Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

Personal Hygiene

A. Konsep Teori Kebutuhan

1. Definisi Personal Hygiene


Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis
(Wartonah, 2010).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi
dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Potter dan
Perry, 2006).
Personal hygiene adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Direja,2011).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjanah,2004).
Defisit perawatan diri adalah keadaan ketika individu mengalami suatu kerusakan
fungsi motorik atau fungsi kognitif, yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri (Carpenito,2006).
Jadi dapat disimpulkan bahwa deficit perawatan diri adalah kurangnya pemeliharaan
diri untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri.

2. Anatomi Yang Terkait Dengan Personal Hygiene

Anatomi yang terkait dengan dengan personal hygiene

A. Anatomi kulit

Anatomi kulit secara histopatologik


1. Lapisan Epidermis (kutikel)

1
o Sratum korenum => lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel gepeng yang
mati, tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat tanduk)
o Stratum Lusidum => terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng
tanpa inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini
lebih jelas tampak pada telapak tangan dan kaki.
o Stratum Granulosum (lapisan keratohialin) => merupakan 2 atau 3 lapis sel
gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir kasar
terdiri dari keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.
o Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau  prickle cell layer (lapisan akanta )
=> terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, selnya akan semakin gepeng bila semakin dekat ke
permukaan. Di antara stratum spinosum, terdapat jembatan antar sel (intercellular
bridges) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar
jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di
antara sel spinosum juga terdapat pula sel Langerhans.
o Stratum Basalis =>  terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal
pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Sel basal
bermitosis dan berfungsi reproduktif. 

o Sel kolumnar => protoplasma basofilik inti lonjong besar, di


hubungkan oleh jembatan antar sel.
o Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell => sel berwarna
muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung pigmen (melanosomes)
2. Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) => terdiri dari lapisan elastik dan
fibrosa pada dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.
o Pars Papilare => bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
o Pars Retikulare => bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari
serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini
terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat
pula fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya membentuk
ikatan (bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda
bersifat elastin, seiring bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan makin stabil.

2
Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk
amorf, dan mudah mengembang serta lebih elastis.
3. Lapisan Subkutis (hipodermis) => lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat
longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir sitoplasma
lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa.
Lapisan sel lemak disebut dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan
makanan. Di lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Lapisan
lemak berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda pada beberapa kulit. Di
kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal (sampai 3 cm).

Vaskularisasi di kuli diatur pleksus superfisialis (terletak di bagian atas dermis) dan
pleksus profunda (terletak di subkutis) 

Adneksa Kulit
1. Kelenjar kulit → terdapat pada lapisan dermis
o Kelenjar keringat ( glandula sudorifera) keringat mengandung air, elektrolit,
asam laktat, dan glukosa. pHnya sekitar 4-6,8.
o Kelenjar Ekrin => kecil-kecil, terletak dangkal di
dermis dengan secret encer.
Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28 kehamilan dan berfungsi
40 minggu setelah kelahiran. Salurannya berbentuk spiral dan bermuara langsung
pada kulit dan terbanyak pada telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila. Sekresi
tergantung beberapa faktor dan saraf kolinergik, faktor panas, stress emosional.
o Kelenjar Apokrin => lebih besar, terletak lebih
dalam, secretnya lebih kental.
Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola mammae, pubis,
labia minora, saluran telinga. Fungsinya belum diketahui, waktu lahir ukurannya
kecil, saat dewasa menjadi lebih besar dan mengeluarkan secret
o Kelenjar Palit (glandula sebasea). Terletak di seluruh
permukaan kuli manusia kecuali telapak tangan dan kaki. Disebut juga dengan
kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari
dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar
rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sebum

