Tahun 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
pertolongan dan pimpinanNnya sehingga Makalah Keperawatan Komunitas 2
yang berjudul “Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas pada Anak dengan
Diare”, dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
ii
Daftar Isi ......................................................................................................
iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Tujuan ..........................................................................................
2
Bab II Tinjauan Pustaka
A. Konsep Teori Diare
1. Definisi ............................................................................... 3
2. Faktor Yang mempengaruhi kejadian diare........................... 3
3. Manifestasi Klinis ................................................................ 7
4. Etiologi ................................................................................ 8
5. Penyebaran dan cara penularan diare ................................... 9
6. Jenis-jenis diare ................................................................... 11
7. Cara pencegahan dan perawatan diare ................................. 11
B. Asuhan Keperawatan Syok
1. Pengkajian ............................................................................. 16
2. Analisa data .......................................................................... 16
3. Scoring ...... .......................................................................... 24
4. Diagnosa keperawatan ........................................................ 27
5. Intervensi keperawatan ......................................................... 28
Bab III Penutup
A. Kesimpulan ...............................................................................
31
iii
B. Saran .........................................................................................
31
Daftar Pustaka ..............................................................................................
32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan
kematian diseluruh dunia dan semua kelmpok usia dapat terserang. Diare
juga penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya
anoreksia pada penderita diare, sehingga penderita makan lebih sedikit
dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang.
Padahal kebutuhan sari makananya meningkat akibat adanya infeksi.
Setiap episod diare menyebabkan kekurangan gizi, sehingga bila episode
diare berkepanjangan maka dampaknya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan akan terlihat keterlambatan tubuh kembang pada anak dan
bayi.
Dampak yang terjadi pada penderita diare: dehidrasi terjadi gejala
awal yang bisa diperhatikan adalah ubun-ubun bayi atau anak cekung,
tidak mengeluarkan air mata ketika menangis, popok tetap kering setelah
beberapa jam, kurang aktif, rewel, dan mudah mengantuk. Malnutrisi
energi protein akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik.
Sehingga, diare merupakan salah satu penyebab utama angka
kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, dengan
perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada
balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episode
diare pertahun. Pada daerah dengan angka episode yang tinggi ini, seorang
balita dapat menghabiskan 25 % waktunya dengan diare. Sekitar 80 %
kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama
kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi
sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab
kematian lain adalah disentri, kekurangan gizi, dan infeksi serius seperti
pnemoni.
1
Melihat begitu seriusnya dampak dari penyakit diare tersebut
kepada balita/anak, dengan demikian penulis tertarik untuk membahas
bagaimana konsep asuhan keperawatan komunitas yang dapat diberikan
kepada anak dengan penyakit diare.
B. Tujuan
Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan komunitas pada anak
dengan penyakit diare.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
bergizi kurang ternyata saran dengan anak yang gizinya
baik.Namun anak yang gizinya menderita diare lebih berat dan
keluaran tinja lebih banyak sehingga dehidrasi lebih berat.Juga
diare pada anak bergizi kurang berlangsung lebih lama, sebagian
karena penyembuhan dan perbaikan kerusakan usus akibat infeksi
lebih lambat terjadi pada anak yang gizinya kurang (Depkes RI.
1990).
Jadi proses diare dan gizi kurang merupakan lingkaran
setan. Diare mendorong anak ke arah gizi kurang, dan gizi kurang
mendorong anak ke arah diare yang lebih berat. Bila lingkaran ini
tidak diputus pada waktunya mungkin dapat amat berat atau karena
infeksi lain menimbulkan kematian, karena diare yang misalnya
penemonia. (Depkes RI, 1990).
b. Faktor Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk yang padat dapat memudahkan terjadinya
penularan diare. Kelompok usia di bawah lima tahun merupakan
kelompok umur yang paling banyak menderita diare. Penelitian
tentang hubungan pengetahuan, sikap dengan kejadian diare pada
anak balita yang tinggal bersama ibu dan jumlah anggota keluarga
banyak mempunyai hubungan yang bermakna.(Tandiyo, 1984).
