Bagian Inti
Pemikiran Al Zarnuji.
17
BAB V: Kesimpulan, Saran dan Penutup meliputi Kesimpulan, Saran-
3. Bagian Akhir
18
BAB II
muta’allim, tetapi nama beliau tidak begitu terkenal dari apa yang ditulisnya.
Kata Syaikh adalah panggilan kehormatan untuk pengarang kitab ini. Sedang
Al Zarnuji adalah nama marga yang diambil dari nama kota tempat beliau
berada yaitu Zarnuj. Diantara dua nama itu ada yang menuliskan gelar
Ada yang mengatakan beliau wafat pada tahun 591 H/1195 M, dan ada pula
yang mengatakan beliau wafat pada tahun 840 H/1243 M. Hidup beliau
pada data dari ibnu Khalikan, yaitu : menurutnya Imam Al Zarnuji adalah
salah seorang guru imam Rukn Addin Imam Zada (wafat 573/1177-1178)
dalam bidang fiqh. Imam Zada juga berguru pada Syech Ridau Al Din An
Nishapuri (Wafat antara tahun 550 dan 600) dalam bidang mujahadah.
bersama dengan kepopuleran imam lain yang juga mendapat gelar rukn
19
(sendi). Mereka antara lain Rukn Al-Din Al-Amidi (wafat 615) dan Rukn Ad
Din At Tawusi (wafat 600)(Sudarto Abdul Hakim, 1995: 20). Data ini bisa di
Burhanuddin Al Zarnuji adalah toward the end of 12th and beginning of 13th
peneliti mengatakan bahwa beliau berasal dari Zarnuj. Dalam hubungan ini
Persia which was for maelly a capital and city of Sadjistan to the south of
heart (now Afganistan) Zarnuj adalah salah satu daerah di wilayah Persia
yang pernah menjadi ibu kota Sidjistan yang terletak disebelah selatan Herat
suatu daerah yang kini dikenal dengan nama Afghanistan (Nata, 2000 : 104).
Dinasti Ghaznawiyah yang berdiri sejak tahun 350 H. pada zaman bani
intelektual Al Zarnuji.
Pada sisi lain, ada juga yang berbeda pendapat bahwa menurut Al
20
kampung “Zarnuj”, yaitu sebuah pekampungan yang terletak di Turki,
Walaupun apabila dilihat dari karyanya yang terkenal yaitu kitab Ta’lim
patokan bahwa az-Zarnuji berasal dari bangsa Arab. Karena banyak sekali
para ulama ulama non Arab yang juga menuliskan karya-karyanya dengan
menggunakan bahasa Arab, seperti kitab Tafsir Munir yang sering disebut
Indonesia.
dan samarkand, dua kota yang menjadi pusat keilmuan dan pengajaran.
Syamsuddin Abd Al-Wajdi Muhammad bin Muhammad bin Abd dan Al-
Sattar Al-Amidi (Nata, 2000 : 104). Lebih lanjut ada beberapa peneliti
mengatakan bahwa al Zarnuji ahli hukum dari sekolah Imam Hanafi yang ada
21
Kemudian menurut beberapa peneliti banyak ulama-ulama yang menjadi
1. Ali bin Abu Bakar bin Abdul Jalil Al Farghani Al Marghinani Al Rustami,
593H/1197M.
