Anda di halaman 1dari 23

BIOTEKNOLOGI PADA MANUSIA

(TERAPI GEN DAN STEM CELL)

Disusun oleh kelompok 10 :

Hastuti (1701412040)

Riska Handayani (1701412045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO

TAHUN AKADEMIK 2019/ 2020


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan doa dan puji syukur kehadirat Allah swt. serta shalawat
dan salam tercurahkan ke junjungan kita nabi Muhammad SAW, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Pengembangan Kurikulum dengan judul “Bioteknologi Pada
Manusia (Terapi Gen dan Stem Cell)”. Adapun kami, selaku penyusun makalah ini
dapat terselesaikan berkat bantuan dari segala pihak yang membantu dan mendukung.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,
maka dari itu kami mengharapkan sumbangan pikiran, pendapat, serta saran-saran
yang berguna demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi pembaca.

Palopo, 18 September 2020

Tim Penulis
Daftar Isi

Sampul...................................................................................................................

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar Isi................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Terapi Gen Dan Sejarah................................................................3


B. Pendekatan Terapi Gen Untuk Kanker............................................................4
C. Bahaya Dan Manfaat Terapi Gen....................................................................7
D. Pengertian Stem Cell.......................................................................................7
E. Jenis-Jenis Stem Cell.......................................................................................10
F. Mekanisme Kerja Stem Cell............................................................................10
G. Cara Memperoleh Stem Cell...........................................................................12
H. Manfaat Atau Penggunaan Stem Cell..............................................................13
I. Kelebihan Dan Keurangan Teknologi Stem Cell............................................17

