Disusun dan Diajukan Sebagai Tugas Individu Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen Pengampu :
Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi
Penyusun:
3. Kompetensi Guru
Menurut Eggen dan Kauchak (2004: 7-11), ada empat kompetensi
yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan profesinya, yaitu:
Knowledge of content
Penguasaan guru pada bidang studi yang diajarkanya.
Pedagogical content knowledge
Kemampuan guru membuat materi pembelajran secara spesifik agar
dapat dipahami oleh peserta didik dengan mudah.
General pedagogical knowledge
Penguasaan prinsip-prinsip dasar pengajaran dan pengelolaan kelas.
Knowledge of learner and learning
Pemahaman tentang hakikat peserta didik dan hakikat belajar.
Interstate New Teacher Assessment and Support Consortium
(INTASC) mengemukakan sepuluh persyaratan standar guru profesional,
yaitu:
Knowledge of subject
Kemampuan guru menguasai materi pembelajaran yang diajarkan.
Learning and human development
Kemampuan guru untuk memahami bagaimana peserta didik belajar
dan bagaiman proses perkembangannya.
Adapting instruction
Kemampuan guru merancang program pembelajaran sesuai dengan
perbedaan karakteristik
Strategies
Kemampuan guru merancang strategi pembelajaran yang mampu
mengembangkan kemapuan berfikir kritis peserta didik.
Motivation and management
Kemampuan guru membangkitakan motivasi dan prilaku belajar
peserta didik.
Communication skills
Kemampuan guru berkomunikasi secara verbal dan nonverbal.
Planning
Kemampuan guru merancang materi pembelajaran agar sesuai dengan
tujuan kurikulum yang ditetapkan.
Assessment.
Kemampuan guru menentukan kemampuan dan penguasaan
pembelajaran terhadap peserta didik.
Commitment.
Ketekunan guru dalam menjalankan profesinya.
Partnership.
Kemampuan guru dalam menjalin kerjasama dengan semua unsur
penyelenggara pendidikan di dalam sekolah
Santrock (2009: 6-13) mengemukakan dua kompetensi dasar seorang
guru yang profesional, yaitu:
Professional knowledge and skills
Kemampuan guru menguasai biadang studi yang diasuhnya dengan
dibarengi kemampuan mengajar yang bermutu.
Commitment and motivation.
Menjadi guru yang berhasil dalam melaksanakan tugas harus memiliki
komitmen dan motivasi.
Lemlech (1999: 261-277) merumuskan tiga kompetensi dasar yang
harus dimiliki guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu:
Personal and professional competence.
Guru dapat menciptakan dan melaksanakan komunikasi antarpribadi,
agar dapat menigkatkan motivasi belajar dan kualitas proses
pembelajaran.
Methodological competence.
Guru dapat mengaplikasikan keterampilan dasar mengajar dalam
proses pembelajaran.
Subject matter competence.
Guru dapat menguasai bidang studi yang dia ajarkanya.
4. Implikasi Penguasaan Kompetensi
Dalam implikasi penguasaan kompetensi terhadap pelaksaan proses
pembelajaran terdapat empat dimensi, yaitu:
Dimensi peserta didik
Implikasi peenguasaan kopetensi akan tampak melalui:
a. Keberanian untuk mewujudkan minat, keinginan, serta
dorongan-dorongan yang terdapat pada peserta didik dalam
suatu proses pembelajaran.
b. Keinginan serta keberanian peserta didik mencari kesempatan
guna berperan serta dalam persiapan, proses, dan tindak lanjut
dari belajar dalam proses pembelajaran.
c. Berbagai usaha atau kreativitas belajar peserta didik dalam
menyelesaikan kegiatan belajarnya.
d. Dorongan ingin tahu yang besar dari peserta didik untuk
mengetahui dan mengerjakan sesuatu yang baru di dalam
proses pembelajaran.
e. Rasa lapang dan bebas untuk melakukan sesuatu tanpa tekanan
dari siapapun.
