Anda di halaman 1dari 9

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


Mata Kuliah : Manajemen Operasional II
Pertemuan/Jam : 4 - (08.00 WIB dan 17.00 WIB)
Materi Kuliah : Manajemen Persediaan #2
Hari/Tanggal : Selasa, 29 September 2020
Dosen Pengampu : GL. Hery Prasetya, SE, MM

TITIK PEMESANAN ULANG (REORDER POINT)


Setelah berapa banyak pesanan telah diputuskan, maka akan dilihat pertanyaan persediaan
yanh kedua, kapan pemesanan dilakukan. Model persediaan sederhana menggunakan asumsi bahwa
penerimaan sebuah pesanan bersifat seketika. Dengan kata lain, diasumsikan :
a. Bahwa suatu perusahaan akan menempatkan sebuah pesanan ketika tingkat persediaan untuk
barang tertentu tersebut mencapai nol.
b. Bahwa ia akan menerima barang yang dipesan dengan segera.
Bagaimanapun, waktu antara penempatan dan penerimaan sebuah pesanan, yang disebut
sebagai lead time, atau waktu pengiriman, bisa singkat dalam beberapa jam atau cukup lama hingga
beberapa bulan. Dengan demikian, keputusan kapan untuk memesan pada umumnya dinyatakan
dalam kaitan dengan sebuah titik pemesanan ulang (reorder point - ROP), tingkat persediaan di mana
pemesanan harus dilakukan.
Titik pemesanan ulang (ROP) ditunjukkan sebagai :
ROP = (permintaan per hari ) x (lead time untuk pemesanan baru dalam satuan hari)
ROP = d x L
Persamaan untuk ROP mengasumsikan bahwa permintaan selama lead time dan lead time itu
sendiri konstan. Bila tidak seperti itu, maka diperlukan persediaan tambahan, yang sering disebut
persediaan pengaman (safety stock).
Permintaan per hari (d), ditentukan dengan membagi permintaan tahunan (D), dengan
banyaknya hari kerja dalam satu tahun, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

d=

Perhitungan titik pemesanan ulang ditunjukkan dalam gambar berikut ini :

tk Q*
.p
er Kemiringan = unit/hari = d
se
di
a
a ROP
n (unit)

Lead time = L Waktu (hari)


Gambar 1
Kurva Titik Pemesanan Ulang

1
Contoh 1 :
Sebuah perusahaan yang memproduksi CD-ROM memiliki permintaan sebesar 8.000 CD-ROM
setiap tahun. Perusahaan beroperasi selama 250 hari kerja per tahun. Secara rata-rata, pengiriman
sebuah pesanan membutuhkan waktu selama 3 hari kerja. Titik pemesanan ulang dihitung sebagai
berikut :

d=

d=

d = 32 unit
ROP = d x L
ROP = 32 unit x 3 hari
ROP = 96 unit
Artinya, ketika persediaan mencapai titik 96 unit, maka pemesanan harus dilakukan. Pesanan
tersebut akan tiba 3 hari kemudian, saat persediaan dalam perusahaan habis.
Contoh 2:
Sebuah perusahaan “MedCorp” yang menjual jarum suntik tanpa rasa sakit ke rumah sakit,
permintaan tahunan adalah 1.500 unit; biaya pemesanan adalah $15 setiap pesanan; dan biaya
penyimpanan per unit per tahun adalah $0.75. Dengan menggunakan angka tersebut, tentukan
jumlah unit yang optimum per pesanan !
Dengan menggunakan data dari MedCorp di atas, dan menggunakan asumsi bahwa hari kerja per
tahun adalah 250 hari, maka berapa banyaknya pemesanan (N) dan waktu antar pemesanan yang
diperkirakan (T). Secara rata-rata, pengiriman sebuah pesanan membutuhkan waktu selama 3 hari
kerja, berapa ROP nya. Berikanlah kesimpulannya dan gambarkan menggunakan kurva titik
pemesanan ulang.
Jawaban:

Q* = √

Q* = √

Q* = √
Jumlah optimum per pesanan (Q*) = 245 unit

Banyaknya pemesanan (N) =

N= = 6 kali pemesanan

Waktu antar pemesanan yang diperkirakan (T) =

T= = 42 hari

Mencari ROP:

d=

d=

d = 6 unit

2
ROP = d x L
ROP = 6 unit x 3 hari
ROP = 18 unit
Kurva Titik Pemesanan Ulang

Q* = 245 unit Q* = 245 unit dst selama 6 kali


Q*

ROP = 18 unit Permintaan per hari (d) = 6 unit


ROP

Waktu
L = 3 hari
Kesimpulan :
Perusahaan “MedCorp” melakukan pemesanan jarum suntik sebanyak 1.500 dalam setahun,
pemesanan tersebut akan dilakukan sebanyak 6 kali dalam setahun dengan setiap kali pengiriman
dilakukan sebanyak 245 unit. Waktu antar pemesanan dilakukan selama 42 hari dalam setahun. Pada
saat persediaan tinggal 18 unit jarum suntik tersebut perusahaan akan memesan untuk dikirim
kembali sebanyak 245 lagi demikian seterusnya sampai 6 kali dalam setahun. Lead time waktu
pengiriman tersebut adalah 3 hari, artinya pada saat persediaan tinggal 18 unit pengiriman akan tiba
3 hari lagi dan setiap hari permintaannya adalah 6 unit.

Model Kuantitas Pesanan Produksi


Dalam model persediaan sebelumnya, diasumsikan bahwa seluruh pesanan persediaan
diterima sekaligus. Walaupun demikian, terdapat waktu-waktu tertentu, di mana perusahaan dapat
menerima persediaannya setelah jangka waktu tertentu. Kasus seperti ini memerlukan sebuah model
yang berbeda, yang tidak memerlukan asumsi bahwa persediaan dapat diterima dengan segera.
Model ini dapat diterapkan dalam dua situasi :
1. Ketika persediaan secara terus menerus mengalir atau menumpuk setelah jangka waktu
tertentu setelah sebuah pemesanan dilakukan.
2. Saat unit diproduksi dan dijual secara bersamaan. Dalam hal ini, produksi harian dan tingkat
permintaan harian diperhitungkan.
Oleh karena model ini sesuai bagi lingkungan produksi, maka model ini biasa disebut sebagai
model kuantitas pesanan produksi (production order quantity model). Model ini berguna ketika
persediaan secara terus-menerus menumpuk dari waktu ke waktu dan pada saat asumsi kuantitas
pesanan ekonomis tradisional berlaku. Model ini diperoleh dengan menerapkan bahwa biaya setup
atau biaya pemesanan sama dengan biaya penyimpanan, dan ukuran pesanan yang optimum, Q*,
akan didapatkan.

Biaya Setup =

Biaya Penyimpanan = ½ H.Q {1 - (d/p)}

3
Tentukan biaya setup (pemesanan) sama dengan biaya penyimpanan untuk mendapatkan Q*p :

= ½ H.Q {1 - (d/p)}

Q2 =
( )

Q*p = √
( )

Contoh :
Sebuah perusahaan membuat dan menjual dop khusus untuk pasar mobil eceran. Peramalan
perusahaan untuk dop roda jeruji kawatnya adalah 1.000 unit pada tahun depan, dengan rata-rata
permintaan 4 unit per hari. Bagaimanapun, proses produksi paling efisien adalah sejumlah 8 unit per
hari. Karena itu perusahaan menghasilkan 8 unit per hari tetapi hanya menggunakan 4 unit per hari.
Dengan nilai-nilai berikut, selesaikan jumlah optimum unit per pemesanan (catatan : pabrik
menjadwalkan produksi dop hanya sesuai dengan kebutuhan, toko beroperasi selama 250 hari per
tahun). Biaya setup $10 dan biaya penyimpanan sebesar $0,50 per unit tiap tahun.
Permintaan tahunan = D = 1.000 unit
Biaya setup = S = $10
Biaya penyimpanan = H = $0,50 per unit tiap tahun
Tingkat produksi harian = p = 8 unit per hari
Tingkat permintaan harian = d = 4 unit per hari