Bab III Penutup

A. Kesimpulan......................................................................................................20
B. Saran................................................................................................................20
Daftar Pustaka.......................................................................................................21
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awal 1970-an, para ilmuwan mengusulkan apa yang mereka
sebut sebagai gen terapi untuk mengobati penyakit warisan yang disebabkan
oleh gen yang cacat. Pada tahun 1983, sekelompok ilmuwan dari Baylor
College Of Medicine di Houston Texas, mengusulkan bahwa terapi gen satu
hari nanti bisa menjadi pendekatan yang layak untuk mengobati penyakit
Lesch-Nyhan, yang merupakan gangguan neurologis langka. Para ilmuwan
melakukan percobaan di mana sebuan gen yang memproduksi enzim untuk
memperbaiki penyakit yang akan disuntikkan kembali ke orang yang
menderita penyakit Lesch-Nyhan.
Di Amerika Serikat, baik berbasis DNA (in vivo) dan berbasis sel (ex
vivo) sedang diselidiki, terapi gen berbasis  DNA menggunakan virus sebagai
vector (penghantar) untuk memodifikasi gen yang merupakan sel target
sedangkan teknik yang berbasis sel dengan cara menghapus sel-sel dari gen
target kemudian menggantinya dengan sel yang baru kemudian disuntikkan
kembali ke dalam sel pasien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Terapi Gen dan sejarah ditemukannya ? 
2.  Bagaimanakah pendekatan Terapi Gen untuk kanker ? 
3. Bagaimanakah bahaya dan manfaat Terapi Gen?
4. Apa itu Stem Cell ?
5. Apa jenis-jenis Stem Cell ?
6. Bagimana mekanisme kerja Stem Cell ?
7. Bagaimana cara memperoleh Stem Cell ?
8. Apa manfaat atau penggunaan Stem Cell ?
9. Apa kelebihan dan kekurangan teknologi Stem Cell ?
C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui Terapi Gen dan sejarah ditemukannya
2. Untuk mengetahui pendekatan Terapi Gen pada kanker
3. Untuk mengetahui bahaya dan manfaat Terapi Gen
4. Untuk mengetahui apa itu Stem Cell
5. Untuk mengetahui jenis-jenis Stem Cell
6. Untuk megetahui mekanisme kerja Stem Cell
7. Untuk mengetahui cara memperoleh Stem Cell
8. Untuk mengetahui manfaat atau penggunaan Stem Cell
9. Untuk mengetahui kelebihan dan keurangan teknologi Stem Cell
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Sejarah dan Pengertian Terapi Gen
Terapi gen adalah suatu teknik yang digunakan untuk memeperbaiki gen-gen
mutan (abnormal / cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu
penyakit. Terapi gen pertama kali dilakukan pada 14 September 1990 di USA
yang didesain untuk mengobati defisiensi adenosine deaminase (ADA). ADA
adalah sebuah penyakit yang diturunkan dan bekerja dengan cara merusak sistem
imun dan menyebabkan severe combined immunodeficiency (SCID), dimana
penderita tidak memiliki proteksi imun dari bakteri, virus dan fungi. Transfer ex
vivo gen ADA ke dalam limfosit pembuluh darah tepi dan sel-sel progenitor (sel-
sel dengan kemampuan untuk terdiferensiasi menjadi suatu jenis sel tertentu)
sumsum tulang belakang dari penderita severe combined immunodeficiency yang
berkaitan dengan defisiensi adenosine deaminase (ADA-SCID) menghasilkan
perbaikan imunitas selular dan humoral (cairan) pada pasien yang ditangani.
Sejak saat itu, telah dilakukan lebih dari 600 uji klinis di seluruh dunia, dan lebih
dari 4.000 pasien telah menerima terapi gen.
Akhir-akhir ini, penyakit-penyakit target untuk terapi gen telah meluas dari
kelainan metabolik kongenital menjadi tumor-tumor malignan yang tidak dapat
disembuhkan oleh pengobatan yang ada dan bahkan penyakit-penyakit tumor
jinak kronis yang menyebabkan penurunan kualitas hidup. Para peneliti melihat
potensi terapi gen untuk penanganan kanker, suatu penyakit akibat abnormalitas
regulasi dan ekspresi gen. Walaupun kemoterapi dan radioterapi memperpanjang
kemampuan bertahan hidup dan dapat mengobati kanker pada beberapa kasus,
namun kekurangan-kekurangannya pun banyak. Sel–sel target kemoterapi adalah
sel-sel yang berproliferasi, bukan sel-sel kanker secara spesifik. Kemoterapi juga
mempunyai efek samping sehingga dosis yang diperbolehkan terbatas, dan pada
sebagian besar tumor-tumor solid terjadi kekambuhan yang cepat setelah terapi.
Berbeda dari terapi konvensional, terapi gen untuk kanker menjanjikan
pengobatan yang spesifik terhadap kanker, efek toksik yang lebih sedikit dan
potensi yang lebih besar untuk sembuh.
Dari 350 uji klinik terapi gen yang dilaporkan oleh National Institutes of
Health Recombinant DNA Advisory Committee USA pada bulan Maret 2000,
67% adalah terapi gen untuk penanganan kanker. Hingga pertengahan Juli 2004,
di Jepang telah dikembangkan dua puluh protokol terapi gen. Diantaranya, lima
belas berkaitan dengan kanker. Penyakit-penyakit kanker yang dijadikan target
meliputi karsinoma sel ginjal, kanker paru-paru, kanker esophagus, kanker
payudara, kanker prostat, kanker otak (malignant glioma), leukemia, dan kanker
kolon (usus).
B.  Pendekatan Terapi Gen untuk  Kanker
Secara umum, terapi gen dilakukan dengan cara mengganti atau
menginaktifkan gen yang tidak berfungsi, menambahkan gen fungsional, atau
menyisipkan gen ke dalam sel untuk membuat sel berfungsi normal. Sel-sel
kanker mempunyai tiga karakteristik yang dikontrol secara genetis untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan, yaitu :
a. sel-sel kanker mempunyai kecepatan pertumbuhan yang tidak normal
b. sel-sel kanker tidak mati ketika tubuh mengisyaratkan hal itu
c. sel-sel kanker melawan kerja sistem imun tubuh.
Oleh karena itu terapi gen untuk mengobati kanker didasarkan pada koreksi
kecepatan pertumbuhan pada sel-sel kanker, kontrol kematian sel dan membuat
sistem imun membunuh sel-sel kanker. Pendekatan lain untuk terapi gen kanker
adalah dengan strategi bunuh diri.
1. Koreksi kecepatan tumbuh sel-sel kanker
Suatu pendekatan untuk mengontrol kecepatan tumbuh sel-sel kanker adalah
dengan melibatkan penggunaan oligonukleotida antisense. Oligonukleotida
antisense adalah pasangan basa dari produk-produk gen regulator pertumbuhan
spesifik (onkogen seperti ras, PKC-a, raf, c-myc, HER-2/neu). Onkogen dapat
menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol bila gennya rusak. Ketika
oligonukleotida antisense berikatan dengan produk-produk onkogen dari kanker,
oligonukleotida tersebut menghambat fungsi onkogen, meng-hasilkan penurunan
