Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

LBP ( LOW BACK PAIN )

Disusun Oleh:
Eko budi Setiyono (18202060)
Rinaldy Andriansyah (1820206032)

PROGRAM ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
LAPORAN PENDAHULUAN “LOW BACK PAIN”

A. Pengertian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


            Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri di daerah lumbasakral dan
sakroiliakal, nyeri pinggang bawah ini sering disertai penjalaran ketungkai
sampai kaki (Harsono, 2000)
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual maupun potensial. Peraturan utama dalam
merawat pasien dengan nyeri adalah bahwa semua nyeri adalah nyata, meskipun
penyebabnya tidak diketahui. Oleh karena itu, keberadaan nyeri adalah berdasarkan
hanya pada laporan pasien.
Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis
walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada
masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).
Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus
pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).
Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada
muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen
lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter
vertebra dan kaki yang tidak sama panjang.
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah
nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau
terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus
pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

B.    Etiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
o  Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
o  Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis
spinal, spondilitis,osteoartritis.
 Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
 Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
 Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
 Kegemukan.
 Mengangkat beban dengan cara yang salah.
 Keseleo.
 Terlalu lama pada getaran.
 Gaya berjalan.
 Merokok.
 Duduk terlalu lama.
 Kurang latihan (oleh raga).
 Depresi /stress.
 Olahraga (golp,tennis,sepak bola).

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)

C.    Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Faktor resiko secara fisiologi.
1.      Umur ( 20 – 50 tahun ).
2.      Kurangnya latihan fisik.
3.      Postur yang kurang anatomis.
4.      Kegemukan.
5.      Scoliosis parah.
6.      HNP.
7.      Spondilitis.
8.      Spinal stenosis ( penyempitan tulang belakang ).
9.      Osteoporosis.
10.   Merokok.
Faktor resiko dari lingkungan.
1.      Duduk terlalu lama.
2.      Terlalu lama pada getaran.
3.      Keseleo atau terpelintir.
4.      Olah raga ( golp,tennis,gymnastik,dan sepak bola ).
5.      Vibrasi yang lama.
Faktor resiko dari psikososial.
1.      Ketidak nyamanan kerja.
2.      Depresi.
3.      Stress.
D.    ANATOMI DAN FISIOLOGI
Guna kerangka.
1.      Menahan seluruh bagian-bagian badan (Menopang tubuh).
2.      Melindungi alat tubuh yang halus seperti otak,jantung dan paru-paru.
3.      Tempat melekatnya otot-otot dan pergerakan tubuh dengan perantaraan otot.
4.      tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah.
5.      Memberi bentuk pada bangunan tubuh.
Ruas-ruas tulang belakang.
Bentuk dari tiap-tiap ruas tulang belakang pada umumnya sama,hanya ada
bedanya sedikit tergantung pada kerja yang ditanganinya.
Ruas-ruas ini terdiri atas beberapa bagian :
1.      badan ruas merupakan bagian yang terbesar,bentuknya tebal dan kuat,terletak
disebelah depan.
2.      Lengkung luas.
Bagian yang melingkari dan melindungi lubang luas tulang belakang terletak di
sebelah belang dan pada bagian ini terdapat tonjolan yaitu :
1.      Prosesus spinosus / taju duri.
Terdapat ditengah-tengah lengkung luas,menonjol kebelakang.
2.      Prosesus tranversum / taju sayap.
Terdapat disamping kiri dan kanan lengkung luas.
3.      Prosesus artikulasi / taju penyendi.
Membentuk persendian dengan ruas tulang belakang (vertebralis).
Fungsi ruas tulang belakang.
1.      Menahan kepela dan alat-alat tubuh yang lain..
2.      Melindungi alat halus yang ada didalamnya (sum-sum belakang).
3.      Tempat melekatnya tulang iga dan tulang pinggul.
4.      Menentukan sikap tubuh.
Ruas-ruas tulang belakang ini tersusun dari atas kebawah dan diantara masing-masing ruas
dihubungkan oleh tulang rawan yang disebut cakram antara ruas sehingga tulang belakang
bias tegak dan membungkuk. Disamping itu disebelah depan dan belakangnya terdapat
kumpulan serabut-serabut kenyal yang memperkuat kedudukan ruas tulang belakang.
Ditengah-tengah bagian ruas-ruas tulang belakang terdapat pula suatu saluran yang disebut
saluran sum-sum belakang (kanalis medulla spinalis) yang didalamnya terdapat sum-sum
tulang belakang.
Bagian-bagian dari ruas tulang belakang.
1.      Vertebra sedrvikalis (tulang leher) 7 ruas mempunyai badan ruas kecil dan lubang
ruasnya besar. Pada tagu sayapnya terdapat lubang tempat lalunya syarap yang disebut
For Amentuam Versalis (Foramentuan Versorium). Ruas pertama vertebra servikalis
disebut Atlas yang memungkinkan kepala berputar kekiri dan kekanan. Ruas kedua
disebut prosesus ke 7 mempunyai taju yang disebut Prosesus Prominan,taju ruiasnya agak
panjang.
2.      Vertebra Torakalis (tulang punggung) terdiri dari 12 ruas,badan ruasnya besar dan
kuat. Taju durinya panjang dan melengkung,pada daerah bagian dataran sendi sebelah
atas,bawah,kiri dan kanan ini membentuk persendian dengan tulang iga.
3.      vertebra lumbalis (tulang pinggul) terdiri dari 5 ruas,badan ruasnya besar,tebal dan
kuat. Taju durinya agak picak bagi ruas dari ruas ke 5 agak menonjol disebut
Promontorium.
4.      vertebra sakralis (ruas tulang kelangkang) terdiri dari 5, yang membentuk sakrum
atau tulang kelangkang.
5.      vertebra Koksigius (tulang ekor) terdiri dari 4 ruas. Ruas-ruasnya kecil dan menjadi
sebuah tulang yang disebut Os Koksigialis dapat bergerak sedikit karena membentuk
persendian dengan sacrum.
LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN / LBP)
Anatomi Lumbal