Selain itu rumah tinggal dengan kepadatan 10 meter persegi
atau lebih untuk tiap orang, didapati kejadian diare anak balita 10,3
% di kota dan 9,7 % di desa. Sedangkan kepadatan kurang dari 10
meter persegi tiap orang 11,8 % dan 13,5 %.
Rumah tinggal merupakan kebutuhan pokok disamping
sandang dan pangan.Demi kenyamanan tinggal di rumah maha
seharusnya rumah memenuhi kebutuhan kondisi tempat tinggal
yang sehat.Rumah yang sehat dengan memenuhi tata ruang yang
memenuhi syarat dapat menghindari terjadinya dan menularnya
penyakit.Kepadatan hunian adalah satu unsure kenyamanan tinggal
di rumah, perlu dipikirkan dan diupayakan 10 meter persegi atau
4
lebih tiap orang, mengingat kepadatan hunian termasuk factor yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap kejadian diare anak balita.
Dalam analisis ini hampir 60,% anak balita tinggal di rumah
dengan kepadatan kurang dari 10 meter persegi tiap orang. Anilisis
faktor ini menunjukkan anak-anak balita yang tinggal di rumah
dengan kepadatan kurang dari 10 meter persegi tiap orang
mempunyai resiko menderita diare 1,37 kali dibanding anak balita
yang tinggal di rumah dengan kepadatan 10 meter persegi atau
lebih tiap orang. Risiko ini mengingat menjadi 1,85 setelah
kepadatan hunian berinteraksi dengan faktor sosial demografi dan
lingkungan yang lain (Joko Iriantc dkk ; Analisis Lanjut SDKI,
1994).
c. Faktor Sosial Ekonomi
Sosial ekonomi masyarakat yang rendah dapat
mempengaruhi tingkat partisipasi aktif dalam melaksanakan upaya
pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya meningkatkan fasilitas
kesehatan, meningkatkan status gizi masyarakat.Hal ini merupakan
faktor yang berhubungan dengan kejadian diare di
masyarakat.Selain itu masyarakat yang berpenghasilan rendah pada
umumnya mempunyai keadaan sanitasi dan hygiene perorangan
yang buruk (Tandiyo, 1984).
d. Faktor Prilaku Masyarakat
Kebiasaan yang berhubungan dengan keberhasilan.adalah
bagian terpenting dalam penularan kuman diare, mengubah
kebiasaan tertentu seperti mencuci tangan dapat memutuskan
penularan. Mencuci tangan dengan sabun terutama sesudah buang
air besar dan sebelum menyiapkan makanan atau makan, telah
dibuktikan mempunyai dampak dalam kejadian diare dan harus
menjadi sasaran utama dalam pendidikan kebersihan, Sebagai
contoh rotavirus dapat terdeteksi dalam air mencuci tangan dari 79
5
% perawat pasien yang datang dan dirawat di sebuah rumah sakit
di Banglades karena diare (Akral, 1990).
Menurut Sunoto (1990) penurunan 14-48 % kejadian diare
dapat diharapkan sebagai hasil pendidikan tentang kebersihan dan
perbaikan kebiasaan.Kebiasaan adat istiadat dapat mempeugaruhi
kesenatan individu. Oleh sebab itu faktor kebiasaan merupakan
faktor yang penting dalam penyebaran terjadinya penyakit diare
antara lain penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak
saniter. Tindakan penyapihan yang jelek (penghentian ASI yang
terlalu dini, susu botol 4-6 bulan pertama) serta kebersihan
perorangan (Depkes Rl; Ajar Diare, 1990).
e. Faktor Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan rnerupakan faktor yang dominan
dalam mempengaruhi kejadian diare di masyarakat.Keadaan
kesehatan lingkungan yang berkaitan erat dengan diare adalah
pengadaan air bersih dan jamban keluarga.
Menurut Warsito Sidik (1986) tidak rnereukupinya
kebutuhan air bersih akan menyebabkan masyarakat menggunakan
air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan rumah
tangga sehari-hari. Hal ini dapat memudahkan masuknya kuman
penyakit dan terkontaminasinya rnakanan yang akan dikonsumsi
masyarakat. penggunaan jamban yang tidak saniter akan
semudahkan cara penularan penyakit diare. Berdasarkan penelitian
Sidik Wasito di Sumedang menunjukkan bahwa pada kelompak
keluarga yang membuang kotoran secara saniter mempunyai angka
terkena penyakit diare lebih rendah dibandingkan dengan keluarga
yang membuang kotoran yang tidak saniter.