pertumbuhan kanker dan memperpanjang kelangsungan hidup pasien. Efektivitas
oligonukleotida antisense tampaknya meningkat bila dikombinasikan dengan
kemoterapi.
Pendekatan terapi lainnya untuk mengontrol pertumbuhan sel-sel kanker
adalah dengan terapi gen antiangiogenik. Terapi gen antiangiogenik dilakukan
dengan mengacaukan gen-gen yang menyokong angiogenesis. Angiogenesis
adalah pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru yang diperlukan sebagai
sumber nutrisi untuk pertumbuhan tumor. Melalui metode antiangiogenik maka
pertumbuhan sel-sel kanker akan terganggu.
2. Pengontrolan kematian sel kanker
Pada sel-sel normal, gen p53 bertanggung jawab untuk mem-perbaiki DNA
abnormal. Bila DNA tidak dapat diperbaiki oleh gen p53, gen tersebut memberi
sinyal pada sel yang memiliki DNA abnormal untuk mati melalui mekanisme
apoptosis. Pada sel-sel kanker, gen p53 menjadi abnormal dan tidak dapat
menyebabkan apoptosis pada sel-sel abnormal. Diperkirakan 50% hingga 60%
kanker pada manusia berkaitan dengan gen p53 yang bermutasi atau tidak adanya
ekpresi p53.
Pengontrolan genetik untuk kematian sel kanker dilaku-kan melalui
manipulasi gen p53 abnormal yang ada pada sejumlah kanker. Cara untuk
melakukan hal tersebut adalah dengan mentransfer gen p53 normal dengan
menggunakan adenovirus ke dalam sel kanker yang mengandung gen p53
abnormal. Transfer melewati membran sel tumor ke nukleus ini dapat
mengembalikan kontrol genetik yang normal. Uji klinik yang mempelajari
aktivitas pendekatan dengan adenovirus p53 melibatkan pengobatan pada
berbagai pasien, terutama pada pasien dengan kanker kepala dan leher, kanker
ovarium, dan kanker paru-paru. Uji klinik yang membandingkan terapi gen
adenovirus-p53 dengan penanganan standar pada kanker kepala dan leher dan
kanker ovarium saat ini sedang dilakukan.
Perlakuan lain dengan gen p53 sebagai target adalah dengan menggunakan
virus ONYX-015. Virus ini tidak mengganti gen yang menginduksi apoptosis,
namun virus tersebut telah dimodifikasi sehingga hanya tumbuh dalam sel-sel
kanker dengan fungsi p53 abnormal. Hal ini menyebabkan kematian sel-sel
kanker yang terserang virus dan tampaknya tidak mempengaruhi sel-sel normal
dengan fungsi p53 yang normal. Uji klinis  dengan virus ONYX-015 juga sedang
berjalan dengan, membandingkan pendekatan ini dengan terapi standar pada
penderita kanker kepala dan leher.
3. Upaya untuk membuat sistem imun membunuh sel-sel kanker.
Banyak pengobatan imun dicoba untuk meningkatkan aktivitas limfosit pada
daerah kanker. Satu pendekatan yang dicoba adalah injeksi gen yang
memfasilitasi ikatan limfosit dengan sel-sel kanker (plasmid HLA-B7) secara
langsung ke lokasi kanker. Hal ini memungkinkan limfosit untuk diidentifikasi
dan merusak kanker. Pendekatan ini ditoleransi dengan baik dan Uji klinis
sedang dilakukan untuk mempelajari peran Allovectin-7 (plasmid HLA-B7)
untuk meningkatkan imunitas melawan kanker pada penderita melanoma serta
kanker kepala dan leher.
4. Strategi bunuh diri.
Strategi bunuh diri adalah pendekatan terapi dengan menyisipkan suatu gen
yang membuat sel-sel kanker sangat sensitif terhadap obat. Pada saat pasien
diberi obat, obat tersebut hanya membunuh sel-sel yang mengandung gen
tersebut. Hal itu juga disebut kemosensitisasi. Strategi bunuh diri melibatkan
introduksi dari suatu gen yang mengkode enzim non mamalia ke dalam sel-sel
tumor, diikuti oleh pemberian dosis tinggi prodrug nontoksik sistemik. Enzim
yang dipilih untuk tujuan ini mengkatalisis reaksi yang tidak terjadi dalam sel-sel
mamalia sehingga prodrug nontoksik dimetabolisme menjadi bentuk toksik di
dalam tubuh pasien. Ekspresi enzim itu dibatasi sehingga konversi prodrug
menjadi bentuk toksik hanya terjadi pada daerah tumor. Melalui cara ini,
konsentrasi tinggi dari obat kemoterapi hanya terbatas pada daerah tumor
sehingga hanya membunuh sel-sel tumor secara selektif tanpa residu toksisitas
sistemik. Percobaan di bidang ini menggunakan enzim virus yang
menghasilkan Virus-Directed Enzyme / Prodrug Therapy (VDEPT) sebagai
terminologi alternatif untuk strategi bunuh diri.
C. Manfaat dan Bahaya Terapi Gen
1.  Manfaat
Terapi gen dapat memberikan harapan bagi pasien yang menderita
penyakit seperti kanker, hemophilia, muscular dystrophy, dan AIDS yang
kemungkinan penyembuhannya dapat dilakukan dengan terapi gen.
2.  Bahaya
Seorang paisen yang menerima terapi gen mungkin akan menghadapi
suatu resiko infeksi atau reaksi sistem kekebalan tubuh. Virus sebagai
vektornya dapat menyebabkan infeksi atau peradangan pada jaringan dan
pengenalan virus dalam tubuh kita dapat memunculkan penyakit lainnya.
Resiko lainnya adalah bahwa gen baru mungkin diperkenalkan di posisi yang
salah dalam DNA sehingga dapat menyebabkan mutasi genetik.
D. Pengertian Stem Cell
Stem cell diperkenalkan sebagai sel-sel “undifferentiated” karena belum
dapat berkembang dan membentuk jaringan atau organ yang lebih spesifik.
Sel punca, sel induk, sel batang (bahasa Inggris: stem cell) merupakan sel
yang belum berdiferensiasi dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk
berkembang menjadi banyak jenis sel yang berbeda di dalam tubuh. Proses
perubahan stem cell menjadi tipe sel yang spesifik dikenal sebagai
“differentation”. Selain berfungsi untuk membentuk jaringan atau organ yang
lebih spesifik, stem cell juga berfungsi sebagai sistem perbaikan untuk
mengganti sel-sel tubuh yang telah rusak demi kelangsungan hidup
organisme. Saat stem cell terbelah, sel yang baru mempunyai potensi untuk
tetap menjadi stem cell atau menjadi sel dari jenis lain dengan fungsi yang
lebih khusus, misalnya sel otot, sel darah merah atau sel otak.Jadi stem cell
merupakan sel induk yang terdapat pada benda-benda hidup seperti manusia,
hewan dan tumbuhan.Stemcell atau sel induk adalah bagian dasar dari semua
organ tubuh yang berfungsi untuk memicu regenerasi jaringan organ tubuh
kita.
Sel Punca mempunyai 2 sifat yang khas yaitu:
1. Differentiate yaitu kemampuan untuk berdifferensiasi menjadi sel lain.
Sel Punca mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel yang khas
(spesifik) misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankreas
dan lain-lain
2. Self regenerate/self renew yaitu kemampuan untuk memperbaharui
atau meregenerasi dirinya sendiri. Stem cells mampu membuat salinan sel
yang persis sama dengan dirinya melalui pembelahan sel.

