Kelompok 10 Makalah
Kelompok 10 Makalah
Hastuti (1701412040)
Tim Penulis
Daftar Isi
Sampul...................................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan......................................................................................................20
B. Saran................................................................................................................20
Daftar Pustaka.......................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awal 1970-an, para ilmuwan mengusulkan apa yang mereka
sebut sebagai gen terapi untuk mengobati penyakit warisan yang disebabkan
oleh gen yang cacat. Pada tahun 1983, sekelompok ilmuwan dari Baylor
College Of Medicine di Houston Texas, mengusulkan bahwa terapi gen satu
hari nanti bisa menjadi pendekatan yang layak untuk mengobati penyakit
Lesch-Nyhan, yang merupakan gangguan neurologis langka. Para ilmuwan
melakukan percobaan di mana sebuan gen yang memproduksi enzim untuk
memperbaiki penyakit yang akan disuntikkan kembali ke orang yang
menderita penyakit Lesch-Nyhan.
Di Amerika Serikat, baik berbasis DNA (in vivo) dan berbasis sel (ex
vivo) sedang diselidiki, terapi gen berbasis DNA menggunakan virus sebagai
vector (penghantar) untuk memodifikasi gen yang merupakan sel target
sedangkan teknik yang berbasis sel dengan cara menghapus sel-sel dari gen
target kemudian menggantinya dengan sel yang baru kemudian disuntikkan
kembali ke dalam sel pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Terapi Gen dan sejarah ditemukannya ?
2. Bagaimanakah pendekatan Terapi Gen untuk kanker ?
3. Bagaimanakah bahaya dan manfaat Terapi Gen?
4. Apa itu Stem Cell ?
5. Apa jenis-jenis Stem Cell ?
6. Bagimana mekanisme kerja Stem Cell ?
7. Bagaimana cara memperoleh Stem Cell ?
8. Apa manfaat atau penggunaan Stem Cell ?
9. Apa kelebihan dan kekurangan teknologi Stem Cell ?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui Terapi Gen dan sejarah ditemukannya
2. Untuk mengetahui pendekatan Terapi Gen pada kanker
3. Untuk mengetahui bahaya dan manfaat Terapi Gen
4. Untuk mengetahui apa itu Stem Cell
5. Untuk mengetahui jenis-jenis Stem Cell
6. Untuk megetahui mekanisme kerja Stem Cell
7. Untuk mengetahui cara memperoleh Stem Cell
8. Untuk mengetahui manfaat atau penggunaan Stem Cell
9. Untuk mengetahui kelebihan dan keurangan teknologi Stem Cell
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah dan Pengertian Terapi Gen
Terapi gen adalah suatu teknik yang digunakan untuk memeperbaiki gen-gen
mutan (abnormal / cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu
penyakit. Terapi gen pertama kali dilakukan pada 14 September 1990 di USA
yang didesain untuk mengobati defisiensi adenosine deaminase (ADA). ADA
adalah sebuah penyakit yang diturunkan dan bekerja dengan cara merusak sistem
imun dan menyebabkan severe combined immunodeficiency (SCID), dimana
penderita tidak memiliki proteksi imun dari bakteri, virus dan fungi. Transfer ex
vivo gen ADA ke dalam limfosit pembuluh darah tepi dan sel-sel progenitor (sel-
sel dengan kemampuan untuk terdiferensiasi menjadi suatu jenis sel tertentu)
sumsum tulang belakang dari penderita severe combined immunodeficiency yang
berkaitan dengan defisiensi adenosine deaminase (ADA-SCID) menghasilkan
perbaikan imunitas selular dan humoral (cairan) pada pasien yang ditangani.
Sejak saat itu, telah dilakukan lebih dari 600 uji klinis di seluruh dunia, dan lebih
dari 4.000 pasien telah menerima terapi gen.