Angka kejadian penyakit diare ternyata dipengaruhi pula
oleh kwalitas persediaan air bersih (minum) Sutrisno Eram (1977)
meingatakan bahwa kejadian tersangka kolera ternyata lebih tinggi
di wilayah air dangkal (Kabupaten Sleman, Bantul dan Kodya
6
Yogyakarta). Sedangkan Sumantri dkb: (1979) mendapatkan dari
68 keluarga di pinggiran kota Semarang, sebanyak 17,65 %
mempergunakan air minum "baik" dan 82,35 % air minum kotor
(rakteri E. Col' positif) dengan kejadian yang berbeda bermakna
(ignatius SP; 1980).
Selain itu penggunaan jamban yang benar dapat
mengurangi risiko diare lebih baik dari pada perbaikan sumber air,
walaupun dampak yang paling tinggi dapat diharapkan dari
gabungan kebersihan dan perbaikan sumber air.Hasil penelitian
dampak proyek sumber air dan kebersihan 28 negara menunjukkan
penurunan angka kesakitan diare 22-27 % dan penurunan angka
kematian diare 21-30 % (Sunoto, 1990).
f. Faktor Musim
Penyakit diare adakalanya dipengaruhi oleh musim.Pada
daerah yang bermusim tropis, diare oleh bakteri cenderung terjadi
lebih sering pada musim panas.Sedangkan diare oleh virus
terutama oleh rotavirus cenderung terjadi Sepanjang tahun dengan
peningkatan kekerapan sepanjang bulan musim
kemarau.Sedangkan diare oleh bakteri cenderung memuncak pada
musim hujan (Depkes KL.Ajar Diare, 1990).
3. Manifestasi Klinis Diare
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi
4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai :
a. Muntah
b. Badan lesu atau lemah
c. Panas
d. Tidak nafsu makan
e. Darah dan lendir dalam kotoran
Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang
disebabkan oleh infeksi virus.Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan
7
diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau
kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta
gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau
kejang, dan sakit kepala.Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang
menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya
natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi
gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan
cairan).Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering.Dehidrasi
sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi
cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan).Dehidrasi berat
bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.
Komplikasi diare yang sering terjadi adalah dehidrasi (ringan
sedang, berat, hipotonik,isotonik atau hipertonik), renjatan
hipovolemik, hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot,
lemah, bradikardia, perubahan elektrokardiogram), hipoglikemia,
intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi
enzim laktosa, kejang terjadi juga pada dehidrasi hipertonik dan juga
malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau
kronik).
Komplikasi yang jarang terjadi adalah kerusakan saraf, persendian
atau jantung, dan kadang-kadang usus yang berlubang. Dorongan yang
kuat selama proses buang air besar, menyebabkan sebagian selaput
lendir usus keluar melalui lubang dubur (Ummuauliya. 2008).
4. Etiologi Diare
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa factor, yaitu:
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang
merupakan penyebab utama diare, yang meliputi: Infeksi
8
bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya).Infeksi virus
(Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain).
Infeksi parasit (Cacing, Protozoa, dan Jamur).
2) Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA),
Tonsilofaringitis, Bronkopneumania, Ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak
berumur di bawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: Disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa dan sukrosa). Monosakarida (intoleransi glukosa,
fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting
dan tersering adalah intoleransi laktosa.
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis: rasa takut dan cemas. (Ilmu kesehatan anak,
1985)
5. Penyebaran & cara penularan Diare
a. Penyebaran :
1) Penyebaran Diare Menurut Orang
Penyakit diare lebih banyak menyerang golongan umur
anak balita pada daerah endemis, sedangkan pada waktu
terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dapat menyerang semua
golongan semua umur.Kejadian diare di Indonesia
diperkirakan 40-50 per 100 penduduk per tahun, dimana 70 %
- 80 % dari padanya terjadi pada golongan umur balita. Insiden
tertinggi terdapat pada usia dibawah 2 tahun (Sunoto, 1979 ;
dalam Asnil dkk, 1982).