Para ilmuwan selama ini memfokuskan penelitian mereka dalam


memanfaatkan stem cell embrionik untuk memperbaiki kerusakan pada
organ-organ tubuh manusia. Contohnya adalah jika ginjal manusia
mengalami kerusakan, maka para ilmuwan dapat memprogram stem cell
embrionik sehingga dapat membentuk jaringan ginjal baru yang akan
menggantikan jaringan ginjal yang rusak.
Gambar. Kemungkinan sel-sel yang akan
dibentuk stem cell
Karena secara alami stem cell memiliki tugas untuk menggantikan sel
yang tua atau sakit, para ilmuwan menggagaskan berbagai ide untuk
menggunakan stem cell sebagai terapi untuk pasien dengan berbagai macam
kondisi medis. Gagasan yang dimakud adalah dengan memberi pasien stem
cell atau sel terdiferensiasi yang terbuat dari stem cell, kita dapat
menggunakan kemampuan alami sel untuk menyembuhkan pasien hingga
sehat kembali. Sebagai contoh, apabila pasien memiliki serangan jantung,
dengan memberi pasien sebuah transplantasi stem cell sebagai terapi, tujuan
kita adalah untuk membuat stem cell yang ditransplantasi memperbaiki
kerusakan di jantung. Populasi alami stem cell yang kita miliki hanya
mempunyai kapasitas yang terbatas untuk memperbaiki kerusakan di tubuh
kita.
Saat ini, ada beberapa transplantasi stem cell yang telah teruji oleh
ilmuwan yang aman dan juga efektif. Contoh terbaik adalah transplantasi
sumsum tulang. Namun, banyak pengobatan stem cell yang belum teruji
diiklankan dan ditawarkan di seluruh dunia. Sering kali pengobatan tersebut
mendapatkan banyak perhatian di media ketika selebriti seperti bintang olah
raga menjalani pengobatan ini. Umumnya, para ilmuwan dan dokter di bidang
stem cell memperingatkan pasien untuk menjauhi pengobatan tersebut karena
belum jelas apakah pengobatan tersebut benar-benar berfungsi dan aman.

