Disusun Oleh:
Eko budi Setiyono (18202060)
Rinaldy Andriansyah (1820206032)
C. Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Faktor resiko secara fisiologi.
1. Umur ( 20 – 50 tahun ).
2. Kurangnya latihan fisik.
3. Postur yang kurang anatomis.
4. Kegemukan.
5. Scoliosis parah.
6. HNP.
7. Spondilitis.
8. Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
9. Osteoporosis.
10. Merokok.
Faktor resiko dari lingkungan.
1. Duduk terlalu lama.
2. Terlalu lama pada getaran.
3. Keseleo atau terpelintir.
4. Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ).
5. Vibrasi yang lama.
Faktor resiko dari psikososial.
1. Ketidak nyamanan kerja.
2. Depresi.
3. Stress.
D. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Guna kerangka.
1. Menahan seluruh bagian-bagian badan (Menopang tubuh).
2. Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak,jantung dan paru-paru.
3. Tempat melekatnya otot-otot dan pergerakan tubuh dengan perantaraan otot.
4. tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah.
5. Memberi bentuk pada bangunan tubuh.
Ruas-ruas tulang belakang.
Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama,hanya ada
bedanya sedikit tergantung pada kerja yang ditanganinya.
Ruas-ruas ini terdiri atas beberapa bagian :
1. badan ruas merupakan bagian yang terbesar,bentuknya tebal dan kuat,terletak
disebelah depan.
2. Lengkung luas.
Bagian yang melingkari dan melindungi lubang luas tulang belakang terletak di
sebelah belang dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu :
1. Prosesus spinosus / taju duri.
Terdapat ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang.
2. Prosesus tranversum / taju sayap.
Terdapat disamping kiri dan kanan lengkung luas.
3. Prosesus artikulasi / taju penyendi.
Membentuk persendian dengan ruas tulang belakang (vertebralis).
Fungsi ruas tulang belakang.
1. Menahan kepela dan alat-alat tubuh yang lain..
2. Melindungi alat halus yang ada didalamnya (sum-sum belakang).
3. Tempat melekatnya tulang iga dan tulang pinggul.
4. Menentukan sikap tubuh.
Ruas-ruas tulang belakang ini tersusun dari atas kebawah dan diantara masing-masing ruas
dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut cakram antara ruas sehingga tulang belakang
bias tegak dan membungkuk. Disamping itu disebelah depan dan belakangnya terdapat
kumpulan serabut-serabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang.
Ditengah-tengah bagian ruas-ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang disebut
saluran sum-sum belakang (kanalis medulla spinalis) yang didalamnya terdapat sum-sum
tulang belakang.
Bagian-bagian dari ruas tulang belakang.
1. Vertebra sedrvikalis (tulang leher) 7 ruas mempunyai badan ruas kecil dan lubang
ruasnya besar. Pada tagu sayapnya terdapat lubang tempat lalunya syarap yang disebut
For Amentuam Versalis (Foramentuan Versorium). Ruas pertama vertebra servikalis
disebut Atlas yang memungkinkan kepala berputar kekiri dan kekanan. Ruas kedua
disebut prosesus ke 7 mempunyai taju yang disebut Prosesus Prominan,taju ruiasnya agak
panjang.
2. Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12 ruas,badan ruasnya besar dan
kuat. Taju durinya panjang dan melengkung,pada daerah bagian dataran sendi sebelah
atas,bawah,kiri dan kanan ini membentuk persendian dengan tulang iga.
3. vertebra lumbalis (tulang pinggul) terdiri dari 5 ruas,badan ruasnya besar,tebal dan
kuat. Taju durinya agak picak bagi ruas dari ruas ke 5 agak menonjol disebut
Promontorium.
4. vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) terdiri dari 5, yang membentuk sakrum
atau tulang kelangkang.
5. vertebra Koksigius (tulang ekor) terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi
sebuah tulang yang disebut Os Koksigialis dapat bergerak sedikit karena membentuk
persendian dengan sacrum.
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)
Anatomi Lumbal
F. Manifestasi Klinik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Perubahan dalam gaya berjalan.
1. Berjalan terasa kaku.
2. Tidak bias memutar punggung.
3. Pincang.
Persyarafan
1. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada
kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak
dirangsang.
2. Tidak terkontrol Bab dan Bak.
Nyeri.
1. Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
2. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
3. Nyeri otot dalam.
4. Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
5. Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
6. Nyeri pada pertengahan bokong.
7. Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.
G. Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
1. Penata Laksanaan Keperawatan.
- Informasi dan edukasi.
- Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat
badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin)
masase, traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda,
berenang (tergantung kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)
- NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas
termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan
posisi tubuh dan aktivitas.
2. Medis
a. Formakoterapi.
- NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat),
injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
- NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan
(gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker
(klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan)
b. Invasif non bedah
- Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
- Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang
intractable)
c. Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
- Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif.
- Defisit neurologik memburuk.
- Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
- Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan
radiologik.
H. Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
1 Neurofisiologik
- Electromyography (EMG)
- Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4
minggu
- Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan
elektrofisiologik tidak dianjurkan.
- Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan
mielopati spinal.
2 Radiologik
- Foto polos.
- Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.
- Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
- Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
- Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP
perlengketan
- Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive
3 Laboratorium
- Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor
rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
- Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
- Likuor serebrospinal (atas indikasi)
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002
Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia,
2000
Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 04 Desember 2019.
http://nursingbegin.com/askep-lbp/.
Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 04
Desember 2019. http://sedetik.multiply.com/journa