Q*p = √
( )

Q*p = √
( )

Q*p = √

Q*p = √
Q*p = 282,8 dop atau 283 dop

Model Diskon Kuantitas


Untuk meningkatkan penjualan, banyak perusahaan menawarkan potongan harga (diskon)
karena kuantitas kepada pelanggan mereka. Diskon kuantitas secara sederhana merupakan harga
(price-P) yang dikurangi karena sebuah barang dibeli dalam jumlah (kuantitas) yang besar.
Bagaimanapun biaya penyimpanan meningkat disebabkan karena jumlah pesanan yang lebih
besar. Dengan demikian, faktor utama dalam mempertimbangkan diskon karena kuantitas adalah
antara biaya produk yang berkurang dan biaya penyimpanan yang meningkat. Bila biaya produk
dimasukkan, maka persamaan baiay persediaan tahunan total dapat dihitung sebagai berikut :
Biata Total = Biaya Setup + Biaya Penyimpanan + Biaya Produk

TC = + + P.D

Dimana :
Q = Kuantitas pesanan
D = Permintaan tahunan dalam unit

4
S = Biaya pemesanan atau setup per pesanan
P = Harga per unit
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Sekarang, kuantitas yang akan meminimalkan biaya persediaan tahunan total harus ditentukan
karena terdapat beberapa diskon, maka proses ini melibatkan empat langkah :
1. Untuk setiap diskon, hitunglah sebuah nilai untuk ukuran pesanan yang optimum Q*, dengan
menggunakan persamaan berikut:

* 2 DS

Q
IP

Biaya penyimpanan adalah IP bukan H, karena harga dari barang tersebut merupakan sebuah
faktor dalam biaya penyimpanan tahunan. Biasanya biaya penyimpanan (I) dinyatakan sebagai
persentase harga satuan (P) dan bukan biaya konstan per unit per tahun (H).
2. Hitung EOQ dengan harga terendah, jika EOQ feasible (jumlah yang dibeli sesuai dengan harga
yang dipersyaratkan), kuantitas itu merupakan pesanan yang optimal.
3. Jika EOQ tidak feasible, hitung biaya total pada kuantitas terendah pada harga tersebut.
4. Hitung EOQ pada harga terendah berikutnya. Jika fisibel, hitung biaya totalnya. Kemudian
bandingkan biaya total dari kuantitas pesanan yang telah dihitung. Kuantitas optimal adalah
kuantitas yang mempunyai biaya total terendah.
5. Apabila langkah 3 masih tidak fisibel, ulangi langkah 2 dan 3 sampai diperoleh EOQ yang fisibel
atau perhitungan tidak mungkin dilanjutkan lagi.

Contoh
Sebuah toko mainan anak-anak harus merencanakan persediaan boneka. Supplier boneka
memberikan kebijakan tentang harga pembelian sebagai berikut :
Jumlah Pembelian Harga Per Unit
0 – 999 $5
1.000 – 1.999 $ 4.80
2.000 – Keatas $ 4.75
Ordering cost = $ 49.00 per order. Carrying cost atau holding cost = 20% dari harga beli/unit.
Permintaan boneka = 5.000 unit/tahun. Tentukan EOQ dan berapa biaya totalnya !
Pembahasan :
Langkah pertama adalah menghitung Q* untuk setiap diskon dalam tabel diatas. Hal ini dilakukan
sebagai :
Q* = √

Q* = 718 unit  tidak sesuai

Q* = √

Q* = 714 unit  tidak sesuai

Q* = √

Q* = 700 unit  sesuai

5
Setelah mendapatkan perhitungan yang sesuai dengan tabel di atas, maka hitunglah total biayanya
(yang dihitung hanya yang sesuai saja, yaitu Q* = 700 unit) :

TC = + + P.D

TC = + + (5,00).(5.000)

