HANDOUT
individual atau kelompok pakar yang ditugasi secara insidental untuk mengembangkan
perangkat kurikulum IPS melalui Pusat Pengembangan Kurikulum dan Sarjana
Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang Diknas) dan Pusat
Kurikulum dan Buku (Puskurbuk Diknas).
Mengenai Istilah IPS pertama kali muncul dalam Seminar Nasional tentang Civic
Education tahun 1972 di Tawamangu, Solo. Terdapat 3 istilah yang muncul dari Seminar
Nasional di Tawamangu dan selanjutnya digunakan secara bertukar, yaitu:
1. Pengetahuan Sosial/ Social Science
2. Studi Sosial/ Social Studies
3. Ilmu Pengetahuan Sosial/ Social Education
Di samping itu Penggunaan Konsep IPS pertama kali muncul dalam dunia persekolahan
terjadi pada tahun 1973 dalam kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) IKIP
Bandung. Dalam kurikulum PPSP ini IPS menggunakan beberapaistilah, yakni:
1. Studi Sosial
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Civic dan Hukum
Dalam pandangan ahli Barr pada tahap ini kurikulum PPSP mengenai Konsep
Pendidikan IPS diwujudkan dalam 3 bentuk:
1. PIPS terintegrasi dengan nama PKN/ Studi Sosial
2. PIPS terpisah, dimana istilah IPS hanya digunakan sebagai konsep payung untuk mata
pelajaran Geografi, Sejarah dan Ekonomi
3. PKN sebagai suatu bentuk PIPS khusus, yang dalam konsep Social Studies
termasuk "Citizenship Transmission."
Selanjutnya pada kurikulum 1975 PIPS menampilkan 4 profil, yaitu:
1. PMP menggantikan PKN sebagai suatu bentuk PIPS khusus yang mewadahi Citizenship
Transmission
2. PIPS terpadu untuk SD
3. PIPS terkonfederasi untuk menempatkan IPS sebagai konsep payung pelajaran Geografi,
Sejarah dan Ekonomi Koperasi
3
4. PIPS terpisah yang mencakup mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi untuk
SMA atau Sejarah dan Geografi untuk SPG.
Pada kurikulum PIPS tahun 1984 masih sama dengan tahun 1975, tetapi pada kurikulum
tahun 1984 mengalami penyempurnaan. Dalam Kurikulum tahun 1994 mata pelajaran PPKn
merupakan mata pelajaran sosial khusus yang wajib diikuti oleh semua siswa dalam setiap
jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA). Mata pelajaran IPS dapat diwujudkan dalam:
1. PIPS terpadu di SD kelas 3 sampai dengan kelas 6
2. PIPS terkonfederasi di SLTP mencakup mata pelajaran Geografi, Sejarah dan Ekonomi
Koperasi
3. PIPS terpisah pada jenjang SMU, hampir mirip dengan "Social Studies" tetapi merupakan
bagian Ilmu Pengetahuan Sosial
Sedangkan Kurikulum PIPS tahun 2004, mata pelajaran IPS hampir sama dengan yang
terdapat pada kurikulum 1994. Tetapi perbedaannya terletak pada jenjang SMA, mata pelajaran
Sosiologi yang tadinya hanya diperoleh siswa kelas 3 saja sekarang sudah diberikan pada siswa
kelas 2. Maka terdapapat 2 versi mengenai PIPS tersebut, yaitu:
1. PIPS untuk pendidikan dasar dan menengah
2. PIPS untuk jurusan Pendidikan IPS di Perguruan Tinggi
Titik tolak pemikiran mengenai kedudukan konseptual PDIPS atau objek telaah dari
sistem pengetahuan PDIPS tersebut, adalah:
1. Karakteristik potensi perilaku belajar siswa SD, SLTP, dan SMA.
2. Karakteristik potensi dan perilaku belajar mahasiswa FPIPS-IKIP atau JPIPS-STKIP
3. Kurikulum dan bahan ajar IPS SD, SLTP dan SMA
4. Disiplin ilmu-ilmu sosial, humaniora dan disiplin ilmu lain yang relevan
5. Teori, prinsip, strategi, media dan evaluasi pembelajaran IPS
6. Masalah-masalah sosial dan masalah ilmu dan teknologi yang berdampak sosial
7. Norma Agama yang melandasi dan memperkuat profesionalisme
4
serta lingkungan alam, dan masyarakat sekitarnya. Hal ini dipandang bahwa IPSakan lebih
mudah untuk dipahami karena dapat memberikan makna yang lebih besar bagi para siswa dari
pada bahan pengajaran yang cenderung abstrak dan rumit dari Ilmu-ilmu Sosial tertentu.
keduanya mempelajari tentang masyarakat manusia, dan segala aspek kehidupan sosial
masyarakat dan problem-problem yang muncul dalam masyarakat.
bidang akademis, tetapi lebih merupakan sebuah bidang pengkajian yang fokus pada
gejala dan masalah sosial dalam masyarakat.Dalam kerangka kerja pengkajian Ilmu
2.Kerangka kerja Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tidak menekankan pada bidang teoretis,
tetapi lebih pada bidang-bidang praktis dalam mempelajari gejala dan masalah-masalah
sosial yang terdapat di lingkungan masyarakat. Studi Sosial tidak perlu akademis teoretis,
namun merupakan satu pengetahuan praktis yang dapat di ajarkan pada tingkat
persekolahan,yaitu mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi.