E. Jenis-jenis Stem Cell

Stem Cell dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dua


golongan berbeda yaitu:

1. Jenis Stem Cell berdasarkan kemampuan berdiferensiasi


a. Totipoten : Merupakan sel yang berpotensi untuk berdiferensiasi
menjadi berbagai jenis sel, contoh : zigot.
b. Pluripoten : Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi 3 lapisan
ektoderm, mesoderm, dan endoderm namun tidak membentuk suatu
organisme baru, contoh : Stem Cell embrionik
c. Multipoten : Merupakan sel yang dapat berdiferensiasi menjadi sel
dewasa, contoh : Stem Cell hematopoetik
d. Unipoten :Merupakan sel yang hanya dapat menghasilkan satu jenis sel
tertentu. Stem Cell jenis ini dapat meregenarasi diri sendiri
2. Jenis Stem Cell berdasarkan sumber asal cell
a. Stem Cell embrionik : Merupakan Stem Cell yang didapatkan saat
perkembangan individu masih berada dalam tahap embrio dan memiliki
sifat pluripotent.
b. Stem Cell dewasa : merupakan sekelompok Stem Cell yang belum
terdiferendiasi,terkadang dalam keadaan tidak aktif pada jaringan yang
memiliki sifat spesifik.

F. Mekanisme Kerja Stem Cell


1. Mencari sel-sel punca terbaik pada tubuh manusia
2. Sel-sel punca ini dapat ditemukan dilapisan lemak dalam tubuh
3. Menggunakan jarum suntik yang steril dan khusus
4. Kemudian dokter mengambil sample pencampuran antara jaringan lemak dan
sekelompok sel punca yang sehat
5. Teknisi laboratorium kemudian memisahkan sel punca dengan sel lemak
dengan metode pemisahan sentrifugal
6. Kemudian sel punca ditempatkan pada cawan petri yang diberikan makanan
untuk pertumbuhan
7. Seiring pertumbuhannya,sel-sel ini bertambah banyak dengan cepat
8. Mengisi celah dan lubang yang ada sama seperti cara tubuh menyembuhkan
luka
9. Pada fase ini sel punca menghasilkan senyawa kimia yang disebut faktor
pertumbuhan
10. Faktor pertumbuhan adalah bahasa sel inilah cara ribuan sel berkomunikasi,
memungkinkan masing-masing untuk melakukan sebuah fungsi vital
11. Memperbaiki dan memperbahrui jaringan tubuh
Gambar . Mekanisme kerja stem cell
G. Cara Memperoleh Stem Cell
Stem Cell dapat diperoleh dengan menggunakan teknik transplantasi. Ada
tiga macam teknik transplantasi berdasarkan sumbernya, yaitu :
1. Transplantasi dari Sumsum Tulang Belakang
Transplantasi sumsum tulang digunakan sebagai pengobatan leukimia dan
anemia aplastik. Pengobatan dengan cara ini memiliki tingkat keberhasilan
yang terus meningkat dan sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu. Sumsum
tulang kaya akan Stem Cell hematopoetik.
Prosedur memperolehnya yaitu sumsum tulang diambil dari tulang panggul
pendonor. Kemudian sumsum tersebut disuntikkan pada pembuluh vena pasien.
Bila prosesnya lancar, maka sumsum tulang tersebut akan menyatu di dalam
tulang pasien hingga seluruhnya tergantikan oleh sumsum tulang yang baru.
2. Transplantasi Stem Cell Darah Tepi
Stem Cell pada peredaran darah tepi memang tidak sebanyak pada sumsum
tulang, sehingga agar jumlahnya dapat mencukupi maka pendonor diberi
penstimulasi agar Stem Cell hematopoetik dapat bergerak dari sumsum ke
peredaran darah.
3. Transplantasi Stem Cell Tali Pusat
Tali pusat atau plasenta atau ari-ari ternyata memiliki Stem Cell yang sama
seperti pada sumsum tulang bahkan Stem Cell darah tali pusat memiliki
keunggulan dibanding pada sumsum tulang dan darah tepi pada pasien tertentu.
Transplantasi Stem Cell tali pusat ini telah mengubah bahan sisa proses
pertumbuhan janin menjadi sumber penyembuh yang sangat ampuh.
Penggunaan Stem Cell ini telah menyelamatkan banyak jiwa yang mengidap
penyakit leukimia dan penyakit kekebalan tubuh lainnya.