E.     Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)


1.      Mekanisme terjadinya nyeri pada Low Back Pain Nyeri yang ada pada low Back Pain
2 macam:
a.   Nyeri Nosiseptif
b.   Nyeri Neuropatik
Bangunan peka nyeri yang terdapat di punggung bawah adalah periosteum, 1/3
bangunan luar annulus fibroseptor (bagian fibrosa dari diskus intervertebralis)
ligamentum kapsula artikularis, fasia dan otot. Semua banguan tersebut mengandung
nosiseptor yang peka terhadap berbagai stimulus(mekanik, termal, kimiawi). Bila
reseptor dirangsang oleh sebagian stimulus lokal akan, dijawab dengan pengeluaran
sebagai mediator inflamasi dan substansia lainnya yang menyebabkan timbulnya
persepsinyeri., hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan
untuk memungkinkan berlangsung proses penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk
mencegah kerusakan yang lebih berat adalah spasme otot yang membatasi pergerakan.
Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan munculnya titik
picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri. Pembungkus syaraf
juga, kaya akan nosiseptor yang merupakan akhiran dari nervi nervorum yang juga
berperan sebagai sumber nyeri nosiseptif inflamasi, terutama nyeri yang dalam dan
sulit dilokalisir. Berbagai jenis rangsangan tadi akan mengantisipasi nosiseptor,
langsung menyebabkan nyeri dan sensitisasi menyebabkan hiperalgesia. Nyeri yang
diakibatkan oleh aktivitas nosiseptor ini disebut nyeri nosiseptif.
2.      Mekanisme Nyeri Neurepatik Pada LBP
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang didahului atau disebabkan oleh lesi atau
disfungsi primer pada system syaraf. Nyeri neuropatik yang sering ditemukan pada
LBP berupa penekanan atau jeratan radiks syaraf oleh karena  Hernia Nukleus
Pulposus (HNP, penyempitan kanalis spinalis, pembengkaan artikulasio atau jaringan
sekitarnya, fraktur mikro (misalnya penderita osteoporosis), penekanan oleh tumor
dan sebagainya.
Penanganan pada radiks saraf, terdapat 2 kemungkinan:
a.      Penekanan hanya terjadi pada selaput pembungkus syaraf yang kaya nosiseptor dari
nervi nervorum, yang menimbulkan inflamasi, nyeri dirasakan distribusi serabut
syaraf tersebut. nyeri bertambah jika terdapat peperangan serabut syarap, misalnya
karena pergerakan.
b.      Penekanan sampai mengenai serabut syaraf, sehingga ada kemungkinan terjadi
gangguan keseimbangan neuron sensorik melalui pelabuhan molekuler. Perubahan
molekuler menyebabkan aktivitas SSA menjadi abnormal, timbul aktifitas ektopik
(aktivitas di luar nosiseptor), akumulasi saluran ion Natrium (SI-Na dan saluran ion
baru di daerah lesi).  Penumpukan SI-Na naupun saluran ion baru didaerah lesi
menyebabkan timbulnya mechsno-hot-sopt yang sangat peka terhadap rangsangan
mekanikal maupun termal(hiperagesia mekanikal dan termal). Ditemukan juga
pembentukan reseptor adrener menyebabkan stress psikologi yang mampu
memperberat nyeri. Aktivitas ektopik menyebabkan timbulnya nyeri neuropatik baik
yang sepontan seperti parestesia, disestisia, nyeri seperti kesetrum dan sebagainya,
yang membedakan dengan nyeri inflamasi maupun yamg dibangkitkan seperti hiperal
dan alodinia. Terjadinya hiperalgesia dan alodinia pada nyeri ncuropatik juga
disebabkan oleh adanya fenomena wind-up, LTP dan perubahan fenotip AB. Pada
nyeri nosiseptif, inhibisi meningkat sedang pada nyeri neuropatik terutama
disebabkan penurunan reseptor opioid di neuron  kornu dorsalis dan peningkatan
cholesystokinin (CCK) yang menghambat kerja reseptor opioid.
 