Dimensi guru
Implikasi peenguasaan kopetensi akan tampak melalui:
a. Usaha membina serta mendorong peserta didik untuk
meningkatkan semangat serta partisipasi secara aktif dalam
proses pembelajaran.
b. Kemampuan menjalankan fungsi dan peran guru sebagai
inovator dan motivator.
c. Sikap yang tidak mendominasi kegiatan belajar peserta didik
dalam proses pembelajaran.
d. Pemberian kesempatan bagi peserta didik untuk belajar
menurut cara, irama, dan tingkat perkembangan kemampuan
masing-masing peserta didik di dalam proses pembelajaran.
e. Kemampuan untuk menggunakan macam-macam strategi
pembelajaran serta pendekatan multimedia dalam proses
pembelajaran.
Dimensi program
Implikasi peenguasaan kopetensi akan tampak melalui:
a. Tujuan pembelajaran, konsep, maupun isi pembelajaran yang
dapat memenuhi kebutuhan, minat, dan kemampuan peserta
didik dalam proses pembelajaran.
b. Program yang dapat mengembangkan konsep maupun aktivitas
peserta didik di dalam proses pembelajaran.
Dimensi situasi belajar mengajar
Implikasi peenguasaan kopetensi akan tampak melalui:
a. Situasi belajar yang didalamnya tercipta komunikasi guru
dengan peserta didik dan peserta didik dengan peserta didik
lainnya yang edukatif, saling menghargai, saling pengertian,
hangat, dan baik dalam proses pembelajaran.
b. Adanya motivasi serta kegembiraan belajar di kalangan peserta
didik di dalam proses pembelajaran.
5. Kontribusi Psikologi Pendidikan Dalam Pengajaran
Dalam pengajaran psikologi pendidikan berperan sebagai
pengembangan pengetahuan dalam upaya memahami seluk beluk terjadinya
proses pembelajaran yang berdampak terhadap peningkatan efektivitas dan
kualitas pembelajaran dalam pengertian mampu melaksanakan tugas sebagai
profesi guru. Ada 5 jenis permasalahan yang dapat ditangani oleh guru melalui
psikologi pendidikan, yaitu:
Membantu guru untuk menetapkan tujuan pembelajaran dan peserta
didik untuk berupaya mencapaiannya.
Membantu guru untuk memahami karakteristik peserta didik.
Membantu guru untuk memahami hakikat proses belajar.
Membantu guru menentukan metode mengajar yang sesuai dengan
kondisi kelas dan materi pembelajaran.
Membantu guru untuk melaksanakan evaluasi proses pembelajaran
yang dilakukan oleh peserta didik.
6. Pengertian dan Sejarah Psikologi Pendidikan
Pengertian psikologi pendidikan
karakteristik yang terkandung dalam pengertian psikologi
pendidikan, yaitu:
a. Psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang memiliki
lingkup kajian khusus, yaitu kajian psikologi dalam konteks
pendidikan.
b. Psikologi pendidikan adalah implementasi teori, model, dan
pendekatan psikologi dalam bidang pendidikan.
c. Psikologi pendidikan mengkaji masalah-masalah psikologis
yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran, yang dijadikan
acuan dalam upaya menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif.
d. Psikologi pendidikan memberi acuan dalam upaya
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran yang
didasarkan pada potensi, tahapan perkembangan, kebutuhan,
latar belakang, kemampuan, dan kecepatan belajar peserta didik
sesuai dengan jenis, tingkatan, standar, dan tujuan pendidikan.
e. Psikologi pendidikan meletakkan dasar interaksi manusiawi
dalam proses pembela- jaran yang menjadi dasar bagi upaya
optimalisasi potensi peserta didik. Guru tidak melihat peserta
didik sebagai objek, tetapi sebagai subjek yang memiliki
keunikan, potensi, peluang, harapan, masalah, kekuatan,
kelemahan, kemampuan untuk aktualisasi diri, dan masa depan.
Sejarah perkembangan pesikologi secara umum
Kajian psikologi pendidikan telah dimulai sejak abad keempat.