Demikian pula pendekatan yang digunakan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sangat
berbeda dengan pendekatan yang biasa digunakan dalam Ilmu Sosial.Pendekatan Ilmu
pula pada tingkat yang taraf yang lebih rendah pendekatan studi Sosial lebih bersifat
multidimensional, yaitu meninjau satu gejala atau masalah sosial dari berbagai dimensi
3.Bidang studi IPS, pada hakikatnya merupakan suatuperpaduan pengetahuan sosial. Untuk
tingkat Sekolah Dasar (SD) intinya merupakan perpaduan antara geografi dan
antara geografi, sejarah dan ekonomi koperasi.Sedangkan untuk Sekolah Lanjut Tingkat
Atas (SLTA) intinya adalah perpaduan antara geografi, sejarah dan ekonomi koperasi dan
Antropologi.di tingkat perguruan tinggi, bidang studi IPS ini dikenal sebagai studi
sosial.IPS atau studi Sosial ini, merupakan perpaduan dari berbagai bidang keilmuan
Ilmu Sosial.Studi Sosial memiliki perbedaan yang prinsipil dengan ilmu-ilmu sosial.
sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia peserta didik masing-masing. Ragam pembelajarannya
pun harus disesuaikan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan. Secara formal, proses
pembelajaran dan membelajarkan itu terjadi di sekolah, baik di dalam kelas maupun diluar kelas.
Kedudukan IPS sebagai salah satu program pendidikan tidak hanya menyajikan tentang
konsep-konsep pengetahuan sematasaja, namun harus pula mampu membina peserta didik
menjadi warga negara dan warga masyarakat yang tahu akan hak dan kewajibannya, yang juga
pengetahuan, ruang lingkup IPS dapat terlihat nyata dari tujuannya. Disepanjang sejarah
(a) IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang social sciences jika nantinya masuk ke
perguruan tinggi. (b) IPS yang tujuannya mendidik kewarganegaraan yang baik. (c) IPS yang
hakikatnya merupakan suatu kompromi antara 1 dan 2 tersebut di atas. (d) IPS yang mempelajari
closed areas atau masalah-masalah sosial yang pantang untuk dibicarakan di muka umum.
Menurut pedoman khusus bidang studi IPS, tujuan bidang studi tersebut, yaitu dengan materi
8
yang dipilih, disaring dan disingkronkan kembali maka sasaran seluruh kegiatan belajar dan
pembelajaran pada bidang IPS yang lebih mengarah kepada 2 (dua) hal,
(a) Pembinaan warga negara Indonesia atas dasar moral Pancasila/ UUD 1945.
HANDOUT
mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul
10
dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam
segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan
pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di tingkat
Universitas.
Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan
pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan
pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak. Sedanglan Tujuan
Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Menurut Sapriya (2009: 7), mengemukakan bahwa: “Salah satu karakteristik social
studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan
masyarakat”. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan
Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri dan sifat pembelajaran IPS
a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari
segi ilmu).
11
b. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja melainkan
bersifat komrehensif (meluas) dari berbagai ilmu sosial dan lainnya sehingga berbagai konsep
c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu
berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman,
e. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah)
sehingga titik berat pembelajaran adalah proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri
siswa agar memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata
pada masyarakat.
f. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat
manusiawi.
g. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata juga nilai dan
keterampilannya.
h. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program
dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat
dengan kehidupannya.
karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang terjadi ciri IPS itu sendiri.
12
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS adalah bersifat dinamis, artinya
selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.Perubahan dapat dalam aspek
bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya
sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga
negara yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga
oleh The Multi Consortium Of Performance Based Teacher Education di AS pada tahun 1973
Djahiri dan Ma’mun (Rudy gunawan, 2011: 20) menyatakan bahwa sebagai berikut :
1 Mengetahui dan mampu menerapkan konsep-konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi
2. Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin atau antar disiplin
dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkannya sebagai teknik penelitian dan
4. Mampu mempergunakan cara berpikir yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan dan tugas yang
didapatnya.
Menurut Isjoni (2007: 50-51) tujuan pendidikan IPS dapat dikelompokkan menjadi
1. Knowledge, yang merupakan tujuan utama pendidikan IPS, yaitu membantu para siswa
2. Skills, yang berhubungan denga tujuan IPS dalam hal ini mencakup keterampilan berpikir
(thinking skills).
3. Attitudes, dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok sikap yang diperlukan untuk tingkah
laku berpikir (intelektual behavior) dan tingkah laku sosial (social behavior).