Akhir-akhir ini, penyakit-penyakit target untuk terapi gen telah meluas dari
kelainan metabolik kongenital menjadi tumor-tumor malignan yang tidak dapat
disembuhkan oleh pengobatan yang ada dan bahkan penyakit-penyakit tumor
jinak kronis yang menyebabkan penurunan kualitas hidup. Para peneliti melihat
potensi terapi gen untuk penanganan kanker, suatu penyakit akibat abnormalitas
regulasi dan ekspresi gen. Walaupun kemoterapi dan radioterapi memperpanjang
kemampuan bertahan hidup dan dapat mengobati kanker pada beberapa kasus,
namun kekurangan-kekurangannya pun banyak. Sel–sel target kemoterapi adalah
sel-sel yang berproliferasi, bukan sel-sel kanker secara spesifik. Kemoterapi juga
mempunyai efek samping sehingga dosis yang diperbolehkan terbatas, dan pada
sebagian besar tumor-tumor solid terjadi kekambuhan yang cepat setelah terapi.
Berbeda dari terapi konvensional, terapi gen untuk kanker menjanjikan
pengobatan yang spesifik terhadap kanker, efek toksik yang lebih sedikit dan
potensi yang lebih besar untuk sembuh.
Dari 350 uji klinik terapi gen yang dilaporkan oleh National Institutes of
Health Recombinant DNA Advisory Committee USA pada bulan Maret 2000,
67% adalah terapi gen untuk penanganan kanker. Hingga pertengahan Juli 2004,
di Jepang telah dikembangkan dua puluh protokol terapi gen. Diantaranya, lima
belas berkaitan dengan kanker. Penyakit-penyakit kanker yang dijadikan target
meliputi karsinoma sel ginjal, kanker paru-paru, kanker esophagus, kanker
payudara, kanker prostat, kanker otak (malignant glioma), leukemia, dan kanker
kolon (usus).
B. Pendekatan Terapi Gen untuk Kanker
Secara umum, terapi gen dilakukan dengan cara mengganti atau
menginaktifkan gen yang tidak berfungsi, menambahkan gen fungsional, atau
menyisipkan gen ke dalam sel untuk membuat sel berfungsi normal. Sel-sel
kanker mempunyai tiga karakteristik yang dikontrol secara genetis untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan, yaitu :
a. sel-sel kanker mempunyai kecepatan pertumbuhan yang tidak normal
b. sel-sel kanker tidak mati ketika tubuh mengisyaratkan hal itu
c. sel-sel kanker melawan kerja sistem imun tubuh.
Oleh karena itu terapi gen untuk mengobati kanker didasarkan pada koreksi
kecepatan pertumbuhan pada sel-sel kanker, kontrol kematian sel dan membuat
sistem imun membunuh sel-sel kanker. Pendekatan lain untuk terapi gen kanker
adalah dengan strategi bunuh diri.
1. Koreksi kecepatan tumbuh sel-sel kanker
Suatu pendekatan untuk mengontrol kecepatan tumbuh sel-sel kanker adalah
dengan melibatkan penggunaan oligonukleotida antisense. Oligonukleotida
antisense adalah pasangan basa dari produk-produk gen regulator pertumbuhan
spesifik (onkogen seperti ras, PKC-a, raf, c-myc, HER-2/neu). Onkogen dapat
menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol bila gennya rusak. Ketika
oligonukleotida antisense berikatan dengan produk-produk onkogen dari kanker,
oligonukleotida tersebut menghambat fungsi onkogen, meng-hasilkan penurunan
pertumbuhan kanker dan memperpanjang kelangsungan hidup pasien. Efektivitas
oligonukleotida antisense tampaknya meningkat bila dikombinasikan dengan
kemoterapi.