Pada abad ini Democritus telah merintis penyelenggaraan perdidikan
dalam lembaga pendidikan formal. Dilanjutkan oleh Plato dan
Aristoteles, Quintilianus, dan juga Juan Luis Vives, yang banyak
menulis tentang makna dan upaya penyelenggaraan pendidikan yang di
dalamnya terkandung implikasi psikologi pendidikan, serta
Commenius.
lde Juan Luis dikembangkan kemudian oleh Herbart dan
Thorndike yang dikenal dengan Law of Exercise dengan mengambil
juga pendapat Commenius. Herbart tidak hanya meletakkan dasar
pemikiran tentang psikologi pendidikan tetapi sangat berperan dalam
mempersiapkan studi ilmiah tentang dasar-dasar penyelenggaraan
pendidikan. Konsep "schema theory" juga merupakan buah pikiran
Herbart.
Memasuki abad 20 terdapat tiga tokoh di Amerika yang mulai
menggagas secara ilmiah kajian psikologi pendidikan yaitu William
James, John Dewey dan E.L. Thorndike. Kemudian muncul nama
Mamie dan Kennneth Clark psikolog berkulit hitam yang menjadi
orang Afrika-Amerika pertama yang menjadi President of the
Psychological Assosiation. Selain itu terdapat pula psikolog Latin-
Amerika George Sanchez dan disusul oleh Leta Hollingworth yang
merumuskan istilah gifted bagi anak-anak tergolong sangat cerdas.
Sejarah perkembangan psikologi di Indonesia
Perkembangan psikologi pendidikan di Indonesia berasal dari
masuknya pendidikan di Indonesia yang dipelopori oleh Ki Hajar
Dewantara. Ki Hajar Dewantara merupakan tokoh pendidikan yang
aktif dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumunis, dan politis.
Tidak hanya itu beliau juga berperan penting sebagai penggagas
kemajuan pendidikan di Indonesia, dengan merintis pendidikan yang
juga memberi kesempatan bagi kaum pribumi.
Dalam meletakkan hakikat dan nilai pendidikan Ki Hajar
Dewantara mendasarinya dengan falsafah pendidikan yaitu ing ngarsa
sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, falsafah
pendidikan Ki Hajar Dewantara Ini mengandung makna yakni:
a. Peserta didik dipandang sebagai subjek yang memiliki potensi
dan memiliki potensi sentral dalam proses pembelajaran.
b. Pendekatan manusiawi menjadi perhatian utama dalam
melaksanakan proses pembelajaran, dan disinilah Ki Hajar
Dewantara mengaplikasikan pendekatan psikologi humanistik.
c. Ki Hajar Dewantara menetapkan peserta didik dalam kerangka
pengembangan kedewasaan berpikir dan berperilaku dalam
konteks kehidupan budaya dan masyarakat secara luas,
sehingga peserta didik mampu mengedepankan nilai-nilai
kemanusiaan yang memiliki nilai peradaban sebagai umat
manusia secara universal
d. Penghargaan nilai-nilai budaya ternyata mendapat tempat
secara proporsional dalam pengembangan nilai moral peserta
didik, dan ini tampaknya dapat dijadikan acuan dalam konteks
nilai moral secara universal
e. Peserta didik dalam konteks implementasi psikologi pendidikan
mendapat tempat secara benar, di mana peserta didik dihargai
baik dari aspek latar belakang, potensi, harga diri, dorongan
untuk percaya diri, kemandirian, dan tanggung jawab dalam
mengambil keputusan.
B. Perkembangan Kognitif dan Bahasa
1. Hakikat Perkembangan
Perkembangan kognitif dan bahasa secara empiris memiliki nisbah
perkembangan yang paralel dan berlangsung secara bertahap sesuai dengan
tahapan perkembangan anak. Perkembangan menunjuk dua istilah yang secara
substantif saling mempengaruhi, yaitu qualitative dan quantitative change.