H. Manfaat atau Penggunaan Stem Cell

Dalam satu dekade terakhir, pengobatan dengan Stem Cell menjadi lebih
populer. Keberhasilan dalam menangani penyakit saraf seperti parkinson dan
huntington telah membuktikan keberhasilan pengobatan berbasis Stem Cell ini.
Selain pengobatan untuk penyakit saraf, pengobatan ini mulai digunakan untuk
mengobati kerusakan organ tubuh, penyakit jantung, kanker, diabetes, bahkan
HIV/AIDS. Meski pengobatan berbasis Stem Cell ini sangat menjanjikan, namun
terdapat kendala-kendala misalnya kesulitan dalam kultur Stem Cell embrionik,
resiko penolakan sel oleh tubuh pasien serta biaya yang sangat mahal.

Stem Cell sangatlah spesial karena sel ini dapat berubah bentuk menjadi sel
apa saja, apakah sel jantung, sel hati, sel kulit dan sebagainya. Penemuan
bagaimana aktifitas Stem Cell ini sangat mengejutkan dunia kedoteran dan
menarik minat yang cukup tinggi untuk meneliti lebih lanjut mengenai kinerja
Stem Cell khususnya di dunia medis dan kecantikan, apakah untuk teraphy
penyembuhan penyakit dan untuk teraphy kecantikan kulit. Karena manfaat Stem
Cell ini dapat memperbaharui sel-sel organ yang mati dan meregenerasi dirinya
sendiri dengan mengganti sel-sel yang mati tadi menjadi sel-sel yang baru.

Seiring bertambahnya usia, polusi, pola makan yang salah dan pola hidup
yang tidak sehat serta efek samping dari obat-obatan kimiawi, maka kemampuan
stemcell dari organ tubuh kita untuk melakukan regenerasi akan menurun. Hal ini
mengakibatkan jumlah sel yang diregenerasi semakin berkurang sehingga
menimbulkan kerusakan jaringan dan melemahkan fungsi organ - organ tubuh
kita, melemahkan daya tahan tubuh, penuaan dini dan rentan terhadap
penyakit.Oleh sebab itu peneliti dalam dunia kesehatan berusaha untuk
menemukan cara yang efektif yang dapat memicu agar sel induk bisa bekerja lebih
aktif sehingga dapat menggantikan kerusakan sel tubuh yang terjadi setiap
hari.Stemcell sudah menjadi pembicaraan dan rebutan berbagai negara di bidang
kesehatan dan kecantikan, karena dapat menambah harapan hidup manusia.

Stem cell dapat digunakan untuk keperluan baik dalam bidang riset maupun
pengobatan. Adapun penggunaan kultur stem cell adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan Stem Cell Dalam Riset

a. Terapi Gen

b. Mengetahui proses biologis yaitu perkembangan organisme dan


perkembangan kanker. Melalui stem cell dapat dipelajari nasib sel, baik
sel normal maupun sel kanker.

c. Penemuan dan pengembangan obat baru, yaitu untuk mengetahui efek


obat terhadap berbagai jaringan.Terapi sel (cell based therapy)

Ada 3 golongan penyakit yang dapat diatasi oleh stem cell:

a. Penyakit autoimun

b. Penyakit degeneratif

c. Penyakit keganasan

Ada beberapa alasan mengapa stem cell merupakan calon yang bagus dalam
cell based therapy:

a. Stem cell tersebut dapat diperoleh dari pasien itu sendiri. Artinya
transplantasi dapat bersifat autolog sehingga menghindari potensi rejeksi.
Berbeda dengan transplantasi organ yang membutuhkan organ donor yang
sesuai (match), transplantasi stem cell dapat dilakukan tanpa organ donor
yang sesuai.

b. Mempunyai kapasitas proliferasi yang besar sehingga dapat diperoleh sel


dalam jumlah besar dari sumber yang terbatas. Misalnya pada luka bakar
luas, jaringan kulit yang tersisa tidak cukup untuk menutupi lesi luka
bakar yang luas. Dalam hal ini terapi stem cell sangat berguna.

c. Mudah dimanipulasi untuk mengganti gen yang sudah tidak berfungsi lagi
melalui metode transfer gen. Hal ini telah dijelaskan dalam penjelasan
mengenai terapi gen di atas.

d. bermigrasi ke jaringan target dan dapat berintegrasi ke dalam jaringan


serta berinteraksi dengan jaringan sekitarnya.