Pendekatan terapi lainnya untuk mengontrol pertumbuhan sel-sel kanker
adalah dengan terapi gen antiangiogenik. Terapi gen antiangiogenik dilakukan
dengan mengacaukan gen-gen yang menyokong angiogenesis. Angiogenesis
adalah pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru yang diperlukan sebagai
sumber nutrisi untuk pertumbuhan tumor. Melalui metode antiangiogenik maka
pertumbuhan sel-sel kanker akan terganggu.
2. Pengontrolan kematian sel kanker
Pada sel-sel normal, gen p53 bertanggung jawab untuk mem-perbaiki DNA
abnormal. Bila DNA tidak dapat diperbaiki oleh gen p53, gen tersebut memberi
sinyal pada sel yang memiliki DNA abnormal untuk mati melalui mekanisme
apoptosis. Pada sel-sel kanker, gen p53 menjadi abnormal dan tidak dapat
menyebabkan apoptosis pada sel-sel abnormal. Diperkirakan 50% hingga 60%
kanker pada manusia berkaitan dengan gen p53 yang bermutasi atau tidak adanya
ekpresi p53.
Pengontrolan genetik untuk kematian sel kanker dilaku-kan melalui
manipulasi gen p53 abnormal yang ada pada sejumlah kanker. Cara untuk
melakukan hal tersebut adalah dengan mentransfer gen p53 normal dengan
menggunakan adenovirus ke dalam sel kanker yang mengandung gen p53
abnormal. Transfer melewati membran sel tumor ke nukleus ini dapat
mengembalikan kontrol genetik yang normal. Uji klinik yang mempelajari
aktivitas pendekatan dengan adenovirus p53 melibatkan pengobatan pada
berbagai pasien, terutama pada pasien dengan kanker kepala dan leher, kanker
ovarium, dan kanker paru-paru. Uji klinik yang membandingkan terapi gen
adenovirus-p53 dengan penanganan standar pada kanker kepala dan leher dan
kanker ovarium saat ini sedang dilakukan.
Perlakuan lain dengan gen p53 sebagai target adalah dengan menggunakan
virus ONYX-015. Virus ini tidak mengganti gen yang menginduksi apoptosis,
namun virus tersebut telah dimodifikasi sehingga hanya tumbuh dalam sel-sel
kanker dengan fungsi p53 abnormal. Hal ini menyebabkan kematian sel-sel
kanker yang terserang virus dan tampaknya tidak mempengaruhi sel-sel normal
dengan fungsi p53 yang normal. Uji klinis dengan virus ONYX-015 juga sedang
berjalan dengan, membandingkan pendekatan ini dengan terapi standar pada
penderita kanker kepala dan leher.
3. Upaya untuk membuat sistem imun membunuh sel-sel kanker.
Banyak pengobatan imun dicoba untuk meningkatkan aktivitas limfosit pada
daerah kanker. Satu pendekatan yang dicoba adalah injeksi gen yang
memfasilitasi ikatan limfosit dengan sel-sel kanker (plasmid HLA-B7) secara
langsung ke lokasi kanker. Hal ini memungkinkan limfosit untuk diidentifikasi
dan merusak kanker. Pendekatan ini ditoleransi dengan baik dan Uji klinis
sedang dilakukan untuk mempelajari peran Allovectin-7 (plasmid HLA-B7)
untuk meningkatkan imunitas melawan kanker pada penderita melanoma serta
kanker kepala dan leher.