Qualitative change menunjuk pada perkembangan kualitatif, misalnya anak
mampu dan trampil berbicara, mampu memecahkan masalah perhitungan
secara matematis, memahami perasaan orang lain dan sebagainya. Sedangkan
quantitative change menunjuk pada pertumbuhan secara kuantitas, tubah anak
bertambah tinggi, tangannya mulai memanjang, kakinya semakin kuat berjalan
dan berlari.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu
faktor nature dan nurture, continuity dan discontinuity, early dan later
experience. Keenam konsep ini tidaklah berdiri sendiri melainkan secara
kualitatif, misalnya saling mempengaruhi. Dengan kata lain, perkembangan
anak dipengaruhi oleh faktor bawaan, peran lingkungan termasuk keluarga,
teman sebaya, sekolah serta lingkungan di mana anak itu berada. Selain itu
dapat dikatakan bahwa perkembangan merupakan suatu proses yang
berkelanjutan dan berlangsung secara terus-menerus
2. Proses dan Periode Perkembangan
Proses perkembangan
Ada tiga aspek yang mempengaruhi proses perkembangan yaitu:
a. Proses biologis (biological process)
Menghasilakan perubahan dalam bentuk pertumbuhan tubuh,
perkembangan otak, penambahan tinggi dan berat,
keterampilan motorik, serta perubahan hormone menginjak
masa remaja.
b. Proses kognitif (cognitive process)
Mengahasilkan perubahan cara berfikir, inteligensi, dan bahasa.
c. Proses sosioemosional (socioemotional process)
Menyangkut perubahan bagaimana anak menjalin hubungan
dengan orang lain, erubahan emosi, dan perubahan kepribadian.
Periode perkembangan
Tahap perkembangan yaitu:
a. Usia yang terentang pada 18-24 bulan (Infancy)
b. Masa prasekolah (Early childhood)
c. Memasuki masa sekolah (Middle and late childhood)
d. Masa transisi dari anak-anak menuju ke masa dewasa
(Adolescence)
3. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Perkembangan intelektual dipengaruhi oleh:
Belajar
Melalui belajar, tumbuhlah kemampuan untuk memahami
Pengalaman
Melalui pengalaman, secara lansung anak mengalami kesulitan, upaya
perbaikan jika ada kesalahan, maupun kegembiraan jika berhasil
mengerjakannya.
Interaksi sosial
Melalui interaksi sosial, anak saling berbagi pengalaman dan
pengetahuan baru tentang nilai, aturan, dan tata krama yang semestinya
dilakukan dalam kehidupan bersama sebagai anggota masyarakat.
Penguasaan bahasa
Bahasa adalah media untuk menyapaikan pesan, ide, pendapat,
pengalaman, sehingga dapat meningkatkan penalaran anak.
Bersifat secara berkelanjutan dan relatif teratur
Kematangan, belajar, dan pengalam memberi pengaruh yang berarti
terhadap perkembangan.
Irama dan tempo perkembangan
Setiap anak memiliki perbedaan warna dan irama dalam perkembangan
yang tidak bias di samakan.
Kematangan, faktor genetik, dan usia
Usia mempengaruhi faktor genetik dan kematangan berfikir anak oleh
karena itu kemapuan anak tidak bias disamakan melalui faktor usia.
4. Perkembangan kognitif
Fungsi otak dan prilaku
a. Nervous system
Sistem berupa tubuh yang mengatur arus peredaran
komunikasi yang digerakkan oleh arus listrik yang bersifat
kimiawi. Ada beberapa karakteristik yang memiliki kekuatan
yang luar biasa yang mampu mengarahkan perilaku kita yang
disebut complexity, integration, adaptability, dan
electrochemical transmission.
Nervous system memiliki ruang ruang khusus yang
mengelola informasi dan memiliki fungsi yang berbeda ruang-
ruang khusus tersebut adalah:
1. afferent nerve, berfungsi membawa informasi ke otak
dan spinal cord
2. Efferent nerve, berfungsi membawa informasi dari otak
dan spinal cord kemudian disalurkan ke seluruh tubuh
3. neural Network, di dalam neuran sel saraf akan
diintegrasikan secara serempak dan kemudian diberi
makna
Pembagian dari nervous system manusia terdiri dari:
1. Central Nervous sistem terdiri dari otak dan spinal cord.
lebih dari 99% sel-sel saraf di dalam tubuh berlokasi di
dalam Central nervous system.