4. Value, dalam hubungan ini adalah nilai yang terkandung dalam masyarakat sekitar didapatkan
bahwa: Tujuan Pengajaran IPS disekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan
dan menghapal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu. Para siswa selain
Sementara itu menurut Chapin dan Messick dalam (Isjoni, 2007: 39) secara khusus tujuan
pengajaran IPS di sekolah dasar dapat dikelompokkan ke dalam empat komponen, yaitu:
14
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
mengolah/memproses informasi.
bermasyarakat.
kehidupan sosial
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
pembelajaran IPS adalah untuk membantu tumbuhnya warga negara yang baik dan dapat
keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya.Akan tetapi secara lebih khusus
pada tujuan yang tertera pada KTSP, bahwa salah satunya adalah mengenal konsep-konsep yang
pemahaman suatu konsep dengan baik sangatlah penting bagi siswa, agar dapat mamahami suatu
konsep, siswa harus membentuk konsep sesuai dengan stimulus yang diterimanya dari
pembelajaran yang dapat menunjang terbentuknya konsep-konsep tersebut. Karena itu guru
harus bisa menyusun pembelajaran yang didalamnya berisi kegiatan-kegiatan belajar siswa yang
HANDOUT
1. Dimensi-dimensi IPS
2. Sruktur Materi IPS
PIPSsangat penting bagi jiwa pendidik karena dalam menhadapi siswa harus berfikir abstrak dan
parsialuntuk memfasilitasi kebutuhan ini mahasiswa atau calon guru perlu mempersiapkan model
pembelajaran yang tepat yang didukung oleh kemampuan penguasaan terhadap dimensi-dimensi
PIPS dan strukturnya. Dimensi PIPS Meliputi: (1). Dimensi pengetahuan (knowledge) (2).
Dmensi keterampilan (skill) (3).Dimensi Nilai (Value and Attitudes) (4).Dimensi tindakan
(Action).
16
wawasan tentang pengetahuan sosial yang berbeda-beda,baik yang berfikir sebatas lingkungan
dan ada juga yang berpendapat mencakup dengan keyakinan-keyakinan sosial,tentunya hal
tersebut mencakup alasan-alasan yang sesuai dengan: Fakta,konsep baik Generalisasi yang
dipahami oleh individu atau siswa,dan hal yang terpenting adalah Fakta yang mana merupakan
data yang spesifikasi tentang peristiwa,objek,orang dan hal-hal yang terjadi yang harus dikenal
terutama dalam kehidupan sehari-hari dan yang terjadi dalam lingkungan sekitar. Konsep dasar
yang relevan untuk pembelajaran IPS diambil terutama dari disiplin ilmu-ilmu sosial. Konsep-
konsep tersebut juga tergantung pula pada jenjang dan kelas sekolah,misalnya konsep “sejarah,
antropologi, sosiologi bahkan ekonomi, juga dari ilmu pariwisata, geografi, sosiologi, sejarah
maupun politik. Pengembangan dan generalisasi adalah proses mengorganisir dan memaknai
pengembangan konsep merupakan tujuan pembelajaran IPS yang harus dicapai oleh siswa
sangat penting guna mempersiapkan untuk menghadapi dunia di masyarakat sehingga siswa
menjadi terampil dan siap menjadi warga negara yang berpartisipasi secara aktif dan secara
cerdas dalam lingkungan masyarakat yang demokratis. Keterampilan Meneliti Dalam hal ini
terjadi dalam lingkungan masyarakat sekitar atau sosial. (1) Keterampilan berfikir Dalam hal ini
tentunya bagaimana cara berkontribusi untuk pemecahan suatu masalah yang terjadi secara
17
akurat dan dan kreatif baik dalam menciptakan suatu hal atau proses pembelajaran dalam
lingkungan kelas. (2)Keterampilan partisipasi sosial Dalam belajar IPS juga sisawa diharafkan
bahwa siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan bekerjasama baik secara perorangan ataupun
mendewasakan seorang manusia agar menjadi dewasa,karena tandanya orang dewasa ialah
mampu berkomunikasi dengan orang lain dengan baik dan benar,serta mengungkapkan pemahan
3. Dimensi Nilai dan Sikap (Value and attitudes) Pada hakikatnya sebuah nilai dipelajari
dari hasil pergaulan dan komunikasi antara individu dalam kelompok baik dilingkungan keluarga
maupun lingkungan sosial,yaitu: (a). Nilai Subtantif Merupakan nilai yang dipegang atau
diyakini oleh seseorang da umumnya hasil belajar,terutama siswa bisa memahami bahwa dalam
masyarakat terdapat keberagaman nilai. (b). Nilai Prosedural Peran guru sangat besar karena
siswa harus diarahkan dan dilatih sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran di kelas dan nilai
4. Dimensi Tindakan (Action) Tindakan sosial merupakan hal ayang sangat penting
karena dapat memungkinkan siswa dapat menjadi siswa yang aktif,dan merekapun harus berlatih
secara kongkrit dan praktis.agar menjadi warga Negara yang baik dalam kehidupan masyarakat.