9
2) Penyebaran Diare Menurut Ternpat
Penyebaran diare di suatu ternpat dengan tempat lainnya
berbeda.Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kejadian diare itu diataranya
keadaan geografis, kebiasaan penduduk, kepadatan penduduk
dan pelayanan kesehatan.(Depkes RI, 1990).
Secara teoritis diketahui bahwa penularan diare dipengaruhi
oleh sanitasi dan hygiene perorangan, namun adanya
perbedaan insiden di suatu tempat juga dipengaruhi oleh
spesifikasi tempat tersebut. Misalnya tempat pemukiman
kumuh dengan jumlah penduduk yang padat akan lebih mudah
terjadi penularan secara cepat bila dibandingkan dengan
pemukiman lain yang tidak padat.
3) Penyebaran Diare Menurut Waktu
Penyebaran diare dapat berada dalam frekwensi dan waktu
tertentu.Variasi kajadian diare rnenurnt waktu berbeda antara
daerah satu dengan yang lainnya.WHO pemah mengadakan
penelitian dimana diketahui bahwa insiden diare dipengaruhi
oleh iklim (WHO, 1985).
Sedangkan menurut Winardi Bambang (1982) diperkirakan
sekitar 10 % dari kunjungan ke Rumah Sakit, Balai
Pengobatan, Puskesmas, berdasarkan laporan dari seluruh
Indonesia adalah penderita penyaklit diare serta terlihat pula
adanya variasi musim hujan (September - Januari).
b. Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan /
air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita
diare.Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar
dipergunakan untuk menyuap makanan.
Faktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare:
1) Tidak memadainya penyediaan air bersih
10
2) Air tercemar oleh tinja
3) Pembuangan tinja yang tidak hygienis
4) Kebersihan perorangan dan lingkungan jelek
5) Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya
6) Penghentian ASI yang terlalu dini
6. Jenis-jenis Diare :
a. Diare akut
Diare akut bercampur air (termasuk kolera) adalah diare
yang berlangsung selama beberapa jam/hari: bahaya utamanya
adalah dehidrasi, juga penurunan berat badan jika tidak diberikan
makan/minum.
Diare akut bercampur darah (disentri) dapat menyebabkan
kerusakan usus halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalam
darah) dan malnutrisi (kurang gizi), dan komplikasi lain termasuk
dehidrasi.
b. Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor)
Berdampak pada infeksi sistemik (menyeluruh) berat,
dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin
dan mineral
c. Diare Persisten
Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih
lama) dapat menyebabkan malnutrisi (kurang gizi) dan infeksi
serius di luar usus halus, dehidrasi juga bisa terjadi.
d. Disentri adalah diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender
e. Kholera adalah diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera.
7. Cara pencegahan & Perawatan Diare
a. Pencegahan diare
Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa cara
pencegahan yang benar dan efektif yang dapat dilakukan adalah:
1) Memberikan ASI
11
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi.Komponen zat
makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang
untuk dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi.ASI saja
sudah cukup untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 4-6
bulan. Tidak ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa
ini. ASI steril, berbeda dengan sumber susu lain: susu
formula atau cairan lain disiapkan dengan air atau bahan-
bahan yang terkontaminasi dalam botol yang kotor.
Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau makanan lain dan
tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya
bakteri dan organism lain yang akan menyebabkan diare.
Keadaan seperti ini disebut disusui secara penuh.
2) Memperbaiki makanan pendamping ASI
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi
secara bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang
dewasa. Masa tersebut merupakan masa yang berbahaya bagi
bayi sebab perilaku pemberian makanan pendamping ASI
dapat menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya diare
ataupun penyakit lain yang dapat menyebabkan kematian.
Perilaku pemberian makanan pendamping ASI yang baik
meliputi perhatian terhadap kapan, apa dan bagaimana
makanan pendamping ASI diberikan.
3) Menggunakan air bersih yang cukup
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan
melalui jalur fecal oral.Mereka dapat ditularkan dengan
memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda yang
tercemar dengan tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan,
makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air
tercemar.