2. Ruknul Islam Muhammad bin Abi Bakar. Popoler dengan gelar Khowahir
Zadeh atau Imam Zadeh. Beliau ulama besar ahli Fiqih bermadzhab
pujangga pilihan), seorang ulama ahli fiqih, sastrawan dan syair, wafat
22
Dengan demikian berdasar keterangan tersebut dapat didefinisikan bahwa
Sebagai mana yang diutarakan oleh Muid Khan, dalam studinya tentang
banyak ulama Hanafiyah yang dikutip oleh Al Zarnuji, termasuk Imam Abu
dua orng saja yang bermadzhab Syafi’iyah, yakni Imam Syafi’i sendiri dan
Selain itu, Al Zarnuji juga belajar pada Rukn Al-Din Al-Firqinani, seorang
ahli Fiqh, satrawan dan penyair (w. 594 H/1196 M), Hammad bin Ibrahim,
seorang ahli ilmu kalam, sastrawan dan penyair (w. 564 H/1170 M) dan Rukn
Al-Islam Muhammad bin Abi Bakar yang dikenal dengan nama Khowahir
Zadeh, seorang mufti Bukhara dan ahli dalam bidang fiqh, sastra dan syair
23
Al Zarnuji, selain ahli dalam bidang pendidikan dan tasawuf, juga
bahwa untuk bidang tasawuf beliau memiliki seorang guru tasawuf yang
luas dalam bidang fiqih dan ilmu kalam disertai jiwa sastra yang halus dan
epistimologi yang tidak lebih dari buku pertama dalam Ihya’ Ulum Al Din
akan tetapi Al Zarnuji memiliki system sendiri, yang mana pada setiap bab
dengan bab lain, atau setiap kalimat dengan kalimat yang lain, bahkan setiap
kata dengan setiap kata lain dalam buku tersebut merupakan sebuah kerikil
1988:99).
Selain faktor latar belakang pendidikan seperti yang tertera di atas, faktor
seseorang. Untuk itu pada bagian ini juga dikemukakan situasi pendidikan
24
C. Situasi Pendidikan Burhanuddin Al Zarnuji
abad ke-12 dan awal ke-13 (591-640H/ 1195-1234M) (Nata, 2000 : 104).
Dari kurun waktu tersebut dapat diketahui bahwa Al Zarnuji hidup pada masa
Pada masa itu kebudayaan Islam berkembang pesat dengan ditandai oleh
25
1. Madrasah Nizhamiyah, yang didirikan oleh Nizham Al-Mulk (457-1106
(563-1167 M) di Damaskus.
koleksi buku, halaman dan lapangan yang luas, masjid, balai pengobatan
yang tumbuh dan berkembang pesat pada zaman Al Zarnuji hidup. Dengan
informasi tersebut, tampak jelas bahwa beliau hidup pada masa ilmu
bagi pembentukan Al Zarnuji sebagai seorang ilmuwan atau ulama yang luas
26
mengherankan bahwa Al Zarnuji termasuk seorang filosof yang memiliki
tersebut seperti yang diungkapkan Imam Tholkhah dan Ahmad Barizi dalam
Kita mungkin tidak mengetahui secara pasti hasil karya Al Zarnuji ada
berapa banyak dan hanya bisa mengetahui Ta’limul Mutta’allim lah yang
bisa kita ketahui dan dapat dijumpai sampai sekarang dan tanpa keterangan
tahun penerbitan. Dalam keyakinan kita, sebagai mana lazimnya ulama’ besar
yang hidup pada abad VI-VII Hijriah tentu masih banyak kitab karangan yang
27
Pertama kali diketahui, naskah kitab ini dicetak di Jerman tahun 1709
2007:iv).
Kitab ini telah disyarahi menjadi satu kitab baru tapi tanpa judul sendiri
oleh Asy Syaikh Ibrahim bin Ismail, dan selesai ditulis pada tahun 996H.
dimasa pemerintahan Murad Khan bin Salim Khan berarti pada abad ke 16
M. Dan di Negara kita, kitab syarahnya inilah yang beredar luas dari para
pantun) yang diubah dengan bahar rojaz menjadi 269 bait oleh ustadz Ahmad
Nabharah Kubro, Surabaya Jawa Timur, atas nama penerbit Musthafa Babil
Halabi, Mesir, dibawah tashih Ahmad Sa’ad Ali, seorang ulama’ Al Azhar
28
Penerjamahan ke dalam bahasa asing tentu telah banyak dilakukan.