Fokus utama dari program IPS adalah membentuk individu-individu yang memahami kehidupan
sosialnya dunia manusia,aktivitas dan interaksinya yang ditunjukan untuk menghasilkan anggota
dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan.
18
B. Struktur IPS
Dalam suatu struktur pengetahuan, termasuk didalamnya Ilmu sosial tersusun atas 3
tingkatan yaitu:
1) Fakta
Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya.
2) Konsep
Konsep adalah sebuah kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
3) Generalisasi
Generalisasi berasal dari kata general yang berarti umum atau menyeluuruh. Oleh
karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau
informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada
19
HANDOUT
Ilmu pengetahuan sosial adalah bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis
sehari hari di masyarakat. Pengajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi yang akan
memenuhi ingatan para siswa melainkan kebutuhannya sesuai dengan tuntutan yang dirasakan
sebagai suatu ketimpangan ata kecanggungan dapat dijadikan bahan untuk dibahas dengan para
siswa. Gejala gejala yang ada diluar jendela kelas dan diluar halaman sekolah seperti
lain merupakan materi IPS yang dapat merangsang pemikiran siswa. Gejala-gejala tadi kita
20
tinjau dari berrbagai dimensi(Multidimensional) yaitu dari dimensi atau segi ekonomi,dari segi
tradisi,dari segi hubungan antar manusia,dari sikap mental dan dari segi pemerintahan. Atas
gejala gejala yang ada para siswa dilatih untuk menyusun alternatif pemecahan masalah.
Melalui proses seperti yang dikemukan diatas guru dan siswa telah berhasil memberikan
fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber dan materi IPS. Selanjutnya masyarakat
itu selain sumber dan materi IPS juga menjadi laboraturiumnya. Pengetahuan,konsep dan teori
teori IPS yang telah diperolaeh siswa dalam kelas selain dapat dicocokan juga dapat diterapkan
dalam masyarakat. Masyarakat sebagai tempat laoraturium nyata bagi pelajaran IPS karna
disitulah tempat yang cocok bagi masyarakat untuk mempraktekan pelajaran IPS.Secara wajar
pada pelaksanan pengjaran IPS kita harus menggunakan masyrakat sebagai sumbernya karena
disinilah ada kenyataan hidup sebenarnya yang dapat dihayati,ditanggapi,dianalisis dan pada
akhirnya dapat dapat membina sikap kepekaan mental yang sasaran dan tujuan pelajran IPS
Melalui pengajaran IPS seperti yang digambarkan diatas diharapkan kelak terbinanya warga
negara yang peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat yang memiliki sikap mental
positif terhadap segala ketimpangan yang terjadi dan terampil menatasi segala masalah terjadi
Mempelajari IPS pada hakekatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat
dengan lingkungan (fisik dan sosial-budaya).Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan
praktis sehari-hari di masyarakat.Oleh karena itu, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat
sebagai sumber dan objeknya merupakan suatu bidang ilmu yang tidak berpijak pada
lain:
21
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah,
desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai
permasalahannya.
transportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah
lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang
besar.
e. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.
Mengingat keluasan cakupan materi dalam pembelajaran IPS, maka tidak ada satu teori
belajar pun yang paling ideal untuk segala situasi dan untuk semua bidang keilmuan yang
tercakup dalam IPS.Teori pembelajaran adalah teori yang menawarkan panduan ekplisit
bagaimana membantu orang belajar dan berkembang lebih baik.Jenis belajar dan pengembangan
mencakup aspek kognitif, emosional, sosial, fisikal, dan spiritual. Aplikasi teori belajar dalam
kegiatan pembelajaran IPS tergantung dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat
materi pelajaran, karakteristik pelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Pengaplikasian teori belajar dalam kegiatan pembelajaran IPS pada prakteknya
merupakan perpaduan dari beberapa aplikasi teori belajar. Pembelajaran yang baik adalah
pembelajaran yang tidak hanya out come-oriented, tepai pembelajaran yang menekankan pada
proses. Berpedoman pada pembelajaran yang menekankan proses sama artinya dengan
memastikan agar proses berjalan secara maksimal, dengan mengoptimalkan peranan guru
22
sebagai fasilitator dan mengoptimalkan kemampuan peserta didik. Penekanan pada proses justru
akan memberikan hasil yang diharapkan. Hasil pembelajaran akan sesuai yang diharapkan,
disamping tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya.
Teori belajar erat kaitannya dengan model pembelajaran.aplikasi teori belajar dapat
digunakan untuk merancang dan menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
dan situasi belajar. Kondisi dan situasi belajar ini tentu memiliki indikator sebagai aspek-aspek
utama pembelajaran, seperti jenis pembelajaran IPS yang hendak dipelajari, materi
pembelajaran, tujuan pembelajaran, karakter kelas, dan lain sebagainya.