Masyarakat yang terjangkau oleh penyediaan air yang
benar-benar bersihmempunyai risiko menderita diare lebih
12
kecil dibanding dengan masyarakat yang tidak mendapatkan
air bersih.Masyarakat dapat mengurangi risiko terhadap
serangan diare yaitu dengan menggunakan air bersih dan
melindungi air tersebut dari kontaminasi muali dari
sumbernya sampai penyimpanan di rumah.
4) Mencuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan
perorangan yang penting dalam penularan kuman diare
adalah mencuci tangan.mencuci tangan dengan sabun,
terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja
anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum menyuapi
makan anak, dan sebelum makan mempunyai dampak dalam
kejadian diare.
5) Menggunakan jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya
penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam
penurunan risiko terhadap penyakit diare.Keluarga yang tidak
mempunyai jamban harus membuat dan keluarga harus buang
air di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga dalam
hal ini adalah:
a) Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi
dengan baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota
keluarga.
b) Bersihkan jamban secara teratur.
c) Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke
tempat buang air sendiri, buang air besar hendaknya jauh
dari rumah, jalan setapak, dan tempat anak-anak bermain
serta lebih kurang 10 meter dari sumber air, hindari
buang air besar tanpa alas kaki.
13
6) Membuang tinja bayi yang benar
Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak
berbahaya.Hal ini tidak benar karena tinja bayi dapat pula
menularkan penyakit pada anak-anak dan orangtuanya.Tinja
bayi harus dibuang secara bersih dan benar.
7) Memberikan imunisasi campak
Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian
imunisasi campak juga dapat mencegah diare.Oleh karena itu
beri anak imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan.
b. Perawatan penderita diare:
1) Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur,
air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit)
2) Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak
merangsang serta makanan ekstra sesudah diare.
3) Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3
hari tidak membaik atau :
a) Buang air besar makin sering dan banyak sekali.
b) Muntah terus menerus.
c) Rasa haus yang nyata.
d) Tidak dapat minum atau makan.
e) Demam tinggi.
f) Ada darah dalam tinja
c. Pengobatan
Upaya pertolongan bagi penderita diare meliputi tiga dasar
pengobatan, diantaranya :
1) Pemberian cairan
Cairan yang diberikan bagi penderita diare, yaitu cairan
rehidrasi oral dan dan cairan parenteral. Cairan rehidrasi oral
terdiri dari formula lengkap yaitu formula yang mengandung
NaCl, NaHCO3, KCL, dan glukosa. Serta formula sederhana
yaitu formula yang hanya mengandung NaCl, dan sukrosa
14
atau karbohidrat lain, misalnya larutan gula garam, larutan air
tajin garam, larutan tepung beras garam, dan
sebagainya,cairan ini diberikan untuk pengobatan pertama di
rumah pada semua anak dengan diare akut, baik sebelum ada
dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan.
Sedangkan cairan parenteral terdiri dari: DG aa (1 bagian
larutan Darrow + 1 bagian glukosa 5%), RL g (1 bagian
Ringer laktat + 1 bagian glukosa 5 %), RL (Ringer Laktat), 3
@ (1 bagian NaCl 0,9% + 1 bagian glukaosa 5% + 1 bagian
Na laktat 1/6 mol/l), DG 1:2 (1 bagian larutan Darrow + 2
bagian glukosa 5%), RLg 1:3 (1 bagian Ringer laktat + 3
bagian glukosa 5-10%), Cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5-10%
+ 1 bagian NaHCO3 1 ½ % atau 4 bagian glokosa 5-10% + 1
bagian NaCl 0,9%).
Cairan tersebut di atas diberikan melalui 3 jalan yaitu :
Peroral (untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi
dan bila anak mau minum serta kesadaran baik). Intragastrik
(untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi
anak tidak mau minum atau kesadaran menurun).Intavena
(untuk dehidrasi berat).
