Tahun 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
pertolongan dan pimpinanNnya sehingga Makalah Keperawatan keluarga yang
berjudul “konsep dasar keluarga”, dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kelompok 1
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................4
B. Tujuan .............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Dafinisi Keluarga..............................................................................6
B. Ciri-Ciri Struktur Keluarga...............................................................7
C. Dimensi dan Struktur Keluarga........................................................7
D. Tipe-Tipe Keluarga...........................................................................7
E. Pran Keluarga...................................................................................9
F. Indikator dan Kriteria Keluarga........................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................13
B. Saran ..............................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latara Belakang
Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari
suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga
merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana
keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena
dalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan
masyarakat.
Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK
berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan
keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai
keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan
modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi kehidupan
masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga (Setiawati,
2009).
Keluarga adalah bagian masyarakat yang peranannya sangat penting untuk
membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada
individu dimulai dan dari keluarga akan tercipta tatanan masyarakat yang baik,
sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari
keluarga (Setiadi, 2008).
Kecerdasan dan kepekaan juga diperlukan untuk menjalankan dan
mengefektifkan delapan fungsi keluarga yaitu : 1.fungsi keagamaan ; 2.fungsi
cinta kasih ; 3. fungsi reproduksi ; 4. fungsi perlindungan ; 5. fungsi sosial budaya
; 6. fungsi sosialisasi dan pendidikan ; 7. fungsi ekonomi ; 8.fungsi pelestarian
lingkungan. Menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga akan
memperjelas arah dan tujuan terbentuknya keluarga sejahtera yang berkualitas.
Karena delapan fungsi keluarga merupakan esensi berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Semakin jelas bahwa peran ibu dalam membentuk
keluarga sejahtera bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Peran dan tanggung
4
jawab tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari peran dan tanggung
jawab bapak, keluarga, masyarakat dan pemerintah (Hnur, 2009).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar keluarga dan
mengintegrasikannya ke dalam praktek keperawatan dan memodifikasi
perkembangan IPTEK keperawatan
2. Ujuan Khusus
Mahasiswa mampu memahami :
a. Definisi keluarga
b. Ciri-ciri struktur keluarga
c. Dimensi dan struktur keluarga
d. Tipe/bentuk keluarga
e. Peran keluarga
f. Indikator dan kriteria keluarga
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
4. Mempunyai tujuan; menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social anggota.
B. Ciri-Ciri Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota
keluarga.
2. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan
dan fungsinya masing-masing.
C. Dimensi dan Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah :
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama kelurga sedarah
suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
warga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
D. Tipe-tipe Keluarga
1. Tradisional
a. Nuclear Family atau Keluarga Inti
Ayah, ibu, anak tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi
legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di
luar rumah.
7
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami
atau istri. Tinggal dalam satu rumah dengan anak-anaknya baik itu
bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
c. Niddle Age atau Aging Cauple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di
rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah atau
perkawinan / meniti karier.
d. Keluarga Dyad / Dyadie Nuclear
Suami istri tanpa anak.
e. Single Parent
Satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak.
f. Dual Carrier
Suami istri / keluarga orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
h. Single Adult
Orang dewasa hidup sendiri dan tidak ada keinginan untuk kawin.
i. Extended Family
1, 2, 3 geneasi bersama dalam satu rumah tangga.
j. Keluarga Usila
Usila dengan atau tanpa pasangan, anak sudah pisah.
2. Non Tradisional
a. Commune Family
Beberapa keluarga hidup bersama dalam satu rumah, sumber yang sama,
pengalaman yang sama.
b. Cohibing Coiple
Dua orang / satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
c. Homosexual / Lesbian
Sama jenis hidup bersama sebagai suami istri.