3
mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol.
Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen. Pada anak-anak, jumlahnya sedikit. Pada
dewasa menjadi lebih banyak dan berfungsi secara aktif.
2. Rambut

o Akar rambut => bagian yang terbenam dalam kulit


o Batang rambut => bagian yang berada di luar kulit
Jenis rambut
o Lanugo => rambut halus pada bayi, tidak mengandung
pigmen.
o Rambut terminal => rambut yang lebih kasar dengan
banyak pigmen, mempunyai medula, terdapat pada orang dewasa.
Pada dewasa, selain di kepala, terdapat juga bulu mata, rambut ketiak, rambut kemaluan,
kumis, janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh androgen (hormon seks).
Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus. Rambut tumbuh secara siklik,
fase anagen (pertumbuhan) b erlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan tumbuh 0,35 mm
perhari. Fase telogen (istirahat) berlangsung beberapa bulan. D antara kedua fase
tersebut terdapat fase katagen (involusi temporer). Pada suatu saat 85% rambut
mengalami fase anagen dan 15 % sisanya dalam fase telogen. Rambut normal dan sehat
berkilat, elastis, tidak mudah patah, dan elastis. Rambut mudah dibentuk dengan
memperngaruhi gugusan disulfida misalnya dengan panas atau bahan kimia.

B. Anatomi Kuku
Kuku sebagai tambahan dari kulit, merupakan lempeng tanduk yang bertugas
melindungi ujung-ujung jari tangan dan kaki (Tresna, 2010). Selain itu,sepanjang evolusi
manusia, kuku berfungsi untuk menggaruk dan pertahanan,serta untuk fungsi tangan optimal.
Tanpa kuku, sensitifitas jari dapat berkurang sebanyak 50%, dan kemampuan memegang
sulit, karena tidak ada tekanan kukuterhadap jari (Wegener dan Johnson, 2010).
Struktur kuku yang terdapat dalam Syaifuddin (2009) dasar kuku mengandung
lapisan-lapisan epidermis dan dermis, di bawahnya mempunyai rabung memanjang. Di sini
terdapat kelenjar keringat dan folikel. Sel-selnya banyak mengandung fibril sitoplasma yang
hilang pada tahap akhir setelah sel menjadi homogen (berstruktur sama) lalu menjadi zat
tanduk, dan menyatu dengan lempeng kuku. Pada lapisan dalam matriks kuku mengandung

4
melanosit sehingga lempeng kuku mungkin berpigmen pada ras hitam. Lempeng kuku terdiri
atas sisik epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas, badan kuku berwarna bening
sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasar kuku. Sel-
sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku sebagai
epikondrium atau kutikula.
Di dalam Junqueira dan Carneiro (2007) juga disebutkan bahwa lempeng kuku yang
hampir transparan dan epitel tipis dari dasar kuku merupakan “jendela petunjuk” yang
berguna untuk mengetahui jumlah oksigen dalam darah dengan melihat warna darah dalam
pembuluh dermis. Menurut Rao et al. (2011) perubahan kuku juga dapat terjadi secara umum
biasanya pada orang tua, yaitu termasuk warna, kontur, pertumbuhan, permukaan,ketebalan,
dan histologi. Pada saat terjadi penuaan kuku, yang meningkat adalah kalsium, sedangkan
kadar besi menurun.
Menurut Baran, Dawber, Haneke, Toste, dan Bristow (2003) anatomi mikroskopis kuku
adalah sebagai berikut:
1. Lipatan Kuku (Nail Fold)
Lipatan kuku proksimal mirip dengan struktur kulit tetapi biasanya tidak memiliki
kelenjar sebasea. Dari area distal sampai proksimal lipatan kuku, kutikula menggambarkan
atau mencerminkan permukaan lempeng kuku. kutikula terdiri dari modifikasi stratum
korneum dan berfungsi untuk melindungi struktur di dasar kuku, khususnya matriks
germinativum dari lingkungan tidak baik seperti iritasi, alergi, serta bakteri dan jamur
patogen.
2. Matriks Kuku (Nail Matrix)
Proksimal (dorsal) dan distal (intermediet) matriks kuku menghasilkan bagian yang
penting bagi kuku. seperti halnya epidermis kulit, matriks memiliki lapisan pemisah basal
yang menghasilkan keratinosit. Keratinosit inilah yang mengeras lalu mati, serta memberikan
kontribusi pada lempeng kuku. Matriks kuku juga mengandung melanosit yang menyebabkan
pigmentasi pada keratinosit. Dalam keadaan normal, pigmen tidak terlihat pada orang
berkulit putih. Tetapi pada kebanyakan orang yang berkulit hitam menunjukkan
melanogenesis yang tidaksempurna.
3. Palung Kuku (Nail Bed)
Palung kuku terdiri dari epidermis dan bagian dermis yang mendasari penutupan
periosteum falang distal. Terdapat pembuluh darah, limfatik, dan sel-sel lemak.
4. Lempeng atau Badan Kuku (Nail Plate)