4. Strategi bunuh diri.
Strategi bunuh diri adalah pendekatan terapi dengan menyisipkan suatu gen
yang membuat sel-sel kanker sangat sensitif terhadap obat. Pada saat pasien
diberi obat, obat tersebut hanya membunuh sel-sel yang mengandung gen
tersebut. Hal itu juga disebut kemosensitisasi. Strategi bunuh diri melibatkan
introduksi dari suatu gen yang mengkode enzim non mamalia ke dalam sel-sel
tumor, diikuti oleh pemberian dosis tinggi prodrug nontoksik sistemik. Enzim
yang dipilih untuk tujuan ini mengkatalisis reaksi yang tidak terjadi dalam sel-sel
mamalia sehingga prodrug nontoksik dimetabolisme menjadi bentuk toksik di
dalam tubuh pasien. Ekspresi enzim itu dibatasi sehingga konversi prodrug
menjadi bentuk toksik hanya terjadi pada daerah tumor. Melalui cara ini,
konsentrasi tinggi dari obat kemoterapi hanya terbatas pada daerah tumor
sehingga hanya membunuh sel-sel tumor secara selektif tanpa residu toksisitas
sistemik. Percobaan di bidang ini menggunakan enzim virus yang
menghasilkan Virus-Directed Enzyme / Prodrug Therapy (VDEPT) sebagai
terminologi alternatif untuk strategi bunuh diri.
C. Manfaat dan Bahaya Terapi Gen
1. Manfaat
Terapi gen dapat memberikan harapan bagi pasien yang menderita
penyakit seperti kanker, hemophilia, muscular dystrophy, dan AIDS yang
kemungkinan penyembuhannya dapat dilakukan dengan terapi gen.
2. Bahaya
Seorang paisen yang menerima terapi gen mungkin akan menghadapi
suatu resiko infeksi atau reaksi sistem kekebalan tubuh. Virus sebagai
vektornya dapat menyebabkan infeksi atau peradangan pada jaringan dan
pengenalan virus dalam tubuh kita dapat memunculkan penyakit lainnya.
Resiko lainnya adalah bahwa gen baru mungkin diperkenalkan di posisi yang
salah dalam DNA sehingga dapat menyebabkan mutasi genetik.
D. Pengertian Stem Cell
Stem cell diperkenalkan sebagai sel-sel “undifferentiated” karena belum
dapat berkembang dan membentuk jaringan atau organ yang lebih spesifik.
Sel punca, sel induk, sel batang (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel
yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk
berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Proses
perubahan stem cell menjadi tipe sel yang spesifik dikenal sebagai
“differentation”. Selain berfungsi untuk membentuk jaringan atau organ yang
lebih spesifik, stem cell juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk
mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup
organisme. Saat stem cell terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk
tetap menjadi stem cell atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang
lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.Jadi stem cell
merupakan sel induk yang terdapat pada benda-benda hidup seperti manusia,
hewan dan tumbuhan.Stemcell atau sel induk adalah bagian dasar dari semua
organ tubuh yang berfungsi untuk memicu regenerasi jaringan organ tubuh
kita.
Sel Punca mempunyai 2 sifat yang khas yaitu:
1. Differentiate yaitu kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain.
Sel Punca mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas
(spesifik) misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas
dan lain-lain
2. Self regenerate/self renew yaitu kemampuan untuk memperbaharui
atau meregenerasi dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel
yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.
Dalam satu dekade terakhir, pengobatan dengan Stem Cell menjadi lebih
populer. Keberhasilan dalam menangani penyakit saraf seperti parkinson dan
huntington telah membuktikan keberhasilan pengobatan berbasis Stem Cell ini.
Selain pengobatan untuk penyakit saraf, pengobatan ini mulai digunakan untuk
mengobati kerusakan organ tubuh, penyakit jantung, kanker, diabetes, bahkan
HIV/AIDS. Meski pengobatan berbasis Stem Cell ini sangat menjanjikan, namun
terdapat kendala-kendala misalnya kesulitan dalam kultur Stem Cell embrionik,
resiko penolakan sel oleh tubuh pasien serta biaya yang sangat mahal.
Stem Cell sangatlah spesial karena sel ini dapat berubah bentuk menjadi sel
apa saja, apakah sel jantung, sel hati, sel kulit dan sebagainya. Penemuan
bagaimana aktifitas Stem Cell ini sangat mengejutkan dunia kedoteran dan
menarik minat yang cukup tinggi untuk meneliti lebih lanjut mengenai kinerja
Stem Cell khususnya di dunia medis dan kecantikan, apakah untuk teraphy
penyembuhan penyakit dan untuk teraphy kecantikan kulit. Karena manfaat Stem
Cell ini dapat memperbaharui sel-sel organ yang mati dan meregenerasi dirinya
sendiri dengan mengganti sel-sel yang mati tadi menjadi sel-sel yang baru.