Model pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam pembelajaran IPS sebaiknya
mampu mencakup lima unsur pembelajaran berikut ini:
1) problem-centered, artinya pembelajaran dilaksanakan dalam rangka memecahkan
permasalahan dunia nyata di sekitar pembelajar;
2) activation, artinya pembelajaran dikembangkan relevan dengan pengalaman dan
mengaktifkan pengetahuan mahasiswa yang telah dimiliki sebelumnya;
3) demonstration, artinya pembelajaran yang dikembangkan untuk mempertunjukkan apa
yang akan dipelajari bukannya melulu menceritakan informasi tentang apa yang akan
dipelajari;
4) application, artinya pembelajaran yang dikembangkan untuk menggunakan ketrampilan
atau pengetahuan yang baru mereka untuk memecahkan permasalahan; dan
5) integration, pembelajaran yang dikembangkan mengintegrasikan ketrampilan atau
pengetahuan yang baru ke dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Berdasarkan lima unsur cakupan pembelajaran yang sebaiknya ada dalam proses
pembelajaran IPS, maka penggunaan model pembelajaran yang relevan dan inovatif perlu
dipraktekan di kelas. Namun demikian, mengingat adanya batasan waktu dalam pembelajaran di
kelas, proses pembelajaran perlu dirancang sedemikian rupa agar mampu memasukkan unsur-
unsur tersebut. Bilamana kelima unsur tersebut tidak dapat diaplikasikan dalam satu kali tatap
muka pembelajaran, guru bisa membuat perancangan pembelajaran yang memasukkan unsur-
unsur tersebut secara parsial. Cara lain agar kelima unsur tersebut dapat menjadi bagian dari
pengalaman belajar peserta didik adalah merancang pembelajaran sedemikian rupa agar
pengalaman belajar yang diperoleh siswa saat pembelajaran di kelas dapat diaplikasikan atau
memiliki andil positif dalam kehidupan siswa sehari-hari. Merencanakan, menyusun, dan
23
mempraktekkan model pembelajaran di kelas tentu tidak lepas dari aplikasi teori belajar sebagai
fondasinya
24
HANDOUT
a) Sejarah
Kata sejarah berasal dari beberapa bahasa di antaranya bahasa Arab (syajarotun) yaitu
pohon, keturunan, asal-usul atau silsilah.Dalam bahasa Inggris (history), bahasa Yunani (istoria),
bahasa Jerman (geschicht).Sejarah dalam bahasa Indonesia dapat berarti riwayat kejadian masa
lampau yang benar-benar terjadi atau riwayat asal-usul keturunan (terutama untuk raja-raja yang
memerintah).Menurut Moh. Yamin,Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil
penyelidikan beberapa peristiwa yang dibuktikan dengan kenyataan.
25
b) Geografi
Perkataan geografi berasal dari bahasa Yunani : ‘geo’ berarti bumi dan ‘grafhein’ berarti
tulisan. Jadi secara harfiah, geografi berarti tulisan tentang bumi.Menurut para pakar :Geografi
adalah ilmu kausal yang mempelajari gejala-gejala di muka bumi beresta permasalahannya
melalui pendekatan geografis (spatial approach), pendekatan ekologi (ecology approach),
pendekatan terhadap manusia (human approach) untuk program pembangunan jangka panjang,
proses pembangunan dan menunjang pembangunan(Bintaro, 1981)
Konsep Dasar Geografi :
1. Lokasi: Konsep lokasi ini terbagi dua yaitu lokasi absolute dan lokasi relatif. Lokasi absolute
terkait dengan garis lintang dan garis bujur. Lokasi relatif yaitu lokasi yang dilihat
dari wilayah lain.
2. Jarak: Konsep ini mempunyai arti penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, ataupun
kepentingan pertahanan.
3. Keterjangkauan: Keterjangkauan (accessibility) tidak selalu berkaitan dengan jarak, namun
juga medan.
4. Pola: Pola ini berkaitan dengan susunan, bentuk atau persebaran fenomena dalam ruang
muka Bumi.
5. Morfologi: Konsep ini terkait dengan pembentukan morfologi muka Bumi.
6. Aglomerasi: Konsep aglomerasi menjelaskan mengapa suatu fenomena geografi cenderung
mengelompok.
26
7. Nilai kegunaan; Konsep ini berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah. Tiap wilayah
mempunyai potensi yang bisa dikembangkan sehingga nilai kegunaannya optimal.
8. Interelasi/interpedensi; Interaksi merupakan hubungan timbale balik antar beberapa hal.
9. Diferensiasi areal; Konsep ini mempertegas bahwa tempat yang satu dengan yang lainnya
memiliki perbadaan.
10. Keterkaitan ruangan;Perbedaan potensi wilayah yang satu dengan yang lainnya akan
mengakibatkan atau mendorong terjadinya interaksi berupa pertukaran barang,
manusia ataupun budaya.
c) Ekonomi
Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari bahasa Yunani (oikos) yang berarti “keluarga,
rumah tangga” dan (nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum” maka secara garis besar
diartikan sebagai “aturan rumah tangga”.