TC = 350 + 350 + 25.000


TC = $ 25.700

Model Probabilitas Dengan Lead Time Konstan


Model probabilitas merupakan sebuah model statistik yang dapat diterapkan ketika
permintaan produksi atau variabel lain tidak diketahui, tetapi dapat ditetapkan melalui sebuah
distribusi kemungkinan.
Salah satu perhatian penting manajemen adalah menjaga tingkat pelayanan yang cukup dalam
menghadapi permintaan yang tidak pasti. Tingkat pelayanan merupakan komplemen dari
kemungkinan kosongnya persediaan. Sebagai contoh, jika kemungkinan persediaan kosong adalah
0,05, maka tingkat pelayanan adalah 0,95. Permintaan tidak pasti meningkatkan kemungkinan
kosongnya persediaan. Satu metode untuk mengurangi kosongnya persediaan adalah menyimpan
unit tambahan dalam persediaan. Persediaan semacam ini pada umumnya dikenal sebagai
persediaan pengaman. Hal ini mencakup penambahan sejumlah unit sebagai cadangan pada titik
pemesanan ulang.
Titik pemesanan ulang (ROP) = d x L
di mana
d = permintaan harian
L = Lead time pemesanan, atau jumlah hari kerja yang diperlukan untuk mengirimkan sebuah
pesanan
Dengan menambahkan persediaan pengaman (safety stock – ss) akan mengubah persamaan
menjadi :
ROP = d x L + ss
Jumlah persediaan pengaman yang dipertahankan bergantung pada biaya yang terjadi karena
kosongnya persediaan dan biaya menyimpan persediaan tambahan. Biaya kosongnya persediaan
dihitung sebagai berikut :
Biaya kosongnya persediaan tahunan = jumlah unit yang kurang x kemungkinan x biaya kosongnya
persediaan per unit x jumlah pesanan per tahun.

Contoh :
DR Optical telah menentukan titik pemesanan ulang untuk bingkai kacamata 50 (d x L) unit. Biaya
penggudangan/bingkai/tahun adalah $5, dan biaya kosongnya persediaan adalah $40 per bingkai.
Toko tersebut memiliki distribusi kemungkinan berikut untuk persediaan permintaan sepanjang
periode pemesanan ulang. Jumlah pesanan optimum per tahun adalah 6.
Jumlah Unit Probabilitas
30 0,2
40 0,2
ROP  50 0,3
60 0,2
70 0,1
Berapa banyak persediaan pengaman dipertahankan DR !