8
d. Institusional
Anak-anak / orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.
e. Keluarga orang tua (pasangan) yang tidak kawin dengan anak
E. Peran keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku
dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu
juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
F. Indikator dan Kriteria Keluarga
Indikator Keluarga Sejahtera pada dasarnya berangkat dari pokok pikiran
yang terkandung didalam undang-undang no. 10 Tahun 1992 disertai asumsi
bahwa kesejahteraan merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai
indikator yang spesifik dan operasional. Karena indikator yang yang dipilih akan
digunakan oleh kader di desa, yang pada umumnya tingkat pendidikannya relatif
rendah, untuk mengukur derajat kesejahteraan para anggotanya dan sekaligus
sebagai pegangan untuk melakukan melakukan intervensi, maka indikator tersebut
selain harus memiliki validitas yang tinggi, juga dirancang sedemikian rupa,
9
sehingga cukup sederhana dan secara operasional dapat di pahami dan dilakukan
oleh masyarakat di desa.
Atas dasar pemikiran di atas, maka indikator dan kriteria keluarga sejahtera yang
ditetapkan adalah sebagai berikut :
a. Keluarga Pra Sejahtera
Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih dari 5
kebutuhan dasarnya (basic needs) Sebagai keluarga Sejahtera I, seperti
kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, papan, sandang dan kesehatan.
b. Keluarga Sejahtera Tahap I
adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal yaitu
1. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota
keluarga.
2. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 (dua) kali sehari atau
lebih.
3. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/sekolah dan bepergian.
4. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.
5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa
kesarana/petugas kesehatan.
c. Keluarga Sejahtera tahap II
Yaitu keluarga - keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kriteria
keluarga sejahtera I, harus pula memenuhi syarat sosial psykologis 6 sampai 14
yaitu :
6. Anggota Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.
7. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan/telur
sebagai lauk pauk.
8. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru
per tahun.
9. Luas lantai rumah paling kurang delapan meter persegi tiap penghuni
rumah.
10
10. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
11. Paling kurang 1 (satu) orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun
keatas mempunyai penghasilan tetap.
12. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan
latin.
13. Seluruh anak berusia 5 - 15 tahun bersekolah pada saat ini.
14. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur
memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
d. Keluarga Sejahtera Tahap III
yaitu keluarga yang memenuhi syarat 1 sampai 14 dan dapat pula memenuhi
syarat 15 sampai 21, syarat pengembangan keluarga yaitu :
15. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
16. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan
keluarga untuk tabungan keluarga.
17. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan itu
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
18. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
19. Mengadakan rekreasi bersama diluar rumah paling kurang 1 kali/6 bulan.
20. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/TV/majalah.
21. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai
dengan kondisi daerah setempat.
e. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga yang dapat memenuhi kriteria I sampai 21 dan dapat pula memenuhi
kriteria 22 dan 23 kriteria pengembangan keluarganya yaitu :
22. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan
sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil.
23. Kepala Keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus
perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat.
f. Keluarga Miskin.
Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan
ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
11
1. Paling kurang sekali seminggu keluarga makan daging/ikan/telor.
2. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu
stel pakaian baru.
3. Luas lantai rumah paling kurang 8 M2 untuk tiap penghuni.
g. Keluarga Miskin Sekali.
Adalah keluarga Pra Sejahtera alasan ekonomi dan KS - I karena alasan
ekonomi tidak dapat memenuhi salah satu atau lebih indikator yang meliputi :
1. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2 kali sehari atau lebih.
2. Anggota keluarga memiliki pakaian berbeda untuk dirumah,
bekerja/sekolah dan bepergian.
3. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Duvall keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental,emosional dan social dari tiap
anggota.
Menurut Bailon dan Maglaya, Keluarga adalah kumpulan dua
orang atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau
adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama
lainya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya.
Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik keluarga adalah:
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersaa atau jika berpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain da masing-masing
mempunyai peran social,: suami, isteri, anak, kakak, adik.
4. Mempunyai tujuan; menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis dan social anggota.
B. Saran
Kiranya dengan adanya pembelajaran mengenai konsep dasar
keperawatan dalam konteks keluarga ini dapat menjadi bahan terapan
nyata dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dalam masyarakat.
Menjadikan bahan ajaran dalam kelas ini nyata dalam lingkup kerja
sehingga tercipta kesehatan optimal pada tunas bangsa yang akan menjadi
generasi hebat penerus bangsa
13
DAFTAR PUSTAKA
http://keperawatankomunitas.com/2010
http://konsepdasarkeluarga.com
14