Terjemahan dalam bahasa Turki dilakukan oleh Abdul Majid bin Nashuh bin
bahasa Jawa, dengan sistem italic atau yang dikenal dengan istilah makna
jenggot. Dan kali ini di tangan pembaca terdapat terjemahan ke dalam bahasa
11) Pasal : bersikap wara’ saat belajar )(فصل فى الو رع فى حال التعلم
29
12) Pasal : hal-hal yang dapat memperkuat hafalan dan yang menyebabkan
13) Pasal : hal-hal yang dapat mendatangkan rezki dan yang dapat
menguranginya.)(فصل فى فيما يجلب الرزق و م يمنع الرزق وما يزيد فى العمر وما ينقص
30
BAB III
1. Pengertian Nilai
ahli. Pada penelitian ini penulis akan menjelaskan pengertian nilai dari
beberapa ahli yang mengutip dari berbagi sumber. Yang pertama dari
31
dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang
suatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan
hasil ciptaan yang tahu, nilai sudah ada sejak semula, terdapat dalam
dasar pilihannya.
32
2. Pengertian Pendidikan
tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak
2009:2-3).
(Hasbullah, 2009:2-3).
menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar
(Suwarno, 1985:2).
33
Menurut UU Nomor 2 tahun 1989 “Pendidikan adalah usaha sadar
generasi penerus, jadi ketika telah terbiasa berperilaku baik yang bisa
negaranya(AlGhulayani, 2009:69-70).
anak adalah suatu kewajiban bagi kedua orang tuanya, sebab anak
merupakan amanah untuk kedua orang tuanya, hati anak yang bersih
anak yang dididik dan terbiasa berbudi baik dan ia menjadi ahli
kebaikan maka orang yang mendidik dan kedua orang tuanya dapat
tantangan kehidupan.
34
3. Pengertian Akhlaq
baik dan agama. Kata akhlak adalah bentuk jamak dari ‘khilqun’ dan
2002 :152).
Akhlak merupakan buah dari akidah dan syariah yang benar, secara
yunani pengertian Khalq ini dipakai kata ethicos atau ethos artinya
35
a. Menurut Moh. Aziz Al Khuly, akhlak adalah sifat jiwa yang
5).
akhlak adalah suatu sifat yang sudah melekat dalam jiwa seseorang
36
dicapai pada setiap tahap dalam proses pendidikan yang sdang
dilangsungkan.
4. Pembagian Ilmu
َ ض َعلَى
سبِ ْي ِل ِ َوأ َ َّما ِح ْفظ َما يَقَع فِى بَ ْع
ٌ ض ْاْل َ َحا يِي ِْن فَفَ ْر
فَِإ ِ ْن لَ ْم َيك ْن, َط َع ِن ْال َبا قِيْن َ ام ْال َب ْعض فِى َب ْلدَة
َ َسق َ َ ِإذَا ق, ْال ِكفَا َي ِة
ِفى ْال َب ْلدَ ِة َم ْن َيق ْوم ِب ِه ا ْشت َ َر ك ْوا َج ِميْعا ِفى ْال َمأ ْ ِث ِم
Adapun mempelajari ilmu yang dibutuhkan pada saat-saat tertentu
itu hukumnya fardlu kifayah, jika dalam suatu daerah telah terdapat
orang yang mengetahuinya maka cukuplah bagi yang lain, tetapi kalau
37
haram dipelajari, karena berbahaya dan tidak bermanfaat, lagi pula
tidak bertauhid.
yaitu:
38
Nya, menerima apa adanya pemberian Allah dan sabar dengan
2007: 20).