6
Pembahasan :
Tujuannya adalah menemukan jumlah persediaan pengaman yang meminimalkan jumlah biaya
persediaan tambahan dan biaya kosongnya persediaan. Biaya penyimpanan tahunan secara
sederhana adalah biaya penyimpanan per unit dikalikan dengan unit ditambahkan dengan ROP.
Sebagai contoh, persediaan pengaman sejumlah 20 bingkai, menyiratkan bahwa ROP yang baru
dengan persediaan pengaman adalah 70 (50 + 20) yang akan meningkatkan biaya penggudangan
tahunan sebesar $5(20) = $100.
Bagaimanapun, menghitung biaya kosongnya persediaan tahunan lebih menarik. Pada jumlah
persediaan pengaman berapapun, biaya kosongnya persediaan adalah biaya yang diperkirakan
karena kehabisan persediaan. Biaya ini dapat dihitung seperti pada persamaan Biaya Kosongnya
Persediaan Tahunan, dengan mengalihkan banyaknya bingkai yang dengan kemungkinan permintaan
pada tingkatan itu, dengan biaya kosongnya persediaan, dengan berapa kali terjadi kosongnya
persediaan habis yang dapat terjadi per tahun (yang dalam kasus ini adalah banyaknya pesanan per
tahun). Kemudian ditambahkan biaya kosongnya persediaan untuk setiap tingkat kosongnya
persediaan sesuai dengan ROP yang ditentukan . Sebagai contoh, karena persediaan pengaman nol,
maka kekurangan 10 bingkai akan terjadi jika terdapat permintaan sebanyak 60, dan kekurangan 20
bingkai akan terjadi jika permintaan 70. Dengan demikian, biaya kosongnya persediaan untuk
persediaan pengaman nol adalah :
(kekurangan 10 bingkai) (0,2) ($40 per kosongnya persediaan) (6 kemungkinan kosongnya persediaan
yang mungkin per tahun) + (kekurangan 20 bingkai) (0,1) ($40) (6) = $960
Tabel berikut meringkas biaya total untuk setiap alternatif :
Persediaan Biaya Biaya Kosongnya Persediaan Biaya Total
Pengaman Penyimpanan
Tambahan
20 (20) ($5) = $100 $0 $100
10 (10) ($5) = $50 (10) (0,1) ($40) (6) = $240 $290
0 $0 (10) (0,2) ($40) (6) + (20) (0,1) ($40) (6) = $960 $960
Persediaan pengaman dengan biaya total yang paling rendah adalah 20 bingkai. Oleh karena itu
persediaan pengaman ini mengubah titik pemesanan ulang menjadi 50 + 20 = 70 bingkai.
Manajer mungkin ingin mendefinisikan tingkat pelayanan untuk memenuhi permintaan 95%
(kosongnya persediaan 5%). Dengan mengasumsikan permintaan selama lead time mengikuti sebuah
kurva normal, hanya rata-rata dan deviasi standar yang diperlukan untuk menggambarkan
kebutuhan persediaan untuk tingkat pelayanan yang ditentukan.
Data penjualan biasanya cukup untuk menghitung rata-rata dan deviasi standar. Berikut ini
digunakan kurva normal dengan rata-rata (μ) dan deviasi standar (σ) untuk menentukan titik
pemesanan ulang dan persediaan pengaman yang dibutuhkan untuk tingkat pelayanan 95%.
Rumus yang digunakan adalah :
ROP = permintaan yang diperkirakan selama lead time + Zσ
Dimana :
Z = jumlah deviasi standar
σ = deviasi standar permintaan selama lead time

Contoh :
Memphis Hospital memiliki persediaan kotak obat pasien UGD “Kode Biru” dengan permintaan
terdistribusi normal. Permintaan rata-rata sepanjang periode pemesanan ulang adalah 350 kotak,
dan deviasi standar 10 kotak. Pengurus rumah sakit ingin mengikuti kebijakan yang mempertahankan
kosongnya persediaan hanya menjadi sebanyak 5%.
a. Berapa nilai yang sesuai untuk Z ?
b. Berapa banyak persediaan pengaman yang perlu dipertahankan oleh rumah sakit ?

7
c. Titik pemesanan ulang mana yang harus diinginkan ?
Pembahasan :
μ = rata-rata permintaan = 350 kotak
σ = deviasi standar = 10 kotak
Z = jumlah deviasi standar normal
Jawaban:
1. Kurva normal yang distandarisasi digunakan untuk mendapatkan nilai Z untuk sebuah area
dibawah kurva normal 0,95 (atau 1 – 0,05). Dengan menggunakan tabel normal, diperoleh
sebuah nilai Z adalah 1,65 deviasi standar dari rata-rata.
2. Persediaan pengaman = x – μ
Karena Z =

Maka persediaan pengaman = Z σ


Jadi persediaan pengaman = 1,65 (10) = 16,5 kotak
ROP = permintaan yang diharapkan selama lead time + persediaan pengaman
ROP = 350 kotak + 16,5 kotak perseduaan pengaman
ROP = 3,66 atau 367 kotak.