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN /


LBP)
           Pathway LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN
/ LBP)

F.     Manifestasi Klinik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Perubahan dalam gaya berjalan.
1.     Berjalan terasa kaku.
2.     Tidak bias memutar punggung.
3.     Pincang.
Persyarafan
1.     Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan sensasi pada
kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak
dirangsang.
2.     Tidak terkontrol Bab dan Bak.
Nyeri.
1.       Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
2.       Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
3.       Nyeri otot dalam.
4.       Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
5.       Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
6.       Nyeri pada pertengahan bokong.
7.       Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.
G.    Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
1.      Penata Laksanaan Keperawatan.
-            Informasi dan edukasi.
-            Pada NPB akut : Imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat
badan, posisi tubuh dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin)
masase, traksi (untuk distraksi tulang belakang), latihan : jalan, naik sepeda,
berenang (tergantung kasus), alat Bantu (antara lain korset, tongkat)
-            NPB kronik: psikologik, modulasi nyeri (TENS, akupuntur, modalitas
termal), latihan kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan
posisi tubuh dan aktivitas.
2.       Medis
a.     Formakoterapi.
-       NPB akut: Asetamenopen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat),
injeksi epidural (steroid, lidokain, opioid) untuk nyeri radikuler
-       NPB kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin) antikonvulsan
(gabapentin, karbamesepin, okskarbasepin, fenitoin), alpha blocker
(klonidin, prazosin), opioid (kalau sangat diperlukan)
b.     Invasif non bedah
-            Blok saraf dengan anestetik lokal (radikulopati)
-            Neurolitik (alcohol 100%, fenol 30 % (nyeri neuropatik punggung bawah yang
intractable)
c.      Bedah
HNP (Hernia Nukleus Pulposus), indikasi operasi :
-            Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari empat minggu: nyeri
berat/intractable / menetap / progresif.
-            Defisit neurologik memburuk.
-            Sindroma kauda.
Stenosis kanal : setelah terjadi konservatif tidak berhasil
-            Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan
radiologik.
H.    Pemeriksaan Diagnostik Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
1       Neurofisiologik
-            Electromyography (EMG)
-            Need EMG dan H-reflex  dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4
minggu
-            Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan
elektrofisiologik tidak dianjurkan.
-            Somatosensory Evoked Potensial (SSEP). Berguna untuk stenosis kanal dan
mielopati spinal.
2       Radiologik
-            Foto polos.
-            Tidak direkomendasikan untuk evaluasi rutin penderita NPB.
-            Direkomendasikan untuk menyampingkan adanya kelainan tulang.
-            Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI)
-            Diindikasikan untuk mencari penyebab nyeri antara lain tumor, HNP
perlengketan
-            Discography tidak direkomendasikan pada NPB oleh karena invasive
3       Laboratorium
-            Laju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CRP), faktor
rematoid, fosfatase alkali / asam, kalsium (atas indikasi)
-            Urinalisa, berguna untuk penyakit non spesifik seperti infeksi, hematuri
-            Likuor serebrospinal (atas indikasi)