39
pertama akhlak untuk diri sendiri, kedua akhlak dari murid kepada
hal-hal yang menghinakan ilmu dan orang alim/ ahli ilmu atau
40
didapatnya menjadi sia-sia. Dan tidak boleh hasud/ dengki
41
menghargai satu sama lain. Namun dalam memilih teman
Dalam kitab lain yaitu kitab Alaa Laa nadhom nomer 3 dan 4
tertulis,
فان القرين بالمقا رن يقتدى# س ْل َع ْن قَ ِر ْينِ ِه َ َع ِن ْالـ َم ْر ِء ّلَ ت َ ْسأ َ ْل َو
ِ َ فَا ِْن َكانَ ذَا َخيْر فَق#
ْ ار ْنه ت َ ْهتَد
ِي فَا ِْن َكانَ ذَا شَر فَ َجنِبْه س ْر َعة
42
َ # اَّلَ ّلَتَنَال ْال ِع ْل َم ِاّلَّ ِب ِستَّة
سأ ْنبِي َْك َع ْن َم ْجم ْو ِع َها ِببَيَان
َوا ِْرشَاد ا ْستَاذ َوط ْو ِل زَ َمان# ص ِطبَار َوب ْلغَة ْ ذ َكاء َو ِح ْرص َوا
Ingatlah, tidak akan kalian mendapat ilmu yang bermanfaat,
sabar dan tabah adalah pangkal yang besar untuk segala urusan,
5. Tujuan Pendidikan
43
individual; tujuan-tujuan sosial dan tujuan-tujuan professional (Al-
6. Metode Pembelajaran
kategori. Metode yang bersifat etik, dan metode yang bersifat strategi.
Metode yang bersifat etik antara lain mencakup niat dalam belajar;
yaitu:
44
a. Dimensi religius
b. Dimensi Pengalaman
c. Dimensi keilmuan
45
untuk memahami dan merumuskan kembali apa yang selama ini kita
46
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan pada data yang telah dipaparkan pada BAB III, maka pada bab
ini akan dilakukan analisis data. Adapun hal-hal yang akan dianalisis adalah
yang baik, diniatkan hanya untuk mendapat ridho dari Allah SWT.
internal yaitu dari diri kita maupun faktor eksternal yaitu dari lingkungan.
berikan kepada kita baik itu nikmat maupun musibah adalah untuk
mengukur kadar keimanan kita. Ketika kita mampu melewati hal tersebut
kita akan dinaikan drajat menjadi manusia yang lebih baik dihadapan
Allah SWT. Lalu kita harus bersyukur sebab Allah akan memberikan apa
yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan, didalam kita ini ditegaskan
bersyukur.
Dengan cara beramar ma’ruf nahi munkar. Dalam bait tertulis sebagai
berikut:
ْ ع ِن
االم ْن َك ِر َو ِ ب ْال َجا هَ ِل ْل َ ْم ِر ِبا ْل َم ْعر ْو
َ ِ ف َوالنَّ ْهي َ ا َلله َم ِإ َّّل ِإذَا
َ َطل
فَ َيج ْوز ذَ ِل َك ِبقَ ْد ِر َما ي ِق ْيم ِب ِه, َّل ِلنَ ْف ِس ِه َو َه َواه,الد ْي ِن ِ ت َ ْن ِف ْي ِذ ْال َح
ِ ق َو ِإ ْعزَ ِاز
“Ya Allah ,kecuali jika mencari posisi dilakukan untuk amar ma’ruf
hablum minannas dengan baik, ada tiga unsur dalam berakhlak kepada
manusia, yaitu:
48
Seseorang sebelum membenahi lingkungan harus bisa merubah diri
sendiri untuk lebih baik terlebih dahulu. Oleh sebab itu dia harus
akhlak yang harus dibiasakan oleh seorang pencari ilmu dia harus
أ َ َّل ِإ َّن: قَ َل َرس ْول اّلل صصصم,ص ٌل َع ِظ ْي ٌم ِفى َج ِم ْيعِ ْاْل َ ْشيَا ِء
ْ َ الر ْفق أ
ِ َو
ِعلَى نَ ْف ِس َك ِع َبا دَة َ اّلل ْ َو َّل ت ْب ِغ,الد ْينَ َم ِت ْي ٌن فَأ َ ْو ِغل ْوا فِ ْي ِه ِب ِر ْفق
َ ض ِ َهذَا
Sikap kedua yang harus dilakukan kepada diri sendiri adalah sikap
antara angkuh dan hina, demikian pula sikap iffah/perwira dan semua
hendaklah pula menjaga diri dari hal-hal yang menghinakan ilmu dan
orang alim. Kemudian yang kedua sikap yang harus dihindari adalah
49
yang terakhir adalah menghindari sifat malas, seperti wasiat Imam
karena kemalasan itu jahat dan malapetaka besar” (As’ad, 2007: 63).