2) Dietetik (pemberian makanan)
Dengan memberikan susu (ASI dan atau susu formula yang
mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh,
misalnya LLM, Almiron), makanan setengah padat (bubur
susu) atau makanan padat (nasi tim) bila anak tidak mau
minum susu, dan atau makanan dengan gizi tinggi yang
cukup agar stamina tubuh berangsur kuat.
3) Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang
hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan
yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat
15
lain. Yang tergolong obat diare, antara lain: Obat anti sekresi
(asetosal dan klorpromazin). Obat anti spasmolitik
(papaverine, ekstrak beladona, opium, loperamid dan
sebagainya).Obat pengeras tinja (koalin, pektin, charcoal,
tabonal, dan sebagainya).Dan antibiotika. (Ilmu kesehatan
anak,1985).
B. Asuhan Keperawatan Komunitas pada anak dengan Diare
1. Pengkajian
a. Identitas klien
1) Data keluarga : Data keluarga yang harus dikaji meliputi nama
kepala keluarga, usia, alamat dan nomor telepon, pekerjaan,
agama dan suku, bahasa sehari-hari, status kelas sosial.
Pada identitas, yang perlu diperhatikan adalah usia. Diare
terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi
adalah golongan umur 6-11 bulan.
2) Data anggota keluarga : Nama keluarga, hubungan dengan
klien, umur, jenis kelamin, suku, pendidikan terakhir,
pekerjaan, status gizi, TTV dan status imunisasi dasar.
3) Genogram : Genogram 3 generasi sesuai komposisi keluarga.
b. Tahap dan riwayat perkembangan keluarga
Kaji tahap perkembangan keluarga saat ini dan tahap
perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan
buang air cair berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan
muntah, tinja dapat bercampur lendir dan atau darah. Keluhan
lain yang mungkin didapatkan adalah nafsu makan menurun,
suhu badan meningkat, volume diuresis menurun dan gejala
penurunan kesadaran. BAB warna kuning kehijauan,
bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer,
16
frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare
akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14
hari (diare kronis).
2) Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi pengkajian riwayat prenatal, natal dan post natal,
hospitalisasi dan pembedahan yang pernah dialami, alergi, pola
kebiasaan, tumbuh-kembang, imunisasi, status gizi (lebih,
baik, kurang, buruk), psikososial, psikoseksual, interaksi dan
lain-lain. Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian
antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan
candida albicans dari saprofit menjadi parasit), dan alergi
makanan.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi pengkajian pengkajian komposisi keluarga,
lingkungan rumah dan komunitas, pendidikan dan pekerjaan
anggota keluarga, fungsi dan hubungan angota keluarga, kultur
dan kepercayaan, perilaku yang dapat mempengaruhi
kesehatan, persepsi keluarga tentang penyakit klien dan lain-
lain. Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.
d. Riwayat nutrisi
Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti
pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan
tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia toddler
sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga
kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasaan cuci tangan.
e. Struktur keluarga
Kaji pola komunikasi antar anggota keluarga, peran dalam
keluarga, nilai dan norma keluarga serta pengambilan keputusan
dalam keluarga.
f. Fungsi keluarga
Meliputi fungsi afektif, fungsi sosial dan fungsi ekonomi
17
g. Pola koping keluarga
Kaji mekanisme koping dan stressor yang dihadapi oleh
keluarga. Semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang
berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan
invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan
kemudian menerima.
h. Pengkajian Lingkungan
18
Kepemilikan jamban : ya/tidak* Ya/
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* Tidak* ..........................................
Jarak septic tank dengan sumber air : .............................
…………................................................... Menjaga lingkungan rumah
... tampak bersih
Tempat Sampah: ya/tidak
Kepemilikan tempat sampah ......................................................
;Ya/Tidak* ................. (observasi dan
Jenis : Tertutup/Terbuka * validasi)
Mengkonsumsi lauk dan pauk
………………………………………… tiap hari :
… Ya/
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan Tidak* ..........................................
Jumlah .............................
Anggota Keluarga (8m2/orang) Ya/Tidak Menggunakan jamban sehat :
* Ya/
Tidak* ..........................................
………………………………………… .............................
… Memberantas jentik di rumah
sekali seminggu :
Ya/ Tidak* (menguras,
mengubur, menutup)
......................................................
.................