2. Penggunaan Stem Cell Dalam Pengobatan Penyakit

Para ahli saat ini sedang giat melakukan berbagai penelitian untuk
menggunakan stem cell dalam mengobati berbagai penyakit. Penggunaan stem
cell untuk mengobati penyakit dikenal sebagai Cell Based Therapy. Prinsip
terapi yang dimaksud adalah dengan melakukan transplantasi stem cell pada
organ yang rusak.

Adapun contoh penggunaanya yaitu:

a. Penggunaan sel punca embrionik untuk mengobati cidera pada medula


spinalis (spinal cord)

Cidera pada medula spinalis disertai demielinisasi menyebabkan


hilangnya fungsi neuron. Sel punca dapat mengembalikan fungsi yang
hilang dengan cara melakukan remielinisasi. Percobaan dengan sel punca
embrionik tikus dapat menghasilkan oligodendrosit yang kemudian dapat
menyebabkan remielinisasi akson yang rusak.

b. Penggunaan sel punca pada penyakit stroke

Pada penyakit stroke dicoba untuk menggunakan sel punca mesenkim


(mesenchymal stem cell) dari sumsum tulang autolog. Penelitian ini
didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Mesenchymal stem cells diperoleh dari aspirasi sumsum tulang. Setelah
disuntikkan perifer MSC akan melintas sawar darah otak pada daerah otak
yang rusak. Pemberian MSC intravenous akanmengurangi terjadinya
apoptosis dan menyebabkan proliferasi sel endogen setelah terjadinya
stroke.
c. Penggunaan sel punca dalam pengobatan diabetes
Pada diabetes, terjadi kekurangan insulin atau kurangnya kepekaan
terhadap insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau Langerhans
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin. Pada awalnya, kira-kira 10
tahun yang lalu, hanya 8% transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil.
Hal ini terjadi karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan
sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang dibutuhkan, makin
besar pula kebutuhan metabolik pada sel penghasil insulin
d. Penggunaan sel punca untuk skin replacemen
Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell, maka
peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang diperoleh dari
folikel rambut yang dicabut. Hal ini memungkinkan transplantasi epidermis
autolog, sehingga menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin
replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
e. Penggunaan sel punca dalam penyakit Parkinson
f. Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-neuron nigra-striatal,
yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan
neurotransmiter yangberperan dalam gerakan tubuh yang halus. Dengan
berkurangnya dopamin, maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala
gangguan gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin
diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson. Tahun 2001,
dilakukan penelitian dengan menggunakan jaringan mesensefalik embrio
manusia yang mengandung neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut
ditransplantasikan ke dalam otak penderita Parkinson berat dan dipantau
dengan alat PET (Positron Emission Tomography).
g. Penggunaan sel punca dalam pengobatan HI
Pada awalnya pengobatan HIV/AIDS ditemukan tidak sengaja dalam
pengobatan penyakit leukemia dengan sistem stem sel. Dimana HIV/AIDS
menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh menjadi rentan terhadap
gangguan virus atau penyakit. Dengan sel punca maka sel-sel yang
mengalami degradasi akan tergantikan sehingga kekebalan tubuh pengidap
akan berangsur pulih. Namun setelah itu terjadi mutasi gen yang
mengakibatkan sel darah menjadi resisten terhadap virus HIV

I. Kelebihan Dan Kekurangan Teknologi Stem Cell

Dalam penggunaannya stem cell memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan


antara lain:

1. Penggunaan sel induk embrionik (embryonic stem cell) pada terapi sel

Kelebihan:

a. Mudah didapatkan, biasanya dapat diperoleh dari klinik fertilitas.

b. Bersifat pluripotent artinya mempunyai kemampuan untuk berdifferensiasi


menjadi berbagai macam sel yang merupakan turunan ketiga lapis germinal
(ektoderm, mesoderm dan endoderm), tetapi tidak dapat membentuk
selubung embrio.

c. Immortal artinya dapat berumur panjang sehingga dapat memperbanyak


diri ratusan kali pada media kultur.

d. Reaksi penolakan tehadap imunitas rendah.