Konsep Dasar Ekonomi :
1. Keterbatasan sumber daya
2. Kebutuhan yang tidak terbatas
3. Keuntungan ekonomi
4. Kekeluargaan
5. Tenaga kerja
6. Modal
d) Sosiologi
Sosiologi adalah istilah yang berasal dari kata latin ‘socius’ yang artinya ‘teman’, dan
‘logos dari kata Yunani yang bertarti ‘cerita’, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang
berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Menurut Pitirin
Sorokin, Sosiologi adalah ilmu yangmempelajari hubungan dan pengaruh timbale balik antara
aneka macam gejala sosial (misalnya gelaja ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), gejala
non-sosial, serta ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala social lain.
Konsep Dasar Sosiologi :
27
1. Interaksi sosial
2. Sosialisasi
3. Kelompok sosial
4. Pelapisan sosial
5. Proses sosial
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki
seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat kelas.Kompetensi inti dirancang untuk setiap
kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata
pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi
dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel
berikut.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.Rumusan Kompetensi
Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan
kekhasan masing-masing mata pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
1. kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4. kelompok 4 : kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.
30
HANDOUT
A. Learning Outcome:
B. Uraian Materi
a. Pengertian
Menurut Wina Sanjaya (2009: 127), pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. istilah pendekatan merujuk
kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Oleh karena itu strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau
Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu
pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan
Kurikulum proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok, yaitu
Kelima kegiatan proses pembelajaran ini di sebut dengan istilah pendekatan saintifik
(scientific approach).
1) Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan
logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau
dongeng semata.
2) Penjelasan guru, sesppon siswa, dan interaksi edukatif guru – siswa terbatas dari
prasangka yang serta merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang
3) Mendorong dan menginspirasi siswa berfikir secara kritis, analisis, dan tepat dalam
pembelajaran.
perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran
mengembangkan pola berfikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi
pembelajaran
6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan
7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
objek/kejadian kemampuan
berkomunikasi,
- Aktivitas
menerapkan
- Wawancara dengan
kemampuan
nara sumber
mengumpulkan
informasi melalui
berbagai cara yang
dipelajari,
mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang
hayat
34
a. Pengertian
Model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan
untuk merangsang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial dan
Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil (1986), mengatakan bahwa setiap model
membimbing kita ketika kita merancang pembelajaran untuk membantu para siswa
mencapai berbagai tujuan. Tim MKDP (2011: 199) menyatakan bahwa model
1) Syntax, yaitu serangkaian tahapan langkah-langkakh yang kongret atau lebih khusus
dalam penyampaian materi kepada peserta didik, yaitu model inkuri, model diskoveri,
Secara umum istilah “inqury” berkaitan dengan masalah dan penelitian untuk
menjawab suatu masalah. Menurut Roger (1969), inkuiri merupakan suatu proses
untuk mengajukan pertanyaan dan mendorong semangat belajar siswa pada jenjang
sebagai suatu cara untuk mengetahui. Istilah inkuiri digunakan dalam aktivitas
Australia memilih pendekatan inkuiri yang lebih menekankan pada belajar secara
inkuiri sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori. Tujuan inkuiri
dulu harus memiliki ide yang jelas atau masalah yang akan dipecahkan.
pertanyaan yang tepat dan dapat diteliti selanjutnya ia harus berusaha merumuskan
Ketiga, definisi istilah atau Konseptualisasi. Pada awal proses inkuiri peneliti harus
membuat definisi istilah atau konsep yang jelas tentang masalah penelitiannya.
Keempat, Pengumpulan data. Pertanyaan dijawab dan hipotesis diuji dengan data dan
Kelima, pengujian dan analisis data. Seorang peneliti dalam proses inkuiri harus
dikumpulkan.
Keenam, menguji hipotesis dan memperoleh generalisasi dan teori. Seorang siswa
calon ilmua sosial memulai rangkaian proses penelitian dengan sebuah pertanyaan,
biasanya berkaitan dengan teori atau pengetahuan yang telah ada. Namun,
a) Kelebihan
Ada beberapa kelebihan dari penggunaan model inkuiri dalam pembelajaran yaitu:
38
kepuasan intrinsik.
b) Kekurangan
berikut:
maupun lisan.
Tidak efisien, khususnya bila jumlah siswa terlalu banyak sehingga akan
dan keterampilan.
pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
d) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi)
berikut:
a) Stimulasi
40
pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah
pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
b) Problem statemen
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
pertanyaan masalah)
c) Data collection
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini
objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya
41
d) Data processing
mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui
diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
e) Verification
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
f) Generalization
kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian
mendasari generalisasi
42
berikut:
Kelebihan:
dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam
situasi diskusi.
Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar
43
yang baru.