Makan buah dan sayur setiap
hari : Ya/
Tidak* ..........................................
.............................
Melakukan aktivitas fisik setiap
hari : Ya/
Tidak* ..........................................
.......................
Tidak merokok di dalam rumah
: Ya/
Tidak* ..........................................
.............................
Penggunaan alkohol dan zat
adiktif : ya/tidak
......................................................
.................
19
i. Pengkajian kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan
kesehatan
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
Ada Tidak
karena.............................................................................................................
..........
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya : Ya Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak ,
………………………………………………………………..
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya :
Ya Tidak ,
………………………………………………………………..
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Ya Tidak
………………………………………………………………………………
…
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga ,
……………………………………………………...
Kader Tenaga kesehatan,
yaitu…………………………………………..
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
20
Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya
peningkatan kesehatan),
Ya
Tidak,jelaskan ...................................................................................
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan
yang dialami yang dialami anggota keluarganya :
Ya Tidak ,
Jelaskan..................................................................................
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya: Ya Tidak, jelaskan
.......................................................................................................................
..
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
Ya Tidak,
jelaskan...................................................................................
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan :
Ya Tidak, jelaskan
........................................................................................................................
...
13) Apakah keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber di
masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya:
Ya Tidak, jelaskan.
........................................................................................................................
..
21
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi kriteria
2. Menerima yankes sesuai 1&2
rencana
Kemandirian II : jika memenuhi kriteria
3. Menyatakan masalah kesehatan
secara benar 1 s.d 5
4. Memanfaatkan faskes sesuai Kemandirian III : jika memenuhi
anjuran
kriteria 1 s.d 6
5. Melaksanakan perawatan
sederhana sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi
6. Melaksanakan tindakan kriteria 1 s.d 7
pencegahan secara aktif
7. Melaksanakan tindakan
promotif secara aktif
Kategori :
Kemandirian I Kemandirian II
22
a) Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar
lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen
membesar,
b) Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu,
kesadaran menurun.
c) Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah
menutup pada anak umur 1 tahun lebih
d) Mata : cekung, kering, sangat cekung
e) Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi
abdomen, peristaltic meningkat >35 x/mnt, nafsu makan
menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus,
minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau
kelihatan bisa minum
f) Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat >30 x/mnt
karena asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g) Sistem kardiovaskuler : nadi cepat >120 x/mnt dan lemah,
tensi menurun pada diare sedang .
h) Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor kulit kurang,
suhu meningkat > 370 C, akral hangat, akral dingin
(waspada syok), capillary refill time > 2 dt, kemerahan
pada daerah perianal.
i) Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria
(200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum
sakit.
2. Analisa Data
23
darah
- Keluarga mengatakan bahwa
pasien rewel dan meminta minum
terus
DO:
- Konsistensi BAB cair
- Nadi cepat >120 x/mnt dan lemah
- RR cepat >30 x/mnt
- Suhu tubuh > 370 C
- Mata tampak cekung
- Nafsu makan menurun
- Turgor kulit kurang
- Mukosa bibir dan mulut kering
- Minum lahap dan kelihatan haus
DS:
- Keluarga mengatakan pasien sering Kurang Pengetahuan
terserang diare kemudian sembuh
setelah diberi obat yang dibeli di
warung
- Keluarga mengatakan tidak
mengerti tentang perawatan anak
dengan diare
DO:
- Keluarga tampak bingung ketika
ditanya tentang perawatan anak
tentang diare
- Keluarga sering bertanya tentang
perawatan diare
24
No Kriteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran
1. Sifat Masalah BAB >3x sehari,
Aktual 3 3/3 x 1 = konsistensi cair,
1 disertai muntah, turgor
1 kulit kurang, KU
lemah. Jika tidak
segera diatasi bisa
terjadi dehidrasi.
2. Kemungkinan Keluarga mau tahu
masalah untuk tentang diare dan
diubah muntaber tetapi masih
2
Tinggi 2 2/2 x 2 = belum mampu untuk
2 merawatnya
3. Potensial untuk Masalah masih dapat
dicegah dicegah agar tidak
Cukup 2 2/3 x 1 = terjadi komplikasi
1 2/3 yaitu dengan minum
air yang banyak dan
pemberian larutan
gula garam atau oralit.