Sistem Periode (P) Tetap


Dalam sistem kuantitas tetap atau sistem Q, jumlah yang sama ditambahkan pada persediaan
setiap kali pemesanan untuk sebuah barang dilakukan. Dapat dilihat bahwa pesanan itu dipicu oleh
adanya kejadian tertentu. Ketika persediaan berkurang hingga ke titik pemesanan ulang (ROP), maka
sebuah pesanan baru sejumlah Q unit ditempatkan.
Untuk menggunakan model kuantitas tetap, persediaan harus secara terus menerus dimonitor.
Sistem ini disebut sebagai sistem persediaan perspectual. Setiap kali sebuah barang yang
ditambahkan ke atau ditarik dari persediaan, maka catatan harus diperbarui untuk meyakinkan
bahwa ROP belum dicapai.
Pada sisi lain, sebuah sistem periode tetap, atau sistem P, merupakan sebuah sistem dimana
pesanan persediaan dilakukan pada selang waktu tertentu secara berkala. Dalam sistem periode
tetap, persediaan dipesan pada akhir periode yang ditentukan, kemudian persediaan yang dimiliki
dihitung. Jumlah yang dipesan hanya seperlunya sedemikian rupa sehingga total persediaan sampai
ke tingkat target yang ditentukan.
Sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem kuantitas tetap
(EOQ) :
1. Satu-satunya biaya yang relevan adalah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
2. Lead time diketahui dan konstan
3. Barang bebas antara satu dengan yang lainnya
Keuntungan sistem periode tetap adalah tidak adanya perhitungan persediaan barang-barang
secara fisik setelah sebuah barang diambil – hal ini terjadi hanya pada saat tinjauan ulang berikutnya.
Sistem periode tetap sangat tepat digunakan bila penjual melakukan kunjungan secara rutin
(yakni, pada selang waktu tertentu) kepada pelanggan untuk mengambil pesanan baru atau ketika
pembeli ingin mengombinasikan pesanan untuk menghemat biaya pemesanan dari transportasi.
Kerugiannya sistem periode tetap adalah bahwa karena tidak terdapat perhitungan jumlah
persediaan sepanjang periode tinjauan ulang, maka terdapat kemungkinan terjadinya kekosongan
persediaan selama waktu tersebut.

8
Contoh :
Hard Rock memiliki tunggakan pesanan sebesar 3 jaket kulit pada toko ecerannya. Tidak terdapat
satupun jaket dalam persediaan, dan tidak ada yang sedang dinantikan dan pesanan sebelumnya,
dan sekaranglah waktu untuk melakukan pemesanan. Nilai target adalah 50 jaket. Berapa banyak
jaket yang harus dipesan?
Jawaban
Jumlah pesanan (Q) = Target (T) – Persediaan di tangan – Pesanan sebelumnya yang belum diterima
+ Tunggakan pesanan
Jumlah pesanan (Q) = 50 - 0 – 0 + 3 = 53 jaket

TUGAS

1. Southeastern Bell memiliki persediaan connector tombol pada gudang pusatnya untuk memasok
kantor pelayanan lapangan. Permintaan tahunan connector adalah 15.000 unit. Southeastern
memperkirakan biaya penyimpanan tahunan untuk barang ini adalah $25 per unit. Biaya untuk
menempatkan dan memproses sebuah pesanan dari pemasok adalah $75. Perusahaan
beroperasi selama 250 hari per tahun dan lead time untuk menerima sebuah pesanan dari
pemasok adalah 5 hari kerja.
a. Hitung kuantitas pesanan ekonomis !
b. Hitung biaya penyimpanan tahunan !
c. Hitung biaya pemesanan tahunan !
d. Hitung banyaknya pemesanan !
e. Hitung waktu antar pemesanan yang diperkirakan !
f. Tentukan titik pemesanan ulang !
g. Berikanlah kesimpulan dan gambarkan menggunakan kurva titik pemesanan ulang !
2. Toko kamera digital CANON, mempunyai tingkat penjualan kamera jenis tertentu sebanyak 5.000
unit per tahun. Untuk setiap pengadaan kamera, toko itu mengeluarkan biaya Rp. 490.000 per
pesanan. Biaya penyimpanan kamera per unit per tahun sebesar 20% dari harga barang. Tabel
dibawah ini menunjukkan harga barang per unit sesuai dengan jumlah pembelian.
Jumlah Pembelian (unit) Harga Barang (Rp/unit)
< 500 50.000
500 – 999 49.000
1.000 – 1.999 48.500
2.000 – 2.999 48.000
>3.000 47.500
Tentukan EOQ dan berapa biaya totalnya !

Anda mungkin juga menyukai