5
Terdiri dari 3 lapisan horizontal, yaitu: lamina dorsal tipis, lamina intermediet tebal,
dan lapisan ventral dari palung kuku. Dilihat dari mikroskopisnya, terdiri dari sel-sel skuamus
yang mati, pada orang tua biasanya tampak massa acidophilic yang disebut tubuh pertinaks.
Lempeng kuku kaya kalsium, ditemukan sebagai fosfat dalam kristal hidroksiapatit. Unsur-
unsur lain yang hanya dalam jumlah kecil, seperti tembaga, mangan, seng, dan besi.
Konsentrasi kalsium pada kuku 10 kali lipat dari pada rambut. Kalsium tidak secara
signifikan berkontribusi untuk membuat kuku menjadi keras. Kekerasan kuku terutama
dikarenakan adanya protein belerang yang padat dari matriks. Kelengkungan normal kuku
berkaitan dengan bentuk tulang falang yang mendasari lempeng kuku, yang secara langsung
diikat oleh jaringan ikat antara epitel subungual dan periosteum.
Adapun bagian-bagian kuku menurut Tresna (2010) yaitu sebagai berikut:
1. Badan kuku atau lempeng kuku (nail plate) yaitu bagian yang kelihatandari kuku yang
berada di atas palung kuku mulai dari atas batas akar sampai tepi ujung lepas.
2. Akar kuku (free edge) yaitu akar kuku berada pada dasar kuku dan tersembunyi dibawah
kulit, akar kuku berasal dari jaringan yang tumbuh yaitu matriks atau kandungan kuku.
3. Ujung lepas yaitu merupakan bagian yang berbatasan dengan badan kuku dan ujung jari.
Selain itu Tresna (2010) juga menjelaskan jaringan-jaringan yang berbatasan dengan kuku,
yaitu:
1. Palung Kuku
Bagian dari kulit tempat kuku berada. Palung kuku banyak terdapat pembuluh darah yang
menyediakan makanan untuk pertumbuhan yang terus-menerus bagi kuku. Palung kuku juga
terdapat urat syaraf.
2. Kandungan kuku
Bagian palung kuku yang berada di bawah akar kuku dan banyak terdapat urat syaraf, getah
bening, dan pembuluh darah. Bulan sabit (lanula) kelihatan keputih-putihan, yang berada di
dasar (bawah) badan kuku.Warna pucat pada lanula disebabkan pemberian darah berkurang
di sekitar perkandungan kuku.
3. Kulit kuku (cuticle) yaitu bagian epidermis yang menutupi pinggir sekeliling kuku.
4. Eponychium yaitu sambungan dari cusificle, yaitu badan kuku yang menutupi lanula.
5. Hyponichium yaitu bagian dari epidermis yang berada di bawah ujung lepas.
6. Mantel atau penutup kuku yaitu lipatan yang berada di kulit dan tempat akar kuku.
7. Dinding kuku yaitu lipatan-lipatan kecil kulit yang menutupi pinggir pinggir kuku.
8. Alur kuku yaitu lipatan yang dalam di kedua samping badan kuku.