Kekurangan:
Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
siswa adalah membuat mereka senang belajar, membuat mereka belajar terbaik,
c) peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
f) peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan,
c) Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan peserta didik,
e) Menilai peserta didik dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian dan
dibawah ini:
mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
c) Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
d) Meningkatkan kolaborasi.
komunikasi.
mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
h) Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan
c) Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
e) Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi
f) Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
Menurut Robin Fogarly (1991), ada sepuluh cara atau model dalam merencanakan
misahkan disiplin ilmu atas beberapa, seperti matematika, sains, bahasa, studi sosial, serta
48
humoniora. Model ini mengajarkan disiplin-displin ilmu secara terpisah tanpa adanya
:overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
f) Model Jaring Laba-laba (Webbed) merupakan pendekatan tematis yang sebagai pemadu
cara mengembangkan gagasan pokok yang merupkan benang merah (galur) yang berasal
pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Dalam model
ini perlu ada satu tema sentral yang akan dibahas yang dapat ditinjau dari berbagai
disiplin ilmu.
i) Model Celupan (Immersed) merupakan model yang dirancang untuk membantu peserta
keterampilan baru setelah peserta didik mengadakan studi lapangan dalam situasi,
Sumber Bacaan:
Abdul Azis Wahab. 2007. Materi Pokok Konsep Dasar IPS. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sapriya. 2000. Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Martimis Yamin. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Rudi Hartono. 2013. Ragam Model mengajar yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: Diva
Press.
Hamzah B. Uno. 2009. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang
Wina Sanjaya. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Cetakan
HANDOUT
A. Learning Outcome:
B. Uraian Materi
a. Pengertian
Menurut Abdul Majid (2006: 170) sumber belajar diartikan segala tempat atau
lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan
sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.
1) Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan
belajar atau proses perubahan tingkah laku. Seperti, perpustakaan, pasar, museum,
51
2) Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
3) Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat
belajar sesuatu.
4) Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik.
5) Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa
bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa atau fakta
Menurut Cece Wijaya (1992: 36) ada lima jenis fungsi dalam pengembangan
Tujuan fungsi riset dan teori ialah menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang
2) Fungsi desain
Tujuan fungsi desain ialah menjabarkan secara garis besar teori teknologi pendidikan
sumber belajar.
Output dari fungsi desain ialah berupa: produksi sumber-sumber khusus dan
Tujuan fungsi ini ialah menjabarkan secara khusus sumber-sumber ke dalam sumber-
sumber kongret. Output dari fungsi produksi dan penempatan ialah produk kongret
Tujuan fungsi ini ialah untuk menentukan atau menilai penerimaan sumber-sumber
Tujuan fungsi ini ialah untuk membuat atau menjadikan sumber-sumber dan
informasi mudah diperoleh bagi kegunaan fungsi lain serta pelayanan bagi para siswa
a. Pengertian
Kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Briggs, media
adalah alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.
dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan oleh guru untuk
perhatian, minat, dan kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga terjadi suatu
Pengertian media pengajaran yang lainnya dalam Wina Sanjaya (2008: 205)
meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah
alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti Over Head Projector, radio, televisi, dan
sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti
informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan cetakan lainnya,
cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan,
foto, film atau direkam melalui video atau audio kemudian peristiwa itu dapat
menjelaskan proses interaksi penjual dengan pembeli di pasar melalui hasil rekaman
video.
bersifat abstrak menjadi kongret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan
verbalisme.
Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman peserta didik dan media dapat
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru dalam penggunaannya,
yaitu:
3) Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan, dan kondisi peserta didik.
4) Media yang akan digunakan harus sesuai dengan efektivitas dan efisien.
Menurut Kemp and Dayton (1985), kontribusi media dalam pembelajaran adalah
sebagai berikut:
6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di mana pun diperlukan
7) Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran
dapat ditingkatkan
8) Peran guru berubah ke arah yang positif, artinya guru tidak memastikan dirinya
a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang hanya
b) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur
c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi.
b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti
3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
a) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film scrip, transparansi dan
sebagainya.
4) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio dan sebagainya.
5) Multimedia yaitu penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media
yang berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan
a. Pengertian
sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauhmana, dalam hal apa, dan
bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan
apa sebabnya. Definisi lain menyatakan bahwa proses evaluasi bukan sekadar mengukur
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut:
pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara
ditetapkan.
5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai
atau lebih.
6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk
tersebut.
kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian
luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan.
Ada bebarapa makna melakukan penilaian yang dilakukan oleh guru, bagi peserta
a) Dengan hasil penilaian yang diperoleh, guru dapat mengetahui peserta didik yang
pendidik dapat lebih memusatkan perhatiannya kepada peserta didik yang belum
berhasil.
b) Guru dapat mengetahui materi yang diajarkan sudah tepat bagi peserta didik atau
c) Guru mengetahui apakah metode yang digunakan apakah sudah tepat atau belum,
maka guru harus mawas diri dan mencari metode lain dalam mengajar.
a) Dapat diketahui kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan
59
harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cerminan kualitas sesuatu sekolah.
b) Informasi dari guru tentang tepat atau tidaknya kurikulum untuk sekolah dapat
akan datang.
c) Informasi penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun dapat digunakan sebagai
pedoman bagi sekolah. Pemenuhan standar akan terlihat pada bagusnya angka-
Ada beberapa tujuan dan fungsi dari penilaian yang dilakukan, yaitu:
b) Untuk memilih peserta didik yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya
d) Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan
sebagainya.
diketahu sebab-sebab kelemahan ini, maka akan memudahkan guru untuk mencari
sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang
Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang peserta didik
mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama
dalam belajar.
faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem
administrasi.
pelaksanaannya adalah:
subjektivitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan pelaporannya.
diri, penilaian “teman sejawat” (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal.