Seiring bertambahnya usia, polusi, pola makan yang salah dan pola hidup
yang tidak sehat serta efek samping dari obat-obatan kimiawi, maka kemampuan
stemcell dari organ tubuh kita untuk melakukan regenerasi akan menurun. Hal ini
mengakibatkan jumlah sel yang diregenerasi semakin berkurang sehingga
menimbulkan kerusakan jaringan dan melemahkan fungsi organ - organ tubuh
kita, melemahkan daya tahan tubuh, penuaan dini dan rentan terhadap
penyakit.Oleh sebab itu peneliti dalam dunia kesehatan berusaha untuk
menemukan cara yang efektif yang dapat memicu agar sel induk bisa bekerja lebih
aktif sehingga dapat menggantikan kerusakan sel tubuh yang terjadi setiap
hari.Stemcell sudah menjadi pembicaraan dan rebutan berbagai negara di bidang
kesehatan dan kecantikan, karena dapat menambah harapan hidup manusia.
Stem cell dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun
pengobatan. Adapun penggunaan kultur stem cell adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Stem Cell Dalam Riset
a. Terapi Gen
a. Penyakit autoimun
b. Penyakit degeneratif
c. Penyakit keganasan
Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang bagus dalam
cell based therapy:
a. Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya
transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi.
Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ donor yang
sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor
yang sesuai.
c. Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi
melalui metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan
mengenai terapi gen di atas.
Para ahli saat ini sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk
menggunakan stem cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem
cell untuk mengobati penyakit dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip
terapi yang dimaksud adalah dengan melakukan transplantasi stem cell pada
organ yang rusak.
1. Penggunaan sel induk embrionik (embryonic stem cell) pada terapi sel
Kelebihan:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi gen pada penyakit kanke rmasih dalam tahap penelitian, tetapi
kemajuan yang pesat telah diperoleh pada beberapa uji klinik. Walaupun banyak
tantangan yang harus dihadapi, namun metode ini, telah menunjukkan toleransi
yang baik dan efektif bagi sejumlah kanker. Secara umum, terapi gen dilakukan
dengan cara mengganti atau menginaktifkan gen yang tidak berfungsi,
menambahkan gen fungsional, atau menyisipkan gen ke dalam sel untuk
membuat sel berfungsi normal. Pendekatan-pendekatan dalam pengobatan
kanker untuk terapi gen dapat dilakukan dengan koreksi kecepatan pertumbuhan
pada sel-sel kanker, kontrol kematian sel, membuat sistem imun membunuh sel-
sel kanker dan dengan strategi bunuh diri. Untuk pasien-pasien dengan kanker
yang tidak responsif terhadap penanganan konvensional, maka terapi gen
tampaknya perlu dipertimbangkan.
Stem cell merupakan sel induk yang terdapat pada benda-benda hidup seperti
manusia, hewan dan tumbuhan.stemcell atau sel induk adalah bagian dasar dari
semua organ tubuh yang berfungsi untuk memicu regenerasi jaringan organ tubuh
kita
B. Saran
Makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, maka untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran baik oleh Dosen pengampu maupun
dari teman-teman lainya agar kami dapat memperbaikinya dimasa akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Tita. Terapi Gen Senjata Baru Melawan
Kanker. http://www.rumahkanker.com (4 Oktober 2014).
Wargasetia, Teresa Liliana. Terapi Gen pada Penyakit Kanker. http://www.60-175-1-
PB.com.pdf (4 Oktober 2014).
https://www.academia.edu/41387597/MAKALAH_STEM_CELL
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/04/stem-cell.html