6
C Anatomi Rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali
telapak tangan, telapak kaki, kuku, dan bibir. Jenis rambut pada manusia dapat digolongkan
menjadi 2 jenis:
1. Rambut terminal, rambut kasar yang mengandung banyak pigmen, terdapat di kepala, alis,
bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut terminal diproduksi oleh folikel-folikel
rambut besar yang ada di lapisan subkutis, dengan diameter rambut >0,03mm.
2. Rambut velus, rambut halus sedikit mengandung pigmen, terdapat hampir diseluruh tubuh.
Rambut velus di produksi oleh folikel-folikel rambut kecil yang ada di lapisan dermis,
dengan diameter rambut < 3mm (Soepardiman, 2008). Rambut dapat dibedakan menjadi
bagian-bagian sebagai berikut:
a. Folikel Rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam berupa tabung yang meliputi:
1). Akar rambut (folliculus pili), yaitu bagian rambut yang tertanam secara miring
dalam kulit.
2). Umbi rambut (bulbus pili), yaitu bagian terbawah akar rambut yang mengalami
pelebaran. Bagian terbawah umbi rambut adalah matriks rambut, yaitu daerah yang
terdiri dari sel-sel yang membelah dengan cepat dan berperan dalam pembentukan
batang rambut. Dasar umbi rambut yang melekuk ini mencakup gumpalan jaringan
ikat, pembuluh darah dan saraf yang berguna untuk 16drene makanan kepada matriks
rambut (Kusumadewi; Brown dan Burns).
b. Batang Rambut, yaitu bagian rambut yang berada diatas permukaan kulit. Batang rambut
terdiri atas 3 bagian, yaitu kutikula (selaput rambut), yang terdiri atas lapisan keratin yang
berguna untuk perlindungan terhadap kekeringan dan pengaruh lain dari luar; korteks (kulit
rambut), terdiri atas serabut polipeptida yang memanjang dan saling berdekatan; dan medulla
(sumsum rambut), terdiri atas 3-4 lapis sel kubus yang berisi keratohialin, badan lemak, dan
rongga udara. Rambut velus tidak memiliki medula (Soepardiman, 2008).
c. Otot Penegak Rambut (muskulus arector pili), merupakan otot polos yang berasal dari
batas dermo-epidermis dan melekat di bagian bawah kandung rambut. Otot-otot ini
dipersarafi oleh saraf-saraf 17drenergic dan berperan untuk menegakkan rambut bila
kedinginan serta sewaktu mengalami tekanan emosional (Kusumadewi; Brown dan Burns).

3. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang mempengruhi personal hygiene antara lain:
a. Budaya
7
Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa saat individu
sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.
b. Status social-ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana
yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi
yang cukup (sabun, sikat gigi, shampoo, pasta gigi,dll). Itu semua tentu
membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan individu akan
berpengaruh pada kemampuannya dalam mempertahankan personal hygiene yang
baik.
c. Agama
Agama juga berpengaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan
sehari-hari. Agama islam misalnya, umat islam diperintahkan untuk selalu
menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari iman. Hal ini tentu
akan mendorong individu untuk meningkatkan pentingnya kebersihan diri bagi
kelangsungan hidup.
d. Tingkat Pengetahuan atau Perkembangan Individu
Kedewasaan seseorang akan berpengaruh tertentu pada kualitas diri orang
tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan ini
penting dalam meningkatkan status kesehatan individu. Sebagai contoh, agar
terhindar dari penyakit kulit kita harus mandi dengan bersih setiap hari.
e. Status Kesehatan
Kondisi sakit atau cidera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan
individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
f. Kebiasaan
Ini ada kaitannya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan shower, sabun
padat, sabun cair, shampoo,dll.
g. Cacat Jasmani atau Mental Bawaan
Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri.

4. Gangguan Terkait Personal Hygiene (Defisit Perawatan Diri)


A. Etiologi

8
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai
berikut:
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
3. Ekonomi
4. Lingkungan
5. Kurang pengetahuan

B. Proses Terjadi
Kurangnya perawatan diri pada pasien terjadi akibat adanya hambatan kemampuan
untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas diri untuk untuk diri sendiri yang mana
ketidakmampuan untuk mengakses kamar mandi, ketidakmampuan mengeringkan tubuh,
ketidakmampuan menjangkau sumber air. Hal itu diakibatkan oleh beberapa faktor yang
berhubungan seperti kendala lingkungan, gangguan muskoloskeletal, nyeri, serta gangguan
koknitif.