4. Menonjolnya Keluarga ingin
masalah masalah yang dialami
Masalah 2 1 2/2 x 1 = anaknya segera
dirasakan, dan 1 ditangani.
perlu
penanganan
segera
TOTAL 4.2/3
25
b. Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan tentang penyakit
diare b.d ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit
No Kreteria Nilai Bobot Scoring Pembenaran
1. Sifat Masalah 3/3 x 1 = 1 Diare dan muntaber
Aktual 3 adalah penyakit yang
sering terjadi karena
1 kurang pengetahuan
keluarga dalam
merawat anggota
keluarga yang sakit.
2. Kemungkinan Masalah masih
Masalah untuk mungkin untuk
diubah dicegah dengan
Sedang 1 ½x2=1 penyuluhan
2 perawatan kesehatan
tentang penyakit
diare dan muntaber.
3. Potensial untuk Keluarga kurang
dicegah 2 2/3 x 1 = 1 menyadari bahwa
Cukup penyakit dapat
1
timbul dari
lingkungan yang
tidak bersih
4. Menonjolnya Masalah lingkungan
masalah yang tidak bersih
Masalah 1 1 ½ x 1 = tidak dianggap
dirasakan, tidak 1/2 sebagai masalah
perlu ditangani kesehatan
segera
TOTAL 3 1/2
26
4. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan prioritas:
a. Kekurangan volume cairan b.d ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit.
b. Kekurangan pengetahuan tentang penyakit diare b.d
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
27
5. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan Intervensi
Keperawatan
Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Diskusikan dengan keluarga untuk menggantikan
cairan b.d diharapkan kekurangan volume cairan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang
ketidakmampuan dapat teratasi 2. Anjurkan keluarga memberikan banyak minum
keluarga merawat 3. Ajarkan keluarga untuk membuat cairan oralit
anggota keluarga yang 4. Berikan pujian atas kemampuan keluarga
sakit. 5. Gali pengalaman keluarga merawat diare selama
ini
6. Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan
padat (nasi tim, sayur, kacang-kacangan)
7. Anjurkan untuk memberikan anak makan sedikit
tapi sering
8. Beri pujian atas upaya keluarga yang sudah benar
Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Diskusikan dengan keluarga pengertian,
tentang penyakit diare diharapkan keluarga dapat mengetahui penyebab, tanda dan gejala diare pada balita/anak
b.d ketidakmampuan dan mengerti tentang perawatan diare. 2. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
keluarga merawat 3. Anjurkan keluarga mengungkapkan/menyebutkan
28
anggota keluarga yang kembali
sakit 4. Bantu keluarga mengidentifikasi penyebab, tanda
dan gejala diare pada anak
5. Beri pujian atas kemampuan keluarga
6. Jelaskan akibat yang bisa terjadi bila keluarga
tidak mengambil keputusan untuk mengatasi
diare
7. Beri kesempatan keluarga bertanya
8. Dorong keluarga untuk mengungkapkan kembali
penjelasan yang diberikan
9. Beri pujian atas kemampuan keluarga
10. Gali pendapat keluarga tentang diare
11. Bimbing dan bantu keluarga untuk mengambil
keputusan yang tepat
12. Beri kesempatan keluarga memikirkan kembali
keputusan yang diambil
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diare merupakan salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian
diseluruh dunia dan semua kelmpok usia dapat terserang. Diare juga
penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya
anoreksia pada penderita diare, sehingga penderita makan lebih sedikit
dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, para perawat mampu mengetahui konsep
Asuhan Keperawatan Komunitas Dengan Anak Diare dengan baik dan
mampu mengaplikasikannya dengan lancar
30
DAFTAR PUSTAKA
Dida, Novi Rede. 2019. Karya Tulis Ilmiah: Asuhan Keperawatan pada AN. G.B
Dengan Diare di Ruangan Kenanga RSUD.Prof.DR.W.Z. Johannes
Kupang. (http://repository.poltekeskupang.ac.id/1799/) . Diakses pada 23
September 2020, pukul 09.16 wita.
31