Kekurangan:
a. Dapat bersifat karsinogenik artinya setiap kontaminasi dengan sel yang
tidak berdifferensiasi dapat menimbulkan kanker.
b. Selalu bersifat allogenik yaitu sel induk yang diambil berasal dari pendonor
yang cocok, umumnya keluarga atau orang lain yang cocok sehingga
berpotensi menimbulkan terjadinya rejeksi immunitas.
c. Secara kode etik masih kontroversial, di mana yang menjadi kontroversi
dalam penggunaan stem cell embrio yakni sumber sel tersebut (embrio).
Pengklonan embrio manusia untuk memperoleh stem cell menimbulkan
kontroversi karena pengklonan manusia tersebut ditentang oleh semua
agama, hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa embrio berstatus sama
dengan manusia menyebabkan hal tersebut tidak dapat diterima. Selain itu
status moral embrio, apakah embrio harus diperlakukan sebagai manusia
atau sebagai sesuatu yang berpotensi untuk menjadi manusia atau sebagai
jaringan hidup tubuh lainnya masih menjadi kontroversi.
2. Penggunaan sel induk dewasa (adult stem cell)
Kelebihan:
a. Dapat diperoleh dari sel pasien sendiri sehingga dapat menghindari
terjadinya penolakan imun.
b. Sel induk dewasa sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih
sederhana.
c. Penggunaan sel induk dewasa tidak terlalu menimbulkan problem etika.
Kekurangan
a. Sel induk dewasa ditemukan dalam jumlah kecil di 12 tempat yang berbeda
dalam tubuh (otak, darah, kornea, retina, jantung, lemak, kulit, daerah gigi,
pembuluh darah pada sumsum tulang belakang, otot tengkorak, dan usus).
sehingga sulit mendapatkan sel induk dewasa dalam jumlah banyak.
b. Masa hidupnya tidak selama sel induk embrionik.
c. Bersifat multipotent, yaitu dapat berdiferensiasi menjadi lebih dari satu
macam sel sehingga differensiasi tidak seluas sel induk embrionik yang
bersifat pluripotent.
3. Penggunaan sel induk dari darah tali pusat
Kelebihan:
1) Mudah diperoleh, karena sudah tersedia di bank darah tali pusat.
2) Siap pakai, karena telah melalui proses prescreening, testing dan
pembekuan.
3) Kontaminasi virus sangat minimal dibandingkan dengan sel induk yang
berasal dari sumsum tulang.
4) Cara pengambilannya mudah, tidak beresiko dan menyakiti donor.
Kekurangan:
1) Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa penyakit genetik
yang terdeteksi saat lahir sehingga diperlukan pengamatan setelah donor
meningkat menjadi dewasa
2) Jumlah sel induk relatif terbatas sehingga ada ketidaksesuaian antara
jumlah sel induk yang diperlukan resipien dengan jumlah yang tersedia
dari donor.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi gen pada penyakit kanke rmasih dalam tahap penelitian, tetapi
kemajuan yang pesat telah diperoleh pada beberapa uji klinik. Walaupun banyak
tantangan yang harus dihadapi, namun metode ini, telah menunjukkan toleransi
yang baik dan efektif bagi sejumlah kanker. Secara umum, terapi gen dilakukan
dengan cara mengganti atau menginaktifkan gen yang tidak berfungsi,
menambahkan gen fungsional, atau menyisipkan gen ke dalam sel untuk
membuat sel berfungsi normal. Pendekatan-pendekatan dalam pengobatan
kanker untuk terapi gen dapat dilakukan dengan koreksi kecepatan pertumbuhan
pada sel-sel kanker, kontrol kematian sel, membuat sistem imun membunuh sel-
sel kanker dan dengan strategi bunuh diri. Untuk pasien-pasien dengan kanker
yang tidak responsif terhadap penanganan konvensional, maka terapi gen
tampaknya perlu dipertimbangkan.

Stem cell merupakan sel induk yang terdapat pada benda-benda hidup seperti
manusia, hewan dan tumbuhan.stemcell atau sel induk adalah bagian dasar dari
semua organ tubuh yang berfungsi untuk memicu regenerasi jaringan organ tubuh
kita

B. Saran

Makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, maka untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran baik oleh Dosen pengampu maupun
dari teman-teman lainya agar kami dapat memperbaikinya dimasa akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Rahayu, Tita. Terapi Gen Senjata Baru Melawan
Kanker. http://www.rumahkanker.com (4 Oktober 2014).
Wargasetia, Teresa Liliana. Terapi Gen pada Penyakit Kanker. http://www.60-175-1-
PB.com.pdf (4 Oktober 2014).

https://www.academia.edu/41387597/MAKALAH_STEM_CELL

http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/04/stem-cell.html

Anda mungkin juga menyukai