2. Peripheral nervous system adalah jaringan saraf yang
menghubungkan otak dan spinal cord dengan semua
bagian dalam tubuh.
b. Neuron
Neuron adalah sel-sel saraf yang berfungsi menangani
pemrosesan informasi.
Specializet Cell Structure
Neural impulse
pergerakan informasi dari suatu neuron ke neuron
lainnya, di mana neuron mengirim pesan melalui axon
dengan digerakkan oleh daya aliran listrik.
Synapse dan neurotransmitter
gerakan informasi melalui axon dapat diumpamakan
seperti suatu kerumunan gelombang yang bergerak
dalam sebuah Stadium.
c. Struktur otak dan fungsi fungsinya
Hindbrain
Hindbrain terletak pada bagian pantat tengkorak dan
bagian otak yang terletak paling bawah. Serta berperan
penting dalam pusat keseimbangan.
Midbrain
Midbrain terletak diantara hindrain dan forebrain.
midbrain menjadi penyalur informasi antara otak
dengan mata dan telinga.
Forebrain
Forebrand berfungsi untuk memahami berbagai
informasi, pengalaman, masa lalu, penuh percaya diri
dalam mengerjakan tugas, menghadapi tugas ujian, serta
berkaitan dengan kemampuan mengorganisasikan tugas
dan tanggung jawab.
d. Perkembangan kognitif dan faktor lainya
Para peneliti neuroscience menemukan tiga pokok
kesimpulan yang berkaitan dengan perkembangan otak:
Otak berkembang sangat cepat ketika usia awal
perkembangan anak
Otak berkembang sangat cepat pada masa peka
lingkungan memberi kontribusi yang sangat berarti bagi
pertumbuhan dan perkembangan otak
5. Teori Perkembangan Kognitif
Teori perkembangan kognitif dirumuskan oleh Jean Piaget. Konsep
dasarnya adalah intelectual organization dan adaptation. Manusia mampu
beradaptasi dan sekaligus mengorganisasikan lingkungannya. Dalam upaya
memahami proses kognitif dalam beradaptasi dan mengorganisasikan
lingkungan, Piaget mengetengahkan empat konsep dasar yang menjadi acuan
mengenai proses terjadinya perkembangan mental yakni schemata,
assimilation, accommodation, equilibration. Piaget mengemukakan bahwa
jiwa memiliki struktur, sama halnya dengan tubuh.
Schemata adalah bentuk jamak dari kata schema yang melukiskan
struktur mental atau kognitif dalam hal di mana individu melakukan
aktivitas intelektual untuk beradaptasi dan mengorganisasikan
lingkungan.
Assimilation adalah proses kognitit di mana seseorang
mengintegrasikan persepsi, aktivitas motorik, pengertian, pengetahuan
baru ke dalam schemata yang telah eksis atau bentuk perilaku.
Accommodation adalah penilaian terhadap informasi yang masuk ke
dalam schemata. Dalam konteks perkembangan accomodation
menunjuk pada perubahan secara kualitatif
assimilation menunjuk pada perubahan secara kuantitatif, dan secara
bersama-sama mendasari arah bagi penyesuaian dan perkembangan
struktur intelektual.
Proses assimilation dan accommodation mendasari pertumbuhan dan
perkembangan kognitif. Proses assimilation dan accommodation selayaknya
berlangsung paralel agar terjadi keseimbangan dan inilah yang disebut
equilibrium. Disequilibrium adalah ketidakseimbangan antara assimilation
dengan accommodation.
Piaget membagi tahapan perkembangan menjadi empat tahapan yaitu:
sensorimotor intelligence (0-2 tahun)
preoperational thought (2-7 tahun)
concrete operations (7-11 tahun)
formal operations (11-15 tahun)