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai
b) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
d) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan
penugasan.
a) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
dilengkapi rubrik.
63
waktu tertentu.
prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya
2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan; dan
3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
Sumber Bacaan:
Wina Sanjaya. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Cetakan Ketiga. Jakarta:
Kencana.
64
Robert M. Gagne. 1988. Prinsip-Prinsip Belajar untuk Pengajaran. Alih Bahasa Abdillah
Hamzah B. Uno. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Cetakan Keenam. Jakarta: Sinar Grafika.
A. Muri Yusuf. 2005. Dasar-Dasar dan Teknik Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP.
Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Cetakan Pertama. Jakarta: Bumi
Aksara.
65
HANDOUT
A. Learning Outcome:
B. Uraian Materi
1. Pengertian RPP
mencapai satu kompetensi dasar (KD). RPP dapat juga dikatakan sebagai
rencanakegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
Setiap guru wajib menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
perkembangan peserta didik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD
atau subtopik yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih Permendikbud
Nomor 65 Tahun .
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi,
gaya belajar, kebutuhan khusus, kecakapan belajar, latar belakang budaya, norma,
c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat,
d. Mengembangkan budaya membaca dan menulis peserta didik yang dirancang untuk
e. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP, menbuat rancangan program
3. Komponen RPP
RPP paling sedikit memuat: Komponen RPP adalah sebagai berikut: 1) tujuan
c. kelas/semester
d. materi pokok
e. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapian KD dan beban belajar
dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD
f. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap pengetahuan, dan
keterampilan
68
h. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
kompetensi
i. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan
j. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran;
k. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
penutup; dan
a. Mencantumkan Identitas
1) Kegiatan Pendahuluan
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
b. memberi motivasi belajar siswa secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
2) Kegiatan Inti
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/ atau
saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/ atau pembelajaran yang
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang dipilih
b. Pengetahuan
70
c. Keterampilan
menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa baik secara individual maupun
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
Satuan Pendidikan :
Kelas :
Semester :
Program Keahlian :
Mata Pelajaran :
Jumlah Pertemuan :
Kompetensi Inti :
Kompetensi Dasar :
Indikator Pencapaian :
Tujuan Pembelajaran :
Materi Ajar
Fakta :
Konsep :
Prinsip : :
Prosedur :
72
Alokasi Waktu
Metode Pembelajaran :
Kegiatan Pembelajaran
A. Pendahuluan
B. Kegiatan Inti
C. Penutup
Penilaian
A. Penilaian Proses :
B. Penilaian Hasil :
Sumber Belajar :
..........., ........2014
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Matapelajaran
Sosiologi
............................ ...........................
Adapun aspek-aspek yang akan menjadi indikator penilaian dalam praktek atau micro
teaching sesuai dengan materi-materi kegiatan pembelajaran IPS yang telah dipelajari.
Indikator-indikator penilaian dalam praktek pembelajaran IPS adalah mulai dari kegiatan
Nama Mahasiswa :
Materi : Hari/Tanggal
No Komponen Yang Dinilai Skor Penilaian Nilai Ket
1 2 3 4 5
1 Kegiatan Pendahuluan
Mengkondisikan kelas
Melakukan apersepsi
2 Kegiatan Inti
Penguasaan Materi
Penyampaian materi jelas dan
sesuai dengan hirarki belajar
dengan mengkaitkan dengan
realitas kehidupan
Penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran
Model Pembelajaran yang relevan
Relevansi metode pembelajaran
yang digunakan
Relevansi media pembelajaran yang
digunakan
Kesesuian alokasi waktu
Menumbuhkan partisipasi peserta
didik dalam pembelajaran
Melakukan penilaian akhir sesuai
dengan kompetensi
Menggunakan bahasa lisan dan
tulisan secara jelas, baik, dan benar
3 Kegiatan Penutup
Melibatkan peserta didik
74
merangkup pembelajaran
Melakuakn refleksi terhadap
pembelajaran yang dilakukan
Melakukan tindak lanjut dengan
memberi arahan atau tugas sebagai
bahan remedi/pengayaan.
Keterangan skor tertinggi dari penilaian Praktek atau Micro teaching adalah 100.
5 = sangat baik
4 = baik
3 = kurang baik Skor yang Diperoleh
2 = tidak baik Nilai = X 100
1 = sangat tidak baik Jumlah Skor Ideal
DAFTAR PUSTAKA
Wina Sanjaya. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Zainal Asril. 2013. Micro Teaching: Disertasi dengan Pedoman Pengalaman Lapangan. Jakarta:
Rajawali Pers.