C. Manifestasi Klinis
Adapun jenis dan karakteristik kurang perawatan diri tanda dan gejala menurut Nanda
(2006) meliputi:
1. Kurang perawatan diri mandi atau hygiene
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi atau kebersihan diri
secara mandiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk
dan keluar kamar mandi.
2. Kurang perawatan diri berpakaian atau berhias
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas berpakaian dan berhias
untuk diri sendiri, dengan batasan karakteristik ketidakmampuan klien dalam
mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan,
menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil
pakaian dan mengenakan spatu.
3. Kurang perawatan diri toileting

9
Kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas toileting, dengan
karakteristik ketidakmampuan klien dalam pergi ke toilet atau menggunakan
pispot, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB atau BAK dengan tepat, dan menyiram toilet
atau kamar kecil.
D. Komplikasi
Defisit perawatan diri dapat berdampak buruk bagi kesehatan seseorang, menurut
Wartono (2006) dampak defisit perawatan diri dapat berupa:
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan defisit perawatan diri adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui apakah
ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat menyebabkan
timbulnya defisit perawatan diri seperti:
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium
b. Melakukan pemeriksaan radiologi

5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
a. Bina hubungan saling percaya
b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
c. Kuatkan kemampuan klien untuk merawat diri
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri
a. Bantu klien merawat diri
b. Ajarkan keterampilan secara bertahap
10
c. Buat kegiatan harian setiap hari
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
a. Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (misal: sabun, odol, baju, dll)
b. Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi klien

B. Tinjauan Teori Askep

a. Pengkajian
Data Subjektif: Pasien mengatakan tidak mampu berpakaian, mandi, menggosok
gigi, makan, eliminasi secara mandiri karena lemas. Pasien mengatakan merasa
tidak nyaman.
Data Objektif: Kebersihan pasien tampak kurang, badan pasien tampak kotor,
pasien tampak tidak rapi, gigi pasien tampak kotor, aktivitas pasien tampak
dilakukan di tempat tidur.

b. Diagnosa Keperawatan

Menurut Nanda NIC NOC Versi I diagnosa keperawatan defisit perawatan diri yakni
berhubungan dengan penurunan atau kurangnya motivasi, hambatan lingkungan, kerusakan
muskuloskeletal, kerusakan neuromuskular, nyeri, kerusakan persepsi/kognitif, kecemasan,
kelamahan dan kelelahan ditandai dengan ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan
untuk berpakaian, ketidakmampuan untuk toileting.

c. Perencanaan

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Defisit perawatan Setalah dilakukan - Pertimbangkan - Kebudayaan dan nilai
diri mandi b.d asuhan keperawatan budaya pasien ketika pribadi
gangguan kognitif, diharapkan defitis mempromosikan mempengaruhi
penurunan motivasi, perawatan diri dapat aktivitas perawatan kemampuan
kendala lingkungan, teratasi dengan diri perawatan personal
mati rasa, kriteria hasil: - Pertimbangkan usia hygiene sebab
ketidakmampuan 1. Mampu klien ketika seseorang dari latar

11
merasakan hubungan membersihkan mempromosikan belakang yang
spasial, gangguan tubuh sendiri aktivitas perawatan berbeda akan
musculoskeletal, secara mandiri diri mengikuti praktik
gangguan 2. Mengungkapka - Tentukan jumlah dan perawatan personal
neuromuscular, n secara verbal jenis bantuan yang hygiene yang
nyeri, gangguan kepuasan dibutuhkan berbeda
persepsi, ansietas tentang - Pantau pembersihan - Perubahan fisik
berat kebersihan kuku sesuai dengan karena faktor usia
tubuh dan kemampuan membuat seseorang
hygiene oral perawatan diri tidak peduli akan
3. Mampu - Fasilitasi sikat gigi kebersihan tubuhnya
merawat mulut yang sesuai - Perawatan diri tidak
dan gigi secara - Pantau integritas kulit berarti klien harus
mandiri - Pertahankan jadwal melakukan segala
kebersihan diri sesuatu untuk
dirinya sesuai
dengan rencana
perawat
- Kebersihan kuku
sangat penting dalam
mencegah resiko
terjadinya penyakit
- Kebersihan gigi
penting untuk
meningkatkan
kenyamanan, selera
makan klien
- Kerusakan kulit
mungkin terjadi
karena imobilsasi
tubuh yang terlalu
lama
- Mempertahankan
rutinitas perawatan
12
diri klien untuk
membantu proses
kemandirian dan
penyembuhan
2 Defisit perawatan Setelah dilakukan - Pertimbangkan - Kebudayaan dan nilai
diri berpakaian b.d asuhan keperawatan budaya pasien ketika pribadi
gangguan kognitif, diharapkan defisit mempromosikan mempengaruhi
penurunan motivasi, perawatan diri dapat aktivitas perawatan kemampuan
ketidaknyamanan, teratasi dengan diri perawatan personal
kendala lingkungan, kriteria hasil: - Sediakan pakaian hygiene sebab
keletihan dan 1. Pasien pasien ditempat yang seseorang dari latar
kelemahan, mengungkapka mudah untuk belakang tang
gangguan n kepuasan dijangkau berbeda akan
musculoskeletal, dalam - Beri bantuan dalam mengikuti praktik
gangguan berpakaian dan berpakaian jika perawatan personal
neuromuscular, menata rambut diperlukan hygiene yang
nyeri, gangguan 2. Pasien mampu - Pertahankan privasi berbeda
persepsi, ansietas mengenakan klien ketika klien - Mengurangi resiko
berat pakaian dan berpakaian cidera karena
berdandan kelemahan fisik saat
secara mandiri melakukan
perawatan diri
- Meningkatkan
kemandirian pasien
dalam melakukan
keperawatan diri
- Klien harus
mendapatkan privasi
yang diperlukan
dengan hormat saat
melakukan
perawatan diri
3 Defisit perawatan Setelah dilakukan - Pertimbangkan - Kebudayaan dan nilai
diri eliminasi b.d asuhan keperawatan budaya pasien ketika pribadi