seseorang dapat dilihat dari situ. Dan kegagalan seseorang karena tidak
meremehkannya.
berilmu, agamis dan berakhlak mulia pula. Seorang guru pun harus
seorang guru akan muncul ketika dia bisa menjadi contoh untuk
50
bicara yang tidak berfaedah. Ketika seorang guru sudah berwibawa
rusak karena imbas dari orang lain. Menjalar ketololan pada cendikia,
amat cepat terlalu, laksana bara api ia padam di atas abu (As’ad, 2007:
34).
Adapula kata mutiara dalam bahasa Persia : kawan yang jahat lebih
berbahaya dibanding ular yang berbisa, bahkan kawan yang jahat akan
51
Imam Syamsul A’immah Al Halwani berkata “Aku memperoleh ilmu
kecuali dalam keadaan suci”. Ilmu itu adalah cahaya dan wudhu itu
jelas dan memakai tinta merah dalam menulis kitab (As’ad, 2007: 44).
Dalam mencari sebuah ilmu dapat melalui berbagai jalan, baik itu
dari buku, teman, pengalaman dan dari seorang guru. Untuk menguji
dengan muthorohah yaitu adu pendapat untuk diuji dan dicari mana
yang benar.
malam yaitu saat antara magrib dengan isya dan waktu sahur atau
menjelang subuh karena dua waktu itu adalah waktu yang diberkahi
Allah SWT.
pula untuk menghafal dan mencatat apa yang di peroleh dengan tulisan
52
yang baik. Karena hafalan akan mudah hilang sedangkan tulisan lebih
َعلَى النَّ ِبي ِ فَِإ ِ نَّه ِذ ْك ٌر ِل ْلعَا لَ ِم ْين َّ َوي ْكثِر ال
َ َ ص ََل ة
ت َي ِز ْيد ِفى ْال ِح ْف ِظصصص ُّ َوك ُّل َما يقَ ِلل ْال َب ْلغَ َم َو
ِ الرط ْو َبا
b. Menyedikitkan makan
f. Bersiwak
53
ب َو ْالهم ْو ِم ِ الن ْس َيا نَ َفا ْل َم َعا
ِ صى َو َكثْ َرة الذُّ ن ْو ِ َوأ َ َّما َما ي ْو ِرث
ار
ِ طَ َو ْالمر ْور َب ْينَ ِق, َوقِ َرا َء ة لَ ْوحِ ْالقب ْو ِر,ب ْ ظر ِإلَى ْال َم
ِ صل ْو َ ََّوالن
a. Berbuat maksiat
b. Berbuat dosa
54
B. Relevansi Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Ta’lim Muta’allim Dengan
Dunia Pendidikkan.
Di zaman sekarang ini, tentu berbeda dengan pada saat Al Zaruji masih
menuntut ilmu. Dengan realita yang ada saat ini banyak sekali kita lihat
bahwa moral atau akhlak sudah tidak diperhatikan lagi. Orang tua hanya
melihat hasil pendidikan yang dapat dilihat oleh mata saja bukan dari akhlak
bidang jasmani dan rohani secara seimbang supaya tercipta anak bangsa yang
unggul dalam berakhlak. Akan tetapi sekarang berubah makna, anak yang
berpendidikan belum tentu berakhlak baik. Sudah bukan hal yang tabu lagi,
sekarang ini mereka berpendidikan tinggi, bahkan tak jarang mereka lulusan
dari perguruan tinggi di luar Negeri namum mereka tak sedikit yang kering
sekarang sangat ironis banyak seorang pendidik atau guru yang sudah
bila melihat hal yang dilakukan guru adalah sebuah peringatan kepada
muridnya supaya muridnya menjadi seseorang yang lebih baik. Oleh karena
itu konsep hubungan antara guru yang berwibawa namun tetap akrab dengan
murid harus ada. Wibawa seorang guru dan akrab dengan murid adalah dua
55
unsur yang sangat esensial untuk membentuk lingkungan pendidikan yang
baik, benar dan sehat. Seorang guru yang wibawa, disegani dan akrab dengan
intelektual saja.