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN /


LBP)
I.       Asuhan Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
1.      Pengkajian Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Data fokus yang perlu dikaji:
a.     Riwayat kesehatan
1)     Riwayat Penyakit
a)     Keluhan Utama (keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan
pengkajian)
b)     Riwayat penyakit sekarang
           Diskripsi gejala dan lamanya
           Dampak gejala terhadap aktifitas harian
           Respon terhadap pengobatan sebelumnya
           Riwayat trauma
c)      Riwayat Penyakit Sebelumnya
           Immunosupression (supresis imun)
           Penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas (kangker)
           Nyeri yang menetap merupakan pertimbangan untuk kangker atau
infeksi.
           Pemberatan nyeri di kala terbaraing (tumor instraspinal atau
infeksi) atau pengurangan nyeri (hernia nudeus pulposus / HNP)
           Nyeri yang paling berat di pagi hari (spondiloartropati seronegatif:
ankylosing spondyli-tis, artristis psoriatic, spondiloartropati
reaktif, sindroma fibromialgia)
           Nyeri pada saat duduk (HNP, kelainan faset sendi, stenosis kanal,
kelahinan otot paraspinal, kelainan sendi sakroilikal, spondilosis /
spondilolisis / spondilolistesis, NPB-spesifik)
           Adanya demam (infeksi)
           Gangguan normal (dismenore, pasca-monopause /andropause)
           Keluhan visceral (referred pain)
           Gangguan miksi
           Saddle anesthesia
           Kelemahan motorik ekstremitas bawah (kemungkinan lesi kauda
ekwina)
           Lokasi dan penjalaran nyeri.
b.     Pemeriksaan fisik
1)      Keadaan Umum
2)     Pemeriksaan persistem
3)     Sistem persepsi dan sensori
(pemeriksaan panca indera : penglihatan, pendengaran, penciuman,
pengecap, perasa)
4)     Sistem persarafan (Pemeiksaan neurologik)
           Pemeriksaan motorik
           Pemeriksaan sens sensorik.
           Straight leg Raising (SLR), test laseque (iritasi radisks L5 atau S 1) cross
laseque(HNP median) Reverse Laseque (iritasi radik lumbal atas)
           Sitting knee extension (iritasi lesi iskiadikus)
           Pemeriksaan system otonom
           Tanda Patrick (lasi coxae) dan kontra Patrick (lesi sakroiliaka)
           Tes Naffziger
           Tes valsava.
5)     Sistem pernafasan
(Nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan jalan nafas.)
6)     Sistem kardiovaskuler
(Nilai tekanan darah, nadi, irama, kualitas, dan frekuensi)
7)     Sistem Gastrointestinal
(Nilai kemampuan menelan,nafsu makan, minum, peristaltic dan eliminasi)
8)     Sistem Integumen
(Nilai warna, turgor, tekstur dari kulit pasien )
9)     Sistem Reproduksi
( Untuk pasien wanita )
10)  Sistem Perkemihan
(Nilai Frekuensi Bak, warna, bau, volume )
c.      Pola fungsi kesehatan
1)     Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2)     Pola aktifitas dan latihan
(Cara berjalan : pincang, diseret, kaku (merupakan indikasi untuk
pemeriksaan neurologis))
3)     Pola nutrisi dan metabolisme
4)     Pola tidur dan istirahat
(Pasien LBP sering mengalami gangguan pola tidur  dikarenakan menahan
nyeri yang hebat)
5)     Pola kognitif dan perceptual
(Prilaku penderita apakah konsisten dengan keluhan nyerinya (kemungkinan
kelainan psikiatrik))
6)     Persepsi diri/konsep diri
7)     Pola toleransi dan koping stress
((Nyeri yang timbul hampir pada semua pergerakan daerah lumbal sehingga
penderita berjalan sangat hati-hati untuk mengurangi rasa sakit tersebut
(kemungkinan infeksi. Inflamasi, tumor atau fraktur))
8)     Pola seksual reproduksi
9)     Pola hubungan dan peran
10)  Pola nilai dan keyakinan
2.      Diagnosa Keperawatan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain / LBP)
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan Low Back Pain
adalah
a.     Nyeri akut b.d agen injuri (fisik muskuloskeletal)  dan system syaraf    vascular)
b.     Kerusakan mobilitas fisik b.d nyeri, kerusakan muskula skeletal, kekakuan sendi,
kontraktur)
c.      Gangguan pola tidur b.d nyeri, tidak nyaman
d.     Defisit self care b.d nyeri

LAPORAN PENDAHULUAN NYERI PUNGGUNG BAWAH (LOW BACK PAIN /


LBP)
Hadis Rasulullah SAW, yang berbunyi:

)‫البخاري‬ ُ ‫اس الصِّ َّحةُ َو ْالفَ َرا‬


‫ (رواه‬.‫غ‬ ِ َّ‫ان َم ْغب ُْو ٌن فِ ْي ِه َما َكثِ ْي ٌر ِم َن الن‬
ِ َ‫نِ ْع َمت‬
Artinya
“Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak diperhatikan),
yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Volume 1, EGC, Jakarta, 2002

Brunner & Suddarth, Alih Bahasa Monica Ester, SKP ; Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah, Edisi 8, Volume 3, EGC, Jakarta, 2002

Ruth F. Craven, EdD, RN, Fundamentals Of Nursing, Edisi II, Lippincot, Philadelphia,
2000

Askep LBP (Low Back Pain). Diakses pada tanggal 04 Desember 2019.
http://nursingbegin.com/askep-lbp/.

Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Low Back Pain. Diakses pada tanggal 04
Desember 2019.  http://sedetik.multiply.com/journa

Anda mungkin juga menyukai