13
gangguan kognitif, diharapkan defisit mempromosikan mempengaruhi
penurunan motivasi, perawatan diri dapat aktivitas perawatan kemampuan
kendala lingkungan, teratasi dengan diri perawatan personal
keletihan dan kriteria hasil: - Pertimbangkan usia hygiene sebab
kelemahan, 1. Mampu klien ketika seseorang dari latar
hambatan mobilitas, BAB/BAK mempromosikan belakang yang
gangguan secara mandiri aktivitas perawatan berbeda akan
musculoskeletal, 2. Mengenali dan diri mengikuti praktik
gangguan mengetahui - Tentukan jumlah dan perawatan personal
neuromuscular, kebutuhan jenis bantuan yang hygiene yang
nyeri, gangguan bantuan untuk dibutuhkan berbeda
persepsi, ansietas eliminasi - Menyediakan privasi - Perubahan fisik
berat 3. Membersihkan selama eliminasi karena faktor usia
diri setelah - Menyiram membuat seseorang
eliminasi toilet/membersihkan tidak peduli akan
pispot setelah kebersihan tubuhnya
eliminasi - Perawatan diri tidak
berarti klien harus
melakukan segala
sesuatu untuk
dirinya sesuai
dengan rencana
perawat
- Klien harus
mendapatkan privasi
yang diperlukan
dengan hormat saat
melakukan
perawatan diri
- Demi menjaga
kebersihan dan
kenyamanan
lingkungan pasien

14
d. Implementasi
Implementasi sesuaikan dengan intervensi yang telah direncanakan

e. Evaluasi

Evaluasi terhadap masalah personal hygiene dilakukan dengan menilai kemampuan


dalam memenuhi kebutuhan personal hygiene diantaranya:
a. Pasien mampu menggunakan pakaian dengan rapi dan bersih
b. Kebutuhan eliminasi pasien terpenuhi
c. Pasien mengungkapkan secara verbal kepuasan tentang kebersihan tubuh dan
hygiene oral
d. Pasien mampu melakukan tindakan perawatan diri secara mandiri/dibantu

C. WOC

Sakit Lingkungan Kurang


Pengatahuan

DEFISIT PERAWATAN DIRI

15
Dampak Fisik Dampak psikologis

1. Gangguan integrasi 1. Harga diri rendah


kulit 2. Gangguan interaksi
2. Gangguan sosial
membrane mukosa 3. Gangguan rasa
kulit nyaman

DAFTAR PUSTAKA

NANDA NIC-NOC.Jilid I.Jogjakarta: Medication

Perry & Potter. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Mubaraq, W.I. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Praktek Keperawatan.
Jakarta: EGC

Adam,S. 1994. Higiene Perseorangan. Jakarta: Bharata Karya Aksara

16
LEMBAR PENGESAHAN

Pembimbing Ruangan Ketua Kelompok

( ) ( )

17
Pembimbing Akademik

( )

18

Anda mungkin juga menyukai