Ketaatan kepada guru dan orang tua harus ditanamkan sejak awal. Karena
murid yang ta’dzim dengan guru dia akan dipermudah dalam segala hal,
seperti proses masuknya ilmu yang diberikan seorang guru kepada murid.
Selain itu seorang pencari ilmu harus berakhlak baik terhadap diri sendiri dan
kepada teman-temannya.
akhlak yang baik sesuai kaidah-kaidah Islam. Karena apabila akhlak sudah
baik secara otomatis hal apapun akan membaik. Walaupun hal tersebut tidak
ini juga banyak dijadikan bahan penelitian dan rujukan dalam penulisan
56
karya-karya ilmiah, terutama dalam bidang pendidikan. Kitab ini tidak
hanya digunakan oleh ilmuwan Muslim saja, tetapi juga dipakai oleh para
penjuru dunia. Kitab ini juga dicetak dan diterjemahkan serta dikaji di
pesantren modern.
akhirat.
57
2. Kelemahan Al Zarnuji Tentang Pendidikan
Melihat dari situasi dan kondisi Al Zarnuji hidup maka berbeda sekali
dengan situasi dan kondisi pada zaman saat ini. Dan menjadi sebuah
relevan dengan dunia pendidikan saat ini. Salah satu contoh adalah peran
58
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
dengan bab IV, guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang
dilakukan, maka ada beberapa hal yang menjadi titik tekan sebagai
dipenuhi oleh setiap murid dalam mencari ilmu, yang pertama adalah
berilmu dan yang lebih tua dari dirinya, kemudian dia harus
59
berilmu harus menghindari perilaku-perilaku atau akhlak yang
sabar karena pasti banyak godaan dan rintangan entah itu dari diri
60
2. Relevansi nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab Ta’lim muta’allim
dengan pendidikan.
jawaban dari dunia pendidikan sekarang yang krisis akan moral dan lebih
adalah proses dalam mencari ilmu, hasil yang baik adalah sebuah
B. SARAN
2. Seorang pendidik harus bisa menbaca situasi pendidikan modern ini, dan
61
3. Seorang peserta didik harus sadar diri dan tetap istiqomah serta sabar
4. Untuk para mahasiswa fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan harus peka
C. PENUTUP
Sang Maha Pengatur dan Pencipta Alam Semesta, yang telah memberikan
Maka untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis menerima masukan, kritik, dan
ini. Oleh sebab itu, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku dosen pembimbing skripsi. Semoga
segala amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT. Akhir penulisan ini penulis
berharap dengan keridhoan Allah SWT. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat,
terutama terhadap penulis sendiri dan para pembaca yang budiman pada
umumnya. Aamiin.
62
DAFTAR PUSTAKA
63
. 1989. Manusia dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi
dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka al-Husna
Nasir. 1991. Tinjauan Akhlak. Surabaya: Al-Ikhlas
Nata, Abudin. 2001. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo
Pimay, Awaluddin. 1999. Konsep Pendidik dalam Islam (Studi Komparasi atas
Pandangan al-Ghozali dan al-Zarnuji). Semarang. Tesis PPS IAIN
Walisongo Semarang.
Qabbani, Marwan. 1981. Syeikh Al Zarnuji. Beirut: Dar Al Maktab Al Islami
Suwarno. 1985. Pengantar Umum Pendidikan, Jakarta, Aksara Baru (di dalam
buku dasar2 ilmu pendidikan Hasbullah)
Syikh Ibrahim bin Ismail. 1993. Syarku Ta’lim Al-Muta’allim. Semarang: CV.
Toha Putra
64
65
DAFTAR NILAI SKK
NIM : 111-12-110
Dosen Pembimbing :